BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam menentukan alternatif kebijakan, perusahaan perlu mengumpulkan data yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan.
Salah
satu
data
yang
dapat
digunakan
perusahaan
dalam
mempertimbangkan pengambilan alternatif kebijakan perusahaan adalah data kinerja perusahaan. Kinerja dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan perusahaan, tingkat pencapaian misi perusahaan, tingkat pencapaian pelaksanaan tugas secara aktual dan pencapaian misi perusahaan. Kinerja juga dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. (Sugiyarso & Winarni, 2005:111). Penilaian kinerja merupakan kegiatan yang sangat penting karena dari hasil dari penilaian tersebut, kita dapat mengetahui keberhasilan perusahaan dalam suatu periode dan juga kelemahan – kelemahannya. Sehingga diharapkan penyusunan rencana di waktu mendatang dapat memperbaiki kelemahankelemahan tersebut dan hasil yang dianggap baik dapat dipertahankan. Jadi, hasil dari penilaian kinerja dapat digunakan sebagai pedoman dalam perbaikan dan peningkatan kinerja perusahaan selanjutnya. Saat ini perusahaan tidak hanya sebagai organisasi yang aktivitasnya berorientasi pada laba tetapi orientasi utamanya adalah memaksimalkan
Universitas Sumatera Utara
kemakmuran pemegang saham. Keberhasilan perusahaan
dalam pencapaian
tujuan keuangannya dapat dilihat dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dilakukan dengan analisis data keuangan yang tersusun dalam laporan keuangan. Hal terpenting dari analisis laporan keuangan dari segi investor adalah untuk meramalkan masa depan, dan dari segi manajemennya, analisis laporan keuangan berguna sebagai cara untuk mengantisipasi keadaan di masa mendatang dan yang lebih penting sebagai titik tolak bagi tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi jalannya kejadian di masa mendatang. Pada umumnya perusahaan melakukan analisis keuangan dengan menggunakan rasio- rasio keuangan. Rasio keuangan dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu liquidity and activity ratio, debt ratio dan profitability ratio. (Syamsuddin,2002). Pada umumnya ada tiga kelompok yang berkepentingan dengan rasio-rasio keuangan yaitu para pemegang saham, kreditur, serta manajemen perusahaan (the firm’s own management). Para pemegang saham menaruh perhatian pada tingkat keuntungan,baik yang sekarang maupun tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Para kreditur pada umumnya merasa berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kreditur ingin mendapatkan jaminan bahwa perusahaan tempat mereka menanamkan modalnya akan mampu membayar bunga dan pinjaman pokok tepat pada waktunya. Sedangkan bagi manajemen perusahaan sendiri (the firm’s own management) merasa berkepentingan dengan seluruh keadaan keuangan perusahaan dan menyadari bahwa hal-hal tersebut yang akan dinilai
Universitas Sumatera Utara
oleh para pemilik perusahaan maupun para kreditur, oleh karena itu manajemen perusahaan akan berusaha mempertahankan rasio-rasio yang dianggap baik oleh kedua kelompok tersebut. Analisa rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 macam cara perbandingan,yaitu dengan cross-sectional approach dan time series analysis. Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa baik atau buruk suatu perusahaan dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Perbandingan ini juga dapat dilakukan dengan membandingkan rasio finansial perusahaan dengan rasio rata–rata industri (the firm’s ratio to industry average). Time series analysis dilakukan dengan cara membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Perkembangan perusahaan akan dilihat pada trend dari tahun ke tahun sehingga dengan melihat perkembangan ini perusahaan dapat membuat rencana-rencana untuk masa depannya. Perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan labanya yaitu dengan meningkatkan penjualan, namun saat ini akibat persaingan yang semakin ketat maka perusahaan lebih menekankan pada pengurangan biaya operasi dengan tujuan peningkatan labanya. Salah satu cara yang banyak dilakukan perusahaan belakangan ini adalah dengan mengurangi biaya operasi yang berasal dari sumber daya manusianya yaitu dengan menggunakan jasa perusahaan outsourcing.
