BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang hidup secara berkelompok dan bermasyarakat. Di dalamnya manusia menjalin hubungan dengan sesamanya. Selama manusia menjunjung tinggi nilai dan norma yang berlaku, dia tidak terpisah atau terisolir dari sesamanya. Seorang manusia membutuhkan manusia yang lainnya untuk melengkapi kehidupan dalam kebersamaan, sehingga martabatnya sebagai manusia tetap terjaga. Untuk itulah manusia perlu melakukan kegiatan komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasikan lingkungannya dan orang lain (Kryantono,2006:11). Dengan demikian manusia mutlak membutuhkan sesamanya dan perlu terlibat serta bergaul karena manusia itu sendiri adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membentuk kelompok-kelompok, salah satunya melalui organisasi. Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hirarki atau jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan (Thoha,1996:9). Proses komunikasi dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai kehidupan
xi 1
organisasi yang efektif. Proses komunikasi yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamis dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik. Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada setiap orang dalam suatu organisasi tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar. Aktivitas komunikasi dalam organisasi senantiasa berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, harus ada komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik (two-way-communications) di antara setiap orang dalam organisasi. Proses komunikasi ini sangat diperlukan dalam menjalin kerja sama yang diharapkan dapat mencapai tujuan organisasi. Sebab, tujuan yang dicapai tersebut merupakan tujuan bersama dalam suatu organisasi. Di antara pegawai atau anggota sebuah organisasi, komunikasi yang baik akan mampu menciptakan suasana yang kondusif. Dengan adanya suasana yang demikian, tentunya tugas yang diemban dapat dijalankan dengan penuh tanggung jawab sehingga kinerja suatu organisasi menjadi semakin baik.
xii 2
Sebaliknya, apabila terjadi komunikasi yang kurang baik maka berakibat pada tidak terjalinnya hubungan yang baik pula. Misalnya, sikap yang otoriter, perbedaan pendapat atau konflik yang berkepanjangan dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal. Badan Search And Rescue Nasional (BASARNAS) merupakan salah satu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang penyelamatan. Tentunya, keberadaan instansi ini memiliki berbagai upaya yang terwujud dalam programprogram kerja tersendiri. Berbagai program kerja yang direncanakan terwujud dalam berbagai pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Pelayanan yang dilaksanakan BASARNAS yakni dalam bentuk penyelamatan kepada masyarakat yang mengalami bencana, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa eksistensi BASARNAS sebagai salah satu instansi pemerintah berorientasi pada terselenggaranya kehidupan masyarakat yang lebih baik. Sebagai salah satu cabang, BASARNAS Kupang bertanggung jawab kepada BASARNAS pusat. BASARNAS Kupang sendiri baru beroperasi dengan baik pada pertengahan tahun 2005. Fasilitas yang dimiliki cukup lengkap di antaranya kapal SAR dan juga Rescue Truck, selain itu untuk penanganan awal musibah yang cepat di daerah-daerah telah dibangun Pos SAR Maumere dan Pos SAR Labuan Bajo untuk mendukung Tim SAR di Kupang. Meskipun baru beroperasi sekitar 6 tahun namun sumbangsih bagi masyarakat NTT sudah dirasakan. Seperti pertolongan terhadap musibah kecelakaan KMP Citra Bahari di Selat Puku Afu, dari 160 orang awak kapal yang berhasil
xiii 3
