1
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Transportasi adalah suatu sistem yang menggerakkan orang atau barang
dari suatu tempat ke tempat lainnya, menggunakan kendaraan, kereta api, pesawat maupun kapal. Terkendalanya transportasi dapat mengganggu lancarnya sistem transportasi yang ada. Hal tersebut menjadi permasalahan yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Masalah transportasi yang selama ini muncul diantaranya adalah kemacetan dijalan raya terjadi akibat kepadatan lalu lintas, kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan bakar minyak (Rosyidi, 2014). Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan transportasi yang ramah lingkungan dan menciptakan penghematan bbm serta mengurangi polusi dalam jumlah yang signifikan dengan menghadirkan moda transportasi berbasis rel. Berdasarkan data dari Mc Kinsey dalam blue sky indonesia (2010), menunjukkan bahwa moda angkutan kereta api memiliki dampak polusi yang paling sedikit bagi lingkungan yaitu sebesar 1% dibandingkan transportasi lainnya di Indonesia. Selain itu kereta api memiliki kelebihan diantaranya bebas dari kemacetan karena memiliki jalurnya tersendiri
1 Evaluasi Peraturan Pembebanan Gandar Kereta Api Di Pulau Jawa Terhadap Kondisi Aktual_Tri Muspitasari, 2016
2
BAB I PENDAHULUAN
serta lebih hemat bahan bakar karena daya muatnya yang besar dalam satu kali perjalanan. Seiring berjalannya waktu terdapat masalah-masalah yang muncul, anjloknya kereta api tercatat sebagai jenis kecelakaan kereta api tertinggi di Indonesia dan menempati peringkat pertama kecelakaan kereta api dalam tiga tahun terakhir. Menurut data dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, di tahun 2012 terjadi 33 kali (2 tabrakan KA dengan KA, 21 anjlokan, 2 terguling, 4 longsor / banjir, 2 lain-lain), tahun 2013 terjadi kenaikan kecelakaan kereta yaitu mencapai 39 kali (0 tabrakan KA dengan KA, 25 anjlokan, 1 terguling, 7 banjir / longsor, 6 lain - lain), dan pada tahun 2014 terjadi 13 kecelakaan kereta (0 tabrakan KA dengan KA, 10 anjlokan, 0 terguling,2 longsor, 1 lain - lain) dari data yang sudah tercatat kereta api anjlok menempati urutan teratas. Upaya penting yang dilakukan yaitu dengan mengecek standar keselamatan yakni, kondisi rel, beban yang menahan rel, sambungan rel, dan kecepatan operasi. Struktur
jalan
rel
meliputi
bermacam-macam
konstruksi
yang
dimaksudkan untuk mendukung jalan rel dan pengoperasian kereta api. Jembatan merupakan salah satu struktur pendukung jalan rel. Ketika merencanakan suatu struktur jalan rel kereta api, untuk jembatan rel kereta api dijalurnya, berbagai sumber beban harus dipertimbangkan. Prinsipnya, jalan rel kereta api harus dapat mentransfer berupa beban gandar (axle load) ke struktur jalan rel akan tetapi beban gandar secara aktual belum tentu sama berdasarkan dengan ketetapan Peraturan Dinas No.10 (PD No.10) dan Peraturan Menteri Perhubungan No.60 (PM No.60) Tahun 2012 dengan skema Rencana Muatan 1921 (RM 1921). 2 Evaluasi Peraturan Pembebanan Gandar Kereta Api Di Pulau Jawa Terhadap Kondisi Aktual_Tri Muspitasari, 2016
3
BAB I PENDAHULUAN
Pada kenyataan dilapangan terdapat perbedaan jarak as dan beban masingmasing gandar untuk seluruh kereta yang beroperasi di Indonesia secara umum di Pulau Jawa pada khususnya. Sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan gaya dalam yang timbul yang bekerja pada struktur jalan rel kereta api, seperti tubuh jalan, jembatan, terowongan, viaduk, maupun struktur lainnya yang dilalui oleh kereta api. Maka perlu diadakan penelitian membuat evaluasi pengaruh pembebanan kereta api disesuaikan dengan beban aktual lokomotif atau gerbong yang beroperasi di Pulau Jawa pada jalan rel kereta api sehingga selanjutnya dapat dibuat sebagai dasar pertimbangan dalam membuat pemodelan pembebanan baru dari rencana muatan kereta api yaitu RM 1921 yang selama ini berlaku di Indonesia dan sudah terlalu lama belum terjadi pembaharuan. 1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tugas akhir ini yaitu: a.
Bagaimana analisis besarnya gaya dalam (momen dan lintang) jembatan kereta api tipe gelagar pelat (plate girder) akibat beban gandar kereta api berdasarkan skema RM 1921?
b.
