BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar BelakangMasalah Suamidan istri bekerjasudahmenjaditrend padamasasekarangini. Trend tersebut dilalcukan bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tanggq tetapijuga merupakankesempatanbagi wanita yang berpendidikantinggi yang akanmunculbagi Permasalahan untuk meraihpuncakkarier dan kesuksesan. suamidan istri bekerjayaitu ketika merekamemiliki anak.Dalam kondisi seperti ini orangtuaterutamaibu dihadapkanpada dua peran yang berbeda di satu sisi ibu dituntut untuk melakukantugasdan tanggungjawabnyadalammengasuhdan mendidik anaknya tetapi di sisi lain ibu harus tetap profesional dengan pekerjaannya Bagi ibu yang bekerjadi rumah mungkin permasalahandalam mengasuh anak masih bisa diatasi, tetapi bagi ibu yang bekerja di luar rumah akan mengalamibanyak persoalanseperti bagaimanamengaturwaktu dengansuami dan anak hinggamengurustugas-tugasrunrahtanggadenganbaik. Ada yang bisa menikmati peran gandanya,namun ada yang merasakesulitan hinggu akhirnya persoalan-persoalan rumit akanberkembangdalamkehidupansehari-hari. Banyak ibu bekerja yang menginginkanbuah hatinya dapat berkembang dengan baik meskipun ibu tidak sepenuhnyaselalu bersama dengan anak. Menjembatanikeinginanorangtuadankondisi orangtuabekerjamakabanyakjasa yang ditawarkanoleh pihak-pihaktertentuuntuk merawatbayi ataubalita dengan
berbagai kualitai dan ilarana Institusi-institusi penyalur baby sitter banyak bermunculan,demikianjuga denganTempatPenitipanAnak (TPA). TPA mulai berkembangdi beberapatempat,TPA ini menjadipilihan bagi ibu-ibu bekerja untuk menitipkan anak selama mereka bekerja. Mereka menitipkzrnernakketika berangkatkerja dan mengambilnyaketika pulang kerja. Banyak alasanyang dikemukakanoleh ibu-ibu bekerjayang lebih memilih TPA trntuk menitipkan anak-anak mereka yaitq karena di TPA memiliki tenaga proftsional dan berkualitas, selain itu di TPA anak-anaktidak hanya sekedar dirawat tetapi juga diajarkan beberapaketrampilan mendasarseperti makan sendiri, memakai baju sendiri, memakai sandal atau sepatu sendiri, dan lain sebagainya Para orangtuaberpikir semakin cepat anak mereka dimasukkandi TPA semakincepat pintarlah mereka(Perlukah Program Child Duy Care Bagi Anak Anda?,para5). Banyak orangtuaberpendapatbahwadenganmenitipkananaknyadi TPA diharapkarn anak dapatberkembanglebih baik terutana dalam hal perkembangan sosial. Pendapattersebut sesuaidenganteori yang dikemukakanoleh Hurlock (1988:261),bahwaanak-anakyangmengikutipendidikanprasekolahseryrtiplqy group, tempat penitipan anak, atau taman kanak-kanak, biasanya mampu melaktrl,;anpenyesuaiansosial dan berperilaku sosial lebih baik dibandingkan dengirn anak-anak yang tidak mengikuti pendidikan prasekolah. Hurlock demikian karern anak-anakyang mengikuti pendidikan pras€kolah mengatakarn dipersiapkanlebih baik untuk melakukanpartisipasiyang aktif dalam kelompok
dibandingkananak-anakyang memiliki aktivitas sosial terbatasdengananggota kelirargadan anak-anakdari lingkungantetanggaterdekat. perilaku sosial sendiri merupakanhal yang sangatpenting Perkembangan deurperlu ditanamkansejzrkdini terutamaketika anakmemasukiusia kanak-kanak awal. Dikatakandemikian karenabentuk perilaku sosial anak mulai nyata ketika anak memasuki periode masa kanak-kanak awal. Pada masa ini anak mulai bermain bersamadalam kelompok, berbicaraantarasatu denganyang lair4 dan memilih temanuntuk diajak bermainbersamaataubekerjasama. Penelitinn longitudinal yang dilakukan oleh Waldrop dan Halverson (dalamHurlock, 1999: I 19) terhadapsejumlahanak,melaporkanbahwasikap dan perilaku yang ditunjukkan anak ketika memasukiusia kanak-kanakawal akan terusbertahzurdan berlanjutsampaianakrnemasukimasakanak-kanakakhir yaitu