BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan kehidupan manusia baik secara individu atau kelompok, merupakan fenomena sosial yang berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan merupakan “proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum” (Dictionary of Education, dalam Program Akta Mengajar V; Depdikbud 1984/1985; 19). Perubahan yang terjadi dalam pembelajaran di sekolah, merupakan sesuatu yang sengaja dipilih, dikontrol, dan dilakukan untuk mengembangkan kemampuan sosial dan kemampuan individu peserta didik.
Sekolah adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Dilihat dari jenisnya, pendidikan di Indonesia dikelompokkan menjadi tujuh jenis pendidikan: (1) pendidikan umum, (2) pendidikan kejuruan, (3) pendidikan luar biasa, (4) pendidikan kedinasan, (5) pendidikan keagamaan, (6) pendidikan akademik, dan (7) pendidikan profesional (Djatmiko, 2007: 1). AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
2
Proses pembelajaran pada pendidikan kejuruan (SMK) merupakan salah satu upaya pengembangan kemampuan baik secara sosial maupun individu, bertujuan menghasilkan lulusan yang siap bersaing memasuki dunia kerja. Suwarma AL-Mukhtar (1992; 78), mengemukakan bahwa: “Harapan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan dan hidup lebih baik dengan menggantungkan harapannya kepada pendidikan, banyak melahirkan kekecewaan dari pada kepuasan”.
Kondisi
seperti
ini
mengindikasikan
pentingnya
efektivitas
pelaksanaan pembelajaran yang sejalan dengan harapan masyarakat.
Pada sisi lain Mukhidin & Purnama (2010; 1) mengemukakan bahwa, pemerintah Indonesia sejak 2004 mendorong untuk dikembangkannya jumlah SMK di seluruh kabupaten/kota hingga akhirnya akan dicapai perbandingan antara SMK dengan SMA menjadi 70 : 30 pada tahun 2014.
Kebijakan
Kemendiknas tersebut dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari efektivitas suatu proses pembelajaran yang berimplikasi pada lulusan yang diharapkan.
Peran
guru sebagai pelaksana perubahan
sekaligus pelaksana
pembelajaran pada tingkat kelas diharapkan dapat terealisasikan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran program PSG. Dikemukakan Hoy & Miskel (2001:19), guru merupakan salah satu faktor dominan yang menjadi input dalam proses transformasi pendidikan di sekolah. Sanjaya (2009:13) mengemukakan,
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
komponen yang selama ini sangat memengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Demikian pula dalam pelaksanaan program PSG, guru merupakan komponen yang menentukan keberhasilan pembelajaran di SMK.
Efektivitas pelaksanaan program PSG menggambarkan suatu perubahan dalam proses pembelajaran, dari pola lama (conventional) yang biasa dilakukan (bersifat simulasi), ke pola PSG (dual responsibility) yang melibatkan banyak institusi kerja sebagai pasangan langsung dan aktif dalam penyelenggaraan PSG. Pola PSG merupakan kombinasi antara pelaksanaan pembelajaran di sekolah (SMK) dengan pelaksanaan praktek kerja industri (prakerin) di institusi kerja pasangan (IP), terintegrasikan secara sinkron dan dinamis sesuai dengan standar pelaksanaan yang telah ditetapkan. Keterlibatan IP dalam pelaksanaan PSG, “sejak penerimaan siswa baru (PSB) sampai menghasilkan dan memasarkan tamatan” (Pedoman Teknis Pelaksanaan PSG pada SMK; 1996; 1), menuntut kerjasama yang harmonis antara guru dan instruktur dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.
Kepmendikbud RI Nomor 323/U/1997; pasal 16, ayat 1), menjelaskan bahwa “praktek kerja di IP dipimpin oleh instruktur”. Kerjasama yang sinkron dan dinamis antara guru sebagai pelaksana pembelajaran di sekolah dan instruktur
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
sebagai pelaksana prakerin di IP akan menentukan efektivitas pelaksanaan pembelajaran program PSG.
