BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha
semakin kompleks dan ketat. Keunggulan daya saing (competitive advantage) ditentukan oleh faktor desain, mutu barang, pengembangan produk, input teknologi, nilai tambah, harga produk, penyerahan produk tepat waktu, dan layanan purna jual. Dalam perusahaan industri, proses produksi berperan dalam meningkatkan keunggulan daya saing. Keunggulan tersebut dapat tercapai dengan skala produksi yang ekonomis, berproduksi dengan teknologi yang lebih canggih sehingga dapat menghemat penggunaan bahan baku, biaya tetap produksi yang lebih rendah dengan peralatan mesin yang lebih otomatis dan berkapasitas besar, serta proses produksi yang efektif dan efisien. Untuk
mencapai
tingkat
efektivitas proses produksi,
perusahaan
memerlukan manajemen produksi yang baik. Manajemen produksi berperan dalam mendesain sistem produksi, merencanakan serta mengendalikan proses produksi. Informasi mengenai kondisi produksi yang dilakukan terus-menerus memerlukan adanya pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan untuk tujuan tersebut adalah audit operasional. Audit operasional secara umum bertujuan untuk memeriksa apakah pelaksanaan suatu kegiatan telah sesuai dengan harapan (standar). Apabila dalam audit ditemukan hal-hal yang menyimpang dari standar, auditor harus melaporkan
temuan-temuan tersebut kepada manajemen dan memberikan rekomendasi untuk tindakan perbaikan dan penyempurnaan. Penulis mencoba untuk membahas mengenai bagaimana perusahaan menjalankan audit operasionalnya dalam menunjang efektivitas yang sudah dicapai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti audit operasional dengan ruang lingkup penelitian yang dibatasi pada kegiatan produksi dan mencoba menuangkannya dalam skripsi dengan judul : “Peranan Audit Operasional dalam Menunjang Efektivitas Proses Produksi.”
1.2
Identifikasi Masalah Supaya masalah yang akan diteliti mendapatkan kejelasan, dan penelitian
yang dilakukan lebih terarah, penulis berusaha mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1.
Apakah proses produksi telah dilaksanakan efektif.
2. Apakah audit operasional telah dilaksanakan efektif. 3. Berapa besar peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas
produksi.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud sebagai bahan penulisan skripsi
yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Strata-1 (S-1) Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui dan menilai pelaksanaan audit operasional telah dilaksanakan dengan efektif. 2. Mengetahui
dan
menilai
pelaksanaan
proses
produksi
telah
dilaksanakan dengan efektif. 3. Mengetahui besarnya peranan audit operasional dalam mendukung efektivitas proses produksi.
1.4
Manfaat Penelitian Setelah mengetahui masalah-masalah dari uraian di atas, maka kegunaan
yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis, sebagai tambahan pengalaman untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pemahaman tentang perbandingan antara teori dengan praktek yang sebenarnya mengenai audit operasional dan efektivitas proses produksi. Selain itu juga untuk memenuhi syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Widyatama. 2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan input dalam rangka perbaikan dan pengembangan perusahaan dan memberikan sumbangan pemikiran bagi manajemen produksi dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksinya.
3. Bagi pihak lain, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi, serta menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman mengenai audit operasional dan penerapannya.
1.5
Kerangka Penelitian Dewasa ini persaingan usaha semakin kompleks dan ketat. Perusahaan-
perusahaan saling bersaing dalam menghasilkan barang dan jasa dengan mutu, desain dan kualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan industri harus bekerja lebih efektif dan efisien agar mampu bersaing dengan perusahaan lain sejenis. Efisiensi, dan efektivitas harus diterapkan dalam setiap kegiatan perusahaan termasuk proses produksi. Proses produksi merupakan proses transformasi masukan menjadi keluaran. Dalam operasi manufaktur, masukan ini berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin, sarana fisik, informasi dan teknologi. Proses produksi bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang diterapkan dengan kualitas yang ditentukan, dalam waktu yang direncanakan,
serta
dengan
biaya
serendah-rendahnya.
