8
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah
Negara yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain, tidak terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut semakin beraneka ragam, termasuk cara pembayarannya. Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara langsung atau tidak langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara tersebut. 1 Perdagangan internasional merupakan transaksi jual beli (atau imbal beli) lintas Negara, yang melibatkan dua pihak yang melakukan jual beli yang melintasi
1
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Transaksi Bisnis Internasional (Ekspor Impor dan Imbal Beli), Jakarta: (PT RajaGrafindo Persada), 2000, Hal. 1.
9
batasan kenegaraan. Pihak-pihak ini tidaklah harus merupakan pihak-pihak yang berasal dari Negara yang berbeda atau memiliki nasionalitas yang berbeda. 2 Transakasi perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal atau berdomisili dinegara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks antara para pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan, adat istiadat, dan cara yang berbeda-beda. Perdagangan internasional sebenarnya sudah berlangsung beberapa abad yang lalu tetapi tentu berdasarkan perdagangan yang masih sangat primitif. Sistem perdagangan yang berlaku saat itu masih berdasarkan suatu sistem barter atau tukar menukar antara barang dengan barang. Dengan kemajuan peradaban manusia yang makin lama semakin meningkat, maka terjadilah perubahan yang amat drastis dan dramatis dengan suatu sistem perdagangan yang sering kita dengar dalam istilah ”ekspor – impor”. Di dalam dunia modern sekarang, suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. 3 Dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat, distribusi barang-barang dan jasa menjadi semakin mantap, dan pada akhirnya perkembangan spesialisasi produk komoditi menjadi semakin luas. Akibat semakin meningkat pula jenis dan volume produksi barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan untuk memuaskan 2
Gunawan Widjaja, “Aspek Hukum Dalam Kontrak Dagang Internasional: Analisis Yuridis Terhadap Kontrak Jual Beli Internasional”, Jurnal Hukum Bisnis Vol. 27 No. 4 (Tahun 2008). Hal. 24. 3 M.H. Matondang, dkk, Intisari Ekonomi Internasional, Program Pascasarjana, Universitas Krisnadwipayana, Jakarta, 1997, hal. 7.
10
kebutuhan konsumen. Perkembangan spesialisasi berarti pula perkembangan perdagangan karena tidak semua sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang dapat diperoleh di dalam negeri. Selain itu, perdagangan antar negara pun meningkat dengan cepat. 4 Dulu David Ricardo pernah menjelaskan mengapa terjadi perdagangan diantara negara di dunia ini. Dia mendasarkan uraiannya pada prinsip pembagian kerja secara internasional yang didasarkan pada ”Teori Keunggulan Komparatif” yang dimiliki oleh tiap-tiap negara. Katanya sebaiknya setiap negara mengkhususkan diri pada kegiatan-kegiatan ekonomi dimana dia memiliki keunggulan komparatif. Misalnya Portugal mengkhususkan dirinya dalam produksi anggur. Karena iklim negara tersebut cocok untuk kebun anggur. Dengan demikian memproduksikan anggur di Portugal lebih murah daripada misalnya di Inggris. Sedangkan Inggir mengkhususkan diri pada bahan pakaian wol. Karena iklim di negara ini sangat tepat untuk padang rumput dimana dombadomba hidup berkeliaran. Bahan pakaian wol yang dibuat di Inggirs lebih murah biaya produksinya dibandingkan di Portugal. Kedua negara ini kemudian mempertukarkan hasil produksinya melalui perdagangan internasional, dengan cara mengekspor dan mengimpor barang tersebut, dalam sistem perdagangan internasional seperti ini maka semua pihak akan diuntungkan, harga anggur dan pakaian wol jadi murah bagi kedua negara tersebut. 5 Pada perkembangan perdagangan internasional, cara pembayaran dengan uang tunai dianggap kurang begitu aman, maka sebagai pengganti uang tunai dipergunakan system pembayaran dengan menggunakan surat berharga dalam 4
Ibid., hal. 7 – 8. Martin Khor Kok Peng, Imperliasme Ekonomi Baru Putaran Uruguay dan Kedaulatan Dunia Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993, hal. xi. 5
11
transaksi-transaksi perdagangan internasional. Hal ini terjadi diakibatkan pemikiran para pengusaha bahwa dengan menggunakan surat berharga maka akan menghemat waktu dan biaya para pengusaha yang berdomisili dilain negara. Disamping itu pembayaran dengan menggunakan uang tunai dianggap rentan mengalami gangguan seperti perampokan ataupun kehilangan, dan surat berharga dianggap cukup memberikan jaminan untuk pemenuhan pembayaran atas barangbarang yang mereka jual. Untuk lalu lintas perdagangan di dalam negeri, maka cara pembayarannya cukup dilakukan dengan pembayaran cek, giro, ataupun wesel. Tetapi sudah menjadi kenyataan yang tidak dapat disangkal lagi bahwa untuk lalu lintas perdagangan internasional agar lebih efisien dan efektif diperlukan peranan dari pihak Bank sebagai perantara untuk melakukan pembayaran atas perjanjian jual beli yang telah disepakati. Sehingga wajar bila dewasa ini. Bank tidak lagi hanya dianggap sebagai tempat untuk menyimpan atau meminjam uang saja, tetapi juga merupakan pihak perantara dalam memecahkan masalah pelaksanaan pembayaran apabila para pengusaha mengadakan transaksi perdagangan antar negara. Kiranya sangat menarik untuk mengetahui dan mempelajari secara mendalam tentang hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ekspor impor dan cara pembayaran yang digunakan dalam transaksi ini, untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga akan menambah manfaat.
