BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi yang membawa pengaruh budaya barat mulai semakin marak di negeri ini. Hal-hal yang negatif sudah hampir menjadi sesuatu yang tidak lagi tabu di negeri ini. Akibat dari globalisasi ini membawa
dekadensi
moral
yang
berakibat
pada
perilaku-perilaku
menyimpang, sehingga akhlak masyarakat menjadi buruk. Kondisi ini sangat memprihatinkan apalagi jika kita melihat peran seorang anak yang kelak akan menjadi penerus generasi bangsa ini. Dampak negatif yang paling berbahaya terhadap kehidupan manusia atas kemajuan yang dialaminya, ditandai dengan adanya kecenderungan menganggap bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan hidupnya adalah nilai material. Sehingga manusia terlampau mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai spiritual
yang sebenarnya berfungsi untuk
memelihara dan mengendalikan akhlak manusia.1 Akhlak sendiri merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sebab akhlak adalah hal yang membedakan antara manusia dengan makhluk lain di muka bumi. Dengan bekal ilmu akhlak, orang dapat mengetahui batas mana yang baik dan batas mana yang dilarang. Juga dapat menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Orang yang
1
Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 17.
1
2
berakhlak dapat memperoleh irsyad, taufik, dan hidayah sehingga dapat bahagia di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan hidup oleh setiap orang selalu didambakan kehadirannya di dalam lubuk hati. Hidup bahagia merupakan hidup sejahtera, mendapat ridho Allah SWT dan selalu disenangi oleh sesama makhluk.2 Akhlak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akidah dan ibadah, karena akhlak adalah buah dari iman dan ibadah seseorang. 3 Akhlak mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena pentingnya akhlak dalam kehidupan manusia, maka dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW menyatakan sebagai berikut:
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti)”.(HR. Ahmad)”.4
Pembinaan akhlak dititikberatkan kepada pembersihan pribadi dari sifat-sifat yang berlawanan dengan tuntutan agama. Keluhuran akhlak sebagai media untuk menduduki tingkat kepribadian remaja yang berbobot Islam. Dengan pembinaan akhlak ingin dicapai terwujudnya manusia yang ideal, anak yang bertakwa kepada Allah SWT dan cerdas. Di dunia pendidikan,
2
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran (Jakarta: Amzah, 2007),
hlm. 20. 3
Imam Suraji, Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak dalam Perspektif Al-Quran dan Hadits (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011), hlm. 174-175. 4 Ahmad Ibn Hanbal, Musnad Ahmad, Juz II (Beirut: Muktabah al-Islami), hlm. 381
3
pembinaan akhlak tersebut dititik beratkan kepada pembentukan mental anak atau remaja agar tidak mengalami penyimpangan.5 Akhlak mulia hanya akan dapat ditunjukkan melalui karakter kemanusiaan dan hanya dapat dimulai jika dididik semenjak umur anak-anak menuju ketingkat remaja dan pemuda. Di samping itu akhlak mulia juga hanya akan dapat dicapai apabila menghayati dan melakukan ajaran agama Islam dengan benar dan lurus, dengan keimanan yang benar dan dengan ketaqwaan yang tinggi yaitu melakukan segala perintah serta menjauhi segala larangan Allah SWT. Seseorang yang keluar dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dapat dipastikan akan tergelincir, bahkan dilecehkan oleh orang lain dan bahkan dapat mengalami kerugian selama-lamanya. Kegiatan pembinaan kesiswaan yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pendidikan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
dan
minat
mereka
melalui
kegiatan
yang
secara
khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan pembinaan kesiswaan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.
5
147-148.
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm.
