BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bank-bank syariah di dunia dan di Indonesia mengalami kendala karena bank syariah hadir di tengah-tengah perkembangan dan praktikpraktik perbankan konvensional yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat secara luas. Kendala yang dihadapi oleh perbankan (lembaga keuangan) syariah tidak terlepas dari sebelum tersedianya sumber daya manusia secara memadai dan peraturan perundang-undangan. Hal ini mengingat bahwa di masing-masing Negara, terutama yang masyarakatnya mayoritas muslim, tidak mempunyai infrastruktur pendukung dalam operasional perbankan syariah secara merata. Konsekuensi perkembangan di masing-masing negara tersebut tentunya akan berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan perbankan syariah di dunia. Apalagi pada saat ini produk-produk keuangan semakin cepat perkembangannya. Jaringan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang sejak dikeluarkan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah kemudian disempurnakan oleh UU No.10 tahun 1998, untuk memberikan landasan hukum yang lebih jelas bagi operasional perbankan syariah nasional. Selanjutnya dikeluarkan pula UU No. 23 tahun 1999
1 repository.unisba.ac.id
2
tentang Bank Indonesia, serta dikeluarkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang dilarangnya bunga bank. Bank syariah di Indonesia secara konsisten telah menunjukkan perkambangan dari waktu ke waktu. Pada awal tahun 2009, asset bank syariah terhadap total keseluruhan bank telah mencapai 2,24%, adapun dalam hal perhimpunan dana pihak ketiga mencapai 2,18%, sedangkan dalam hal pembiayaan mencapai 2.96% dari keseluruhan bank di Indonesia. Perkembangan pertumbuhan bank syariah juga telah diikuti oleh perkembangan jaringan kantor perbankan syariah. Pada bulan Januari 2009, jumlah BUS adalah sebanyak 5 perusahaan. Sedangka jumlah UUS sebanyak 26 unit. Dan BPRS sebanyak 132 perusahaan. Jika dilihat secara makro ekonomi, pengembangan bank syariah di Indonesia memiliki peluang besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas penduduk Indonesia. UU No. 10 tahun 1998 tidak menutup kemungkinan bagi pemilik bank negara, swasta nasional bahkan pihak asing sekalipun untuk membuka cabang syariahnya di Indonesia. Dengan terbukanya kesempatan ini jelas akan memperbesar peluang transaksi keuangan di dunia perbankan, terutama bila terjalin hubungan kerjasama diantara bank-bank syariah. Upaya pengembangan perbankan syariah di Indonesia didukung secara inensif oleh tiga lembaga yaitu BI, Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan Komite Akuntansi Syariah-Ikatan Akuntan Indonesia (KAS-IAI). Sementara berdasarkan dengan jumlah bank syariah di Indonesia jumlahnya tidak mengalami penambahan yang signifikan dari tahun 2010 ke 2011
repository.unisba.ac.id
3
dimana jumlahnya 11 Bank Umum Syariah (BUS) dan 23 Unit Usaha Syariah (UUS) namun untuk jumlah Badan Perkrediatan Rakyat Syariah (BPRS) mencapai 153 yang mengalami penambahan 3 BPRS dari tahun 2011, dan dari jangkauan perluasan kantor agak signifikan untuk BUS, UUS, dan BPRS berada pada kisaran masing-masing 1.354, 301 dan 362, dimana secara geografis sebaran jaringan kantor perbankan syariah juga telah menjangkau masyarakat di lebih 89 kabupaten/kota di 33 provinsi. Selama periode 2012 jumlah BUS dan UUS tidak mengalami peningkatan, namun jumlah kantor jaringan meningkat KCP dan KK hingga 440. Di tahun 2013 perbankan syariah diarahkan untuk mengembangkan pelayanan akan pembiayaan sektor-sektor produksi. Beberapa terobosan yang dapat ditempuh antara lain seperti konstruksi, listrik dan gas, pertanian dan industri kreatif, sektor produktif untuk start up business, dan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) serta proyek-proyek skala prioritas dalam inisiatif MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Sedangkan pada Januari 2014 transisi pengawasan mikropudential perbankan dari Bank Indonesia ke OJK. Menurut Manstead&Strickland, “Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju, terhadap obyek atau subyek.”1
1
Sri Utami Rahayuningsih, 2008, Sikap (Attitude), (online), http:// www.sikap.com. Diakses 7 april 2010
repository.unisba.ac.id
4
