BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG PENELITIAN Menurut Darmawan (2013), penjelasan tentang organisasi selalu dihubungkan dengan manusia dan manajemen. Untuk mencapai tujuannya, organisasi melibatkan proses manajemen yang dipimpin oleh manajer. Manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen atau kegiatan proses manajemen. Kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (leading), dan pengendalian (controlling) disebut sebagai proses manajemen. Organisasi dapat berjalan dan mencapai tujuan melalui proses manajemen, maka organisasi tersebut harus ditangani dengan baik. Seorang manajer menjalankan tiga peranan penting untuk mengatur organisasi, yaitu peran interpersonal, peran informasional, dan peran decisional. Peranan tersebut mengarahkan kepada perilaku organisasi yang memunculkan karakter khusus organisasi. Dimensi-dimensi yang menjadi determinan karakter sebuah organisasi ditentukan dua kelompok besar yaitu dimensi struktural dan kontekstual. Untuk menemukan jati diri organisasi perlu dipahami sudut pandang organisasi sebagai sistem budaya. Dengan metafora ini, sebelum sekumpulan orang melakukan tindakan mereka terlebih dahulu, harus memiliki definisi atau konstruksi realitas
1
2
yang jelas yang didasarkan pada keyakinan , tata nilai, dan asumsi bersama. Demikian juga, agar sebuah organisasi dapat berfungsi dan beroperasi baik, anggota organisasi harus dapat mendefinisikan persoalan organisasi dengan jelas dan mereka juga sepakat dalam upayanya untuk menyelesaikan masalah. Bila hal tersebut dapat dilakukan dengan baik maka tercapailah efektivitas organisasi yaitu suatu tingkat dimana organisasi
dapat
mencapai
tujuannya.
Selanjutnya
pengembangan
organisasi dapat berjalan lancar. Pengembangan organisasi adalah istilah umum yang meliputi jangkauan luas dari strategi campur tangan yang ditujukan kepada pengembangan individual, kelompok, dan organisasi sebagai sistem secara total. Budaya oragnisasi
kemudian
menyesuaikan
diri
terhadap
pengembangan
organisasi. Budaya organisasi adalah seperangkat nilai-nilai , keyakinan, dan sikap utama yang diberlakukan di antara anggota organisasi. Budaya yang dapat menyesuaikan serta mendorong keterlibatan karyawan dapat memperjelas tujuan dan arah strategi organisasi serta yang selalu menguraikan dan mengajarkan nilai-nilai dan keyakinan organisasi, dapat membantu organisasi mencapai pertumbuhan penjualan, pengembalian modal, keuntungan, mutu, dan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. Manajer berperan mengendalikan hal tersebut.
3
Manajer memiliki pengaruh terhadap budaya dan lingkungan organisasi. Sebaliknya juga, lingkungan organisasi dan budaya organisasi berperan mempengaruhi kinerja mereka. Meski budaya organisasi tidak mudah diubah, namun dinamika organisasi dan lingkungannya merupakan determinan yang menjadi indikator perubahan tersebut. Dunia bisnis yang sangat dinamis menyebabkan terjadinya perubahan yang cepat dan setiap organisasi harus siap beradaptasi pada perubahan tersebut. Tidak mudah melakukan perubahan, terutama perubahan budaya organisasi yang adaptif. Jajaran manajemen puncak dituntut cepat memutuskan tindakan strategis berhubungan dengan tindakan antisipatif. Perubahan yang direncanakan adalah perubahan komprehensif dan berdampak jangka panjang dan searah tujuan utama organisasi. Budaya organisasi yang adaptif adalah kunci utama pergerakan personil organisasi untuk mencapai hal tersebut. Dalam perkembangan suatu organisasi, budaya merupakan variabel penting yang mempengaruhi jalannya operasional organisasi. Setiap perubahan akan menguji stabilitas organisasi maupun nilai-nilai dasar yang melekat pada budaya organisasi. Dengan demikian, apakah budaya organisasi merupakan variabel yang mampu mempengaruhi kinerja individu pelaku organisasi , kelompok serta organisasi secara keseluruhan? Penelitian H.W Oetomo (2005) tentang Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja
Karyawan
dengan
Kepuasan
Kerja
Sebagai
Intervening. Variabel Budaya Organisasi mengacu pada kajian teori dari