sekitar 7,5 tahun Dapat dilihat bahwaperilaku yang ditunjukkan oleh anak-anak usia kanak-kanakakhii dapat diramalkan ketika anak usia masa kanak-kanak awal. Selainitu studi lanjutantentangmasakanak-kanakawal melaporkanbahwa sikap dan perilaku sosial yang terbentuk pada masa-masaini biasanyamenetap dan hanyamengalamisedikit perubahan(Hurlock, 1988:261). Oleh sebabitu masakanak-kanakawal disebutsebagaimasaatauperiodeyangkritis. Mengingat pentingnya perilaku sosial pada anak-anakusia dini, dapat disimpulktrnbahwa TPA memiliki sisi positif bagi perkembangananak. Hal ini didukung oleh Widyastuti (dalam Hamid, Ketika Anak Harus DititipkaA para 7) yang menyatakanbahwaanak yang dititipkan di TPA akanjauh lebih siap sejak dini dalam hal bersosialisai.Hal ini disebabkankarena interaksi yang anak
dapatkiursehari-hadnyadi TPA sudahcukup membuatanakbelajarbanyakdalam menjalinhubungandenganoranglain, hingganantinyaanaktidak akancanggung, talart atau bahknn minder untuk bergaul. Sekalipun demikizuUinteraksi sosial dengan berbagai karakter teman yang ditemui anak di TPA, dapat juga menimbulkan pengaruh negatif. Anak bisa meniru perilaku negatif yang ditunjrtkkan oleh temannya,bisa saja secaratidak sengajaanak mendengarkan ternanyang berbicarakotor atau berperilakukasarterhadaptemanlainnya seperti memukul, atarl merebut barangtemannya.Secaratidak langsung,kata-katadan perlalcuantersebutbisa sajadiadopsianak karenabegitu seringnyaia mendengar perkataandan melihat perilaku tersebut. Dengan demikia& idealnya orangtua tidak melepaskansepenuhnyatanggung jawab pengasuhananak pada TPA. Pengasuhandi TPA tanpa diimbangi oleh pengasuhanyang baik dari orangtua bisa membawa dampak tersendiri pada perkembangananak, dalam hal ini perkembangansosialanakakanmenjadikurangoptimal. Berdasarkanobservasi dan wawancara yiulg dilakukan oleh peneliti kurang lebih selamasatu bulan di TPA Don Bosco,peneliti melihat bahwaanakanak usia mulai dari 3 - 6 tahun memiliki perilaku yang bervariasi.Padausia tersebutanak sudahmampumelakukaninteraksi denganteman-temansebayanya dan para pengasuLhny4sehinggaperilirlnt sosial mereka juga mulai titmpak. Beberapaanakmemiliki perilaku sosialyang tidak bermasalahdalamarti mereka mampu berinteraksi dengan teman-temannya,mampu bekerjasama bermain bersam4 tetapi beb€rapayang lain memiliki perilaku pendiam,menyendiri,dan jarang sekali mau bermaindenganternan-temannya, bahkanmerekajarang sekali
mau mengungl?pkankeinginan merekasendiri. Berdasarkanwawancaradengan para pengasuhdi TPA ini, didapatkaninformasi bahwapengasuhsudahberusaha mengajakanak-anakyang mengalamipermasalahanterutarnadalam berperilalat atau berihteraksi dengan orang lain, namun usaha mereka sia-sia. Menurut pengasuhini semuatidak terlepasdari kebiasaanyang didapatkananak ketika berada di rumah yaitu anak-anak jarang sekali berkomunikasi dengan orangtuanyaatau jarang diperhatikan oleh orangtuanya.Keterangan tersebut didapatkan pengasuh dengan bertanya kepada anak-anak tersebut, dan juga kunjunganyangdilakukanparapengasuhke rumah-rumah. Selain itu peneliti juga melakukanwawancaradenganpengasuhdi TPA yang berbedataitu TPA llome Education,diCapatkanhasil wawancarayangtidak jauh bedadenganhasil wawancarayang didapatkandi TPA Don Bosco.Menurut pengasuhdi TPA tersebut bahwa tidak semua anak yang dititipkan di TPA memiliki perilaku sosialyang baik sepertimaubekerjasama,rnauberbagidan lain sebagainya.Di:rntara beberapaanak tersebutada yang berperilakuagresif, tidak mau menuruti kata-kata dari pengasulr, dan terkadang tidak mau diajak bekerjasamadengantemamya. Lebih lanjut lagi pengasuhtersebutmenjelaskan bahwaperilaku-perilalkutersebutsebagianbesarsudahadasejaktrnakmasukTPA dan biasanyamulai terlihat ketika anak mulai memasukiusia 3 tatrun.Pengasuh tersebut masih belum dapat memastikan apakah perilaku tersebut karena yang didapatkandari orangtuaatautidak, tetapi lebih lanjut pengasuh pengasuhan tersebut mengahkan bahwa anak-anak yang mempunyai permasalahanpada peiilakunya, biasanyaorangtua m€r€ka jarang mernantauperkembangananak