ditemukan sebanyak 110 orang. Kemudian tindakan pertolongan terhadap korban musibah banjir di Kupang tepatnya di daerah Liliba, dari 5 orang korban berhasil diselamatkan sebanyak 3 orang. Keberhasilan prestasi kerja yang dilaksanakan tersebut disebabkan karena adanya komunikasi yang mendukung kerja sama setiap bagian dalam BASARNAS Kupang. Bertolak dari uraian sebelumnya maka dapat dikatakan, bahwa setiap pegawai atau anggota dalam sebuah organisasi memerlukan komunikasi agar setiap bagian dalam organisasi dapat berkoordinasi dan bekerja sebagaimana semestinya. Karena tanpa koordinasi yang tepat, maka organisasi kurang berfungsi dengan baik. Kemampuan setiap pegawai atau anggota dalam berkomunikasi pun sangat berpengaruh karena apabila ada keterbatasan dan kelemahan maka dapat berakibat fatal. Berdasarkan hasil studi awal, ada pengakuan dari beberapa informan dalam lingkungan BASARNAS bahwa kunci keberhasilan setiap operasi Search And Rescue (SAR) adalah komunikasi. Sejak awal dimulainya sebuah operasi SAR, saat operasi berlangsung sampai operasi dinyatakan selesai, semuanya sangat bergantung pada komunikasi yang berlangsung. Setiap laporan musibah yang masuk entah lewat radio atau telepon segera ditanggapi dan dikonfirmasi kembali oleh operator radio dan kepala jaga harian. Setelah dipastikan lokasi musibah kemudian dilaporkan kepada kepala tata usaha dan kepala sub seksi operasi untuk segera melakukan langkah awal penanganan musibah dan pembagian tugas di lapangan kemudian operasi SAR pun dijalankan. Saat
xiv 4
penanganan musibah pun komunikasi terus berjalan baik secara langsung maupun dengan media seperti radio, telepon dan faksimili sampai operasi SAR dinyatakan selesai. Jika tidak ada komunikasi yang baik maka sangat sulit melakukan tindakan yang tepat dalam menangani sebuah musibah, apa lagi menyangkut penyelamatan nyawa manusia. Oleh karena itu, dari informasi awal yang didapat, pihak BASARNAS Kupang sangat mementingkan kegiatan komunikasi dalam menunjang keberhasilan operasi SAR. Salah satu kasus yang sangat tergantung pada kegiatan komunikasi adalah kasus tenggelamnya KM. Hasmitha Indah di perairan Lembata. Dalam musibah tragis ini Tim SAR berhasil menyelamatkan 76 orang dari 87 korban pada KM. Hasmitha Indah. Laporan musibah yang masuk diterima 10 menit setelah kejadian dari para nelayan di sekitar perairan Lembata kemudian dikonfirmasi dengan kepolisian setempat untuk dipastikan lalu mulai dilakukan pembagian tugas dan Tim SAR segera meluncur ke lokasi yakni Tim SAR dari Kupang dan juga Tim SAR dari Pos SAR Maumere. Selama operasi SAR berlangsung, komunikasi terus dilakukan dengan berbagai pihak terkait di sekitar tempat musibah untuk mendapat berbagai bantuan di antaranya Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lembata, Tim Penanggulangan Bencana Alam Daerah Lembata, Polres Lembata dan juga Polsek Adonara. Lokasi kejadian yang letaknya jauh dari Pos SAR menyebabkan kegiatan komunikasi adalah yang paling utama sebagai penunjang operasi SAR. Tentu saja kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam BASARNAS Kupang saat operasi SAR
xv 5
bukan tanpa hambatan. Dan jika ada hambatan tentunya akan sangat berpengaruh pada keberlangsungan operasi SAR itu sendiri. Kondisi kegiatan komunikasi yang dibangun di dalam lingkungan BASARNAS Kupang perlu dikaji lebih dalam untuk mengetahui bentuk komunikasi dan hambatan yang didapat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KOMUNIKASI ORGANISASI SEBAGAI PENUNJANG OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR) (Studi Kasus Tenggelamnya KM. Hasmitha Indah). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian
ini
adalah
Bagaimana
komunikasi
organisasi
pada
BASARNAS Kupang yang menunjang operasi SAR?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui komunikasi organisasi pada BASARNAS Kupang yang menunjang operasi SAR. 1.3.2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang pelaksanaan bentuk komunikasi organisasi pada BASARNAS Kupang yang menunjang operasi SAR.
