BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penulisan Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi yang terjadi antara satu pihak dengan pihak yang lain. Memenuhi kebutuhan kita sebagai mahluk sosial, tidak akan lengkap hidup manusia tanpa adanya interaksi dengan manusia yang lain. Proses ini pada akhirnya menjadi bagian dalam aktivitas keseharian kita, baik dalam lingkup yang kecil dalam berkeluarga dan bermasyarakat hingga lingkup yang lebih luas lagi yaitu di dalam bernegara dan berpolitik. Tak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan elemen yang penting di dalam dunia politik. Karena di dalam prosesnya partai politik (komunikator) berusaha untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu yang dianggap akan mewakili dan memenuhi kebutuhan dari masyarakat (komunikan) sebagai bagian dari pemilih. Di sinilah diharapkan proses interaksi yang terjadi dapat membangun suatu kesepahaman diantara pemilih dan wakil rakyat yang dipilih. Indonesia saat ini mengalami transisi yang hebat, dimana akses terhadap informasi tidak lagi dibatasi seperti dijaman pemerintahan orde baru yang telah lalu. Hal ini pun berpengaruh besar terhadap tatanan masyarakat dalam berkomunikasi di era globalisasi ini, dimana keterbukaaan informasi dan keterbukaan dalam mengekspresikan diri menjadi suatu hal yang sah untuk dilakukan. Partai politik saat ini pun tidak lagi berkomunikasi dengan cara yang sama seperti belasan tahun yang lalu. Saat ini mereka lebih aktif di dalam berkampanye dan mempromosikan kelebihan masing-masing. Yang pada akhirnya membawa mereka pada persaingan babak baru di dalam dunia politik. Yaitu persaingan dalam memenangkan dukungan konsumen melalui iklan media. Iklan politik melalui media telah dimulai sejak era multipartai di tahun 1999. Sejak saat itu hingga saat ini banyak sekali bermunculan iklan politik yang memunculkan partai dengan tokoh pemimpinnya, mencoba untuk meraih simpati masyarakat agar mendukung partai mereka di pemilihan yang akan datang. 1 Analisa pengaruh..., Rizal Alfisyahir, FE UI, 2008
2 Tetapi persaingan tidak selesai sampai di situ saja. Sejak munculnya kebijakan sistem pemilihan umum yang memilih presiden secara langsung, kini bukan hanya partai dan pemimpin partai saja yang melakukan promosi melalui iklan media. Para tokoh politik yang menjadi kandidat pun berbondong-bondong memperkenalkan diri mereka dan mempromosikan diri sebagai kandidat yang terbaik bagi para pemilih. Tema persaingan tidak lagi hanya sebatas pada ideologi dan platform dari partai, tetapi juga pada kapasitas, kapabilitas, kepribadian dan kredibilitas dari kandidat presiden tersebut. Hal ini terbukti dengan kemenangan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) sebagai presiden dalam pemilu 2004 yang lalu. Walaupun partai yang diusungnya tidak mendapatkan suara terbanyak di dalam pemilu tahap pertama –yang digunakan untuk memilih wakil rakyat- tetapi dirinya mampu memperoleh dukungan terbanyak sebagai presiden RI pada pemilu tahap kedua. Kemenangan dari SBY dapat dilihat sebagai era di mana komunikasi politik tidak lagi hanya dipandang sebagai proses pertukaran informasi oleh partai kepada masyarakat tetapi juga sebagai upaya dari pembentukan image kandidat presiden dimana persepsi positif dari masyarakat merupakan hasil akhir yang ingin diraih. Perumusan Masalah Dengan semakin sadarnya komunitas politik terhadap peran dari komunikasi dan iklan media khususnya terhadap pemilihan calon presiden, maka perlu bagi mereka untuk lebih memperhatikan unsur-unsur yang penting di dalam merencanakan dan mendesain iklan politik kandidat presiden yang efektif. Efektifitas dapat diukur sesuai dengan objective dari pembuatan iklan, apakah itu hanya sekedar penyampaian informasi, pembentukan awareness terhadap suatu tokoh tertentu, pembentukan sikap dan image atau sampai upaya dalam mempengaruhi perilaku pembelian konsumen (dalam konteks politik dapat disesuaikan sebagai perilaku dari masyarakat terhadap pemilihan partai atau kandidat presiden di dalam pemilu). Tetapi untuk mendapatkan iklan politik calon presiden yang efektif maka komunitas politik harus tahu bagaimana persepsi dan pandangan masyarakat terhadap iklan politik secara umum dan bagaimana cara mereka bereaksi terhadap
Universitas Indonesia Analisa pengaruh..., Rizal Alfisyahir, FE UI, 2008
