BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah Masyarakat Indonesia memiliki berbagai jenis kebudayaan salah satu diantaranya adalah seni tradisi, seni tradisi berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan dan dinamika peradaban masyarakat yang berbeda-beda di wilayah Indonesia. Gambaran tentang bentuk ungkapan seni itu bermacam-macam seperti seni rupa, seni musik, seni sastra dan lainnya, disebabkan oleh latar belakang budaya yang berbeda. Setiap kebudayaan akan mengalami perubahan atau perkembangan karena tidak ada kebudayaan yang statis hanya saja laju perkembangannya berbeda-beda, ada yang cepat ada juga yang lambat. Ini membuktikan bahwa dunia pikiran manusia berkembang dari zaman ke zaman (Soerjono Soekanto, 1990 : 201). Manusia dalam hidupnya melakukan berbagai aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam keadaan yang demikian manusia membutuhkan hiburan untuk selingan dalam kerutinan aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Berbicara mengenai hiburan banyak macam ragam bentuknya, ada musik, tarian, drama dan banyak lagi jenis hiburan lainnya. Hiburan saat ini merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat. Masyarakat di perkotaan maupun masyarakat di pedesaan sangat membutuhkan hiburan untuk penyegaran kembali setelah melakukan aktivitas. Dalam tulisan ini penulis ingin mengkaji suatu hiburan masyarakat di pedesaan yang sedang sangat digemari saat ini, nama hiburan tersebut adalah hiburan keyboard.
Universitas Sumatera Utara
Musik merupakan suatu bagian dari kesenian yang didalamnya terdapat nilai nilai estetis atau keindahan sehingga orang dapat merasa terhibur dengan menikmatinya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Koentjaraningrat bahwa kesenian itu merupakan segala ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang salah satu bagiannya adalah seni musik (Koentjaraningrat, 1981 : 395 – 396). Musik adalah ekspresi budaya dari seorang atau masyarakat dimana satusatunya ikatan antara musik dan kehidupan adalah emosi, musik tidak terpakai jika tidak ada emosi. Musik ini disampaikan melalui medium bunyi baik itu berupa suara manusia, alat musik maupun gabungan dari keduanya. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia musik adalah nada-nada yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan. M.Soeharto (1978 : 102) mengatakan bahwa musik adalah seni pengungkapan gagasan melalui bunyi yang mempunyai unsur berupa melodi, irama harmoni dengan dasar pendukung berupa gagasan sifat dan warna bunyi. Musik, lagu dan semacamnya sudah akrab ditelinga, banyak orang orang yang mendendangkan lagu kesukaannya baik pada saat apapun, kapanpun dan dimana pun. Musik, lagu dan semacamnya merupakan hasil cipta, karya, karsa manusia yang berbentuk seni. Tidak perlu menggunakan bahasa apa (yang tidak dimengerti), jika musiknya enak didengarkan pasti akan sering dinyanyikan dan disenangi. Musik merupakan bagian dari kesenian yang memiliki pengertian yang luas mencakup banyak aspek, bukan hanya satu saja tetapi terdiri dari irama, keindahan dan lirik. Musik secara umum sangat penting bagi kehidupan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat pendukungnya. Fungsi musik menurut A. P. Meriam (1964 : 222 – 226) yang mengatakan bahwa ada 10 (sepuluh) macam fungsi utama musik dalam masyarakat yaitu : 1.
Fungsi Musik sebagai Pengungkapan Emosional
2.
Fungsi Penghayatan Estetis
3.
Fungsi Hiburan
4.
Fungsi Komunikasi
5.
Fungsi Perlambang
6.
Fungsi Reaksi Jasmani
7.
Fungsi yang berkaitan dengan Norma Sosial
8.
Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial Dan Upacara Religi
9.
Fungsi Kesinambungan Kebudayaan
10.
Fungsi Pengintegrasian Masyarakat Seni musik adalah keterampilan kreatif individual yang dapat dipupuk dan
dapat
merupakan kebanggaan seseorang, karena merasa telah berhasil
menciptakan sesuatu atau meluluh karena kepuasan telah memainkannya. Semua itu adalah bentuk perilaku sosial yang merupakan suatu komunikasi dan suatu perasaan dan pengalaman hidup kepada orang lain. Fungsi sosial musik yang paling jelas terdapat pada nyanyian. Sering kali nyanyian seperti juga dongeng mengungkapkan nilai-nilai dan apa yang dianggap penting oleh kelompoknya, tetapi itu semua dikerjakan dengan formalisme yang lebih ketat sebagai akibat adanya pembatasan-pembatasan yang ditimbulkan oleh sistem tonalitas, ritme dan bentuk musik yang ketat (William, A. Haviland, 1985 : 236 – 237).