Kehidupan institusi kerja yang terus berkembang, yang ditandai oleh munculnya banyak lapangan pekerjaan baru baik macam maupun bentuknya, telah membawa dampak pada perubahan kebutuhan terhadap tenaga kerja. Berkaitan dengan itu kerjasama antara guru dan instruktur dalam pelaksanaan program PSG harus mencerminkan suatu proses pembelajaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan pembelajaran yang dimaknai sebagai suatu investasi dimana hasilnya baru akan terlihat/dinikmati kelak setelah peserta didik bekerja (memiliki penghasilan), maka pemahaman efektivitas pembelajaran program PSG tidak saja merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan terhadap tenaga kerja tapi juga harus dapat mengantisipasi kebutuhan terhadap tenaga kerja. Efektivitas proses pembelajaran program PSG dapat dimaknai dalam dua dimensi, yaitu meningkatkan kemampuan kerja lulusan SMK, meningkatkan relevansi antara kemampuan kerja lulusan dengan kebutuhan lapangan kerja. Efektivitas menggambarkan kebermaknaan proses pembelajaran program PSG dalam menghasilkan lulusan SMK yang berkemampuan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
Efektivitas pelaksanaan pembelajaran program PSG terlihat dari hasil ujian nasional (UN) yang mencerminkan kemampuan lulusan SMK relevansinya dengan kebutuhan terhadap tenaga kerja. Sejalan dengan hasil UN, fenomena pengangguran dapat menjadi indikator pentingnya efektivitas pelaksanaan pembelajaran program PSG dalam menghasilkan lulusan SMK yang diinginkan. Fenomena tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1 Pencapaian Kelulusan Ujian Nasional Per-Mata Pelajaran, SMK Negeri dan Swasta di Jawa Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 Bahasa Bahasa Nilai Ujian Matematika Kompetensi Inggris Indonesia Rata-rata
7,72
7,88
8,05
8,21
Terendah
2,90
2,90
1,70
2,10
Tertinggi
9,60
9,80
10,00
9,80
Standar Deviasi
0,79
0,88
0,96
0,39
Sumber: Laporan Pencapaian Hasil Ujian Nasional SMK Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.
Tabel 1.2 Pencapaian Kelulusan Ujian Nasional Per-Mata Pelajaran, SMK Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012 No.
Mata Pelajaran
Jumlah Peserta
Rata-rata Nilai
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
1.
Bhs. Indonesia
184.46
7,58
2.
Bhs. Inggris
184.46
8,40
3.
Matematika
184.46
8,70
4.
Kompetensi
184.46
8,17
Jumlah Nilai
32,85
Rata-rata Nilai
8,21
Sumber: Laporan Pencapaian Hasil Ujian Nasional SMK Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012.
Tabel 1.3 Penduduk Jawa Barat Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Pengangguran Terbuka Menurut Golongan Umur dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan PERKOTAAN+PEDESAAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
Gol.Umur
Td/blm pernah sekolah
Td/blm tamat SD
SD
(1)
(2)
(3)
Agust. 2007 15-19
2.833
18.349
213.628 241.863 189.207 1.120
667.000
Agust. 2008 15-19
-
15.768
190.374 218.131 204.584
270
629.127
Agust. 2009 15-19
3.231
26.659
158.548 208.099 210.457
998
607.992
Agust. 2010 15-19
1.220
17.640
181.599 230.803 208.814 1.697
641.733
(4)
SLTP
SMTA
Dipl. Jumlah I/II/III Total Akademi Universitas
(5)
(6)
(7)
(8)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, Jakarta Agustus 2011.