ketika beradadi TPA. Dapatdilihat bahwaterlepasdari kualitasyang adadi TPd ternyataperilaku sosial anak juga banyak dipengaruhioleh faktor-faktoryang berasaldari lingkunganrumah. Mendukung hasil wawancaradi atas, sebuahartikel jurnal menyajikan tentangtiga isu utamadalampengasuhananak yaitq dampakasuhanbukan-olehibu terhadapperkembangananak, kualitas pengasuhananak dan faktor-faktor keluarga dan lingtungan rumah yang mempengaruhi perkembangananak. Dikatakan bahwa isu kedua dan ketiga lebih relevanjika dilihat dalam konteks Indonesia,yaitu isu mengenaidampakdari pengasuhanketika ibu bekerjadalam hal ini adatahkualitas suatu TPA dan faktor-faktor dalam lingkungan rumah' DikatakanbahwakualitasTPAyangburukdapatberpengaruhpada perkembangansosialairak,kualitasyang buruk tersebutmeliputi tenagapengasuh yang tidak terlatih serta, kurangnya prasararn dan sarana yang mendukung' Narmunhal yang tidak kalah penting adalahlingkunganrumah dan faktor-faktor yang terkait denganairak yang meliputi karakteristik, hubunganantar anggota juga dan perananorangtua.Dikatakanbahwalingkunganrumahtemyata kehtLarga (sumargi memiliki pengaruhterhadapperkembangansosial dan emosionalanak & Prijonggo,1999:370'375). Suasanantmah yang harmonis dan menyenangkanmembawa dampak yang positif bagi anak, sebaliknya suasanayang tidak akrab antara yang satu denganyanglaindarrkurangnyaperhatianorangtuaterhadapanakjugamembawa dampakpadaperilaku anak.Anak yang merasatidak diperhatikanoleh orangtua' cenderungmelampiaskankeinginannyatersebutdenganmencariperhatiankepada
orang-orangyang ada di luar lingkunganmerekadenganberbagaicara. Bahkan ketika cara tersebutdiiurggaptidak baik, sepertimenggangguternaq tidak mau mematuhi aturan dan lain sebagainya,semua itu dilakukernUntuk mencaxi perhatiandari orang-orangyang adadi sekitarnya.(Dahlara2000). Ofangtuamerupakanorangdewasapertarnayang dikenal oleh anakketika lahir terutama ibu. Dikatakan demikian karena ibu yang melahirkan dan memberikan ASI kepada anak, sehingga secara tidak langsung hubungan keterikatanantara ibu dan anak sudahterjalin. Pengasuhanyang diberikan oleh ibu tidak bisa digantikan oleh siapa pun dan dalam bentuk apa pun. Ibu merupakanfigur ytrngterdekatdengananak,oleh sebabitu ibu harusbenar-benar dapat memberikanperhatianyang cukup,
sigi.ral-signalyang dikirimkan Oleh anak (Pida&" 1994:. 18-24). BerdaSarkaut jurnal di atasdapatdikatakanbahwapengasuhanyang diberikanoleh ibu terhadap anakberpengaiirhpadapeiilaku aurak. Pengasuhanoleh ibu merupakansuatu prosesatau cara yang dilakukan oleh ibu untuk membimbing,mendidik, merawat,memberirasa amarLdan kasih yang diberikan oleh ibu kepadaanak PengaSuhan sayangkepadaanak-rlnarknya. tidak hanyadilihat &ri hirntitas lama wakttrnyakebersamaanibu dengananak, totapi lebih padahialitas pengasuhirnataukebersamaanibu dengananak.Hal ini terutamadialirmi oleh orangtuayang bekerja dari pagi hingga malam dan harus orang lain sepertidi TPA. meninggalkanarr,akdalirmpengasuhan Warktuyang bikualitas adalahsaat-saatdimana orangtuamenghabiskan wal:tu bersamaanak denganfokus dan perhatianpenuhpada anak dan masalahmasalahyang dihadapi anak. Waktu yang berkualitasantara anak dan orangtua dapat membantuanak memahamibahwa merekamasih memiliki orangtuayang sayangkepadamereka diur merekatidak merasaditolak oleh orangtuamereka. (Hamid, Meski Sibuk Anak tak Terlalaikan,para3). Kualitas p€ngasuhanibu terhadapanak, dapat dilihat ketika ibu dapat menggunakanwaktunya di rumah untuk berkomunikasi dengan anak dan mencurahkankasih sayangnyamisalny4 dengan membicarakankegiatan anak ketika tidak bers,amadengan orangtu4 atau dapat juga dengan melakukan sepertimenontontelevisi, maingames,dan makanmalam kegiatanbersama-sama befsama.Selainitu kualitaspengasuhanibu dapatjuga dilihat melalui bagaimana ibU menerapkanAfuran-atlirankepadaanak,dan mengontrolperilaku anak sesuai