12
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan menjadi pembahasan dalam Kegiatan Ekspor Impor dan cara pembayaran yang diterima dalam Perdagangan Internasional ini antara lain : 1. Bagaimana gambaran umum tentang ekspor impor dalam perdagangan internasional. 2. Bagaimana pelaksanaan dan ketentuan ekspor impor dalam perdagangan internasional. 3. Bagaimana prosedur pembayaran ekspor – impor dan cara pembayaran yang digunakan dalam perdagangan internasional.
C.
Tujuan dan Manfaat Penulisan Bahwa penulisan skripsi ini mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1.
Untuk dapat mengetahui gambaran umum tentang ekspor - impor dalam perdagangan internasional.
2.
Untuk dapat mengetahui pelaksanaan dan ketentuan ekspor - impor dalam perdagangan internasional.
3.
Untuk dapat mengetahui prosedur pembayaran ekspor – impor dan cara pembayaran yang digunakan dalam perdagangan internasional.
Disamping itu, skripsi ini memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Masyarakat. Kegiatan Ekspor – Impor merupakan salah satu penggerak roda perekonomian negara. Dan dalam era perdagangan bebas ini perdagangan internasional akan
13
semakin berkembang dan diharapkan dapat memberikan informasi didalam melakukan transaksi ekspor – impor. 2. Bagi Fakultas. Dapat memberikan atau menambah perbendaharaan pustaka, terutama dalam bidang ekspor – impor. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan. Dapat memberikan sedikit sumbangan bagi ilmu pengetahuan, dan sebagai bahan pemikiran atau pedoman dalam rangka pembuatan peraturan perundang-undangan yang baru dalam ekspor impor
D.
Tinjauan Kepustakaan Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara
yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. 6 Adanya interdependensi kebutuhan itulah yang menyebabkan adanya perdagangan internasional. 7 Perdagangan internasional menjadi suatu kebutuhan yang mendasar untuk kelangsungan dalam interdependensi ekonomi dunia. Perdagangan internasional merupakan transaksi jual beli (atau imbal beli) lintas Negara, yang melibatkan dua pihak yang melakukan jual beli yang melintasi batasan kenegaraan. Pihak-pihak ini tidaklah harus merupakan pihak-pihak yang 6
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Transaksi Bisnis Internasional (Ekspor Impor dan Imbal Beli), Jakarta: (PT RajaGrafindo Persada), 2000, Hal. 1. 7 Ibid.
14
berasal dari Negara yang berbeda atau memiliki nasionalitas yang berbeda. 8 Dari segi legal, transaksi perdagangan internasional berarti suatu transaksi yang melibatkan kepentingan lebih dari satu hukum nasional. Suatu perdagangan dikatakan sebagai perdagangan internasional, jika transaksi jual beli telah menyebabkan terjadinya pilihan hukum antara dua sistem hukum yang berbeda, dan benda yang diperjualbelikan harus diserahkan melintasi batas-batas kenegaraan, dan keberadaan unsur asing atau elemen asing bagi sistem hukum yang berlaku. 9 Cara pembayaran secara tunai dirasa kurang praktis jika digunakan untuk lalu lintas perdagangan internasional. Oleh karena itu muncul cara-cara pembayaran yang lain. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi di dalam kenyataannya, seperti yang dikemukakan oleh Emmy Pangaribuan Simanjutak : ”adalah menjadi suatu kenyataan bahwa pada zaman sekarang ini di dalam lalu lintas perdagangan terdapat suatu kemajuan dalam cara-cara pembayaran dengen mempergunakan alat-alat pembayaran kredit dan pembayaran kontan selain dengan mata uang” 10 Berdasarkan ketentuan Pasal 3 PP No. 1 Tahun 1982 Jo. SK Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 27/1/1982. tata cara pembayaran dalam transaksi ekspor impor dapat dilaksanakan dengan : 1. Pembayaran dimuka (Advance Payment) 2. Perhitungan kemudian (Open Account) 3. Wesel Inkaso (Collection Draft)
8
Gunawan Widjaja, “Aspek Hukum Dalam Kontrak Dagang Internasional: Analisis Yuridis Terhaz dap Kontrak Jual Beli Internasional”, Jurnal Hukum Bisnis Vol. 27 No. 4 (Tahun 2008). Hal. 24. 9 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op. cit., Hal. 5. 10 Emmy Pangaribuan Simanjuntak. Hukum Dagang Surat Berharga , Fakultas Hukum UGM, 1982, hal.45.