Proses
produksi
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam perusahaan karena berpengaruh pada tinggi rendahnya biaya sehingga manajemen harus
tetap berusaha
mempertahankan dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi. Efektivitas menunjukan apakah suatu sasaran atau tujuan telah tercapai, sedangkan efisiensi mencerminkan penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan tersebut. Proses produksi dikatakan efektif jika tujuan proses produksi tercapai secara maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Sofjan Assauri (1999:76) suatu proses produksi yang lancar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut : 1. “Plant lay out. 2. Material handling 3. Machine maintenance. 4. Pengadaan tenaga kerja. 5. Pengadaan bahan atau barang.” Penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran proses produksi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Plant lay out Penyusunan peralatan yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dari mesin-mesin produksi dalam pabrik. Penempatan mesin dapat dilaksanakan berdasarkan proses atau urut-urutan produksi. 2. Material handling Kegiatan penanganan bahan baku yang kurang baik akan berpengaruh terhadap biaya, waktu, dan kelancaran dari proses produksi. 3. Machine maintenance
Mesin sebagai alat utama yang diperhunakan dalam proses produksi perlu diprioritaskan dan dipelihara secara teratur oleh tenaga kerja yang berpengalaman.
Jika
suatu
mesin
mengalami
kerusakan,
akibat
pemeliharaan yang kurang baik atau cara pengoperasian yang salah maka seluruh proses produksi dapat terhambat bahkan berhenti. 4. Tenaga kerja Pengadaan tenaga kerja yang cukup menyangkut jumlah dan keahlian merupakan merupakan hal yang vital dalam proses produksi. Termasuk di dalamnya pembentukkan suatu sistem kerja yang baik yang dapat memotivasi para pekerja untuk bekerja dengan lebih baik. 5. Pengadaan bahan baku Bahan baku sebagai input bagi proses produksi memerlukan penanganan yang baik agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan dapat dihasilkan output yang baik. Untuk menjaga kelancaran proses produksi, manajemen perusahaan biasanya melakukan berbagai usaha. Diantaranya adalah mengusahakan bahan baku yang dibeli adalah bahan baku yang bermutu baik, perawatan mesin-mesin produksi, dan plant lay out yang baik. Di samping itu, hal yang juga penting untuk dilakukan adalah inspeksi atau pengawasan terhadap setiap aktivitas produksi. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas proses produksi, diperlukan manajemen produksi yang efektif untuk mengatur dan mengkoordinasikan
penggunaan sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, sumber daya dana, serta bahan yang digunakan secara efektif dan efisien. Ruang lingkup manajemen produksi mencakup perancangan sistem produksi serta pengoperasian sistem produksi. Perancangan atau desain sistem produksi meliputi perancangan hasil produksi, perancangan proses dan peralatan, pemilihan lokasi perusahaan dan unit produksi, perancangan tata letak, perancangan tugas pekerjaan, serta strategi produksi dan pemilihan kapasitas. Pengoperasian sistem produksi dan operasi mencakup penyusunan rencana produksi, perencanaan, pengendalian persediaan juga pengadaan bahan, pemeliharaan atau perawatan mesin juga peralatan, pengendalian mutu, dan manajemen tenaga kerja. Perencanaan dan pengendalian produksi berperan dalam meningkatkan efektivitas proses produksi. Perencanaan dan pengendalian produksi meliputi pengawasan produksi dan tindak lanjut. Pengawasan dapat dilakukan dari jauh atau dari dekat. Pengawasan yang dilakukan dari dekat dan berhubungan langsung dengan objek disebut pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan atau fungsi dalam perusahaan disebut pemeriksaan operasional atau audit operasional. Audit operasional menurut Arens et. al. (2006:14) adalah sebagai berikut : “An operational audit evaluates the efficiency and effectiveness of any part of an organization’s operating procedures and methods. At the completion of an operational audit, management normally expects recommendations for improving operations.“