denganapa yang diharapkan Apabila harapanibu sesuaidengankemampuar4 kondisi dan keinginan anak maka hal tersebrittidak akan menjadi permasalahan yang serius bagi perkembangahsosial anak, tetapi apabila kontrol dan ttntuttut yang diterapkanibu tidak melihat kemampuaqkondisi, dan keinginananakmaka hal ters€but akan menjadi penghambat bagi perkembangananak terutana perkembangan sosialanak(Hurlock,1988:260). Berdasarkanpenjelasandi atasdapatdilihat bahwaibu yang bekerjaakan berhadaptrndenganperan gandaketika merekamemiliki anak. Ibu yang bekerja hants dapat tetap memberikan kualitas pengastthanyang terbaik pada anak, meskiBirnwaktu yang tersedia antara ibu yang bekerja dengan anaknyatidak begitu banyak. Hal ini difokuskan pada orangtua bekerja yang menitipkan anaknyadi TPA. Perlu diingat bahwa sekalipun anak dititipkan di TPA yang berkualitas, peran utama ibu dalam mengasuhanak tidak dapat tergantikan. Kualitas pengasuhanyang diberikan oleh ibu terhadapanak dapat berpengaruh padaperkembangansosialanak.Masalahinilah yang melatarbelakangipenelitian ibu mempengaruhi ini, peneliti berusahamencaritahu apakahkualitaspengasuhan perilaktt sosialanakrsia prasekolahterutamapadaanakyang dititipkan di TPA.
1.2.BatasanMasalah Penelitiarnini difokuskanpadaperilaku sosialanak usia kanak-kanakawal atauprasekolahyimg dititipkan di TPA. Perilakusosialyang dimaksudkanyaitu perilaku yang muncul ketika anak berhubungandenganorang-orangyang ada di luar lingkunganrumab baik dengantemiursebayaniaupundenganorangdewasa.
l0
Perilakusosialtersebutmeliputi, perilaku meniru, persaingan,kerjasamasimpati, empatL dukungtursosial, membagidan berperilaku akrab. Jenis penelitian yang digunakanyaitu penelitiankorelasional. Subjekpenelitianyang digunakanyaitu anak-anakusia masakanak-kanak awal atau prasekolahyaittr" usia 3 - 6 tahun, baik lakilaki maupunperempuan yang dititipkan di TPA karenakeduaorangtuanyabekerja.
1.3.RumusanMasalah Penelitian ini dilakukan untuk melihat :"Apakah ada hubungautantara kualitaspengasuhanibu denganperilaku sosialanakyang dititipkan di TPA?'.
1.4.Tujuan Penelitian Penelitiirn ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas pengasuhan ibu denganperilaku sosialanakyang dititipkan di TPA
1.5.ManfaatPenelitian a. ManfaatTeoritis Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan ilmu psikologi khususnyapsikologi perkembangananak. Penelitian ini diharapkan dapatmemperkayateori-teori perkembanganmengenaiperilaku sosialpadamasa awal kanak-kanakatauusiaprasekolah.
1l
b. ManfaatPraktis 1. Bagiorangtua Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada orangtua terutamabagi orangtua bekerja, yang menitipkan anaknyadi TPA untuk tetap menjaga kualitas pengasuhannyaterhadap anak, meskipun di TPA anak sudah mendapatkanyang terbaik, karena_perandan kasih sayang seorangibu tidak adayang dapatmenggantikan. 2. Bagi TPA Penelitianini diharapkandapat memberikanmasukanpadaTPA" mengenai dampak dari kualitas pengasuhanibu terhadap perilaku sosial anak. Diharapkandenganadanyamasukan,pihak TPA dapat menjalin hubungan dan kerjasamayang baik denganorangtua.Pihak TPA terutamapengasuh deFat memberlktn feedbac,t kepada orangtua' khususnya ibu' mengenai perilaku sosialyang ditunjukkananakselamaberadadi TPA