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
Tabel 1.4 Penduduk Kab/Kota Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota Dan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan PERKOTAAN+PEDESAAN Kabupaten /Kota
(1)
LAKI-LAKI/PEREMPUAN Td/blm pernah sekolah
(2)
Td/blm tamat SD
SD
SLTP
(3)
(4)
(5)
SMTA
Dipl. Jumlah I/II/III Total Akademi Universitas
(6)
(7)
(8)
Agu.2007 Kab. Bandung Kota Bandung
NA NA
14.083 2.603
115.214 34.695
95.464 44.048
79.168 79.813
20.719 19.410
324.648 180.569
Agu.2008 Kab. Bandung Kota Bandung
1.210 NA
12.384 689
64.267 32.701
69.365 38.285
52.805 71.068
10.200 28.916
210.231 171.659
Agu.2009 Kab. Bandung Kota Bandung
NA NA
3.872 1.229
52.152 17.264
53.702 31.940
54.086 82.063
9.087 20.457
172.899 152.953
Agu.2010 Kab. Bandung Kota Bandung
569 NA
6.274 2.389
44.193 15.466
40.262 21.249
48.783 59.504
13.015 32.745
153.096 131.353
NA = NOT APPLICABLE/TIDAK DAPAT DITAMPILKAN Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, Jakarta Agustus 2011
Berkaitan dengan tabel dapat dijelaskan: Pertama; tabel 1.1 dan 1.2, memperlihatkan pencapaian nilai mata pelajaran Kompetensi Keahlian Kejuruan, yaitu “gabungan antara nilai ujian praktek keahlian kejuruan dan nilai ujian teori kejuruan dengan pembobotan 70% untuk nilai ujian praktik keahlian kejuruan dan 30% untuk nilai ujian teori keahlian kejuruan” (Lampiran Peraturan BSNP; No. 0011/P/BSNP/2011; tentang Kelulusan Ujian Nasional), menunjukkan ratarata nilai UN Kota Bandung = 8,17 (dibawah UN Jawa Barat = 8,21),
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
mengindikasikan pentingnya efektivitas pelaksanaan program PSG dalam mencapai tujuan pembelajaran di SMK, khususnya di Kota Bandung. Kedua; tabel 1.3 dan 1.4 yang menunjukkan tingginya pengangguran terbuka mengindikasikan pentingnya efektivitas pembelajan program PSG untuk “menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja (Kepmendikbud RI Nomor 323/U/1997; Pasal 2, ayat 2). Ketiga; efektivitas pelaksanaan program PSG sejalan dengan: (1) Pernyataan Depdikbud (Badan Penelitian dan Pengembangan tentang Kebijakan Link and Match; Jakarta; Agustus 1993; 2), bahwa “salah satu masalah pendidikan yang berhubungan dengan relevansi adalah adanya kecenderungan bahwa isi program pendidikan dinilai cenderung terlalu berorientasi pada penguasaan prestasi akademik untuk memasuki pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi”, (2) Sasaran strategis Dinas Pendidikan Kota Bandung tahun 2009 – 2013, antara lain adalah: “Meningkatkan kualitas pendidikan warga kota Bandung melalui peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan sesuai tuntutan pembangunan, dan meningkatkan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan secara efisien dan efektif sesuai dengan perkembangan IPTEK”, (3) Pernyataan Ditmenjur (2003) bahwa “Sekolah-sekolah kejuruan didorong untuk menapaki langkah-langkah pembenahan agar meraih standar nasional dan
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
internasional”, (4) Efektivitas pembelajaran program PSG bertujuan “meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kejuruan melalui peran serta IP” (Kepmendikbud RI Nomor 323/U/1997; Pasal 2, ayat 1). (5) PERMENDIKNAS; No. 19 Tahun 2007;
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (pasal 1), “Setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan
pendidikan
yang
berlaku
secara
nasional”,
(6)
Menurut
Kepmendikbud RI nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan PSG pada SMK, “Program pendidikan kejuruan pada sekolah menengah kejuruan yang diselenggarakan di sekolah dan di industri/perusahaan perlu dikembangkan agar tamatan sekolah menengah kejuruan dapat memperoleh kemampuan profesional untuk melaksanakan pekerjaan dalam proses produksi yang menghasilkan barang dan/atau jasa” (7), Menurut As’ari Djohar dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar UPI “Peningkatan jumlah SMK tidaklah hanya mempunyai muatan kuantitatif belaka, namun faktor kualitatif kental di dalamnya” (2008; hal. 4). “Pengertian tenaga kerja terlatih mulai berubah, dari hanya mampu bekerja dengan teknologi madya menjadi mampu bekerja dengan teknologi canggih dan dari hanya mampu bekerja di dalam negeri menjadi mampu bekerja di luar negeri” (2008; hal. 5), (8) Hasil wawancara (prapenelitian) dengan beberapa wakil kepala sekolah SMK bidang hubungan industri dan guru pada SMK Negeri 11 Bandung, SMK Negeri 2 Bandung, SMK Pasundan 1
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