4
Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler antara lain yang telah dirumuskan berdasarkan landasan pancasila dan UUD 1945 pada dasarnya adalah manusia seutuhnya. Manusia yang seutuhnya yang dimaksudkan adalah pertama, manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, berbudi pekerti luhur. Ketiga, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Keempat, sehat jasmani dan rohani. Kelima, berkepribadian mantap dan mandiri. Keenam, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.6 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai gerakan pendidikan nonformal tampil untuk membantu dan melengkapi kekurangan pendidikan formal dan informal. Sehingga kesenjangan pendidikan karakter bangsa dapat diatasi melalui pendidikan formal dan pendidikan informal serta dimantabkan melalui pendidikan nonformal (pendidikan kepanduan). Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) sebagai organisasi otonom Muhammadiyah dipandang memiliki kontribusi besar dalam membina warga negara muda menjadi insan berkarakter baik. Hizbul Wathan yang memiliki sejarah dan kontribusi besar dalam pembangunan bangsa sejak kelahirannya untuk membentuk mereka sebagai insan yang kuat dalam aqidah, fisik dan mental, berilmu dan berteknologi serta berakhlaqul karimah. Sehingga dengan bekal itu, pandu muda Hizbul Wathan diharapkan dapat menjadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan, umat, dan bangsa. Karena itu optimalisasi peran Gerakan Kepanduan Hizbul 6
Abdul Latif, Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), hlm. 13.
5
Wathan akan memperkaya khazanah kepanduan nasional sebab dengan tiga prinsip dasarnya, yaitu pengamalan aqidah Islamiah; pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam; dan pengamalan kode kehormatan pandu. Maka akan lahir warga negara muda yang memiliki karakter baik berbasis nilai-nilai agama Islam.7 Untuk ketercapaian gerakan kepanduan Hizbul Wathan tersebut, maka kurikulum untuk setiap kegiatan pendidikan kepanduan Hizbul Wathan tersebut, tidak dapat dilepaskan dari pembinaan dan peningkatan mutu akidah Islam dengan ibadah kepada Allah swt, berhubungan dengan sesama manusia dalam lingkungan yang lebih luas melalui kegiatan-kegiatan kepanduan Hizbul Wathan yang bersifat 3M (Menarik, Menyenangkan, Menantang) dengan metode 5 Ber, yaitu bernyanyi, berceritera, bermain, berolah raga dan berpetualang/kemah. Semuanya itu, sesungguhnya sebagai media untuk terbentuknya akhlaq mulia pada setiap anggota pandu Hizbul Wathan.8 SMK Muhammadiyah Pekalongan adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah naungan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Kota Pekalongan. SMK Muhammadiyah Pekalongan merupakan salah satu sekolah yang di samping sebagai lembaga pendidikan formal berbasis Islami juga berperan dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkompeten. Sekolah ini mempunyai tujuan untuk melestarikan pendidikan Islam, sesuai visi SMK Muhammadiyah Pekalongan 7
Dikdik Baehaqi Arif. “Optimalisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan untuk Pembinaan Karakter Warga Negara Muda”, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal yang Diselenggarakan Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang, 30 April 2011. 8 http://eprints.ums.ac.id/22581/
6
yaitu
“Insan
Mulia
Berkompeten,
Displin
dan
Relegius”.
SMK
Muhammadiyah Pekalongan menampung siswa yang berasal dari berbagai kalangan dan dengan latar belakang yang berbeda. Dengan perbedaan itulah maka sifat dan akhlak siswa berbeda pula. SMK Muhammadiyah Pekalongan mempunyai berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut dapat membentuk sikap positif pada diri siswa. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler wajib yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Pekalongan adalah ektrakurikuler Hizbul Wathan. Akhlak siswa SMK Muhammadiyah Pekalongan secara umum sudah baik, hal ini bisa dilihat dari kebiasaan siswanya yang mentaati tata tertib sekolah dalam kehidupan sehari-hari. Namun, disisi lain akhlak beberapa siswa belum bisa terjaga misalnya kurang disiplin. Diharapkan dengan adamya pelaksanaan Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah Pekalongan, siswa dapat memiliki akhlak mulia, dan nantinya akan menjadi kader-kader Muhammadiyah yang berguna bagi masyarakat dan negara. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis berupaya mengkaji lebih mendalam dengan judul “Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan”.
7
B. Rumusan Masalah Rumusan
masalah
yang
berjudul
Implementasi
Kegiatan
Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan, sebagai berikut : 1.
Bagaimana implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan?
2.
Apa saja faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini untuk : 1.
Mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan.
2.
Mengetahui faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan.
