BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Kolostomi merupakan suatu tindakan pembuatan lubang pada kolon yang dilakukan
secara bedah.Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan perut disebut stoma.Kolostomi dapat berfungsi sebagai diversi sementara ataupun permanen (Smeltzer & Bare, 2002). Angka kejadian kolostomi meningkat dari tahun ke tahun, ini dapat dilihat dari data yang digunakan oleh Cooke (2009 dalam Diane Rita, 2010) dengan menggunakan data dari The Health Care Cost and Utilization Project 650.000-730.000 orang yang hidup dengan kolostomi permanen di America serikat. Pada tahun 2002, diperoleh data 112.000 orang yang mengalami kolostomi dan jumlah ini meningkat sampai 125.000 pada tahun 2007. Di rumah sakit Haji Adam Malik Medan sendiri, ketika peneliti melakukan survey awal, terdapat 33 orang yang menagalami tindakan kolostomi pada tahun 2011, dan meningkat menjadi 38 orang pada tahun 2012. Tindakan kolostomi dilakukan pada berbagai penyakit dan kondisi tertentu, beberapa kolostomi yang dilakukan karena adanya suatu keganasan (kanker).Tindakan kolostomi yang dilakukan sehingga mengakibatkan stoma pada dingding perut, mengakibatkan perubahan kondisi yang normal pada seseorang (Jan Clark, 2004). Orang yang mengalami tindakan kolostomi, baik permanen maupun sementara, biasanya akan merasa sedih akibat pembedahan yang dialaminya dan mereka mengalami citra tubuh yang buruk, karna adanya lubang dalam perutnya (smeltzer & Bare). Berdasarkan penelitian Panusur (2007) di RSUP H. Adam Malik Medan menyatakan bahwa gambaran diri
Universitas Sumatera Utara
pada pasien kolostomi sebahagian besar memiliki gambaran diri yang negative. Didapatkan bahwa 58,33% responden mempunyai gambaran diri negative setelah dilakukan tindakan kolostomi. Berdasarkan penelitian ini juga menyatakan 66,67% responden merasa tubuh menjadi kurang menarik dan merasa malu dengan kolostominya. 58,33 % responden tidak dapat menerima kondisi fisiknya seperti semula, 83,33% responden tidak akan mengikuti kegiatan sosial di lingkungan. Pasien dengan kolostomi akan menganggap bahwa stoma mereka akan tetap dapat terlihat oleh orang lain, dan merasa takut akan ditolak oleh pasangan, teman dekat ataupun orang-orang yang didekatnya. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien yang mengalami pembedahan kolostomi mengalami konsep diri yang negative.Konsep diri merupakan pengetahuan individu tentang diri.Konsep diri juga merupakan citra subjektif dari diri dan pencampuran yang komplek dari perasaan, sikap, dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajement kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. (Smeltzer, Bare, 2002). Konsep diri merupakan hasil dari aktivitas pengeksplorasian dan pengalaman dengan tubuh sendiri. Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi, hubungan dengan orang lain dan interaksi dengan dunia luar (potter & Perry, 2005). George Herbert Mead (1934 dalam jalaluddin, 2004) menyatakan, tidak semua orang dapat memepengaruhi diri seseorang, ada yang lebih berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan diri sendiri, yaitu keluarga, orang tua, saudara-saudara dan orang yang tinggal satu rumah. Berdasarkan hal tersebut, keluarga merupakan orang yang sangat penting dalam mempengaruhi diri seseorang.Richard Dewey dan W.J Humber (dalam jalaluddin, 2004) menyatakan mereka
Universitas Sumatera Utara
adalah orang-orang yang memiliki ikatan emosional dan dari merekalah telah terbentuk secara perlahan-lahan konsep diri seseorang. Keluarga adalah kumpulan dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi, dan biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap keluarga tersebut sebagai rumah mereka, dimana para anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain (Burgess dkk, dalam Friedman, 1998). Menurut Friedman (1986, dalam Setiawati & Dermawan,
2008)
salah
satu
fungsi
keluarga
adalah
fungsi
pemenuhan
(perawatan/pemeliharaan) kesehatan yang merupakan fungsi keluarga untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.Keluarga juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilakunya agar mendukung kesehatan. Status sehat atau sakit para anggota keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya, mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status kesehatan anggota. Sehingga sangat diperlukan adanya dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.(Gillis et all, dalam Friedman, 1998). Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit. Proses ini terjadi sepanjang hidup dengan sumber dan jenis dukungan sosial berubah dalam setiap tahap kehidupan keluarga (Susanto, 2007). Komponen dukungan keluarga menurut Cohen (1984, dalam Niven, 2000) meliputi dukungan pengharapan, dukungan nyata, dukungan imformasi dan dukungan emosional.
Universitas Sumatera Utara
Dari latar belakang masalah diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimana dukungan keluarga pada pasien kolostomi yang dirawat di rumah sakit Haji Adam Malik.
2.
Pertanyaan Penelitian Bagaimana dukungan keluarga pada anggota keluarga yang mengalami tindakan
kolostomi? 3.
Tujuan Penelitian Mengidentifikasi dukungan yang diberikan keluarga terhadap pasien yang mengalami
tindakan kolostomi Tujuan Khusus : Mengidentifikasi Dukungan nyata yang diberikan keluarga pada pasien kolostomi. Mengidentifikasi Dukungan pengharapan yang diberikan keluarga pada pasien kolostomi Mengidentifikasi Dukungan emosional yang diberikan keluarga pada pasien kolostomi
4.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini di harapkan berguna sebagai informasi tambahan terkait dengan
dukungan keluarga pada pasien kolostom 2.
Pelayanan keperawatan Sebagai informasi yang penting bagi perawat mengenai pentingnya dukungan keluarga
pada pasien kolostomi, sehingga perawat dapat memberikan pendidikan atau penyuluhan
Universitas Sumatera Utara
kepada anggota keluarga serta melibatkan keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang mengalami tindakan kolostomi. 3.
Peneliti Peneliti dapat mengetahui bagaimana dukungan keluarga pada pasien kolostomi.
Universitas Sumatera Utara