Bandung, dan SMK Bina Warga Bandung, diperoleh informasi bahwa; Permasalahan prakerin di institusi kerja pasangan menggambarkan tingkat relevansi yang bervariasi antara kebutuhan prakerin dengan bekal yang dimiliki peserta didik dari hasil pembelajaran, yaitu untuk program akuntansi tingkat relevansinya berkisar antara 40% sampai 60%, sedangkan untuk programprogram lainnya relatif lebih baik yaitu berkisar 60% sampai 90%, hal ini mengindikasi pentingnya efektivitas pembelajaran program PSG; Kaitannya dengan kemampuan sebagai fasilitator prakerin, keterlibatan personil institusi kerja sebagai instruktur prakerin masih harus ditingkatkan; Mengingat beragamnya kebutuhan peserta didik dalam melaksanakan tugas prakerin, ketersediaan dan penggunaan fasilitas prakerin di institusi kerja pasangan masih harus dikembangkan; Secara terstandar keterlibatan IP dalam pembelajaran program PSG masih harus ditingkatkan lebih lanjut, (9) Berbagai inovasi pembelajaran seperti; CBSA, MGBS, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi,
validasi
kurikulum,
mengindikasikan
perlunya
efektivitas
pelaksanaan pembelajaran program PSG dalam mencapai tujuan yang diinginkan, (10) Penyelenggaraan Diklat atau on the job training (OJT) yang melibatkan kerjasama antara SMK, IP, dan Pemerintah (Dinas Pendidikan) bagi para guru khususnya, pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pelaksanaan pembelajaran program PSG.
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11
Mengingat dinamika kehidupan masyarakat yang banyak memunculkan jenis dan bentuk pekerjaan baru, “pendidikan di Indonesia belum selaras dengan kebutuhan sektor-sektor pembangunan dan kesempatan kerja yang ada” (Depdikbud; Badan Penelitian dan Pengembangan; 1993; 6). Oleh karena itu perlu upaya efektivitas pelaksanaan pembelajaran program PSG untuk menghasilkan lulusan SMK yang selaras dengan kebutuhan sektor-sektor pembangunan dan kesempatan kerja.
Berdasarkan uraian di atas, masalah sentral dalam penelitian ini adalah, “masalah kebermaknaan pelaksanaan pembelajaran program PSG dalam menghasilkan lulusan SMK”, dan untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian dilakukan pada SMK Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Sejalan dengan Model Loree, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Pasal 1 Ayat 20) menjelaskan bahwa; “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sejalan dengan itu permasalahan pembelajaran program PSG setidaknya dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu : (1) peserta didik, (2)
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12
pendidik, dan (3) sumber belajar. Interaksi dari ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Peserta didik (siswa) dengan berbagi karakteristiknya merupakan masukan (input) proses pembelajaran program PSG. Peserta didik adalah, “setiap siswa SMK yang telah mengikuti program kejuruan yang bersifat adaptif dan produktif yang berupa teori kejuruan dan praktik dasar berhak mengikuti praktik kerja industri di IP “(Kepmendikbud RI Nomor 323/U/1997; pasal 12). Dengan berbagai potensinya peserta didik dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran. Menurut McClelland (dalam Prasetya Irawan, dkk., 1997: 42), motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar. Artinya motivasi merupakan komponen penting dari efektivitas pembelajaran program PSG.
Pendidik yaitu guru dan instruktur adalah fasilitator pembelajaran program PSG, “berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional” (Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen; pasal 4), bertugas
menyelenggarakan
kegiatan
mengajar,
melatih,
meneliti,
mengembangkan, mengelola pembelajaran, atau memberikan pelayanan teknis sesuai dengan standar proses pembelajaran program PSG. Kompetensi guru yang meliputi; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13
dan kompetensi profesional, dalam aplikasinya dituntut untuk dapat menyajikan layanan pembelajaran yang sesuai dengan standar dan dinamika pelaksanaan pembelajaran program PSG.
Sumber belajar (learning resources), dapat berupa; data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu (Sudrajat, 2008). Sumber belajar dalam pelaksanaan program PSG adalah, “peralatan dan bahan praktek yang digunakan untuk pelaksanaan praktek dasar dan praktek industri/keahlian yang disusun berdasarkan program bersama sekolah dengan dunia industri” (Pengelolaan Fasilitas dan Bahan Praktik Pendidikan Sistem Ganda; 1997; 1), berfungsi untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran program PSG.