Menurut Thurstune (dalam Muhammad Anas, 2007) menyatakan bahwa sikap melibatkan satu komponen lain yaitu komponen afek. Komponen ini memiliki dua sifat, positif atau negatif. Individu yang mempunyai perasaan positif terhadap suatu objek psikologis dikatakan menyukai objek tersebut atau mempunyai sikap yang favorable terhadap objek psikologis. Sebaliknya, jika mempunyai perasaan negatif dikatakan mempunyai sikap yang unfavorable.2 Menurut Engel 1994, sikap yang positif akan menghasilkan pembelian, bukan saja dari konsumen yang bersangkutan tetapi rekomendasi kepada temanteman maupun keluarganya juga akan membuahkan pembelian yang menguntungkan pemasar, sebaliknya sikap negatif terhadap produk akan menghasilkan penolakan, dan sikap yang demikian ini akan diteruskan untuk mempengaruhi orang lain. Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Pembantu Kopo sebagai salahsatu bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits, karena dengan aktivitas promosi, selain dapat membentuk citra perusahaan juga dapat menyebarkan informasi mengenai sistem perbankan syariah dan produk-produk yang ditawarkan. Informasi ini diharapkan dapat mengubah sikap konsumen atau menggerakkan konsumen untuk bertindak melalui tahap-tahap Tricomponent Model yaitu cognitive (pendapat), affective (kepercayaan), dan Conative (tindakan) yang dalam komunikasi pasar kemudian dijabarkan dalam suatu Model Hierarki Respon “Hierarki Efek” yaitu kesadaran, pengetahuan, kesukaan, preferensi, keyakinan, tindakan. Namun berdasarkan fakta di lapangan mengatakan bahwa, sikap konsumen tidak selalu positif terhadap suatu produk yang mereka beli. Artinya nasabah yang membuka rekening di BRISyariah tidak selalu memberikan tanggapan yang postif tentang pelaksanaan bauran promosi yang telah diterapkan oleh BRISyariah KCP Kopo. Maka dari penelitian ini penulis ingin mengetahui tanggapan pelanggan
2
Anas, Muhmmad. 2007. Pengantar psikologi sosial. Badan penerbit UNM. Makassar
repository.unisba.ac.id
5
tentang pelaksanaan bauran promosi Islami tabungan BRISyariah yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Kopo. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “TANGGAPAN PELANGGAN TENTANG PELAKSANAAN BAURAN PROMOSI ISLAMI TABUNGAN BRI SYARIAH iB DI BANK RAKYAT INDONESIA
SYARIAH
KANTOR
CABANG
PEMBANTU
KOPO
BANDUNG”
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pelaksanaan bauran promosi Islami Tabungan BRISyariah iB di BRISyariah kantor cabang pembantu Kopo? 2. Bagaimanakah tanggapan nasabah tentang pelaksanaan bauran promosi Islami Tabungan BRISyariah iB di BRISyariah kantor cabang pembantu Kopo?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pelaksanaan bauran promosi Islami di BRISyariah kantor cabang pembantu Kopo. 2. Mengetahui tanggapan nasabah tentang pelaksanaan bauran promosi Islami di BRISyariah kantor cabang pembantu Kopo.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dalam penulisan ini adalah:
repository.unisba.ac.id
6
1. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian dan merupakan wujud dari aplikasi ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan. 3. Bagi Akademis Bagi para akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai bahan perbandingan untuk penelitian lebih lanjut.
1.5 Kerangka Pemikiran Menurut Kotler “Sikap didefiniskan sebagai evaluasi yang dipertahankan seseorang mengenai suka atau tidak suka, perasaan emosi, dan kecenderungan aksi terhadap beberapa obyek atau gagasan.” Sikap pelanggan akan bauran promosi Islami menurut Nugroho J Setiadi bahwa “Sedikitnya sikap konsumen memiliki tiga komponen penyusun yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.”3 Sikap konsumen dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu: 1. Efek Kognitif, yaitu membentuk kesadaran dan pengetahuan informasi tertentu 2. Efek Afektif, yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu 3
Nugroho J Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Prenada Media. 2003) hlm.217
repository.unisba.ac.id
7
3. Efek Konatif, yaitu membentuk pola khalayak menjadi prilaku Pemasar dapat mencari respon kognitif, afektif dan perilaku dari konsumen sasaran, yaitu pemasar dapat memasukan sesuatu ke dalam pikiran konsumen, mengubah sikap konsumen atau membuat konsumen bertindak. Hal ini ditunjang pula oleh model “Hierarki Respon”, Menyadari perlunya mendapat respons konsumen model ini memperlihatkan bagaimana pembeli melewati tahap kesadaran, pengetahuan, kesukaan, preferensi, keyakinan dan tindakan. TAHAP