D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu secara teoritis dan secara praktis. 1.
Kegunaan Penelitian Secara Teoritis
8
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian yang sejenis waktu yang akan datang. 2.
Kegunaan Penelitian Secara Praktis a. Bagi siswa, dapat membiasakan diri berakhlakul karimah. b. Bagi guru, dapat memberikan motivasi dan semangat guru dalam membentuk akhlak siswa melalui ekstrakurikuler Hizbul Wathan. c. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran atau sebagai
bahan
permasalahan
masukan berkaitan
untuk dengan
memecahkan implementasi
permasalahkegiatan
ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa dan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan di masa yang akan datang. d. Bagi peneliti sendiri, sebagai penambah pengetahuan dan wawasan mengenai implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa
E. Tinjauan Pustaka 1.
Analisis Teori dan Penelitian Terdahulu yang Relevan Menurut Oemar Hamalik, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan
9
tetapi bersifat pedagogis dan menunjang pendidikan dalam menunjang ketercapaian tujuan sekolah.9 Kepanduan
Hizbul
Wathan
adalah
organisasi
otonom
Persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan kepanduan putra maupun putri, merupakan gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumberkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah dengan jalan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam lewat jalur pendidikan kepanduan.10 Dalam Ensiklopedi Islam, Hizbul Wathan (Arab=pembela tanah air). Nama barisan pandu Muhammadiyah. Hizbul Wathan berasaskan: 1) Agama Islam dengan maksud: (a) Memasukkan pelajaran agama Islam dalam Undang-Undang dan Perjanjian Hizbul Wathan dan dalam syarat mencapai tingkat kelas; (b) Memperdalam dan meresapkan jiwa Islam dalam latihan kepanduan dan memajukan amal ibadat sehari-hari; 2) Ilmu Jiwa, yang dipakai dalam kegiatan belajar dan bermain; 3) Kemerdekaan dalam bekerja dan latihan. Tujuan dan maksud Hizbul Wathan adalah membimbing anak-anak dan pemuda supaya kelak menjadi orang Islam yang berarti.”11
9
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.181. 10 Hizbul Wathan. Prinsip Dasar Organisasi. http://www.muhammadiyah.or.id/content85-det-hizbul-wathan.html. Diakses 1 Maret 2015. 11 Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid II (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994) hlm. 119.
10
Akhlak dalam Islam adalah sikap yang digerakkan oleh aqidah, yang menimbulkan tindakan/perbuatan. Akhlak menentukan posisi manusia. Seorang muslim harus aktif berusaha agar dirinya memiliki akhlak mulia, sehingga menjadi hamba Allah.12 Akhlak menurut Ahmad Amin adalah kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu apabila dibiasakan terhadap suatu hal atau sifat tertentu, maka kebiasaan inilah yang disebut dengan akhlak.13 Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya dan ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus menerus, maka jadilah suatu bakat dan akhlak.14 Yunahar Ilyas dalam bukunya yang berjudul Kuliah Akhlaq, berpendapat bahwa pendefinisian agama (Islam) dengan akhlak yang baik itu sebanding dengan pendefinisian ibadah haji dengan wukuf di „Arafah.15 Wukuf di Arafah menentukan kesempurnaan ibadah haji. Akhlak yang baik merupakan suatu perwujudan yang sempurna dari pengamalan ajaran agama Islam.
12
Bidang DIKLAT Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Bahan Pelatihan Jaya Melati II, (Yogyakarta: Pusat Pengadaan Perlengkapan HW Kwartir Pusat Hizbul Wathan), Hlm. 32 13 Ahmad Amin , Etika Ilmu Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), hlm. 62. 14 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hlm.13. 15 Yunahar Ilyas , Kuliah Akhlaq (Yogyakarta: LPPI UMY, 2004), hlm. 7.