Bagaimana analisis besarnya gaya dalam (momen dan lintang) jembatan kereta api tipe gelagar pelat (plate girder) akibat beban gandar kereta api aktual yang beroperasi di Pulau Jawa?
c.
Bagaimana
perbandingan
hasil
analisis
berdasarkan
kedua
jenis
pembebanan diatas?
3 Evaluasi Peraturan Pembebanan Gandar Kereta Api Di Pulau Jawa Terhadap Kondisi Aktual_Tri Muspitasari, 2016
BAB I PENDAHULUAN
1.3
4
Batasan Masalah Ruang lingkup yang akan dibahas yaitu mengenai pembebanan gandar
kereta api di Pulau Jawa pada jembatan tipe gelagar pelat sederhana diatas 2 perletakan. Dalam PD No.10 dan PM No.60 Tahun 2012 bahwa komponen jalan rel kereta api harus mempunyai standar perencanaan beban roda dengan mempertimbangkan jarak gandar dan tekanan gandar agar struktur rel pada jembatan, kuat untuk mendukung beban kereta. Hal tersebut menjadi batasan masalah yang diambil pada tugas akhir ini yaitu tinjauan dilakukan untuk analisis gaya dalam (momen dan lintang) jembatan kereta api tipe gelagar pelat (plate girder) diatas 2 perletakkan, dengan panjang bentang jembatan yang dihitung yaitu antara 15m – 22m, bentang jembatan di pakai 15m karna menyesuaikan dengan panjang sumbu roda lokomotif aktual terpanjang di Pulau Jawa. Sementara untuk panjang bentang sampai 22m karna ingin mengetahui perubahan gaya dalam berdasarkan panjang bentang jembatan dengan memperhitungkan satu lokomotif yang lewat diatas jembatan, dan sebagai pembandingnya memakai skema RM 1921 dengan beban 12 ton dan 15 ton. 1.4
Tujuan Penelitian Dengan adanya batasan masalah, maka penulis menetapkan tujuan sebagai
berikut: a.
Mengetahui besarnya gaya dalam (momen dan lintang) jembatan kereta api tipe gelagar pelat (plate girder) akibat beban gandar kereta api berdasarkan skema RM 1921. 4 Evaluasi Peraturan Pembebanan Gandar Kereta Api Di Pulau Jawa Terhadap Kondisi Aktual_Tri Muspitasari, 2016
5
BAB I PENDAHULUAN
b.
Mengetahui besarnya gaya dalam (momen dan lintang) jembatan kereta api tipe gelagar pelat (plate girder) akibat beban gandar kereta api aktual yang beroperasi di Pulau Jawa. Dari perbandingan kedua besar gaya dalam tersebut, dapat diketahui
c.
apakah
skema
pembebanan
RM
1921
masih
memadai
apabila
dibandingkan dengan beban gandar kereta api aktual yang beroperasi di Pulau Jawa. 1.5
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah:
a.
Mengetahui perbandingan gaya dalam (momen dan lintang) pada jembatan tipe gelagar plat antara skema pembebanan RM 1921 dengan lokomotif aktual.
b.
Mengetahui skema pembebanan RM 1921 masih memadai atau tidak apabila dipakai pada kondisi lokomotif saat ini.
c.
Hasil analisis ini kiranya bisa menjadi input bagi analisis selanjutnya.
1.6
Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
5 Evaluasi Peraturan Pembebanan Gandar Kereta Api Di Pulau Jawa Terhadap Kondisi Aktual_Tri Muspitasari, 2016
BAB I PENDAHULUAN
6
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori pembebanan gandar kereta api, garis pengaruh, pembahasan berdasarkan PD No.10 dan PM No.60 tahun 2012, dan skema RM 1921. BAB III METODOLOGI Bab ini menjelaskan mengenai lokasi penelitian, pengumpulan data, metode penulisan dan pengolahan data, metode penelitian , dan mengenai konsep analisis penelitian. BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA Bab ini merupakan perhitungan yang dilakukan menggunakan data-data yang telah dijabarkan di bab III sehingga mengetahui hasil analisis perbandingan dari gaya dalam (momen dan lintang) maksimum antara RM 1921 dengan pembebanan aktual. BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari keseluruhan materi yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dari Tugas Akhir ini serta memberikan saran yang diharapkan bermanfaat.
6 Evaluasi Peraturan Pembebanan Gandar Kereta Api Di Pulau Jawa Terhadap Kondisi Aktual_Tri Muspitasari, 2016
BAB I PENDAHULUAN
7
Table of Contents BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3
Batasan Masalah ................................................................................................. 4
1.4
Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
1.5
Manfaat Penelitian.............................................................................................. 5
1.6
Sistematika Penulisan ......................................................................................... 5
7 Evaluasi Peraturan Pembebanan Gandar Kereta Api Di Pulau Jawa Terhadap Kondisi Aktual_Tri Muspitasari, 2016