Universitas Sumatera Utara
Keuntungan dalam pengunaan outsourcing maka perusahaan akan mengurangi pengeluaran dalam hal perekrutan karyawan-karyawan baru, biaya pelatihan, pengeluaran seperti pesangon, jaminan hari tua, karena karyawan yang direkrut oleh perusahaan outsourcing biasanya dikontrak selama waktu tertentu. Oleh karena itu, tidak heran jika perusahaan outsourcing mulai bermunculan karena perusahaan jasa ini memberikan prospek yang jelas kedepannya meski banyak pula yang menentang penggunaan outsourcing. Kompetisi dalam usaha jasa outsourcing ini pastinya akan semakin meningkat. Perusahaan outsourcing akan berusaha mengembangkan usahanya dengan menarik investor dan menjalin networking yang seluas-luasnya, hal itu dilakukan tentu saja dengan pencitraan nilai yang baik dari perusahaan outsourcing tersebut. Salah satu perusahaan outsourcing yang juga sedang berkompetisi dengan perusahaan lainnya adalah PT. Souci Indoprima. PT Souci Indoprima adalah sebuah merk dagang yang berdiri pada tanggal 28 Desember 2002. PT Souci Indoprima merupakan perusahaan jasa yang melayani jasa alih sumber daya manusia (man power outsourcing) maupun alih daya proses bisnis (business process outsourcing) dari industri-industri yang ada di area Sumatera. PT. Souci Indoprima merupakan perusahaan yang mengukur kinerja keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. PT. Souci menggunakan rasio keuangan seperti current ratio, debt ratio. return on equity (ROE), dan return on asset (ROA) sebagai alat ukur kinerja keuangannya.
Universitas Sumatera Utara
Current ratio mewakili rasio likuiditas. Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan utang lancar. Current ratio digunakan untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek (Fakhruddin & Hadianto,2001:59). Debt ratio mewakili rasio leverage. Rasio ini dihitung dengan membagikan total utang dengan total aktiva. Debt ratio digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur. Semakin besar rasio semakin besar pula risiko yang dihadapi. Return on equity (ROE)
dan return on assets (ROA) mewakili rasio
profitabilitas. Return on equity dihitung dengan cara membagikan laba setelah pajak dengan modal sendiri. Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. Rasio ini juga dipengaruhi besar kecilnya utang, apabila proporsi utang semakin besar maka rasio ini akan semakin besar. Return on assets dihitung dengan cara membagikan laba setelah pajak dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Kinerja Keuangan PT.Souci Indoprima Berdasarkan Rasio-Rasio Keuangan Uraian/Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Current Ratio 380% 497% 401% 339% 634% Debt Ratio 59,48% 52,34% 54,27% 45,53% 34,02% ROA 19,36% 13,42% 8,34% 7,78% 6,31% ROE 47,8% 28,2% 18,2% 14,3% 9,6% Sumber : Laporan keuangan PT. Souci Indoprima (data diolah)
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat gambaran bahwa kinerja keuangan pada PT. Souci Indoprima berdasarkan rasio keuangan secara umum dalam kondisi baik. Dapat terlihat rasio-rasio tersebut mengalami fluktuasi, seperti penurunan dalam beberapa tahun, tetapi kemudian dapat diikuti dengan kenaikan di tahun berikutnya. Para investor pasti akan mengharapkan jika rasio keuangan perusahaan menjadi semakin baik.berikut ini gambaran grafik current ratio, debt ratio, ROA, ROE pada PT. Souci Indoprima. 700% 600% 500% 400% 300% 200% 100% 0% 2005
2006
current Ratio
2007 Debt Ratio
2008 ROA
2009 ROE
Sumber : Laporan Keuangan PT. Souci Idoprima Gambar 1.1 Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Keuangan
Universitas Sumatera Utara