xvi 6
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis 1. Bagi BASARNAS Pusat pada umumnya dan khususnya bagi BASARNAS Kupang Kiranya hasil penelitian dapat menjadi bahan informasi untuk meningkatkan komunikasi organisasi yang lebih baik lagi demi keberlangsungan operasi SAR selanjutnya. 2. Bagi pegawai BASARNAS Kupang Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi bagi setiap pegawai akan pentingnya komunikasi organisasi yang baik guna keberlangsungan operasi SAR. 1.4.2. Manfaat Teoritis 1. Bagi Almamater Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Widya Mandira khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi tentang komunikasi organisasi. 2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti lainnya di lingkungan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
7 xvii
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Widya Mandira, tentang komunikasi organisasi.
1.5. Kerangka Pemikiran, Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1.5.1. Kerangka Pemikiran Kerangka
pikiran
penelitian
ini
adalah
penalaran
yang
dikembangkan dalam memecahkan masalah penelitian ini. Kerangka pikiran pada dasarnya menggambarkan jalan pikiran dan landasan rasional dari pelaksanaan penelitian tentang komunikasi organisasi pada BASARNAS Kupang. Dalam organisasi perkantoran khususnya BASARNAS Kupang, proses komunikasi akan selalu terjadi. Kinerja BASARNAS Kupang yang berfungsi baik ditandai oleh adanya kerjasama secara sinergis dan harmonis dari seluruh pegawai yang berada di dalamnya. Artinya, proses komunikasi yang terjadi dalam organisasi tersebut jika terlaksana dengan baik maka BASARNAS Kupang akan semakin kokoh dan kinerja pegawai akan meningkat. Pada prinsipnya, untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pegawai pada BASARNAS Kupang bergantung pada kemampuan setiap pegawai dalam berkomunikasi secara terbuka, bebas dan menerima segala informasi atau masukan-masukan dari sesama bawahan maupun
xviii 8
pimpinan. Demikian pun halnya seorang pimpinan dalam menjalin komunikasi dengan bawahan. Seorang pimpinan berkomunikasi secara terbuka dan bebas dengan para bawahan. Komunikasi
yang
baik
dalam
organisasi
tentunya
dapat
memotivasi para pegawai untuk dapat berkomunikasi secara terbuka, santai, ramah-tamah. Proses komunikasi
yang demikian dapat
mempengaruhi kinerja pegawai dan menunjang keberhasilan setiap tugas karena para pegawai termotivasi. Sebaliknya, kurangnya komunikasi yang baik menyebabkan para pegawai tidak berani berkomunikasi secara terbuka yang berimplikasi pada rendahnya kinerja pegawai. Sesuai dengan konsep yang telah diuraikan di atas, maka alur kerangka pikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
xix 9
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran
Komunikasi Organisasi: Komunikasi Vertikal Komunikasi Horizontal Komunikasi Diagonal
BASARNAS Kupang
Operasi SAR KM. Hasmitha Indah
Berhasilnya Operasi SAR
1.5.2. Asumsi Penelitian
Asumsi
penelitian
merupakan
proposisi-proposisi
dalam
penalaran yang tersirat dalam kerangka pemikiran yang dijadikan sebagai pegangan peneliti untuk sampai pada kesimpulan penelitian. Adapun asumsi yang digunakan sebelum melakukan penelitian ini adalah dalam lingkungan BASARNAS Kupang terdapat komunikasi organisasi yang terjalin di antara semua pegawai pada setiap bagian dalam organisasi.
xx 10
1.5.3. Hipotesa Penelitian
Hipotesis merupakan pendapat atau jawaban sementara terhadap pertanyaan pada penelitian yang akan dilakukan. Dengan kata lain, suatu pendapat yang kita gunakan untuk menangkap kenyataan kebenaran dari sesuatu hal yang belum terbukti kebenarannya. Jadi hipotesis dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi telah diterapkan dalam BASARNAS Kupang dan menunjang keberhasilan operasi SAR.
xxi 11