BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Saat
ini
dunia
pendidikan
menjadi
penting
seiring
dengan
perkembangan
zaman.Pendidikan menjadi hal yang mutlak dalam kehidupan karena adanya suatu kepentinganatau suatu tujuan yang hendak dicapai setiap individu, baik pendidikan itu didapat secara langsung atau tidak langsung.Salah satu indikasi keberhasilan dalam pendidikan adalah hasil atau nilai prestasi individu. Keberhasilan mencapai tujuan tergantung pada kemampuan individu tersebut, Menurut Hilgrad dan Bower (dalam M. Ngalim Purwanto, 2006) mengemukakan pengertian belajar sebagai berikut :Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatusituasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulangulangdalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidakdapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya). Sedangkan pada dasarnya kemampuan individu masing-masing berbeda satu sama lain, ini menimbulkan tantangan dan persaingan dari tiap-tiap individu untuk memenuhi dan meningkatkan kemampuan didunia pendidikan untuk menjadi yang terbaik. Thorndike dan Watson, berpendapat bahwa perilaku merupakan hasil pengalaman dan perilaku digerakan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan (Light, G. and Cox, R. 2001). Gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell Gredler, 1991). Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah
1
situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi.Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku dalam (Ali, Muh. 1978). Menurut R.S. Woodworth (1961) belajar merupakan suatu perubahan yang relatif permanen yang terjadi dari individu sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan. Menurut Totok Santoso (1988), proses kebiasaan belajar dipengaruhi oleh dua bagian besar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari kebiasaan belajar adalah faktor yang bersumber dari dalam diri subyek yang belajar seperti faktor fisiologis dan psikologis, sedangkan yang tergolong faktor eksternal adalah segala faktor yang bersumber dari luar subyek yang belajar seperti faktor lingkungan belajar dan faktor sistem instruktusional.Kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswayang bersifat teratur dan otomatis yang dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Sedangkan dalam dunia pendidikan terutama sekolah untuk membantumeningkatan kemampuan individu/siswa, pendidik sangat berperan penting (dari kepala sekolah, guru mata pelajaran dan guru pembimbing) masing-masing pengajar mempunyai peranannya sendiri didalam dunia pendidikan untuk membantu siswa dalam berprestasi.Dari peran masing-masing pengajar, guru pembimbing lebih banyak dituntut perannya dalam peningkatan kualitas belajar dari siswa. Sedangkan permasalahan tiap-tiap siswa itu berbeda-beda terutama pada kemampuan dan kebiasaan belajarnya.Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan secara sengaja dan sadar selama beberapa waktu. Karena diulang sepanjang waktu, berbagai perilaku itu begitu terbiasakan sehingga akhirnya terlaksana secara spontan tanpa memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap sesuatu proses belajar.
2
Tentu saja kebiasaan belajar adakalanya merupakan kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang buruk kebiasaan belajar yang baik akan membantu peserta didik untuk menguasi pelajarannya, menguasai materi dan meraih sukses dalam sekolah. Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit peserta didik untuk memahami pelajarannya dan menghambat kemajuan studi serta menghambat kesuksesan studi di sekolah. Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar Siswa kelas XII.A SMK PGRI 1 Salatiga Kategori Tinggi Sedang Rendah
Skors 98,6-111,9 85,3-98,6 72-85,3
Frekuensi 8 10 8
Prosentase (%) 30% 40% 30% 100%
Berdasarkan pengolahan data kebiasaan belajar dari 26 siswa dari kelas XII.ASMK PGRI 1 Salatiga dihasilkan bahwa 8orang siswa berada pada kategori tinggi,10 siswa lainnya berada pada kategori sedang dan 8 orang siswa berada pada kategori rendah. Kategori rendah dan sedang menunjukan kebiasaan belajar yang kurang baik dan sangat merugikan, karenanya perlu diubah dan ditinggalkan.Hasilwawancara dengan13 siswa SMK PGRI 1 Salatiga ternyata masih terdapat banyak banyak hal yang menjadi permasalahan siswa dalam kebiasaan belajar yaitu belajar dengan tidak lepas dari handphone, radio dan televisi ataupun belajar sambil tiduran sehingga waktu belajar menjadi kurang dan tidak terfokus.Kelompok siswa dalam kategori negatif dan mempunyai kebiasaan belajar yang kurang baik tersebut memerlukan layanan bimbingan kelompok.Melalui bimbingan kelompok, siswa dilatih menghadapi suatu tugas bersama atau memecahkan masalah kebiasaan belajar bersama-sama. Banyak informasi yang dibutuhkan oleh murid dapat diberikan secara kelompok dan cara tersebut lebih ekonomis (Hartinah, 2009). 3
Menurut Tatiek Romlah (2001), bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Bimbingan kelompok diperuntukan bagi semua siswa dan disajikan secara reguler, diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah yang sama. Teknik homeroom adalah teknik untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa diluar jam-jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan dan dipimpin oleh guru atau konselor (Pietrofesa, 1980). Dengan menggunakan tekhnik homeroom, konselor menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa supaya siswa dapat terbuka dan mampu berinisiatif untuk kedepannya. Dengan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna membantu
siswa
dalam
meningkatkan
kebiasaan
belajar
melalui
bimbingan
kelompokdengan teknik homeroom.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.apakahbimbingan kelompok dengan teknik homeroomdapat meningkatkan kualitas kebiasaan belajar siswa kelas XII.A SMK PGRI 1 Salatiga?
1.3. Tujuan Penelitian Untuk meningkatkan kualitas kebiasaan belajar melalui bimbingan kelompok dengan teknikhomeroomsiswa kelas XII.A SMK PGRI 1 Salatiga.
4
1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi perbendaharaan dalam mempelajari dan memahami tentang pola kebiasaan belajar yang efektif. b. Bagi Siswa Dapat mempersiapkan diri siswa untuk mengatur dan menciptakan pola kebiasaan belajar yang efektif. c. Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan kepada peneliti untuk mengetahui bagaimana siswa dapat mengatur dan menciptakan pola kebiasaan belajar yang efektif. 2. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memastikan peningkatan kebiasaan belajar melalui bimbingan kelompok dengan tekhnik homeroom.
1.5. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan pembaca memahami isi skripsi ini, maka dalam penyusunan skripsi ini menggunakan sistematika dan garis besar isinya yang disajikan sebagai berikut : Bab 1
Berisi Pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II
Landasan teori, berisi tentang pengertian motivasi berprestasi, pengertian konsep diri, kajian yang relevan dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian diuraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, instrumen
5
penelitianvaliditas dan reliabilitas alat ukur dan metode analisis data. Bab IV Analisis dan pembahasan dipaparkan deskripsi subjek penelitian, pengumpulan data, analisis data, uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran.
6