11
Dalam diri setiap manusia, terdapat potensi dasar yang dapat mewujudkan akhlak baik dan buruk, tetapi sebaliknya pada dirinya juga dilengkapi dengan rasio (pertimbangan pemikiran) dan agama yang dapat menuntun perbuatannya, sehingga potensi keburukan dalam dirinya dapat ditekan, lalu potensi kebaikannya dapat dikembangkan. Karena itu, manusia sejak lahir harus diberi pendidikan, bimbingan dan pembiasaan yang baik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangannya. 16 Pembinaan akhlak merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dalam dunia pendidikan. Karena tujuan pendidikan dalam Islam adalah menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa melalui ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam.17 Selain teori-teori di atas, peneliti juga menyertakan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain: a.
Moh. Abrori skripsi yang berjudul “Peran Kegiatan Kepramukaan dalam Pembinaan Karakter Siswa di SMP Negeri 02 Blado Batang”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 2 Blado Batang dapat disimpulkan bahwa kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh SMP Negeri 2 Blado telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan sudah berjalannya beberapa jenis kegiatan kepramukaan, yaitu perkemahan, jambore, latihan bersama, serta
16
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), hlm. 2. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 68-69 17
12
latihan rutin setiap satu minggu satu kali. Pembinaan karakter di SMP Negeri 2 Blado Batang juga sudah berjalan dengan baik. pembinaan karakter di sekolah tersebut menggunakan 3 macam metode, yaitu melalui setiap mata pelajaran, pembinaan karakter melalui manajemen sekolah, dan pembinaan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler.18 Perbedaan penelitian Moh. Abrori dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu 1) Penelitian yang dilakukan Moh. Abrori merupakan penelitian yang dilakukan di SMP, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian di SMK. 2) Penelitian yang dilakukan Moh. Abrori adalah pramuka, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Hizbul Wathan. 3) penelitian yang dilakukan Moh. Abrori berorientasi pada peran kegiatan kepramukaan dalam pembinaan karakter siswa, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti berorientasi pada implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa. b. M. Rezky Robbyanto skripsi yang berjudul “Korelasi Keikutsertaan dalam Bela Diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah dengan Mental Siswa SMA Muhammadiyah 01 Pekajangan di Pekalongan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertama, nilai rata-rata angket Variabel 18
X
atau
angket
tentang
keaktifan
siswa
SMA
Moh. Abrori, “Peran Kegiatan Kepramukaan dalam Pembinaan Karkter Siswa di SMP Negeri 02 Blado Batang”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm. vii.
13
Muhammadiyah 01 Pekajangan di Pekalongan dalam mengikuti Bela Diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah sebesar 70 berada di interval 70 – 71 yang berada pada kategori Aktif. Kedua, nilai rata-rata mental siswa di SMA Muhammadiyah 01 Pekajangan di Pekalongan dalam mengikuti Bela Diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Variabel Y) sebesar 67 berada di interval 67 – 68 yang berada pada kategori cukup baik. Maka dapat dikatakan bahwa antara keikutsertaan dalam Bela Diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah dengan mental siswa SMA Muhammadiyah 01 Pekajangan di Pekalongan terdapat korelasi positif yang signifikan.19 Perbedaan penelitian M. Rezky Robbyanto dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu 1) Penelitian yang dilakukan M. Rezky Robbyanto merupakan penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian kualitatif. 2) Penelitian yang dilakukan M. Rezky Robbyanto adalah tapak suci, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Hizbul Wathan. 3) penelitian yang dilakukan Moh. Abrori berorientasi pada korelasi
keikutsertaan
dalam
bela
diri
tapak
suci
putera
Muhammadiyah dengan mental siswa, sedangkan penelitian yang dilakukan
peneliti
berorientasi
pada
implementasi
kegiatan
ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa.
19
M. Rezky Robbyanto, “Korelasi Keikutsertaan dalam Bela Diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah dengan Mental Siswa SMA Muhammadiyah 01 Pekajangan di Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2013), hlm. vii.
