BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai
berimbas ke Indonesia, dengan turunnya ekspor. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2012 masih bisa mencapai 6,23% dan merupakan salah satu yang tertinggi di Asia setelah China yang tumbuh sebesar 7,8%, namun lebih rendah dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012 sebesar 6,5%. Pertumbuhan ini juga lebih rendah dibandingkan tahun 2011 yang mampu mencapai 6,5%. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini mengalami peningkatan, menurut badan pusat statistik No. 33/05/Th. XVI, 6 Mei 2013 ekonomi Indonesia triwulan I-2013 tumbuh 6,02% dibandingkan triwulan IV2012. Kredit
perbankan
memiliki
peranan
penting
dalam
pembiayaan
perekonomian nasional dan merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan kredit memungkinkan rumah tangga untuk melakukan konsumsi yang lebih baik dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan investasi yang tidak bisa dilakukan dengan dana sendiri. Sejak tahun 2011, Bank Indonesia (BI) membuat kebijakan mengenai transparansi karakteristik produk perbankan. Salah satu transparansi tersebut
1
adalah dengan mengumumkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) atau dalam bahasa Inggris prime lending rate. Setiap bank mengirimkan SBDK mereka ke BI secara berkala. Kemudian BI akan mengumumkan kepada umum. Selain itu bank diwajibkan mengumumkan SBDK lewat papan pengumuman, website, atau surat kabar. SBDK ini adalah suku bunga dasar paling rendah, bank belum menghitung premi resiko dari kredit tersebut. Suku bunga kredit yang dikeluarkan bank adalah jumlah dari SBDK dan premi resiko. Jadi suku bunga kredit bank bisa lebih besar dari SBDK yang diumumkan. SBDK bisa dijadikan acuan saat akan mengambil kredit di bank. SBDK Bank X pada akhir tahun 2012 tingkat kredit korporasi sebesar 10,37%, kredit ritel 10,37%, KPR 10,87% dan Non KPR 10,87%. Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat SBDK yang paling rendah di akhir 2012 adalah Bank Riau Kepri kredit ritel sebesar 6,74% dan yang paling rendah PT. BPD Sulawesi Selatan dan Barat sebsar 14,58%. Berikut dibawah ini adalah tabel 1.1 posisi SBDK akhir 2012:
Tabel 1.1.
Suku Bunga Dasar Kredit Posisi Akhir 2012
Posisi Akhir 2012 Kredit Korporasi BANK MANDIRI BANK RAKYAT INDONESIA BANK CENTRAL ASIA BANK NEGARA INDONESIA BANK CIMB NIAGA BANK DANAMON INDONESIA BANK X
10.00 9.75 9.00 10.00 10.50 10.80 10.37
Suku Bunga Dasar Kredit (%) Kredit Kredit Konsumsi Ritel KPR Non KPR 12.00 11.50 10.50 11.60 11.15 12.80 10.37
10.75 10.00 9.50 10.65 11.00 12.00 10.87
12.00 12.00 8.18 12.00 11.00 12.49 10.87
2
BANK PERMATA BANK INTERNASIONAL INDONESIA BANK TABUNGAN NEGARA BANK OCBC NISP
10.25
10.25
11.50
10.25
10.19 10.00 9.50
10.03 10.25 10.50
9.77 10.45 11.50
10.27 11.00 11.50
HSBC
8.75
8.75
8.50
CITIBANK BANK JABAR BANTEN
8.25 8.97
8.25 10.72
8.02
11.50 10.39
BANK UOB INDONESIA BANK BUKOPIN BANK MEGA
9.30 10.31 11.25
10.69 12.75 17.25
9.32 12.00 12.50
12.25 12.50
BANK OF TOKYO-MITSUBISHI 7.21 BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL
17.73
STANDARD CHARTERED BANK 8.94
9.22
8.62
BANK DBS INDONESIA BANK KALTIM BANK JATIM ANZ X BANK BANK JATENG BANK DKI
8.49 9.03 8.37 7.41 6.86 9.75
9.43 9.03 10.33 8.44 7.37 11.35
9.03 8.37 8.57 6.71 10.30
BANK MIZUHO INDONESIA
5.35
BANK EKONOMI RAHARJA BANK SUMITOMO MITSUI INDONESIA BANK ARTHA GRAHA BANK ICBC INDONESIA BANK SUMUT BANK RIAU KEPRI
