BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lain. Mc Iver pakar sosiologi politik pernah mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh jaring – jaring yang dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. Mc Iver ingin mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat (socially constructed) tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang mengatur bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola tertentu”. Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan kekuatan dari luar diri manusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu (internalized). Dengan demikian kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan perilaku manusia dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu kebudayaan adalah nilai – nilai (values) yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah (nilai moral), baik atau buruk (nilai etika) serta indah atau jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai inilah kemudian tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat. Dari uraian tersebut diatas jelas sekali bahwa kebudayaan merupakan unsur paling dasar (basic) dari suatu masyarakat, sehingga sampai sekarang sebahagian
Supsiloani: Analisa Nilai Budaya Masyarakat Dan Kaitannya Dalam Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, 2008. USU e-Repository © 2008
sosiolog dan antropolog masih menganut faham cultural determinism yaitu bahwa sikap, pola perilaku manusia dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaannya. Lawrence Harrison dalam bukunya “Culture Matters” menggambarkan bagaimana nilai – nilai budaya mempengaruhi kemajuan maupun kemunduran manusia (Harrison, 2000). Samuel Huntington memberi contoh bahwa pada tahun 1960-an Ghana dan Korea Selatan memiliki kondisi ekonomi yang kurang lebih sama. Tiga puluh tahun kemudian Korea telah menjadi Negara maju, tetapi Ghana hampir tidak mengalami kemajuan apapun dan saat ini GNP perkapitanya hanya seperlimabelas Korea Selatan. Ini disebabkan (terutama) karena bangsa Korea (selatan) memiliki nilai – nilai budaya tertentu seperti hemat, kerja keras, disiplin dan sebagainya. Semua ini tidak dimiliki masyarakat Ghana. Secara umum kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pengetahuan, gagasan, ide, yang dimiliki oleh suatu kelompok manusia, yang berfungsi sebagai pengarah bagi mereka yang menjadi warga kelompok itu dalam bersikap dan bertingkah laku. Karena berfungsi sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku, maka pada dasarnya kebudayaan mempunyai kekuatan untuk memaksa pendukungnya untuk mematuhi segala pola acuan yang digariskan oleh kebudayaan itu. Dalam konteks Negara, kebudayaan merupakan sebuah penentu penting bagi kemampuan suatu Negara untuk makmur, oleh karena budaya membentuk pemikiran orang – orang mengenai resiko, penghargaan dan kesempatan.
Supsiloani: Analisa Nilai Budaya Masyarakat Dan Kaitannya Dalam Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, 2008. USU e-Repository © 2008
Sementara itu disisi lain, pembangunan pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang bersifat kontinyu dan terencana yang ditujukan untuk merubah dan meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi kearah yang lebih baik dan wajar dari waktu ke waktu. Keberhasilan suatu pembangunan tidak hanya diukur dalam bidang ekonomi saja. Dalam proses pembangunan, kita menyadari bahwa dampak pembangunan selalu akan terjadi juga dalam bidang sosial budaya. Dengan kata lain, pembangunan yang akan dilakukan dapat dikatakan akan berhasil apabila pembangunan itu baik rencana maupun pelaksanaannya sesuai dengan aspek sosial budaya yang ada pada suatu daerah. Sebaliknya, apabila pembangunan yang dilakukan tidak sesuai dengan aspek sosial budaya yang terdapat pada suatu daerah, maka dapat dikatakan bahwa pembangunan itu tidak akan berhasil. Demikian juga halnya dengan masyarakat yang ada di kecamatan Raya. Kecamatan Raya adalah merupakan satu dari tiga puluh satu kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun. Masyarakat di kecamatan ini memiliki nilai – nilai budaya yang sangat melekat yaitu nilai budaya Simalungun. Yang cukup menarik adalah bahwa masyarakat di kecamatan ini
sesuai dengan perkembangan zaman, telah
terjadi pergeseran nilai – nilai budaya sehingga timbul sikap – sikap baru terhadap nilai – nilai budaya yang sudah ada. Kesadaran baru telah mendorong masyarakat untuk melakukan evaluasi terhadap nilai – nilai yang sudah ada dan membentuk dirinya dan lingkungannya dengan keadaan baru. Namun dalam kehidupan sosial
Supsiloani: Analisa Nilai Budaya Masyarakat Dan Kaitannya Dalam Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, 2008. USU e-Repository © 2008
budaya seperti itu, pembaharuan (revitalisasi) tidak harus merupakan pengingkaran mutlak terhadap nilai – nilai yang lama. Artinya, nilai – nilai budaya yang mendasari tata kehidupan masyarakat perlu dilestarikan, dalam arti mempertahankan dan meneruskan nilai – nilai yang lama, tetapi dengan membuang segi – segi yang tidak cocok lagi dengan perkembangan zaman. Sebagai dampak dari kondisi tersebut diatas, masyarakat di kecamatan ini sudah mulai dapat melepaskan diri dari bencana krisis moneter dengan mengandalkan hasil pertaniannya. Beberapa produksi pertanian yang menjadi produk unggulan di kecamatan Raya ini antara lain adalah jeruk, kopi, dan cabe. Akibat dari kondisi tersebut di atas, kecamatan ini berhasil memperoleh predikat kecamatan terbaik untuk tingkat Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2007 yang lalu. Apakah dalam hal ini keberhasilan tersebut disebabkan oleh faktor nilai – nilai budaya masyarakat setempat yang menopang kemajuan pembangunan di wilayah tersebut. Untuk menjawab hal itu maka penelitian ini dilakukan.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan ditelusuri dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana orientasi nilai budaya masyarakat di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun dengan didasarkan kepada masalah pokok dasar dalam kehidupan manusia?
Supsiloani: Analisa Nilai Budaya Masyarakat Dan Kaitannya Dalam Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Apakah orientasi nilai budaya masyarakat tersebut mendukung keberhasilan pembangunan wilayah di kecamatan Raya?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui orientasi nilai budaya masyarakat di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun dengan didasarkan kepada masalah pokok dasar dalam kehidupan manusia 2. Untuk mengetahui orientasi nilai budaya masyarakat dalam mendukung keberhasilan pembangunan wilayah di Kecamatan Raya
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah Kecamatan Raya, dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam menyusun Program Perencanaan Pembangunan Daerah Kecamatan 2. Bagi Pemerintah Kabupaten Simalungun dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam menyusun Program Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten 3. Bagi peneliti lain dapat dipergunakan sebagai bahan referensi ilmiah yang akan melakukan penelitian mengenai nilai budaya
Supsiloani: Analisa Nilai Budaya Masyarakat Dan Kaitannya Dalam Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, 2008. USU e-Repository © 2008