3 iklan politik yang ditayangkan. Karena reaksi masyarakat terhadap iklan politik bisa saja berbeda jika dibandingkan dengan reaksi mereka terhadap iklan komersial secara umum. Berdasarkan perumusan masalah ini maka penilitian di beri judul “Analisa Pengaruh Iklan Calon Presiden Terhadap Pembentukan Brand Attitude dan Intention to Vote (Studi Komparasi Berdasarkan Iklan Politik Prabowo Subianto dan Rizal Mallarangeng)”. 1.3 Objek Penelitian Pada penelitian ini digunakan dua objek penelitian dari tokoh politik yang berbeda, yaitu iklan politik dari Prabowo Subianto dan Rizal Mallarangeng. Kedua tokoh ditengarai memiliki motif untuk mencalonkan diri sebagai presiden di pemilihan umum ke depan (2009) dan kedua iklan dianggap memiliki format pesan yang sejenis dimana iklan lebih diarahkan untuk menunjukkan kepada masyarakat mengenai kepribadian dan tujuan pencalonan dari kedua tokoh. Kedua iklan sempat beredar di media televisi dengan interval dan intensitas waktu yang berbeda. Kedua objek penelitian dipilih dikarenakan beberapa persamaan tersebut dan adanya satu perbedaan besar yang lain. Perbedaannya adalah salah satu tokoh yaitu Prabowo Subianto sudah malang melintang di dalam dunia perpolitikan dalam rentang waktu yang cukup lama, beliau juga lebih dikenal luas di dalam masyarakat dikarenakan latar belakang kemiliterannya yang cukup mentereng pada masa pemerintahan yang lalu. Sementara itu Rizal Mallarangeng merupakan tokoh yang relatif baru dikenal oleh masyarakat, tokoh ini datang dari dunia akademis dan keprofesian dimana tidak seluruh lapisan masyarakat benar-benar mengenal beliau.
Universitas Indonesia Analisa pengaruh..., Rizal Alfisyahir, FE UI, 2008
4 1.4 Subjek Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan mahasiswa MMUI sebagai sampel responden, sementara sampel mewakili populasi dengan karakteristik yang spesifik. Populasi secara umum memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi sehingga memiliki kecenderungan untuk tidak dengan mudah menerima iklan sebagai suatu sumber informasi yang terpercaya, terutama dengan iklan yang berhubungan dengan politik. Selain itu subjek penelitian juga memiliki tingkat pemahaman dan akses yang tinggi terhadap informasi, oleh karena itu populasi memiliki kecenderungan untuk menilai iklan secara terpisah antara eksekusi dengan isi pesannya. Penilaian terhadap isi pesan lebih banyak dipengaruhi oleh sumber informasi lain yang dianggap lebih netral dan terpercaya. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur keefektifan dari iklan politik calon presiden melalui media televisi. Mengevaluasi tiap elemen dari iklan politik dan melihat seberapa besar pengaruh iklan politik secara umum terhadap sikap audience yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keputusan mereka dalam melakukan pemilihan terhadap seorang presiden. Tujuan yang lainnya adalah melihat ada tidaknya perbedaan reaksi masyarakat terhadap kedua objek penelitian, walaupun kedua iklan memiliki karakteristik yang sama tetapi keduanya datang dari tokoh politik dengan tingkat kepopuleran yang berbeda. Penelitian ini dapat memberikan gambaran apakah kepopuleran dari tokoh politik berpengaruh terhadap reaksi masyarakat dalam menonton iklan yang ditayangkan. Dengan mencoba mempelajari presepsi dan reaksi masyarakat terhadap iklan politik, diharapkan dapat diketahui elemen-elemen yang penting di dalam pendesainan suatu iklan. Selain itu dari penelitian, komunitas politik diharapkan dapat merumuskan tujuan dari iklan politik dan strategi komunikasi yang lebih efektif dikemudian hari.
Universitas Indonesia Analisa pengaruh..., Rizal Alfisyahir, FE UI, 2008
5 1.5 Batasan Permasalah Masalah yang akan dibahas adalah keefektifan dari iklan politik dalam mempengaruhi Brand Attitude dan Intention to Vote. Iklan politik yang akan diteliti lebih jauh adalah iklan politik dari Prabowo Subianto dan Rizal Mallarangeng yang mencalonkan diri sebagai presiden untuk periode pemilihan politik yang lainnya. Kedua iklan ini digunakan untuk mengukur keefektivitan dari kedua iklan politik pada populasi yang memiliki karakteristik sesuai dengan responden. Dengan karakteristik dari subyek penelitian yang spesifik, maka hasil dari penelitian ini hanya dapat digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap populasi sampel dan tidak dapat digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap masyarakat secara umum.
Universitas Indonesia Analisa pengaruh..., Rizal Alfisyahir, FE UI, 2008