Kelebihan pengukuran perhitungan dengan menggunakan rasio keuangan adalah kemudahan dalam perhitungan selama data historis tersedia, sedangkan pengukuran ini juga memiliki kelemahan-kelemahan yaitu diantaranya (Weston dan Brigham,2005:313) : 1. Banyak perusahaan besar mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang berlainan dan dalam keadaan ini maka sulit untuk mencari ratarata industri yang dapat digunakan sebagai bahan pembanding yang tepat. 2. Hampir semua perusahaan ingin berprestasi diatas rata-rata, sehingga pencapaian prestasi rata-rata semata belumlah harus dinyatakan baik, patokan terbaik seharusnya adalah perusahaan dengan rasio yang sangat baik. 3. Inflasi menyebabkan distorsi besar pada neraca, nilai yang tercatat pada neraca kerap kali sangat berbeda dari nilai yang sebenarnya. Oleh karena itu, analisis rasio bagi perusahaan dari tahun ke tahun, atau analisis komparatif atas perusahaan-perusahaan pada usia yang berbeda harus diinterpretasikan secara cermat dan dengan pertimbangan. 4. Faktor-faktor musiman juga menyebabkan ketimpangan pada analisis rasio. 5. Perusahaan dapat menggunakan teknik window dressing (teknik untuk mempercantik laporan keuangan) agar laporan keuangannya nampak lebih baik bagi analisis kredit. 6. Perbedaan praktek operasi dan akuntansi bisa menyebabkan distorsi dalam perbandingan. Salah satu cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam pengukuran kinerja keuangan berdasarkan data akuntansi, maka dapat digunakan
Universitas Sumatera Utara
pengukuran kinerja dengan berdasarkan nilai (value based). Pengukuran tersebut dapat dijadikan dasar bagi manajemen perusahaan dalam melakukan pengendalian modalnya, rencana pembiayaan, wahana komunikasi dengan para pemegang saham, serta dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan insentif bagi para karyawan. Adanya Economic Value Added (EVA) akan mempermudah untuk mengukur kinerja berdasarkan nilai (value), karena EVA merupakan ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan akibat dari aktivitas dan strategi manajemen. Dengan adanya EVA, pemilik perusahaan hanya akan memberi imbalan (reward) aktivitas yang menambah nilai dan membuang aktivitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan perusahaan. Diharapkan pemilik perusahaan dapat mendorong manajemen mengambil tindakan atau strategi yang value added karena hal ini memungkinkan perusahaan untuk beroperasi lebih baik. Menurut Tunggal (2001:1) EVA atau nilai tambah ekonomis (NITAMI) adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi pada suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital) . EVA menunjukkan ukuran yang baik sejauh mana perusahaan telah menambah nilai terhadap para pemilik perusahaan. Dengan kata lain, apabila manajemen memusatkan diri pada EVA, maka mereka akan mengambil keputusan-keputusan keuangan yang konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran value added yang belum begitu banyak dikemukakan adalah Financial Value Added (FVA). Financial Value Added (FVA) merupakan metode baru dalam mengukur kinerja dan nilai tambah perusahaan. Metode ini mempertimbangkan kontribusi dari fixed assets dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan (Iramani:2005).
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana Economic Value Added (EVA) dalam pengukuran kinerja keuangan pada PT. Souci Indoprima? 2. Bagaimana Financial Value Added (FVA) dalam pengukuran kinerja keuangan pada PT. Souci Indoprima? 3. Bagaimana perbandingan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) dalam pengukuran kinerja keuangan pada PT. Souci Indoprima?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian adalah untuk mengetahui kinerja keuangan berdasarkan EVA dan FVA pada tahun 2005 sampai dengan 2009 pada PT. Souci Indoprima Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam pengukuran kinerja keuangan di masa mendatang. b. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi pihak lain yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian di masa yang akan datang. c. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan di bidang keuangan khususnya EVA dan FVA.
Universitas Sumatera Utara