15
4. Konsinyasi (Consigment) 5. Letter Of Credit (L/C) 6. Cara pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. 11 Dengan demikian eksportir maupun importir yang akan melakukan transaksi perdagangan ekspor impor dalam melaksanakan pembayaran dapat memilih salah satu cara pembayaran yang ada yang dipandang sesuai dan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan yang dipimpinnya. Pada dasarnya pemerintah tidak akan membatasi penggunaan cara pembayaran yang lain berdasarkan kesepakatan bersama, bahkan memberikan kelonggaran-kelonggaran agar frekuensi kegiatan perdagangan internasional khususnya ekspor non migas semakin meningkat untuk menambah devisa negara dan berguna bagi jalannya pembangunan nasional. Inilah sebenarnya yang menjadi tujuan utama adanya kebijaksanaan untuk membaskan penggunaan caracara pembayaran yang digunakan dalam kegiatan perdagangan internasional.
E.
Metode Penelitian Untuk mendapatkan hasil penulisan yang baik maka penulis menggunakan
metode penulisan Studi Kepustakaan (Library Research). Dengan melakukan studi kepustakaan, penulis berusaha menemukan sumber-sumber yang berupa tulisan dari para ahli dan peraturan – peraturan yang berkaitan dengan objek penelitian. Disamping itu penulis juga berusaha mencari sumber dengan mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian ini. 11
Ramlan Ginting, Letter Of Credit Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta, 2000, hal. 29
16
F.
Keaslian Penulisan Penulisan skripsi yang berjudul ”Kegiatan Ekspor – Impor dan Cara
Pembayaran yang Diterima Dalam Perdagangan Internasional” yang diajukan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum. Penulisan skripsi mengenai ekspor – impor, menurut sumber dari perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara memang telah ada yang mengangkat dan membahasnya, namun penulisan skripsi mengenai ”Kegiatan Ekspor – Impor dan Cara Pembayaran yang Diterima Dalam Perdagangan Internasional” belum pernah diangkat dan dibahas dalam skripsi. Akan tetapi apabila skripsi ini ada persamaan dengan milik orang lain, maka bukanlah suatu kesengajaan, dan pasti memiliki isi, pembahasan, dan permasalahan yang berbeda. Dengan demikian penulisan skripsi ini tidaklah sama dengan penulisan skripsi yang pernah ada, karena skripsi ini dibuat sendiri dengan menggunakan berbagai litelatur, sehingga penulisan skripsi ini masih asli dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik.
G.
Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang skripsi ini dalam hal penulisannya maka penulis membagi ke dalam 4 (empat) bab agar penulisan skripsi ini menjadi sistematis yaitu sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan kepustakaan,
17
metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika skripsi. BAB II
TINJAUAN UMUM DALAM KEGIATAN EKSPORIMPOR Berisi uraian tentang pengertian ekspor – impor, pihakpihak yang terlibat dalam kegiatan ekspor-impor, dokumendokumen dalam kegiatan ekspor – impor, dan syarat-syarat untuk menjadi eksportir dan importir.
BAB III
PELAKSANAAN EKSPOR IMPOR DI INDONESIA Berisi uraian tentang tinjauan umum tentang pelaksanaan ekspor dan impor di Indonesia, dasar hukum kebijaksanaan ekspor – impor, pengaturan hukum ekspor impor nasional, pengaturan hukum ekspor impor internasional, dampak pengaturan hukum internasional terhadap pemgembangan ekspor – impor, dan pengembangan ekspor – impor pada AFTA dan WTO
BAB IV
CARA PEMBAYARAN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL. Berisi
uraian
tentang
cara
pembayaran
dengan
menggunakan L/C, cara pembayaran selain L/C, dan jenisjenis alat pembayaran luar negeri. BAB V
PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi ini dimana ditemukan
jawaban
permasalahan
yang
berupa
kesimpulan
dari
semua
penulis
kemukakan
dalam
bab
18
terdahulu, kemudian penulis memberikan saran-saran yang mudah-mudahan berguna bagi ilmu hukum khususnya hukum internasional.