Sesuai dengan perannya, keterlibatan ketiganya dalam pembelajaran program PSG harus melahirkan proses pembelajaran yang efektif dalam menghasilkan lulusan SMK, bermakna dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginpkan masyarakat. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi, masalah penelitian dirumuskan :
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
1. Bagaimana pengaruh motivasi belajar, kompetensi guru dan instruktur, dan fasilitas pembelajaran, terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran program PSG. 2. Bagaimana pengaruh motivasi belajar, kompetensi guru dan instruktur, fasilitas pembelajaran, dan efektivitas proses pembelajaran program PSG terhadap kemampuan lulusan SMK. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui : 1.
Pengaruh motivasi belajar, kompetensi guru dan instruktur, serta fasilitas pembelajaran
secara
bersama-sama
terhadap
efektivitas
proses
pembelajaran program PSG. 2.
Pengaruh motivasi belajar, kompetensi guru dan instruktur, peralatan dan bahan praktek, serta efektivitas proses pembelajaran program PSG terhadap kemampuan kerja lulusan SMK.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritik Secara teoritik manfaat penelitian diharapkan dapat memperluas wawasan dan khasanah keilmuan, khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran pada tingkat kelas dalam kaitannya dengan pengembangan terhadap
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15
kemampuan masyarakat serta paradigma stimulus-respon dalam proses pebelajaran. Dapat melaksanakan pembelajaran program PSG secara terstandar, untuk membina dan mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang kelak menjadi bekal berharga/relevan bagi lulusan SMK untuk bersaing memasuki dunia kerja, maupun untuk pengembangan karier. 1.5.2 Manfaat Praktis Temuan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat praktis terhadap pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan pembelajaran program PSG, yaitu: a) Manfaat praktis bagi SMK sebagai institusi pendidikan yang dipercaya pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan program PSG : 1) Memperoleh pengalaman sangat berharga dalam penyelenggaraan program PSG yang efektif dalam menghasilkan lulusan SMK yang berkemampuan relevan dengan kebutuhan masyarakat. 2) Memperoleh
pengalaman
sangat
berharga
tentang
kerjasama
penyelenggaraan PSG, khususnya dalam mengatasi keterbatasan biaya, sarana dan prasarana pembelajaran lainnya yang selalu menjadi kendala upaya efektivitas pembelajaran.
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
16
3) Dapat
mengidentifikasi
sekaligus
mengatasi
masalah-masalah
pembelajaran relevansinya dengan perkembangan kebutuhan di dunia kerja. 4) Mendapatkan kepuasan tersendiri karena mampu melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga dapat menghasilkan lulusan SMK yang berkemampuan relevan dengan kebutuhan dunia kerja maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. b) Manfaat bagi institusi kerja pasangan sebagai pihak yang terlibat langsung, aktif, dan bertanggung jawab atas keberhasilan pembelajaran program PSG, antara lain; 1) Mengetahui kualitas dan etos kerja lulusan SMK, sehingga lebih memudahkan dalam pencarian/pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. 2) Menarik manfaat/keuntungan dari kegiatan prakerin peserta didik dalam perannya sebagai tenaga kerja perusahaan. 3) Dapat membina dan mengembangkan peserta didik menjadi lulusan SMK yang berkemampuan relevan dengan kebutuhan institusi kerja. 4) Memperoleh kepuasan tersendiri karena dapat membentuk generasi muda menjadi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan kerja tertentu sehingga mempunyai masa depan lebih baik. c)
Manfaat bagi peserta didik, antara lain;
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17
1) Secara terstandar memperoleh layanan pembelajaran dan prakerin sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2) Dapat membina dan mengembangkan kemampuan kerja sesuai dengan perkembangan kebutuhan lapangan kerja. 3) Secara terintegrasi memperoleh layanan pembelajaran dan prakerin yang lebih bermakna, dalam menpersiapkan diri menjadi lulusan SMK yang
siap
bersaing
memasuki
dunia
kerja
maupun
untuk
