BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG.
Perusahaan adalah suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lebih atau bahkan oleh suatu lembaga yang memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari usaha yang dilakukannya. Dengan berkembangnya dunia bisnis ekonomi yang begitu cepat disertai berkembangnya pula teknologi di Indonesia saat ini, sehingga terdapat banyak perusahaan yang harus bersaing dengan ketat agar usaha yang telah dijalankan dapat bertahan. Dengan adanya persaingan yang sangat ketat ini maka perusahaan dituntut untuk dapat bertahan sehingga perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Ketidakmampuan perusahaan dalam mengantisipasi berkembangnya bisnis ekonomi global maka dapat berakibat berkurangnya atau menurunnya kegiatan usaha perusahaan yang akhirnya menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan atau kepailitan. Krisis moneter yang melanda Indonesia beberapa waktu lalu , yaitu terpuruknya ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan harus menutup usahanya, perbankan yang dilikuidasi, dan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur. Kondisi tersebut memungkinkan kinerja keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI termasuk dalam industri farmasi, juga mengalami goncangan.
1
Sejak terjadinya krisis ekonomi banyak perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress), yang mana hal itu bila tidak tertangani dengan benar dan
serius akan mengakibatkan kebangkrutan. Kebangkrutan atau
kepailitan dapat diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasional usahanya untuk menghasilkan laba sesuai dengan tujuan utamanya yaitu memaksimalkan laba. Kebangkrutan atau financial distress dapat terjadi disebabkan oleh dua faktor yaitu kegagalan ekonomi dan kegagalan keuangan. Kegagalan ekonomi terjadi akibat ketidak seimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Sedangkan Kegagalan keuangan terjadi apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya. Menurut UU RI No.4 Tahun 1998 tidak dijelaskan apa yang dimaksud kepailitan tetapi hanya menyebutkan bahwa debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan baik atas permohonannya sendiri maupun atas permintaan seseorang atau lebih krediturnya. Untuk dapat mengenali tanda-tanda kebangkrutan suatu perusahaan bisa dilihat dari laporan keuangan. Agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan usahanya, para pengelola perusahaan harus menjalankan kegiatan operasional atau usahanya dengan sebaik-baiknya dan berusaha meminimalkan kendala - kendala yang ada atau yang akan muncul.
2
Tujuan
tersebut
dapat
tercapai
jika
pihak
manajemen
dapat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Untuk menilai seberapa optimal pengelolaan perusahaan, dapat dilihat dan dinilai dari kinerja perusahaan salah satunya adalah kinerja keuangan yang dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan. Karenanya Keuangan perusahaan merupakan aspek yang sangat penting dalam kemajuan usaha bisnis. Penilaian tingkat keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan, yang mana dengan menganalisa laporan keuangan tersebut dapat diketahui laporan keuangan suatu perusahaan telah dalam kondisi yang baik atau tidak dan untuk memprediksi perusahan akan mengalami kebangkrutan atau tidak. Serta dengan dilakukannya analisis tersebut dapat diketahui hasil dari kinerja yang telah dicapai di waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan, sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hal ini sangat membantu pihak manajemen dalam menetapkan kebijakan untuk perusahaan, karena dengan mengetahui kelemahan yang dimiliki, perusahan dapat membuat rencana di masa yang akan datang untuk memperbaiki kelemahan tersebut dan hasil yang dianggap cukup baik dapat dipertahankan. Untuk menilai atau mengukur prediksi kebangkrutan suatu usaha dapat menggunakan analisis model Z-Score. Karenanya Analisis Z-score dikenal juga sebagai analisis kebangkrutan karena dari nilai yang dihasilkan dapat dilihat apakah suatu perusahaan mempunyai kondisi keuangan yang sehat, menunjukkan
3
tanda-tanda kebangkrutan atau perusahaan berada dalam kondisi terparah yaitu kebangkrutan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memberi judul proposal skripsi ini dengan judul :" Analisis Z – Score untuk mengukur Financial Distress perusahaan manufaktur sub unit farmasi yang terdaftar di BEI periode 2010 - 2012 "
1.2. RUMUSAN MASALAH. Berdasarkan paparan latar belakang di atas yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana tingkat ( prediksi ) financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2012 berdasarkan metode Z-Score. ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN. Berdasarkan paparan rumusan masalah di atas , maka tujuan penelitian ini sebagai berikut : Untuk meneliti tingkat ( prediksi ) financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2012 berdasarkan metode Z-Score
4
1.4 MANFAAT PENELITIAN. 1.4.1
Manfaat Teorits Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan di dalam ilmu pengetahuan dan bidang akuntansi, terutama dalam menganalisis laporan keuangan, khususnya dalam menganalisis kebangkrutan / financial distress
1.4.2
Manfaat praktisi Sebagai bahan masukan dalam rangka membuat karya ilmiah berikutnya. Dan untuk menambah kepustakaan di bidang akuntansi berdasarkan penerapan yang ada dalam kenyataan
5