Universitas Sumatera Utara
Pada setiap daerah musik bisa menjadi suatu hiburan yang sangat penting, dengan musik hidup jadi lebih berwarna dan bersemangat. Musik juga bisa membuat seseorang berubah mengikuti aliran musik tersebut. Intinya dengan musik hidup jadi lebih berbeda dibandingkan dengan suasana hidup tanpa musik. Pada masyarakat pedesaan yang kehidupannya jauh dari hiburan-hiburan, musik menjadi salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk membuat hidup lebih bersemangat. Sehingga di setiap acara hajatan baik acara pesta perkawinan, sunatan (khitanan) maupun acara pelantikan dan kematian musik selalu menjadi salah satu idola. Musik disini maksudnya adalah kesatuan dari organ tunggal, penyanyi (biduan) serta panggung. Hiburan tersebut lebih dikenal dengan hiburan keyboard. Hiburan keyboard biasanya menyajikan berbagai macam lagu sesuai permintaan dari para tamu atau pengunjung. Hal yang harus diperhitungkan dalam memilih musik adalah atmosfir (http:www.Kingfoto.com_artikel.Php?id=320116 &category=2). Lebih lanjut di jelaskan bahwa musik mestinya harus dapat membawa suasana dan mood dari para tamu. Musik dapat menghasilkan tipe-tipe suasana sebagai berikut: suasana yang nyaman, suasana elegant yang berkelas atau suasana formil yang teratur. Organ tunggal ini bisa mengakomodasi jenis musik apa saja, mulai dari pop sampai ke dangdut. Selain itu organ tunggal juga efektif menciptakan suasana meriah dan akrab. Karena biasanya para undangan bisa ikut menyanyi. Musik menjadi penting karena tujuan pesta tidak hanya untuk kemauan calon pengantin dan orang tuanya melainkan juga untuk membuat para masyarakat yang datang melihat hiburan keyboard menjadi senang dan terhibur (Http://Bebibluu.Blogspot.Com/2009/09/Musik-Organ-Tunggal-Saat-Ini.Html).
Universitas Sumatera Utara
Lebih dijelaskan dalam acara hajatan, musik menjadi penting karena dengan adanya musik maka suasana dapat menjadi ramai. Adanya anggapan bahwa tanpa hiburan organ tunggal rasanya seperti hajatan itu sepi atau tidak meriah. Memang tidak dapat dipungkiri jenis hiburan musik organ tunggal saat ini sedang naik daun. Popularitasnya bahkan menggeser posisi orkes melayu, orkes keroncong, orkes dangdut. Meskipun tidak sedikit kafe atau klub malam yang masih menggunakan jasa band lengkap, tapi itu pun sebatas kafe atau klub malam papan atas atau untuk show artis dan pertunjukan acara musik lainnya. Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai hiburan keyboard ini seperti sudah menjadi tradisi. Setiap ada acara sosial kemasyarakatan tanpa ada hiburan keyboard seperti ada sesuatu yang kurang/hilang. Masyarakat pada daerah ini jadi kurang berminat untuk datang ke acara tersebut karena tidak adanya hiburan keyboard, jadi dengan kata lain sebenarnya masyarakat pada daerah ini lebih tertarik datang ke acara tersebut karena hiburan keyboard-nya. Hiburan keyboard di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai ini memiliki karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan daerah lain. Bila pada daerah lain hiburan keyboard hanya sebagai pelengkap, maka pada daerah penelitian ini, hiburan keyboard adalah hal utama yang dicari dibandingkan dengan acara utamanya sendiri (pesta perkawinan, sunatan maupun acara pelantikan). Hiburan keyboard di daerah penelitian ini juga sudah biasa menampilkan penyanyi (biduan) dengan pakaian yang seksi. Ditambah lagi jika waktu sudah larut malam ditampilkan pertunjukan-pertunjukan yang sangat bertentangan dengan agama serta adat-istiadat pada daerah penelitian ini, tetapi hal tersebut telah berlangsung sangat lama dan berlanjut hingga saat ini. Sebagian
Universitas Sumatera Utara