4
Stephen Robbins (2001) yang terdiri dari tujuh dimensi yaitu (1) Inovasi dan pengambilan resiko, (2) Perhatian terhadap Detail, (3) Orientasi terhadap Hasil, (4) Orientasi terhadap Individu, (5) Orientasi terhadap Tim, (6) Agresivitas, (7) Stabilitas. Variabel kepuasan keja karyawan mengacu pada teori Luthans (1998) yang terdiri dari lima dimensi yaitu (1) Pembayaran (gaji/upah), (2) Pekerjaaan itu sendiri, (3) Promosi Pekerjaan, (4) Kepenyeliaan, dan (5) Rekan Kerja yang mendukung. Variabel Kinerja Organisasi mengacu teori Balanced Scorecard dari Kaplan dan Norton (2001) yang terdiri empat dimensi yaitu (1) Perspektif Finansial, (2) Perspektif Pelanggan, (3) Perspektif Proses Bisnis Internal, dan (4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling dengan jumlah sampel sebesar 232 responden. Analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modelling. Hasilnya adalah budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja organisasi. Demikian juga kepuasan karyawan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Pada tahun 2012 ada kejadian menarik di perusahaan manufaktur plastik PT. Nusa Eka Winapratama (NEW) tempat penulis bekerja. PT. NEW adalah penghasil bahan baku plastik film lldpe untuk industri kemasan. Perusahaan ini adalah anak perusahaan flexible packaging PT. Putra Naga Indonesia (PNI), PT New didirikan awalnya untuk mencukupi kebutuhan lldpe film dari PT. PNI saja, tapi sejak tahun 2012 terjadi
5
perubahan kebijakan dari pimpinan perusahaan. PT NEW bisa menerima order dari luar group untuk meningkatkan penjualan. Mesin blown film yang tadinya hanya 2 unit, ditambah menjadi 3 unit. Terjadi peningkatan penjualan secara signifikan. Tapi dibalik peningkatan tersebut , terdapat masalah yang harus diselesaikan oleh manajemen perusahaan, masalah tersebut terkait dengan budaya organisasi yang tidak disiplin, kualitas yang kurang diutamakan karena dijual untuk group sendiri. Ketika banyak order masuk dari luar group, perusahaan dihadapkan pada tuntutan kualitas yang baik, pengiriman yang harus sesuai jadwal, cepat, dan layanan purnajual yang baik. Banyak karyawan yang tidak dapat beradaptasi dengan tuntutan klien yang serba cepat dan menuntut kualitas yang baik. Karena pada sebelumnya, manajemen tidak melakukan pengawasan dengan baik, sehingga karyawan menjadi tidak disiplin dan bersikap tidak seharusnya di tempat kerja. Pada akhirnya banyak terjadi pemutusan hubungan kerja karena tidak sesuai dengan gaya manajemen baru yang diterapkan untuk menjawab tantangan tersebut. .Dengan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian
ORGANISASI
DAN
yang
berjudul
MOTIVASI
“PENGARUH
BUDAYA
TERHADAP
KINERJA
KARYAWAN PADA PT NUSA EKA WINAPRATAMA.
6
1.2
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada uraian di atas, maka adapun masalah–masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di PT. Nusa Eka Wina Pratama? 2. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di PT Nusa Eka Winapratama ? 3. Bagaimana pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan di PT Nusa Eka Winapratama
1.2
TUJUAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan pada PT. Nusa Eka Winapratama 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT Nusa Eka Winapratama 3. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT Nusa Eka Winapratama
Kontribusi penelitian ini antara lain : 1. Bagi Perusahaan Penelitian
ini
berguna
sebagai
bahan
pertimbangan
bagi
perusahaan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil, guna
7
melihat apakah budaya organisasi dan motivasi yang diberikan kepada karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan perusahaan itu sendiri. 2. Bagi Penulis Penelitian ini memberikan wawasan dan pengalaman bagi penulis mengenai Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya mengenai budaya organisasi dan motivasi dengan membandingkan secara praktis praktek di lapangan. 3. Bagi Penelitian Sejenis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian dengan judul yang sama dalam penyusunan skripsi.