mengembangkan diri. d) Manfaat bagi masyarakat, antara lain; 1) Masyarakat pada umumnya dan institusi kerja khususnya, percaya bahwa efektivitas pembelajaran program PSG merupakan proses pembelajaran yang dapat menghasilkan lulusan yang diharapkan. 2) Keterlibatan tokoh masyarakat sebagai anggota majelis sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran program PSG, dapat mengidentifikasi keluhan masyarakat terhadap proses dan hasil pembelajaran, sekaligus menjadi solusi terbaik untuk menghasilkan lulusan SMK yang diinginkan. 3) Efektivitas pelaksanaan pembelajaran program PSG merupakan solusi bagi masyarakat dalam membina generasi muda yang berkemampuan, baik untuk memasuki persaingan kerja, antisipasi kebutuhan tenaga kerja, maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
18
1.6 Struktur Organisasi Penelitian Disertasi terdiri dari lima bab, yaitu : Bab I; PENDAHULUAN, menyajikan: Latar Belakang; Identifikasi Masalah; Perumusan Masalah; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; Struktur Organisasi Penelitian. BAB II; KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS, membahas berbagai teori yang relevan sebagai rujukan untuk menjawab permasalahan penelitian, maupun untuk membuktikan hipotesis penelitian. Terdiri dari: Kajian Pustaka, membahas; Teoriteori yang relevan dengan variabel penelitian secara luas dan mendalam, Kerangka berpikir yang secara teoritik ditujukan untuk menjawab permasalahan penelitian yang diajukan; Asumsi yaitu landasan kebenaran dalam memecahkan permasalahan
penelitian,
Hipotesis,
merupakan
jawaban
teori
atas
permasalahan yang harus dibuktikan kebenarannya, serta Anotasi yang menunjukkan pentingnya suatu masalah untuk diteliti. BAB III: METODOLOGI PENELITIAN, memuat: (1) Metode yang Digunakan; (2) Operasionalisasi Variabel Penelitian; (3) Populasi dan Sampel Penelitian; (4) Teknik Pengumpulan Data, Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian; (5) Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis. Bab IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, menyajikkan; model pengukuran terhadap variabel penelitian dan menguji hipotesis penelitian berdasarkan temuan di lapangan; Melakukan pembahasan berdasarkan konsep, rumusan, dan teori yang AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
19
diampu. Hasil penelitian dan pembahasan, menyajikan; deskripsi variabel yang diteliti; pengaruh motivasi belajar, kompetensi guru/instruktur, fasilitas pembelajaran terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran program PSG; dan pengaruh motivasi belajar, kompetensi guru, fasilitas pembelajaran, efektivitas pembelajaran program PSG terhadap kemampuan lulusan SMK; Implikasi hasil penelitian, dan Anotasi. Bab V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI; menyajikan jawaban atas permasalahan penelitian, dan memberikan rekomendasi berdasarkan kendala-kendala yang ditemui.
a. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap efektivitas proses pembelajaran program PSG, dilihat dari aspek; perhatian, relevansi, kepercayaan diri, dan kepuasan. b. Bagaimana pengaruh kompetensi guru dan instruktur terhadap efektivitas proses pembelajaran program PSG, dilihat dari aspek;
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
20
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. c. Bagaimana pengaruh fasilitas pembelajaran terhadap efektivitas proses pembelajaran program PSG, dilihat dari aspek Pengelolaan peralatan dan bahan praktik, Analisis kebutuhan fasilitas pembelajaran, Kesesuaian fasilitas dan bahan praktik, dan Kesesuaian fasilitas di SMK dan di IP. -----------------d. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan kerja lulusan SMK, dilihat dari aspek; perhatian, relevansi, kepercayaan diri, dan kepuasan. e. Bagaimana pengaruh kompetensi guru dan instruktur terhadap kemampuan kerja lulusan SMK, dilihat dari aspek; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. f. Bagaimana pengaruh fasilitas pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan kerja lulusan SMK, dilihat dari aspek Pengelolaan peralatan dan bahan praktik di sekolah dan di IP, Analisis kebutuhan fasilitas pembelajaran, Kesesuaian fasilitas dan bahan praktik, dan Kesesuaian fasilitas di SMK dan di IP.
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
21
g. Bagaimana pengaruh efektivitas proses pembelajaran program PSG terhadap kemampuan kerja lulusan SMK. dilihat dari aspek: Bermakna, Terpadu, Berbasis Nilai, Menantang, dan Aktif.
AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu