1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Hidup dan kehidupan, penuh perjuangan dan persaingan. Memenangkan kompetisi secara professional, sehat, dan jujur adalah dambaan setiap orang. Demikian juga dalam bekerja dan karier seseorang. Karier diciptakan, dibangun, dan dikembangkan seseorang dalam hidup dan kehidupannya. Oleh karena itu karier, bukan bawaan, bukan titipan, dan bukan pula anugerah orang lain ( A. Muri Yusuf : 2002 ) Banyak orang yang
bekerja, tetapi tidak semuanya berhasil dalam
kariernya. Banyak yang menjadi pemimpin, tetapi tidak semuanya menjadi pemimpin yang berhasil. Banyak yang menjadi pengusaha, tetapi sedikit yang menjadi pengusaha sukses. Banyak yang diangkat menjadi pejabat, tetapi tidak semuanya berhasil dalam kariernya. Banyak yang menjadi pegawai, tetapi tidak semuanya dapat dikatakan sebagai pegawai yang sukses. ( A. Muri Yusuf : 2002 ) Istilah karier telah digunakan untuk menunjukkan orang – orang pada masing – masing peranan atau status mereka. Karier dapat didefinisikan sebagai penunjuk pekerjaan – pekerjaan yang membentuk suatu pola kemajuan yang sistematik dan jelas- jalur karier. ( T. Hani Handoko : 1989 )
2
Kesuksesan bukan berarti tidak ada kegagalan. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Keberhasilan karier menampakkan bentuk pada rangkaian kegiatan – kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan, makin lama makin menaik, mengagumkan, positif; yang ditopang oleh kemampuan atau keahlian khusus yang sesuai dengan jenis kegiatan atau pekerjaan seseorang dan menimbulkan kepuasan serta manfaat bagi diri dan lingkungan.( A. Muri Yusuf : 2002 ) Fortunanto ( 1981 ) mengatakan bahwa pendidikan dan pengalaman kerja merupakan langkah awal untuk melihat kemampuan seseorang. Mereka yang mempunyai pendidikan tinggi akan mempunyai kemampuan pengetahuan dan sikap yang baik. ( Bambang Swasto : 2003 ) Nirman ( 1989 ) mengemukakan bahwa masa kerja merupakan salah satu faktor individu yang berhubungan dengan perilaku dan persepsi individu. (Bambang Swasto : 2003 ) Menurut Fitz ( 1987 ) perubahan kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap yang positif merupakan salah
satu
ukuran keberhasilan peserta
latihan. ( Bambang Swasto : 2003 ) Latihan dan pengembangan karyawan mempunyai berbagai manfaat karier jangka panjang yang membantu karyawan untuk tanggung jawab lebih besar di waktu yang akan datang. Program – program latihan tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga organisasi dan hubungan manusiawi dalam kelompok kerja, dan bahkan bagi Negara. Barangkali cara paling mudah untuk
3
meringkas manfaat – manfaat latihan adalah dengan menyadarinya sebagai investasi organisasi dalam sumberdaya manusia. ( T. Hani Handoko : 1989 ) Dari berbagai hal diatas tentunya kita dapat melihat hubungan yang ada apakah terdapat perbedaan karier, bila karyawan ( pegawai ) ini memulai dengan tingkat pendidikan tertentu, masa kerja, pelatihan. Dalam penelitian ini difokuskan pada lingkungan pegawai negeri sipil khususnya dalam jajaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Magelang. Dalam penelitian tentang PNS ini kami melihat ada tiga hal yang kiranya dapat membedakan karier PNS antara lain : 1. Tingkat Pendidikan Pangkat regular dapat diberikan sampai dengan pangkat tertentu tergantung basis pendidikan yang dimiliki. ( Slamet Saksono : 1988 ) 2. Masa Kerja Kenaikan pangkat regular dapat diberikan setiap kali setingkat lebih tinggi apabila pegawai negeri sipil yang bersangkutan : telah empat tahun dalam pangkat yang dimilikinya. ( IG. Wursanto : 1989 ) 3. Pelatihan Salah satu fungsi pelatihan pegawai adalah untuk mengembangkan karier pegawai ( Slamet Saksono : 1988 )
4
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul : Perbedaan Karier Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Pelatihan, Pada PNS di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang.
B. Alasan Pemilihan Judul Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukan diatas, maka alasan penulis memilih judul adalah : 1. Judul tersebut relevan dengan ilmu yang penulis dapatkan selama mengikuti perkuliahan di Universitas Kristen Duta Wacana dengan kosentrasi manajemen sumber daya manusia. 2. Unsur – unsur yang membedakan karier khususnya karier di lingkungan pegawai negeri sipil belum banyak dijadikan obyek penelitian dan judul tersebut relevan untuk diangkat menjadi topik penelitian. 3. Penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan karier pegawai negeri sipil berdasarkan tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan.
C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada perbedaan karier berdasarkan tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan pada PNS di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang.
5
D. Batasan Masalah Untuk mendapat suatu penelitian yang baik, tepat dan tidak keluar dari judul serta masalah yang dibahas, perlu kiranya penulis membatasi penelitian ini. Dengan adanya pembatasan masalah, maka penelitian ini akan dapat mencapai sasaran dan tujuan penelitian. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Obyek Penelitian hanya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Magelang 2. Hal – hal yang dianggap dapat membedakan karier kerja PNS yang diteliti meliputi tingkat pendidikan, masa kerja dan pelatihan. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan merupakan patokan untuk mencapai pangkat tertentu, “Pangkat regular dapat diberikan sampai dengan pangkat tertentu tergantung basis pendidikan yang dimiliki ( Slamet Saksono : 1988 ), sedangkan masa kerja merupakan hal yang menjadi ukuran waktu untuk naik ke jenjang berikutnya, kenaikan pangkat regular dapat diberikan setiap kali setingkat lebih tinggi apabila pegawai yang bersangkutan : telah empat tahun dalam pangkat yang dimilikinya ( IG. Wursanto: 1989 ), sedangkan hal yang lainnya adalah pelatihan , semakin banyak pelatihan yang diikuti tentunya akan mempercepat karier dibandingkan bila pegawai tersebut sedikit mengikuti pelatihan.
“Salah satu fungsi pelatihan pegawai adalah mengembangkan
karier pegawai”. ( Slamet Saksono : 1988 )
6
3. Karier a. ( Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : 1990 ) definisi karier adalah perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, jabatan, dsb. b. Sistem karier menurut UU No 8 / 1974. Sistem karier diartikan sebagai suatu sistem kepegawaian yang mendasarkan pengangkatan pegawai yang bersangkutan. Sedang selanjutnya masa kerja, dan syarat – syarat obyektif lainnya juga menentukan pengangkatan. c. Ukuran karier : Pangkat dan jabatan PNS berhubungan sangat erat, seorang PNS yang menduduki jabatan tertentu harus memiliki pangkat yang sesuai dengan jabatan itu. PNS diberikan gaji pokok menurut golongan ruang gaji yang sesuai dengan pangkatnya. Dalam penelitian ini yang dijadikan ukuran karier adalah pangkat. ( IG. Wursanto : 1989 ) Pangkat : kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang PNS berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Pangkat akan menentukan jabatan, pangkat juga akan diikuti golongan ruang yang merupakan indikator ukuran gaji yang diterima. ( IG. Wursanto : 1989 )
7
4. Tingkat Pendidikan ( Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : 1990 ) definisi pendidikan adalah : a. Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan ; proses, perbuatan, cara mendidik. b. Akademis : pendidikan yang berhubungan dengan ilmu ( studi ) seperti bahasa , ilmu – ilmu sosial, matematika, ilmu pengetahuan alam. Menurut Soekidjo Notoadmojo pendidikan merupakan pengembangan kemampuan
secara menyeluruh ( overall ) dengan jangka waktu yang
panjang ( long term ) dengan penghargaan akhir adalah gelar atau degree (Soekidjo Notoadmojo : 1998 ) 5. Masa Kerja ( Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : 1990 ) definisi masa kerja adalah : jangka waktu orang sudah bekerja ( pada suatu kantor, badan, dsb ) 6. Pelatihan Menurut Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1974 latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam
8
waktu relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. Menurut Soekidjo Notoadmojo pelatihan merupakan pengembangan kemampuan secara khusus ( specific ) dengan jangka waktu yang pendek ( short term ) dengan penghargaan akhir sertifikat. ( SoekidjoNotoadmojo : 1998 ) 7. Pegawai Negeri a. Menurut UU No 8 / 1974. Pegawai negeri adalah orang – orang yang mempunyai syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang – undangan yang berlaku diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugasnegara dalam suatu jabatan serta digaji menurut peraturan perundang –undangan yang berlaku. b. Pegawai negeri sipil daerah adalah pegawai negeri sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Daerah Propinsi / Kabupaten / Kota atau dipekerjakan di luar instansi induknya ( PP RI No 9 / 2003 )
E. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan karier pada pegawai negeri sipil berdasarkan tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan di LIngkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Magelang
9
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penelitian ini berguna bagi penulis untuk memperdalam pengetahuan melalui praktek di lapangan dalam suatu kasus di suatu instansi. Di samping itu melalui studi lapangan, maka penulis akan memperoleh pengetahuan terutama
dalam
menelaah
suatu
masalah,
mengidentifikasikan
dan
menganalisis masalah yang merupakan penerapan atas teori yang diperoleh penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. 2 Bagi Instansi Dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi instansi. Selain itu penelitian ini tentunya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh instansi di dalam menentukan kebijakan instansi di masa yang akan datang khususnya dalam bidang sumber daya manusia. 3 Bagi Pembaca Dari hasil penelitian ini tentunya akan dapat menambah referensi pembaca terutama dalam bidang sumber daya manusia berdasarkan penerapannya dalam instansi pemerintah 4 Bagi Ilmu Pengetahuaan Dari penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia
10
G. Hipotesis Dari kajian teori diatas maka dapat dirumuskan hipotesis- hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan karier pada pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang berdasarkan tingkat pendidikan 2. Terdapat perbedaan karier pada pada pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang berdasarkan masa kerja 3. Terdapat perbedaan karier pada pada pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang berdasarkan pelatihan H. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dilakukan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang 2. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.( Sugiyono : 2003 ). Dalam penelitian perbedaan karier berdasarkan tingkat pendidikan, masa kerja dan pelatihan pada pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas
11
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, populasi yang ada sebanyak 110 orang. Dengan pertimbangan bahwa variabel yang diteliti harus sesuai dengan ketentuan variabel yang diteliti maka hanya diambil 90 orang karyawan. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah a. Wawancara Wawancara pewawancara
adalah
untuk
sebuah
memperoleh
dialog yang dilakukan informasi
dari
oleh
terwawancara .
(Suharsimi Arikunto : 2002 ) b.Dokumentasi Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto : 2002 ) 4. Data yang dibutuhkan a. Data Primer Data Primer yaitu data yang diperoleh dari sumbernya secara langsung dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti (Singarimbun : 1995 ). Data primer ini meliputi: 1) tingkat pendidikan, 2) masa kerja dan 3) pelatihan yang diikuti responden.
12
b. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang difungsikan untuk melengkapi data primer sebagai hasil penelitian akurat ( Singarimbun : 1995 ). Adapun data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain : 1) Struktur Organisasi 2) Kebijakan – kebijakan instansi 5. Pengukuran Variabel Adapun kriteria pengukuran variabel dengan cara pemberian skore. Adapun pemberian skore untuk masing – masing variabel adalah sebagai berikut : a. Variabel Tingkat Pendidikan 1) Responden yang berpendidikan SMU dengan skor 1 2) Responden yang berpendidikan D 3 dengan skor 2 3) Responden yang berpendidikan S 1 dengan skor 3 4) Responden yang berpendidikan S 2 dengan skor 4 b. Variabel Masa Kerja 1) Responden yang memiliki masa kerja 0- 4 dengan skor 1 2) Responden yang memiliki masa kerja 5 -8 dengan skor 2 3) Responden yang memiliki masa kerja 9-12 dengan skor 3 4) Responden yang memiliki masa kerja 13-16 dengan skor 4 5) Responden yang memiliki masa kerja 17-20 dengan skor 5 6) Responden yang memiliki masa kerja 21- 24 dengan skor 6
13
7) Responden yang memiliki masa kerja 25-28 dengan skor 7 8) Responden yang memiliki masa kerja 29-32 dengan skor 8 c. Variabel Pelatihan 1) Responden yang belum mengikuti pelatihan dengan skor 0 2) Responden yang mengikuti pelatihan Adum dengan skor 1 3) Responden yang mengikuti pelatihan Spma dengan skor 2 4) Responden yang mengikuti pelatihan Spamen dengan skor 3 d. Variabel Karier 1) Responden yang memiliki golongan pangkat II a dengan skor 1 2) Responden yang memiliki golongan pangkat II b dengan skor 2 3) Responden yang memiliki golongan pangkat II c dengan skor 3 4) Responden yang memiliki golongan pangkat II d dengan skor 4 5) Responden yang memiliki golongan pangkat III a dengan skor 5 6) Responden yang memiliki golongan pangkat III b dengan skor 6 7) Responden yang memiliki golongan pangkat III c dengan skor 7 8) Responden yang memiliki golongan pangkat III d dengan skor 8 9) Responden yang memiliki golongan pangkat IV a dengan skor 9 10) Responden yang memiliki golongan pangkat IV b dengan skor 10 11) Responden yang memiliki golongan pangkat IV c dengan skor 11
14
I. Analisis Data Untuk menghitung apakah terdapat perbedaan karier pada PNS berdasarkan tingkat pendidikan, masa kerja dan pelatihan maka penulis menggunakan rumus Chi-Square. Tabel 1 Rumus Chi - Square Rumus Chi-Square : h
X² = Σ
h
(ni - ni )² + (ri - r i )² _______ _______ h
ni
h
ri
Keterangan : X²= Chi square
ni
= respons yang diperoleh dari kelompok 1
ri = respon yang diperoleh dari kelompok 2 h
ni
= respon yang diharapkan ( diduga ) dari kelompok 1
h
ri
= respon yang diharapkan ( diduga ) dari kelompok 2
Sumber : Winarno Surakhmad : 1990
15
Chi Square digunakan dalam statistik untuk menghitung signifikansi, terutama bila statistik itu menghadapi data yang berbentuk frekuensi, proporsi ataupun probabilitas. Umumnya Chi-Square dipakai mentest signifikansi suatu kumpulan data , yaitu untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang sebenarnya pada variabel yang diuji. Adapun Uji Independensi untuk skripsi perbedaan karier berdasarkan tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan pada pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang adalah dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Ho dan Hi Ho dan Hi untuk perbedaan karier berdasarkan tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan yaitu : a ) Perbedaan karier berdasarkan tingkat pendidikan Ho =Tidak terdapat perbedaan karier pada pegawai negeri sipil berdasarkan tingkat pendidikan Hi =Terdapat perbedaan karier pada pegawai negeri sipil berdasarkan tingkat pendidikan b ) Perbedaan karier berdasarkan masa kerja Ho =Tidak terdapat perbedaan karier pada pegawai negeri sipil berdasarkan masa kerja Hi =Terdapat perbedaan karier pada pegawai negeri sipil berdasarkan masa kerja
16
c ) Perbedaan karier berdasarkan pelatihan Ho =Tidak terdapat perbedaan karier pada pegawai negeri sipil berdasarkan pelatihan Hi =Terdapat perbedaan karier pada pegawai negeri sipil berdasarkan pelatihan 2 ) Dasar pengambilan keputusan a ) Berdasarkan perbandingan Chi-Square Uji dan Tabel - Jika Chi Square Hitung < Chi Square Tabel maka Ho diterima - Jika Chi Square Hitung > Chi Square Tabel maka Ho ditolak Gambar 1 Perbandingan Chi – Square Uji dan Tabel
Ho diterima Ho ditolak Chi Square Tabel
Chi Square Hitung
b ) Berdasarkan probabilitas - Jika Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima - Jika Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
17
J. Sistematika Penulisan Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang urutan dari penulisan skripsi ini , maka sistematika penulisan adalah sebagai berikut : Bab I
: Pendahuluan Bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah , alasan pemilihan judul , perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II:
: Landasan Teori Landasan Teori ini berisi tentang teori – teori yang mendasari, hal – hal yang membedakan karier pegawai negeri sipil yang diambil dari jurnal, buku, literature atau pustaka serta kerangka pemikiran.
Bab III
: Gambaran Umum Instansi Berisi tentang keadaan instansi, struktur organisasi dan personalia dan kebijakan instansi
Bab IV
: Analisis Data Berisi tentang data – data dan analisis data, analisis data menggunakan Chi-Square.
Bab V
: Penutup Berisi Kesimpulan dan saran