9.31
9.31
9.31
6.40 8.71 9.00 8.24 6.53
9.21 10.50 8.98 6.74
8.71 9.00 8.78 6.50
10.21 11.50 12.69 8.17
DEUTSCHE BANK
8.40
BANK SINARMAS BANK PAPUA BANK SUMSEL BABEL BANK COMMONWEALTH BANK NAGARI BANK MAYAPADA INTERNASIONAL RABOBANK BANK MUTIARA BPD ACEH
9.61 10.03 11.11 9.88 10.09
9.61 10.58 12.18 10.31 11.09
11.07 11.35 11.31 12.09
9.61 11.88 11.40 11.44 11.59
10.70 10.75 11.00 11.84
11.30 11.50 11.75 11.84
10.60 11.50 11.00 12.34
11.70 12.25 12.00 12.34
8.72 8.16
8.72 8.77
8.06
9.69
11.87
11.87
10.24
11.87
BANK OF CHINA BPD BALI PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL
18.19
9.03 10.33 8.57 12.42 10.90
3
PT BANK RESONA PERDANIA PT.BPD SULAWESI SELATAN DAN BARAT
7.12 12.70
JP. MORGAN BANK
5.80
14.58
11.66
16.46
Sumber: Laporan BI tahun 2012
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Menurut Undangundang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bentuk pembiayaan perbankan salah satunya adalah fasilitas kartu kredit dan bank-bank begitu gencar memasarkan kartu kredit. Kartu Kredit adalah salah satu alat pembayaran dan pinjaman tunai yang sederhana, efesien dan memberikan nilai lebih bagi pemegang kartu. Bank-bank yang semula tidak terjun ke kredit konsumsi retail pun mulai merambah ke bisnis kartu kredit. Kartu kredit merupakan suatu jenis penyelesaian transaksi ritel, yang diterbitkan kepada pengguna sistem tersebut sebagai alat pembayaran yang dapat digunakan dalam membayar suatu transaksi. Kartu kredit yaitu pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kewajiban ekonomi, termasuk transaksi pembayaran atau untuk melakukan penarikan tunai dengan kewajiban melakukan pelunasan/pembayaran
4
pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (Chargecard) atau secara angsuran. Dengan kata lain kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank yang dapat digunakan oleh penggunanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara utang. Mengapa industri perbankan begitu gencar memasarkan kartu kredit atau beramai-ramai terjun ke bisnis kartu kredit? Tren atau gaya hidup masyarakat adalah satu pendorongnya: kartu kredit seperti sudah melekat dan menjadi simbol gaya hidup kaum urban ketika kebutuhan akan kepraktisan dan kecepatan dapat dipenuhi oleh teknologi serta manfaat kartu plastik ini. Tetapi bukan itu saja, melainkan juga karena potensi keuntungan yang diperoleh industri perbankan. Jumlah penduduk Indonesia saat ini menempati urutan negara ke-5 terpadat di dunia tentu hal ini merupakan target pasar potensial untuk bisnis apapun termasuk kartu kredit ini. Data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) menunjukkan jumlah kartu kredit beredar maupun nilai transaksi dari tahun ke tahun meningkat. Jika pada 2007 jumlah kartu sekitar 9,14 juta dengan total nilai transaksi mecapai Rp.72,6 triliun, pada 2008 jumlah kartu 11,54 juta sedangkan nilai transaksi naik menjadi Rp.107,26 triliun. Selanjutnya tahun 2009 jumlah transaksi kartu kredit naik lagi menjadi 136.69 triliun dengan jumlah kartu 12,25 juta. Pada 2010 nilai transaksi kartu kredit sudah mencapai Rp.163,2 triliun dengan jumlah kartu 13,57 juta, dan pada 2012 transaksi kartu kredit terus mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp.189 triliun dengan jumlah kartu 15,7 juta. Pada awal tahun 2013 ini nilai transaksi mencapai Rp.17,96 triliun.