masyarakat pada daerah penelitian ini mengganggap ini hal yang wajar dan sepertinya sudah menjadi tradisi pada daerah ini. Hiburan keyboard jika hanya menjadi suatu hiburan untuk menghibur para pengunjung itu merupakan hal yang biasa, tetapi jika Hiburan keyboard tersebut menampilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat maka itu menjadi sesuatu yang luar biasa. Lagu yang biasa dibawakan adalah jenis musik berirama dangdut yang dikreasikan dengan jenis-jenis musik lainnya, sehingga jika kita lihat hampir sama seperti musik yang ditampilkan di klub-klub malam yang ada di perkotaan, hal tersebut menjadi menarik untuk diangkat menjadi suatu penelitian. Daerah penelitian ini merupakan suatu daerah yang berada di pesisir timur pulau Sumatera, yang hampir sebagian masyarakatnya memeluk agama Islam. Hampir keseluruhan masyarakat daerah tersebut memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Daerah penelitian menurut pengamatan peneliti masih merupakan daerah pedesaan dengan tingkat kehidupan menengah kebawah – menegah ke atas, jika kita kaitkan dengan tingkat kehidupan, agama serta adat istiadat, mustahil daerah tersebut menerima hiburan keyboard yang bernuansa seperti itu, tetapi hal tersebut menjadi sesuatu hal yang biasa dan diterima baik oleh masyarakat di daerah penelitian ini. Fenomena hiburan keyboard seperti itu bukan lagi menjadi hal yang tabu bagi masyarakat daerah tersebut. Akan lebih tabu atau tidak biasa jika setiap ada pesta perkawinan atau sunatan, hiburan keyboard tersebut tidak ada jika pun ada hiburan keyboard yang bersifat Islami maka para undangan akan berfikir panjang untuk datang ke acara tersebut. Hal ini berbanding terbalik jika hiburan keyboard
Universitas Sumatera Utara
yang diadakan adalah hiburan keyboard yang bernuansa “pornografi” dan “pornoaksi” yang sudah menjadi tradisi, sehingga masyarakat akan berkunjung ke acara tersebut dengan senang hati, disamping datang untuk memberi doa restu kepada pasangan pengantin, mereka juga datang untuk melihat Hiburan keyboard yang mereka tunggu-tunggu untuk melepas lelah setelah bekerja. Arti “pornografi” menurut masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai pada dasarnya masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai susah untuk mendefinisikan pornografi secara harfiah, akan tetapi menurut masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai yang pasti ketika seseorang melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang membangkitkan nafsu seks maka hal tersebut sudah “porno”, sedangkan arti “Pornoaksi” menurut pendapat masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai adalah merupakan tindakantindakan yang dilakukan untuk memancing nafsu seks sehingga mengakibatkan terjadinya perbuatan-perbuatan seperti pembunuhan, pemerkosaan, pelecehan seksual dan lain-lain. Pada daerah penelitian terdapat beberapa jenis hiburan keyboard. Jenisjenis hiburan keyboard tersebut adalah : 1. Hiburan Keyboard bernuansa Islami Hiburan keyboard bernuansa Islami ini merupakan hiburan keyboard yang menampilkan pertunjukan yang bernuansa Islami, misalnya lagu-lagu rohani, pujipujian kepada Tuhan dan sebagainya. Cirinya ditandai dengan pakaian yang sopan, memakai jilbab atau menutup aurat, hiburan keyboard seperti ini dikenal
Universitas Sumatera Utara
dengan “Keyboard Jilbab”, sedangkan waktu pertunjukannya biasanya dimulai pukul 13.00 – 22.00. 2. Hiburan Keyboard yang bernuansa “pornografi” Hiburan Keyboard yang bernuansa “pornografi” ini banyak ditampilkan didaerah penelitian, tetapi tidak semua hiburan keyboard ini mengarah ke pornografi. Cirinya ditandai dengan pakaian para biduan yang seksi. Pakaian yang dipakai oleh para biduan disesuaikan dengan waktu pertunjukannya. Pada siang hari sekitar pukul 13.00 – 18.00 sore, para biduan memakai pakaian seksi tetapi tidak terlalu terbuka. Pada malam hari sekitar pukul 20.00 – selesai, para biduan sudah mengenakan pakaian yang sangat seksi dan sangat minim memperlihatkan bentuk tubuh yang tidak sepantasnya dipertunjukan. Beberapa contoh dari hiburan keyboard ini berdasarkan pendapat masyarakat yang sering ditampilkan pada daerah penelitian adalah : Keyboard Mak Lampir adalah hiburan keyboard yang menampilkan sandiwara, dimana figur utamanya adalah Mak Lampir dan menampilkan goyangan yang seksi.
Keyboard Bongkar adalah hiburan keyboard yang menampilkan goyangan seksi dari para biduannya.
Keyboard Rambut Putih adalah hiburan keyboard yang berpakaian seksi tetapi tidak menampilkan goyangan yang seksi serta kebanyakan lagu yang dinyanyikan adalah lagu india. Fenomena lain yang bisa kita lihat langsung, setiap ada acara pernikahan, acara sunatan (khitanan) maupun acara hajatan lainnya yang menghadirkan hiburan keyboard, maka akan ada beberapa kegiatan-kegiatan yang berdampak
Universitas Sumatera Utara
positif maupun negatif pada daerah tersebut. Pakaian dan goyangan seksi menjurus erotis para penyanyi juga dilihat oleh anak-anak, ditambah lagi dengan kebiasaan meminum minuman keras yang dilakukan oleh para pemuda disekitar acara tersebut. Belum lagi pasangan muda-mudi yang datang menyaksikan acara tersebut, mereka berlaku seperti berada pada daerah perkotaan, dimana keseluruhan aktivitas pada hiburan keyboard tersebut disaksikan oleh para orang tua dan tokoh masyarakat, tetapi tidak dilarang dengan alasan sudah menjadi tradisi pada daerah penelitian. Sebagai contoh dampak negatif dari hiburan keyboard adalah pembunuhan yang terjadi usai melihat hiburan keyboard di Kecamatan Teluk mengkudu Kabupaten Serdang bedagai (Harian SIB Sei Rampah, 31 Oktober 2009). Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk menggangkat fakta sosial mengenai hiburan keyboard dengan berbagai dampaknya, baik itu dampak positif maupun negatif, padahal daerah tersebut sebagian masyarakatnya memeluk agama Islam dari berbagai macam etnis yang jumlahnya relatif sama, tetapi hal tersebut sudah menjadi tradisi dan dianggap wajar oleh masyarakat tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Penelitian ini dilakukan untuk melihat mengapa fakta sosial mengenai Hiburan keyboard yang memiliki berbagai macam dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif diterima dengan baik di daerah penelitian. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian tidak menjadi rancu atau pun meluas kepada hal-hal yang tidak terkait dengan masalah yang diteliti. Pembahasan dilakukan dengan cara memasukkan suatu informasi
Universitas Sumatera Utara
maupun data yang didapat di lapangan maupun studi kepustakaan yang memiliki keterkaitan dengan masalah ini. Permasalahan tersebut dapat dijabarkan kedalam beberapa pertanyaan penelitian, antara lain : 1. Apa yang menyebabkan masyarakat memilih hiburan keyboard erotis pada setiap acara pernikahan dan acara hajatan lainnya di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Kegiatan-kegiatan apa yang di lakukan oleh masyarakat pada acara hiburan keyboard di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. 3. Apa yang dimaksud dengan pornografi dan pornoaksi menurut pandangan masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan tentang hiburan keyboard dan dampak yang ditimbulkan oleh hiburan tersebut baik dampak positf maupun negatif di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan infomasi kepada pihak-pihak yang terkait dalam hal ini untuk dapat diambil kebijakan-kebijakan untuk permasalahan ini serta memperkaya bahan bacaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik khususnya Departemen Antropologi Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di Desa-desa di Kecamatan Teluk Mengkudu yang ketika peneliti melakukan observasi sedang menggelar acara hiburan keyboard. Jumlah desa yang ada di Kecamatan Teluk Mengkudu terdiri dari 12 Desa, dimana jarak antar Desa di Kecamatan Teluk Mengkudu masih terjangkau dan relatif dekat antara satu desa dengan desa lainnya. Peneliti tidak membuat jadwal penelitian secara detail, tetapi disesuaikan dengan waktu apabila adanya penyelenggaran acara hiburan keyboard di daerah tersebut. Peneliti mengetahui adanya penyelenggaraan hiburan keyboard berdasarkan informasi dari masyarakat. 1.5 Tinjauan Pustaka Antropologi sosial budaya adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, baik itu tingkah laku individu atau tingkah laku kelompok. Tingkah laku yang akan dipelajari disini bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan mata saja tetapi juga apa saja yang ada dalam fikiran mereka (Koentjaraningrat, 1994). Secara ilmiah, Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial yang banyak mengkaji fenomena kebudayaan sudah sangat lama mengkaji soal seni (studi awal tentang seni dimulai tahun 1927 oleh Franz Boas dalam karyanya Primitive Art). Hal ini karena secara definitif, kesenian merupakan salah satu unsur penting dalam eksistensi suatu kebudayaan. Dalam kamus antropologi, seni dipahami sebagai suatu perasa bagi sejumlah objek yang estetik, lingkungan tempat tinggal atau bahkan tubuh manusia. Apabila bicara tentang seni, maka
Universitas Sumatera Utara
otomatis bicara tentang kebudayaan, baik kebudayaan dalam skala sederhana maupun skala yang kompleks. Menurut Antropologi, “ Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa,
tindakan
dan
karya
yang
dihasilkan
manusia
dalam
kehidupan
bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar “. Dengan demikian hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan, karena jumlah tindakan yang dilakukannya dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak dibiasakannya dengan belajar (yaitu tindakan naluri, refleks atau tindakan-tindakan yang dilakukan akibat suatu proses fisiologi) maupun berbagai tindakan (membabi-buta) sangat terbatas. Bahkan berbagai tindakan yang merupakan nalurinya (makan, minum, berjalan) juga telah banyak dirombak oleh manusia sendiri sehingga menjadi tindakan berkebudayaan (Koentjaraningrat, 1996 : 72-73). Kebudayaan adalah seperangkat peraturan atau norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang kalau dilaksanakan oleh para anggotanya melahirkan perilaku yang para anggotanya dipandang layak dan dapat diterima (William, A. Haviland, 1985 : 333). Secara sederhana kebudayaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan
manusia
sebagai
mahluk
sosial
yang
digunakan
untuk
menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapinya dan untuk menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan. Linton yang juga berpendirian bahwa tiap kebudayaan mempunyai kepribadian umum, menyatakan bahwa kepribadian umum adalah ciri watak yang kadang-kadang seluruhnya dan ada kalanya hanya sebagian besar warga dari suatu masyarakat. Hal itu disebabkan karena selain ditentukan oleh bakatnya sendiri,
Universitas Sumatera Utara
kepribadian individu juga ditentukan oleh latar belakang kebudayaan dan sub kebudayaan sosial dimana individu itu dibesarkan (Koentjaraningrat, 1990 : 54 – 55). Pada manusia tingkah laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan manusia sepanjang hidupnya yang disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah laku ini dengan mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari lingkungan dan sosial yang ada di sekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli Antropologi disebut kebudayaan (Parsudi Suparlan). Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia, baik itu kelompok kecil maupun kelompok yang sangat besar, inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian-penelitian Antropologi. Manusia
selalu
berusaha
untuk
memperoleh
kebahagiaan
yang
memuaskan hatinya. Bagi suatu masyarakat maka kebahagiaan itu seolah-olah sudah dicapai sepenuhnya dalam kehidupan yang dialaminya, sehingga masyarakat itu tidak berusaha untuk meningkatkannya. Sebaliknya ada masyarakat lain yang keinginan akan kebahagiaan itu seolah-olah tidak pernah dapat terpenuhi. Masyarakat yang demikian senantiasa berusaha memperbaiki taraf hidupnya dan memperbaharui cara memenuhi keperluan hidupnya untuk mendapatkan kebahagiaan pada taraf yang lebih tinggi. Masyarakat yang demikian itu bersikap terbuka terhadap hal-hal yang baru yang mungkin dapat memenuhi keinginannya dengan memberikan kemantapan dan kepuasan yang lebih besar. Masyarakat yang demikian itu dengan rela menerima perubahanperubahan tata hidupnya, karena dipandang bahwa setiap perubahan mengandung
Universitas Sumatera Utara
harapan pada kehidupan yang lebih baik (Selo Soemardjan, Dalam Analisis Kebudayaan, Tahun I/No. 2, 1980/1981, Hal. 20-21). Selain akulturasi, konsep lain yang juga berkaitan dengan perubahan kebudayaan adalah inovasi. Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri (Koentjaraningrat, 1987 : 248). Masyarakat yang hidup di bumi ini memiliki kepentingan dan kebutuhan yang tidak terbatas, meskipun manusia yang menjadi bagian dari masyarakat memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Secara garis besar bisa dinyatakan bahwa sifat dari keinginnan tersebut tidak terbatas (Amsyari, 1986 : 15). Sedangkan alat untuk memenuhi keinginan dari masyarakat itu terbatas. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat-istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 1996 : 122). Bimo Walgito (2002 : 57) menyatakan bahwa interaksi sosial ialah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. H. Bonner dalam bukunya yang berjudul “Social Psychology“ berpendapat bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana
Universitas Sumatera Utara
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakukan individu yang lain atau sebaliknya (dalam Gerungan, 1996 : 57). Kehidupan masyarakat tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia akan selalu berubah dari waktu ke waktu (Amsyari, 1986 : 23). Masyarakat harus melakukan penyesuaian dengan lingkungannya demi melangsungkan kehidupan. Dengan kata lain, masyarakat harus melakukan adaptasi agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Istilah adaptasi mengacu pada suatu proses yang menyebabkan suatu organisme berhasil menyesuaikan diri dengan baik pada lingkungan yang ada dan hasil proses tersebut menghasilkan karakteristik-karakteristik yang menyebabkan organisme itu dapat menghadapi bahaya dan menjamin sumber daya yang mereka butuhkan di lingkungan tertentu dimana mereka hidup (Haviland, 1985 : 348). Menurut Hardestry (http://prasetijo.wordpress.com/2008/01/28/adaptasi-dalamanthropologi/), lebih dijelaskan ada 2 macam perilaku yang adaptif yaitu perilaku yang
bersifat
Idiosyncratic
(cara-cara
unik
individu
dalam
mengatasi
permasalahan lingkungan) dan adaptasi budaya yang bersifat dipolakan dibagi rata sesama anggota kelompok dan tradisi. Perubahan atau pergantian unsur-unsur kebudayaan itu selalu membawa akibat positif dan negatif ditinjau dari segi akibat perubahan itu, ada yang mendatangkan manfaat ada pula yang merugikan sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itulah, dalam penerimaan unsurunsur baru itu ada golongan masyarakat yang mendorong menerima perubahan itu ada pula yang menghambatnya. Studi tentang proses perubahan kebudayaan
Universitas Sumatera Utara
meliputi analisis tentang kondisi sosial kultural yang merupakan hasil perbenturan antara konservatisme dan modernisasi dan sejauh mana kedua hal itu masingmasing membawa pengaruh (N. Rupaka, Dalam Analisis Kebudayaan, Tahun II/No. 2, 1981/1982). T. O Ihromi (T. O. Ihromi 1990 : 13) sebab dari reaksi yang sama itu adalah karena mereka memiliki sifat-sifat umum yang sama dan perilaku yang sama, hal-hal yang dimiliki bersama itulah yang didalam Antropologi budaya dinamakan kebudayaan. Malinowski menjelaskan tiga tingkatan kebutuhan fundamental, yang katanya harus dipecahkan oleh setiap kebudayaan : 1. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis, seperti kebutuhan akan pangan dan prokreasi. 2. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan
instrumental, seperti
kebutuhan akan hukum dan pendidikan. 3. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan integratif, seperti agama dan kesenian (William, A. Haviland, 1985 : 344). Salah satu unsur kebudayaan adalah kesenian. Pengertian kesenian menurut Umar kayam dalam bukunya Seni Tradisi Masyaraat adalah salah satu unsur yang menyangga kebudayaan. Sedangkan Kesenian dalam buku Sub Tema Sejarah Kesenian adalah dalam arti luas, kesenian dapat menyangkut juga segala segala produk kebudayaan hasil peradapan manusia (Depdikbud, 1990:117). Jadi kesenian merupakan karya budaya yang mengandung nilai-nilai keindahan hasil dari peradaban manusia.
Universitas Sumatera Utara
Umumnya bagi yang berbahasa Indonesia, kebudayaan adalah Kesenian yang bila dirumuskan, bunyinya sebagai berikut : Kebudayaan (dalam istilah kesenian) adalah ciptaan dari segala fikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estatis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya (yaitu penglihat, penghidung, pengecap, perasa dan pendengar) (Koentjaraningrat, 1997 : 19) Seni tidak dipahami sebagai konsep yang independent, tetapi ia akan bersama dengan istilah gaya/style (http://ketjimpoengnews.blogdetik.com/). Jadi seni dan gaya menjadi satu kesatuan seperti dua sisi dari satu mata uang yang sama atau seperti mata dwi tunggalnya sebuah wayang kulit. Bagi antropologi, sebuah seni adalah produk dari interaksi sejumlah gaya. Produk gaya adalah sebuah seni dan produk seni mencerminkan adanya gaya di dalamnya. Kalau mau dibilang, seni tanpa gaya akan tak bermakna atau gaya tanpa seni akan terasa hambar tak ada perasa. Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi, dipandang dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan akan keindahan itu dapat dinikmati, maka ada dua lapangan besar, yaitu (1) seni rupa, kesenian yang dapat dinikmati dengan mata dan (2) seni suara, kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan telinga. Ditinjau dari garapannya ada lima cabang seni yaitu Seni Rupa, Seni Sastra, Seni Tari, Seni Teater dan Seni Musik. Ada yang mengklasifikasi seni pertunjukan yakni seni tari, seni musik dan seni sastra.
“Seni adalah hasil kreasi dan kreatifitas manusia yang diolah secara halus dan sederhana” (Pahlawi, Web AI, Mei 2007). Berangkat dari definisi ini, perwujudan seni tergerai dari dinamika proses intuitif dan logika kemanusian,
Universitas Sumatera Utara
diwujudkan melalui ketekunan dan kehalusan budi yang sangat ditentukan oleh ilmu, moral dan ketakwaan manusianya terhadap sang pencipta. Bila salah satu dari ribuan definisi seni ini dapat dijadikan dasar untuk sebuah proses pembelajaran seni, maka lebih dari sekedar trampil sebagai musisi, penari, perupa, dramatur, atau sastrawan. Seni utamanya adalah sebuah disiplin ilmu yang bersanding dengan pencapaian kedewasaan akhlak dan tabiat seorang muslim: jujur, rajin, taqwa, sabar dan menghargai kemajemukan (http: //www. dikti.org/?q =node/667). Berdasarkan indera pendengaran manusia, maka kesenian dibagi ke dalam berapa macam (Koentjaraningrat, 1997 : 20): 1. Seni Kesusastraan 2. Seni Musik, termasuk seni musik tradisional Menurut Malinowski dasar dari proses belajar adalah tidak lain dari pada ulangan dari reaksi-reaksi sesuatu organisme terhadap gejala-gejala diluar dirinya, yang terjadi sedemikian rupa sehingga salah satu kebutuhan dari organisme tadi dapat dipuaskan. Inti dari teori fungsional Malinowski tentang kebudayaan adalah pendirian bahwa segala aktifitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri mahluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya. Kesenian sebagai contoh dari salah satu unsur kebudayaan, misalnya terjadi karena mula-mula manusia ingin memuaskan kebutuhan nalurinya akan keindahan (Koentjaraningrat, 1980 : 170 171). Salah satu contoh dari seni musik adalah musik modern dengan menggunakan alat musik keyboard. Dalam Ensiklopedi Musik Jilid I (1992 : 285)
Universitas Sumatera Utara
dijelaskan bahwa keyboard yakni merupakan instrumen dengan suatu susunan kunci yang ditata horizontal dan menghasilkan bunyi. Dikatakan pula bahwa dalam perkembangannya yang baru sekarang, keadaannya telah berubah menjadi sangat paripurna, bukan saja hanya suara berbagai instrumen, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai irama dan dengan bunyi drum dan semua dapat diprogram secara komputer. Adapun keyboard yang dimaksud dalam penelitian ini suatu alat musik yang modern yang di program sehingga dapat menghasilkan bunyi atau suara dan alat musik ini digunakan untuk menghibur pada acara sosial kemasyarakatan, sering disebut dengan istilah “Kibod”. Keyboard atau Elekton (electone) mulai muncul pada tahun 1959 (Http://Toekangmoesik.Multiply.Com). Lebih dijelaskan alat musik elekton di Indonesia mulai muncul sekitar awal tahun 70-an dipopulerkan oleh yamaha dengan yayasan musik indonesia-nya. Nama Keyboard atau electone (electronic tone) sendiri kemudian dipatenkan oleh yamaha. Jadi yang disebut elekton adalah sebuah lemari kabinet yang memiliki papan pencet (keyboard), pedal bas kaki, dan pengeras suara (speaker). Dalam perkembangannya, elekton menjadi penghias ruang keluarga kelas atas pada waktu itu, bukan hanya merek yamaha saja, ada lowrey, gem, technics, elka dan beberapa merek lain yang menjadi pesaing yamaha. Meskipun demikian, elekton masih jarang digunakan untuk hiburan di kafe, restoran atau hajatan. Elekton pada masa itu bisa dikatagorikan sebagai alat musik prestise yang jadi simbol strata masyarakat tertentu sehingga sulit dijangkau kalangan menengah ke bawah. Di awal tahun 80-an, pasar alat musik di tanah air mulai dibanjiri produk keyboard combo (keyboard lengkap) yang memiliki rhythm box atau kotak irama serupa dengan elekton. Bedanya, keyboard
Universitas Sumatera Utara
tidak menggunakan lemari kabinet dan speaker yang besar. Keyboard juga menghilangkan pedal bas kaki. Bentuknya seperti yang kita lihat di pasaran sekarang. Pada awalnya populer merek casio yang memproduksi beragam jenis keyboard. Mulai yang untuk anak balita sampai yang untuk orang dewasa. Namun dalam perjalanannya merek ini malah tergeser oleh merek-merek lain karena ketinggalan teknologi dan inovasinya. Beberapa merek seperti Roland, technics, korg dan yamaha kemudian memproduksi keyboard yang kemudian unggul di pasaran. Di pertengahan 80-an, penggunaan hiburan organ tunggal mulai marak, meskipun kehadirannya dianggap mematikan pasaran kelompok band, tetapi perkembangan keyboard terus berjalan. Performancenya sering dipadu dengan saxophone, biola atau alat musik hiburan melodik lainnya. Dan pada akhirnya, banyak musisi band, pemain drum, pemain bass, pemain hiburan lainnya yang beralih menjadi pemain keyboard. Alasannya hanya satu untuk memenuhi kebutuhan hidup. 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini bertipekan deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Suatu penelitian yang bermaksud memberikan gambaran secara terperinci mengenai hiburan keyboard, dampak-dampak yang ditimbulkan serta kegiatankegiatan yang terjadi pada acara hiburan keyboard pada Masyarakat Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Pada Perayaan Pesta Perkawinan dan acara hajatan lainnya. Untuk dapat mendeskripsikan hal diatas diperlukan data-data yang akan mendukung penelitian ini. Dalam pengumpulan data, penulis akan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Studi Kepustakaan Studi Kepustakaan adalah mencari data yang terdapat pada referensi tertulis, yang berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan kebudayaan, kesenian disesuaikan dengan masalah penelitian atau masalah yang dibahas. Datadata ini diperoleh dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan tulisan-tulisan lainnya. Data yang diperoleh merupakan dari sekunder yang cukup penting guna melengkapi data primer yang diperoleh dari lapangan. Data sekunder ini bersifat tidak langsung tetapi memiliki fungsi sebagai salah satu aspek pendukung bagi keabsahan data penelitian. 2. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data-data dari lapangan atau lokasi penelitian. Data yang didapat berupa data primer dan teknik yang digunakan untuk memperolehnya antara lain : Observasi Partisipasi Metode ini berupa pengamatan langsung yang dipergunakan untuk mengamati suatu gejala atau situasi sosial tertentu di lokasi penelitian. Hal ini meliputi keadaan, kegiatan, peristiwa, perilaku yang melibatkan warga di Kecamatan Teluk Mengkudu yang telah menjadikan hiburan keyboard sebagai tradisi dalam menggelar acara pesta perkawinan, sunatan dan acara hajatan lainnya. Hasil dari pengamatan dan pengalaman di lapangan nantinya akan dijadikan data penelitian. Wawancara Bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (Depth Interview) dengan menggunakan alat bantu pedoman wawancara
Universitas Sumatera Utara
(Interview Guide) yang berhubungan dengan masalah penelitian dengan menggunkan alat bantu rekam (tape recorder) untuk menghindari kemungkinan keterlambatan peneliti dalam mengikuti alur wawancara yang dilakukan terhadap informan. Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan informasi, peneliti juga menggunakan teknik Snow Ball (salah satu teknik wawancara, dimana informasi yang didapat adalah melalui proses wawancara yang menghubungkan satu informasi ke informasi lainnya, mengarahkan
sehingga
peneliti
menjadi suatu
kepada
kesatuan data yang
informan-informan
yang
mampu
memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian). Dengan cara snow ball akan diperoleh data-data yang menghubungkan satu informasi ke informasi lainnya, sehingga menjadi suatu kesatuan data yang mengarahkan
peneliti
kepada
informan-informan
yang
mampu
memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Ketika data yang didapat dari satu informan ke informan lainnya berulang-ulang, maka penelitian dapat dihentikan. Pemilihan waktu untuk melaksanakan wawancara disesuaikan dengan keadaan di lapangan dan kegiatan masyarakat di lokasi penelitian. Para informan yang menjadi sumber data adalah
individu-individu
yang
terkait
dengan Hiburan keyboard
(Penyelenggara Acara Pesta, Masyarakat Penikmat, Penyanyi atau Biduan, Pemuka Agama/Ustadz, Petugas Keamanan, Instansi Pemerintah dan pihak-pihak lain yang terkait dengan masalah penelitian ini).
Universitas Sumatera Utara
1.7 Analisa Data Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah tahap analisa data. Dalam penelitian ini peneliti berusaha bersikap objektif terhadap data yang diperoleh di lapangan. Data ini diperlakukan sebagai mana adanya, tanpa dikurangi, ditambahi maupun dirubah, sehingga tidak akan mempengaruhi keaslian data-data tersebut. Keseluruhan data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan tersebut akan diteliti kembali, pada akhirnya kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa kembali kelengkapan hasil wawancara. Langkah selanjutnya, data-data ini akan dianalisa secara kualitatif. Keseluruhan data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan sumber kepustakaan disusun berdasarkan pemahaman akan fokus penelitian atau berdasarkan kategori-kategori yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Universitas Sumatera Utara