Berdasarkan definisi tersebut, audit operasional merupakan kegiatan memeriksa ulang prosedur, metode yang digunakan di setiap bagian dalam organisasi untuk mencapai tujuan evaluasi yang efektif dan efisien, dan juga memberikan rekomendasi atau tindakan perbaikan dan penyempurnaan dengan menggunakan berbagai aspek dan teknik. Jadi pada prinsipnya, audit operasional merupakan alat bantu teknis bagi manajemen dalam membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatankegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis menekankan pada pelaksanaan proses produksi. Audit operasional atas proses produksi bertujuan untuk menilai apakah kebijakan dan prosedur serta aktivitas produksi yang ada telah sesuai dengan tujuan perusahaan. Audit operasional biasanya dilakukan oleh auditor internal yang bertujuan untuk menemukan dan memecahkan masalah yang ada. Data yang relevan perlu dikumpulkan untuk dianalisis menurut hubungan sebab-akibat. Setelah itu dicari cara-cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyebab timbulnya masalah tersebut agar dapat diperoleh rekomendasi yang bersifat membangun kepada manajemen. Sedangkan audit operasional menurut Mulyadi (2002;32) adalah : “Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi atau bagian dari padanya“ Berdasarkan definisi tersebut, organisasi dan pengoperasiannya dianalisis, termasuk penilaian struktur, pengawasan prosedur dan prosesnya. Tujuannya
adalah untuk menyesuaikan keefektifan dan keefisiensian bagian, kegiatan atau operasi, kesatuan dalam mempertemukan sasaran organisasi. Pengguna utama dari audit operasional adalah manajemen. Dengan demikian berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, penulis ingin mengajukan suatu hipotesis dengan judul sebagai berikut: “Peranan
Audit
Operasional
Dalam
Menunjang
Efektivitas
Proses
Produksi.” Berdasarkan penelitan terdahulu, yang dilakukan oleh D. Raymond S. (2004 Universitas Widyatama) dengan judul sebagai berikut: “Peranan Audit Operasional dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Fungsi Personalia”, hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa tujuan audit operasional untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia dalam menilai efektivitas, mengenali aspek-aspek yang masih dapat diperbaiki, mengenali aspek-aspek kegiatan tersebut secara mendalam, menunjukan kemungkinan perbaikan dan rekomendasi pelaksanaan perbaikan tersebut.
1.6
Metode Penelitian Metodologi penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu metode yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan fakta dan memusatkan pada pemecahan
masalah
aktual
dengan
mengumpulkan,
menyajikan,
serta
menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup rela atas
objek yang diteliti untuk membuat kesimpulannya atau rekomendasi. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1.
Penelitian Kepustakaan (Library Research) a. Penelitian kepustakaan diperoleh dengan pengumpulan data dan
informasi dari literatur-literatur yang ada untuk ditelaah serta diperoleh juga dari catatan yang diperoleh di bangku kuliah maupun media masa lainnya. b. Penulis membaca dan mempelajari buku-buku untuk mendapatkan data sekunder sebagai dasar yang dapat dipertanggungjawabkan dalam bahasan skripsi ini. 2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian, sehingga diperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Data dan informasi penelitian lapangan diperoleh dengan cara sebagai berikut : a. Observasi, suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek yang diteliti. b. Wawancara, suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak atau pejabat yang berwenang ataupun bagian lain yang berhubungan langsung (relevan) dengan objek yang diteliti.
c. Kuesioner, suatu teknik pengumpulan data dengan cara menyusun pertanyaan-pertanyaan terstruktur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Lokasi Penelitian Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini, didapatkan melalui penelitian pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company dengan alamat Jalan Raya Cimareme No. 131 Padalarang. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2008 sampai dengan selesai.