14
c. Harun skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Pramuka Terhadap Perilaku Disiplim Siswa di MI Cokro Blado Batang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan pramuka di MI Cokro Kecamatan Blado Kabupaten Batang berdasarkan hasil ratarata jawaban angket ditemukan nilai sebesar 70,9, karena nilai 70,9 terletak pada interval 71-75 maka persepsi peserta didik tentang pemberian tugas adalah dalam kategori “tinggi”. Perilaku disiplin peserta didik di MI Cokro Blado Kabupaten Batang rata-ratanya 72,74 pada interval 70-75. Dengan demikian perilaku disiplin peserta didik di MI Cokro Blado Kabupaten Batang adalah kategori “cukup”. Dengan demikian pengaruh pendidikan pramuka terhadap perilaku disiplin pserta didik di MI Cokro Blado Batang dapat diterima secara menyakinkan.20 Perbedaan
penelitian
Harun
dengan
penelitian
yang
dilakukan peneliti yaitu 1) Penelitian yang dilakukan Harun merupakan penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian kualitatif. 2) Penelitian yang dilakukan Harun adalah pramuka, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Hizbul Wathan. 3) penelitian yang dilakukan Harun berorientasi pada pengaruh pendidikan pramuka terhadap perilaku disiplin siswa, sedangkan penelitian yang
20
Harun, “Pengaruh Pendidikan Pramuka Terhadap Perilaku Disiplim Siswa di MI Cokro Blado Batang”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010), hlm. vii
15
dilakukan
peneliti
berorientasi
pada
implementasi
kegiatan
ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa. 2.
Fokus Penelitian Fokus penelitian yang diambil peneliti dalam judul ini yaitu tentang implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan, mengenai program implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan, baik perencanaan, pelaksanaan dan evaluai dalam kegiatannya
3. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir berisi gambaran pola hubungan antarvariabel atau kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis yang telah dilakukan.21 Krisis yang sedang terjadi di dunia pendidikan tanah air sekarang ini sangat mengkhawatirkan karena kurangnya pendidikan akhlak, etika maupun moral, sehingga mengakibatkan anak bangsa sekarang ini mengalami degdrasi moral, baik itu perkelahian antar pelajar, tindakan asusila, kedisiplinan maupun hal-hal lain yang sifatnya merugikan diri sendiri, orang lain maupun negara. Dan kenakalan siswa yang sekarang ini berlangsung, nampaknya merupakan gejala umum terjadi di kalangan anak yang berupa kerusakan moral dan ini semakin memprihatinkan
21
Moh. Muslih, Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2013), hlm. 15
16
banyak pihak, karena mereka mudah sekali terkontaminasi dengan budaya-budaya dari barat yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, pembentukan akhlak sejak dini sangat penting agar dapat membenteng hal semacam itu, untuk menjadi siswa yang berakhlak mulia dapat didorong melalui pendidikan nonformal yang berkesinambungan, dan itu dapat diperoleh dalam ektstrakurikuler Hizbul Wathan yang merupakan upaya pembinaan siswa melalui proses belajar mengajar di luar jam sekolah. Kegiatan ini berbentuk permainanpermainan yang mengandung unsur pendidikan. Hizbul Wathan sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler kepanduan Islam yang setara dengan pramuka. Kegiatan ekstrakuriuler Hizbul Wathan merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler yang kedudukannya sebagai pendidikan nonformal. Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah Pekalongan sebagai salah satu ekstrakurikuler dibidang kepanduan memberikan kontribusinya di lingkungan sekolah dan sekitarnya, dengan tujuan membentuk generasigenerasi relegius yang berakhlakul karimah. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan diharapkan mampu memberikan sumbangsih pada tataran pembentukan akhlak yang sudah diperoleh siswa dalam pendidikan formal di SMK Muhammadiyah Pekalongan, kemudian dikembangkan lagi melalui kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Sehingga siswa
17
SMK Muhammadiyah Pekalongan dapat menjadi siswa relegius yang berakhlakul karimah sesuai apa yang diharapkan oleh masyarakat. Dari pemaparan di atas, dapat digambarkan dalam bentuk skema kerangka berfikir sebagai berikut: Implementasi Kepanduan Hizbul Wathan SMK Muhammadiyah Pekalongan
Prinsip Dasar Hizbul Wathan
Metode Kepanduan Hizbul Wathan
Siswa Yang Berakhlakul karimah
F. Metode Penelitian Adapun metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Desain Penelitian a. Pendekatan Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara
18
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu kontek khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.22 b. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi di lokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk penyusunan laporan ilmiah.23 Tujuan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.24 2.
Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat dikumpulkan atau diperoleh dari berbagai sumber data. Sumber data dalam penelitian
22
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet ke-22, hlm: 6 23 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), hlm. 96. 24 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2013), hlm. 80
19
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.25 Adapun sumber data penelitian ini sebagai berikut : a.
Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Sumber penelitian primer diperoleh para peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.26 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah anggota dan pembina Hizbul Wathan.
b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan penelitian tertentu.27 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah kepala sekolah, guru-guru, dokumentasi, arsip-arsip resmi yang berkaitan dengan penelitian dan buku-buku yang relevan. 3.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
25
S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 29 26 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian (Yogyakarta: ANDI, 2010), hlm. 171. 27 Ibid., hlm. 172.
20
a. Metode Observasi Metode Observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu dan keadaan tertentu.28 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang proses berjalannya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan yang berkaitan dalam membentuk akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan. b. Metode Wawancara Metode wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan orang yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung, bertanya tentang sesuatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya.29 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa di
SMK Muhammadiyah Pekalongan. Adapun
yang
diwawancarai dalam penelitian adalah pembina Hizbul Wathan, 28
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm.165. 29 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Premadamedia Group, 2014), hlm. 372.
21
anggota Hizbul Wathan, kepala sekolah, serta guru-guru di SMK Muhammadiyah Pekalongan. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada.30 Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan kajian yang berasal dari dokumen-dokumen SMK Muhammadiyah Pekalongan seperti foto, profil sekolahan, keadaan guru dan karyawan, sarana prasarana, dan lainnya. 4.
Teknik Analisa Data Analisis data yaitu proses penyederhanaan suatu data dalam bentuk yang mudah untuk diinterpretasikan. Analisis data di lapangan Model Miles dan Huberman dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data kualitatif di lapangan Model Miles dan Huberman dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
30
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2008), hlm.158.
22
jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclucion drawing/verification.31 a. Data reduction (reduksi data) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.32 b. Data display (penyajian data) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.33 c. Conclusion drawing/verification Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang 31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 246. 32 Ibid., hlm. , 247 33 Ibid., hlm. 249
23
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesia atau teori.34
G. Sistematika Penulisan Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, untuk memperoleh pembahasan yang sistematik dan konsisten, maka perlu disusun sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan totalitas yang utuh. Maka sistematika penulisan ini terdiri dari 5 bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan, Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab II: Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Membentuk Akhlak Siswa, meliputi: Pertama tentang Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan, yang mencakup Pengertian Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan, Sejarah Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan, Visi dan Misi Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan, Maksud dan Tujuan Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan, Kode Kehormatan Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan, Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan 34
Ibid., hlm. 253
24
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan, dan Materi Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Dilanjutkan dengan Membentuk Akhlak Siswa, meliputi: Pengertian Akhlak, Sumber Akhlak, Tujuan Membentuk Akhlak, Ruang Lingkup Akhlak, Pembagian Akhlak, Langkah – Langkah/ Metode dalam Membentuk Akhlak, dan Faktor-faktor Membentuk Akhlak. Bab III: Implementasi Kegiatan Ektrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan. Bagian pertama terdiri dari Gambaran Umum SMK Muhammadiyah Pekalongan, meliputi: Sejarah Berdirinya SMK Muhammadiyah Pekalongan, Visi Misi dan Kebijakan Mutu SMK Muhammadiyah Pekalongan, Profil SMK Muhammadiyah Pekalongan, Struktur Organisasi SMK Muhammadiyah Pekalongan, Data Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Siswa SMK Muhammadiyah Pekalongan, dan Sarana Prasarana SMK Muhammadiyah Pekalongan. Bagian kedua terdiri dari Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan, yang berisi tentang Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan. Bagian ketiga terdiri dari Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan. Bab
IV,
Analisis
yang
meliputi
Implementasi
Kegiatan
Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK
25
Muhammadiyah Pekalongan dan Analisis Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan. Bab V, Penutup dari Skripsi, yang berisi Kesimpulan dan Saran-Saran untuk Pihak-Pihak Terkait. Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari Daftar Pustaka, LampiranLampiran, dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.