5
Sumber : Data AKKI Gambar 1.1. Jumlah Kartu Kredit & Nilai Transaksi Kartu Kredit, 2007-2012
Asosiasi Kartu Kredit Indonesia memprediksi pertumbuhan penerbitan kartu kredit tahun 2013 hanya 5% dari pencapaian tahun lalu sebesar 17,5 juta. Adapun pertumbuhan rata-rata mencapai 10% sampai dengan 15% per tahun. Seretnya pertumbuhan disebabkan mulai efektifnya peraturan Bank Indonesia yang membatasi tentang kepemilikan kartu kredit berdasarkan pendapatan nasabah sejak awal 2012. Pemilik kartu kredit adalah nasabah yang berpenghasilan Rp. 3 juta sampai dengan Rp. 10 juta per bulan dan seorang nasabah hanya diizinkan memiliki dua buah kartu kredit dari bank penerbit yang berbeda. Tumbuhnya kesadaran masyarakat atas fungsi kartu kredit sebagai pengganti transaksi tunai. Faktor lain adalah penurunan suku bunga dan promosi cicilan. Persaingan yang ketat dalam bisnis pembiayaan perbankan menuntut Bank X untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan (jasa), dengan produk dan jasa dapat meningkatkan penjualan dan image perusahaan di mata konsumen.
6
Bank X berusaha mendapatkan nasabah baru dan mempertahankan nasabah yang sudah ada dengan tujuan menambah pertumbuhan nasabah maupun untuk mencegah pengurangan jumlah nasabah. Persaingan dalam dunia perbankan semakin ketat, perubahan teknologi dan lingkungan yang sangat cepat, kemudian berdampak juga pada perubahan preferensi dan tuntutan masyarakat atas produk dan layanan yang semakin baik. Menurut majalah Investor 10 bank terbaik 2013 adalah bank Mandiri, BRI, BCA, BNI, CIMB Niaga, Bank Danamon, Bank X, Bank Permata, BII, dan BTN, dengan demikian Bank X menduduki peringkat ke7 di Indonesia. Fasilitas kartu kredit merupakan salah satu dari kelompok kredit konsumsi. Kartu kredit menjadi salah satu produk kredit yang banyak diminati oleh perbankan untuk ditawarkan kepada konsumen karena selain menawarkan suku bunga yang cukup rendah dibandingkan pembiayaan kredit lainnya (seperti kredit kepemilikan rumah, kredit express dan kredit kepemilikan mobil), juga dikarenakan potensi pasar yang besar. Hal ini bisa dilihat dari: • Jumlah pertumbuhan penduduk Indonesia yang mengalami kenaikan dari tahun
ke tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS (Biro Pusat Statistik), bahwa diperkirakan jumlah penduduk akan terus bertambah sampai dengan tahun 2025 akan mencapai 270,5 juta jiwa, pertumbuhan penduduk tampak seperti yang terlampir pada gambar 1.2 berikut ini:
7
Gambar 1.2.
Pertambahan Jumlah Penduduk Indonesia
Tahun 2000-2025 (dalam juta jiwa) Sumber: BPS (Biro Pusat Statistik) • Pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang semakin baik dan meningkat,
berdampak juga pada pola konsumsi atau daya beli masyarakat. Diketahui bahwa pendapatan perkapita pada tahun 2011 telah mencapai lebih dari U$ 3.500. Gambar 1.3 menunjukkan perkembangan pendapatan per kapita penduduk Indonesia.
Gambar 1.3. Pendapatan Per Kapita Penduduk Indonesia Sumber: www.bi.go.id
8
• Berdasarkan Laporan Tahunan Bank X Tahun 2012 pertumbuhan kredit pada Bank X mendorong untuk meningkatkan penjualan kartu kredit.
Gambar 1.4. Pertumbuhan Kredit Bank X Sumber: Laporan Tahunan Bank X Tahun 2012
• Tingkat suku bunga pinjaman yang bersaing dalam bisnis perbankan. Para pesaing saling berlomba-lomba menawarkan bunga yang sangat kompetitif dengan memberikan tingkat suku bunga yang relatif lebih rendah dari pesaingnya. • Kartu kredit dapat digunakan untuk melakukan transaksi elektronik dalam jumlah yang besar ataupun kecil.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka tidak mengherankan apabila banyak industri perbankan yang berlomba-lomba untuk memberikan fasilitas kartu kredit. Selain Bank X ada beberapa bank yang memberikan fasilitas kartu kredit
9
seperti,
kartu kredit BCA, kartu kredit BNI, kartu kredit BRI, kartu kredit
Mandiri, kartu kredit Niaga, kartu kredit Standard Charted Bank, dan lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pembahasan tesis ini adalah untuk menganalisis bagaimana startegi bisnis kartu kredit yang diterapkan oleh Bank X dalam menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif dengan menggunakan analisis SWOT. Analisa SWOT merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam menganalisa faktor internal dan eksternal organisasi baik organisasi profit maupun nonprofit, seperti pemerintah. Analisa SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) (Kotler, 2000). Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut dibagi ke dalam dua lingkungan analisa, yaitu lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal organisasi (Kotler, 2000).
1.2.
Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah menganalisis strategi bersaing
bisnis kartu kredit (credit card) agar membantu manajemen memperoleh strategi yang tepat bagi Bank X sehingga dapat menjadi peringkat nomer satu pada bisnis kartu kredit.
1.3.
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka muncul pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
10
1. Bagaimana kondisi internal dan eksternal Bank X dalam menghadapi persaingan bisnis kartu kredit yang semakin kompetitif? 2. Bagaimana alternatif strategi bersaing Bank X pada bisnis kartu kredit Bank X di KCU Palmerah?
1.4.
Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi faktor- faktor internal dan eksternal bank X. 2. Memberikan alternatif strategi bisnis kartu kredit Bank X agar dapat
meningkatkan daya saing sehingga menjadi bank pilihan utama masyarakat.
1.5.
Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Akademisi: Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang analisis strategi bisnis perusahaan khususnya dalam melakukan penelitian sejenis. 2. Praktisi: Penelitian ini dapat digunakan sebagai usulan alternatif dalam mengevaluasi strategi bisnis bersaing dan dimanfaatkan semaksimal mungkin guna mencapai keunggulan kompetitif.
11
1.6.
Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian Dalam studi ini, batasan permasalahan hanya membahas analisis strategi
bisnis bersaing Bank X pada bisnis kartu kredit Bank X di KCU Palmerah melalui analisis SWOT Tahun 2012.
1.7.
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam mempelajari hasil penelitian ini, maka
disusun menurut penelitian sebagai berikut: Bab 1. Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2. Landasan Teori Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang relevan dengan analisis SWOT serta metode lainnya yang mendukung pencapaian dari tujuan penelitian ini. Bab 3. Metode Penelitian Bagian ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang termasuk sejarah perusahaan berdiri serta strategi perusahaan yang bertujuan untuk menetapkan strategi bisnis bersaing.
12
Bab 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini akan membahas mengenai analisis SWOT berdasarkan data dan pengamatan serta kuesioner. Bab 5. Penutup Bagian ini menyajikan kesimpulan dari seluruh pembahasan dan saransaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
13