BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang menarik dan cukup kontroversial di bidang keuangan. Istilah tentang pasar yang efisien bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Untuk bidang keuangan, konsep pasar efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi yang tersedia baik informasi di masa lalu, maupun informasi saat ini, serta informasi yang bersifat sebagai pendapat atau opini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga (Tandelilin, 2001). Penelitian tentang the Monday effect pertama kali dilakukan oleh Fields (1931), yang kemudian dilanjutkan oleh French (1980), Jaffe, Westerfield dan Ma (1989), Lakonishok dan Maberly (1990), Abraham dan Ikenberry (1994), Kamara (1997), Wang, Li dan Erickson (1997), Mehdian dan Perry (2001) serta Sun dan Tong (2002), yang membuktikan bahwa return pada hari Senin adalah berbeda dengan return pada hari-hari lainnya. Banyak literatur dalam bidang keuangan memusatkan pembahasan pada seasonal anomaly (anomali musiman) atau calendar effect (efek kalendar) pada pasar finansial. Anomali tersebut melanggar hipotesis mengenai efisiensi pasar
1
bentuk lemah disebabkan adanya return yang tidak random, tetapi dapat diprediksi berdasarkan pengaruh kalender tertentu, antara lain adalah Monday effect yaitu ketika return saham secara signifikan negatif pada hari Senin. Hal ini menyebabkan apabila return pada hari Senin dapat diprediksi, maka dapat dirancang suatu pedoman yang dapat memanfaatkan pola musiman tersebut untuk mendapatkan abnormal return. Sedangkan pada pasar yang efisien, seharusnya tidak akan muncul suatu pola pergerakan harga yang bersifat konstan dan bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan abnormal return. Konsep pasar efisien ini menarik untuk dibahas ataupun diteliti karena merupakan konsep dasar yang bisa membantu untuk memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar. Untuk memudahkan penelitian tentang efisensi pasar, Fama (1970), mengklasifikasikan bentuk efisiensi pasar ke dalam tiga efficient market hypotehesis (EMH), yaitu bentuk lemah (weak form), efisien dalam bentuk setengah kuat (semistrong form) dan efisien dalam bentuk kuat (strong form). Klasifikasi tersebut pada tahun 1991 disempurnakan oleh Fama, efisiensi bentuk lemah disempurnakan menjadi suatu klasifikasi yang lebih bersifat umum untuk menguji prediktabilitas return (return predictability), efisiensi bentuk setengah kuat diubah menjadi event studies dan pengujian efisiensi pasar dalam bentuk kuat disebut sebagai pengujian private information (test of private information) (Tandelilin,2001). Hasil penelitian mengenai pola perubahan return saham di pasar modal memberikan kesimpulan yang beragam. Lakonishok dan Maberly (1996) melakukan studi terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return
2
saham harian di New York Stock Exchange (NYSE). Dalam studi tersebut mereka menduga bahwa return saham di NYSE dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian yang dilakukan oleh investor individual dan hasil studi tersebut berhasil menyimpulkan bahwa hasrat individual melakukan transaksi pada hari Senin relatif lebih tinggi dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya, sehingga aktivitas transaksi pada hari Senin lebih tinggi dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Tingginya aktivitas perdagangan saham hari Senin tersebut disebabkan oleh hasrat investor individual menjual saham lebih tinggi daripada hasrat investor individual membeli saham, akibatnya harga saham cenderung rendah pada perdagangan hari Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Gibbsons dan Hess (1981) menyimpulkan bahwa return saham rendah atau negatif terjadi pada perdagangan hari Senin (Monday effect). Miller (1988) dalam (Tandelilin,1999) memperkuat argumentasi mengenai kecenderungan return saham negatif (terendah) pada hari perdagangan Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Return saham terendah terjadi pada hari perdagangan hari Senin disebabkan karena selama akhir pekan hingga pada hari perdagangan Senin, investor memiliki kecenderungan untuk menjual saham melebihi kecenderungan untuk membeli saham. Penelitian terhadap pola return harian saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dilakukan oleh Wibisono, Sukirno dan Sukamto (1996). Hasil penelitian
3
tersebut menunjukan bahwa rata-rata return pasar harian saham selama periode penelitian (1989-1995) adalah positif pada semua hari perdagangan, kecuali return pasar harian saham pada hari Selasa. Pada perdagangan hari Selasa, keuntungan saham di BEJ adalah negatif. Cahyaningdyah (2005) menyimpulkan bahwa fenomena day of the week effect terjadi di BEJ dan menunjukkan adanya kesamaan dengan pola return saham harian di bursa efek AS. Keragaman argumentasi mengenai pola return saham setiap hari perdagangan yang dihasilkan dari beberapa penelitian terdahulu, baik penelitian yang dilakukan di pasar modal luar negeri maupun penelitian di BEJ menjadikan fenomena ini menarik untuk diteliti.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahaan dalam penelitian ini adalah apakah hari perdagangan berpengaruh terhadap return saham dan fenomena-fenomena yang berkaitan (khususnya fenomena Monday effect yang merupakan bagian dari day off the effect patern) yang terjadi di BEJ.
C. Batasan Masalah Batasan masalah penelitian ini adalah: 1. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di BEJ minimal 230 hari perdagangan pada tahun 2003 dan 2004. Alasan penelitian ini menggunakan sampel tersebut
4
adalah untuk menghindari bias yang bisa ditimbulkan oleh saham yang tidak aktif diperdagangkan (tidur) yang ada di BEJ. 2. Periode penelitian dimulai dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2004.
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hari perdagangan terhadap return saham dan fenomena-fenomena yang berkaitan (khususnya fenomena Monday effect yang merupakan bagian dari day off the effect patern) yang terjadi di BEJ.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Perusahaan adalah untuk mengetahui apakah efisiensi pasar sudah terjadi di BEJ, dimana investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut atau sebaliknya. 2. Manfaat bagi Investor adalah untuk mengetahui bahwa terdapat hari perdagangan memiliki return saham yang lebih rendah atau negatif dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya, sehingga investor dapat membuat perencanaan strategis untuk melakukan transaksi pada hari perdagangan yang memungkinkan investor memperoleh return yang positif, karena investor pasti menginginkan return yang optimal dari investasi yang dilakukannya.
5
3. Manfaat bagi Akademisi memberikan tambahan pengetahuan tentang konsep pasar modal yang efisien dan seasonal anomaly (anomali musiman) atau calendar effect (efek kalendar) pada efisiensi pasar bentuk lemah.
6