BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia adalah suku Batak yang terdiri atas lima etnik, yakni etnik Batak Toba, etnik Pakpak Dairi, etnik Simalungun, etnik Karo, dan etnik Mandailing. Setiap etnik memiliki bahasa daerah masing-masing. Etnik Batak Toba menggunakan bahasa Batak Toba, etnik Pakpak Dairi menggunakan bahasa Pakpak Dairi, etnik Simalungun menggunakan bahasa Simalungun, etnik Karo menggunakan bahasa Karo, dan etnik Mandailing menggunakan bahasa Mandailing sebagai bahasa daerah mereka. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain untuk menyampaikan informasi. Melalui bahasa manusia dapat mengekspresikan seluruh ide dan gagasan mereka. Bahasa merupakan lambang yang menunjuk identitas seseorang sebagai penutur bahasa tersebut, misalnya bahasa Pakpak Dairi adalah bahasa ibu yang digunakan oleh suku Pakpak Dairi (masyarakat Pakpak Dairi). Masyarakat Pakpak mempunyai lima dialek, yakni dialek Simsim, dialek Keppas, dialek Pegagan, dialek Kelasen dan dialek Boang (Solin, 1988:107). Masyarakat Pakpak Dairi merupakan masyarakat minoritas di Kabupaten Dairi. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 bahwa masyarakat mayoritas di Kabupaten Dairi adalah suku Batak Toba, dengan persentase 72,50%, suku Pakpak Dairi 12,20%, suku Karo 9,50%, suku Melayu 0,46%, suku Mandailing 0,37%, suku Simalungun 1,81%, suku Nias
Universitas Sumatera Utara
0,47%, suku Minangkabau 0,39%, suku Jawa 1,75%, suku Cina 0,14% , suku Aceh 0,14% dan lain-lain 0,25% (Sumber : BPS Kabupaten Dairi). Dalam hal ini jumlah penduduk dan lingkungan sangat mempengaruhi pemertahanan suatu bahasa oleh penutur bahasa Pakpak Dairi di Kabupaten Dairi. Jendra
(2010:144-146)
juga
mengatakan
bahwa
faktor-faktor
yang
mempertahankan bahasa adalah jumlah penutur, tempat tinggal, identitas, dan kebanggaan budaya, dan kondisi ekonomi yang baik. Walaupun masyarakat Pakpak Dairi hanya masyarakat minoritas di Kabupaten Dairi, bukan berarti mereka tidak mempertahankan bahasa daerah mereka. Pemertahanan bahasa itu bergantung kepada pilihan bahasa yang mereka pilih untuk dipakai dalam berkomunikasi dan juga bergantung kepada sikap bahasa yang dimiliki oleh penutur bahasa tersebut dalam mempertahankan bahasa daerah mereka. Melalui peristiwa bahasa masyarakat Pakpak Dairi di Kabupaten Dairi merupakan
masyarakat
multilingual
(multilingual
society).
Masyarakat
multilingual adalah masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk berbahasa lebih dari dua bahasa bila berkomunikasi ataupun berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat lainnya (Holmes, 2001:19). Bahasa-bahasa yang digunakan oleh masyarakat Pakpak Dairi di Kabupaten Dairi seperti bahasa Pakpak Dairi, bahasa Batak Toba, dan bahasa Indonesia. Keanekabahasaan berpotensi menimbulkan fenomena bagi individu-individu ataupun kelompok individu terutama bagi kelompok penutur minoritas bahasa. Hal itu disebabkan individu tersebut tidak mampu memelihara dan mempertahankan bahasa daerah mereka maka bahasa daerah mereka akan bergeser dan lama kelamaan akan punah. Namun, apabila mereka dapat menghadapi tantangan atau ancaman yang datang
Universitas Sumatera Utara
dengan memilih bahasa daerah mereka sebagai loyalitas mereka, bahasa daerah mereka akan bertahan. Fishman (1972a:97) mengatakan bahwa pemertahanan bahasa (language maintenance) bergantung pada ideologi nasional dalam masyarakat atau bergantung paling sedikit pada ideologi yang dimiliki masyarakat yang mempertahankan konteks sosial mereka untuk melawan perubahan yang datang. Dalam hal ini, sebagian masyarakat Pakpak Dairi di Kabupaten Dairi khususnya orang tua memiliki ideologi yang tinggi terhadap bahasa daerahnya, yakni dengan tetap
mempergunakan
bahasa
daerahnya
walaupun
lingkungan
sangat
mempengaruhinya. Hal ini ditandai dengan mereka masih tetap menggunakan bahasa Pakpak Dairi dalam berkomunikasi baik di dalam rumah maupun di luar rumah bila bertemu dengan orang yang sesuku dengannya. Kadangkala mereka juga menggunakan bahasa Pakpak Dairi di rumah ataupun di luar rumah walaupun mereka mengetahui bahwa mitra tutur mereka tidak sesuku dengan mereka. Dalam hal ini mereka memiliki kesetiaan terhadap bahasa daerah mereka walaupun lingkungan sangat mempengaruhi penggunaan bahasa daerah mereka. Mereka tetap menggunakan dan mempertahankan bahasa daerah mereka meskipun mereka hanya masyarakat minoritas di Kabupaten Dairi. Selanjutnya, para remaja kurang memiliki ideologi terhadap bahasa daerahnya.
Mereka
cenderung
menggunakan
bahasa
Indonesia
dalam
berkomunikasi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari tetapi di ranah keluarga juga mereka menggunakan bahasa Indonesia bila berkomunikasi dengan orang tua mereka walaupun kedua orang tua mereka bersuku Pakpak Dairi. Para remaja cenderung mengikuti perubahan yang
Universitas Sumatera Utara
terjadi di lingkungan masyarakat. Hal ini merupakan suatu ancaman bagi bahasa daerah mereka. Apabila mereka tidak dapat mempertahankan bahasa daerah mereka, bahasa daerah mereka akan bergeser dan akan terancam punah. Berlandaskan latar belakang, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai “Pemertahanan Bahasa Pakpak Dairi di Kabupaten Dairi”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimanakah kondisi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi sekarang? 2. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi? 3. Bagaimanakah upaya masyarakat Pakpak Dairi dalam pemertahanan bahasa Pakpak Dairi?
1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dijabarkan dalam tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1 Tujuan Umum 1. Untuk mengetahui langkah-langkah pemertahanan bahasa khususnya bahasa Pakpak Dairi. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pemertahanan bahasa Pakpak Dairi.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk menganalisis kondisi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi sekarang. 2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa Pakpak Dairi. 3. Untuk menganalisis upaya pemertahanan bahasa Pakpak Dairi pada masyarakat penuturnya.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terbagi atas dua bagian yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Teoretis 1. Menambah teori, khususnya yang berhubungan dengan pemertahanan bahasa. 2. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lain yang berkaitan dengan bahasa Pakpak Dairi.
1.5.2 Manfaat Praktis 1. Membangun kesadaran pada masyarakat Pakpak Dairi untuk berbahasa Pakpak Dairi untuk menunjukkan identitas mereka sebagai pemakai bahasa dan juga untuk menunjukkan loyalitas mereka terhadap bahasa daerah mereka. 2. Sebagai informasi bagi pemerintah daerah mengenai hasil penelitian baru tentang pemertahanan bahasa Pakpak Dairi.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Definisi Istilah 1. Multilingualisme
adalah
masyarakat
yang
anggota-anggotanya
berkemampuan atau biasa menggunakan lebih dari dua bahasa bila berkomunikasi antar sesama anggota masyarakat lainnya (Holmes, 2001:19) 2. Sikap Bahasa adalah keinginan seseorang untuk melakukan tindakan untuk memilih bahasa yang digunakan sesuai yang diinginkannya (Sumarsono, 2004:363). 3. Pemertahanan bahasa adalah penggunaan bahasa daerah dari generasi ke generasi walaupun ada tantangan ataupun ancaman yang datang yang berpengaruh terhadap pergeseran kepada bahasa yang lain (Holmes, 2001:61;
Jendra,
2010:144).
Sedangkan
Sumarsono
(2004:200)
mengatakan bahwa pemertahanan bahasa adalah sikap seseorang yang mampu mempergunakan bahasa daerahnya pada fungsi dan ranah tertentu.
Universitas Sumatera Utara