Tahap Kognitif
MODEL HIERARKI EFEK
Kesadaran Pengetahuan
Tahap Afektif
Kesukaan Preferensi Keyakinan
Tahap Perilaku Tindakan Gambar 1.1 MODEL HIERARKI EFEK Sumber: Kotler diterjemahkan (2003:568)
Berdasarkan Model Hierarki Efek diatas, tanggapan yang termasuk tingkatan kognitif adalah kesadaran, dalam tahap kesadaran ini konsumen baru menyadari akan keberadaan suatu produk, selain itu pengetahuan yakni tahap konsumen mengetahui manfaat dan kegunaan suatu produk. Sedangkan yang termasuk tingkatan afektif adalah kesukaan, setelah mengetahui produk, maka seorang retailer harus dapat mengetahui apakah konsumen terlihat suka atau tidak
repository.unisba.ac.id
8
dengan produk tersebut dan retailer hatus mencari tahu alasannya, selain itu preferensi yakni khalayak sasaran mungkin mengenal produk tersebut, tetapi tidak memilihnya, dalam hal ini komunikator perlu membangun preferensi konsumen. Selain itu keyakinan yakni keyakinan untuk memilih produk yang akan dibeli. Dan yang terakhir adalah tingkatan konatif adalah Action (tindakan) di mana pada tahap ini akhirnya konsumen melakukan pembelian. Berdasarkan Model Hierarki Respon dapat dijelaskan bahwa minat untuk menjadi nasabah bank merupakan suatu prilaku positif konsumen terhadap suatu produk yang dimulai dari tahap kognitif sampai dengan afektif yang kemudian diakhiri dengan keyakinan sikap konsumen untuk menjadi nasabah Bank. Pemasaran modern menghendaki lebih daripada mengembangkan produk yang baik, menetapkan harga yang bersaing, dan memungkinkannya dijangkau oleh pelanggan sasaran. Perusahaan juga harus mampu mengkomunikasikan diri dengan pelanggan yang ada maupun potensial. Tak dapat dihindari bahwa setiap perusahaan haruslah berperan sebagai komunikator dan promotor. Bauran promosi merupakan salahsatu dari empat elemen utama bauran pemasaran perusahaan dan para pemasar harus mengetahui bagaimana menggunakan iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan pribadi untuk mengkomunikasikan keberadaan dan nilai produknya kepada konsumen sasaran.4 Untuk memasarkan suatu produk seorang pemasar harus mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada konsumen untuk
4
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1993) hlm 409.
repository.unisba.ac.id
9
mengkomunikasikan informasi yang ada dan di rancang untuk menghasilkan tindakan konsumen yang mengarah kepada keuntungan perusahaan. “Promosi berfungsi memberi tahu, mengajak, dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan.”5 Proses komunikasi sendiri terdiri dari Sembilan elemen yaitu, pengirim, penerima, penyampaian, penerimaan, pesan, media, respons, umpan balik dan gangguan. Para pemasar harus mengetahui bagaimana menyeleksi pasar sasaran dalam menghadapi tendensi konsumen itu terhadap pemilihan perhatian, gangguan dan daya ingat. Menurut Duncan and Moriarty (1998) menjelaskan bahwa “Komunikasi pemasaran itu akan memberikan pengaruh yang baik jika terciptanya/ adanya komunikasi yang baik, sehingga akan timbul hubungan yang baik pula antara pelanggan dan pemasar.”6 Alat-alat komunikasi/ promosi menurut Kotler & Armstrong terdiri dari: 1. Advertising/ iklan adalah sejumlah bentuk pembayaran dari nonpersonal presentation and promotion dari ide-ide, barang-barang, atau jasa-jasa oleh seorang sponsor tertentu. Advertising sering menggunakan media masa dan mungkin disesuaikan untuk mendapatkan keunggulan/ keuntungan dari sebuah kekuatan media yang tetap untuk menyampaikan informasi. Dalam perspektif Islam, kriteria periklanan yang islami menurut Kesuma’s Model (2013) memiliki prinsip tauhid, yaitu menggunakan pakaian yang menutup aurat, penampilan yang berakhlak dan sopan, merupakan media berdakwah serta produknya halal dan tidak haram. Kedua, memiliki prinsip keadilan, yaitu tidak mencela produk yang ditawarkan pesaing, tidak mengandung unsur fitnah, dan mengingatkan akan hal yang baik. Dan yang ketiga adalah memiliki prinsip amanah, yaitu kejujuran, tidak 5
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, 2010, hlm 159. David W. Stewart and Paul A.Pavlou, From Consumer Response to Active Consumer, Journal of The Academy of Marketing Science 6
repository.unisba.ac.id
10
memuji berlebihan, memberikan jaminan tentang kualitas produk, memberikan edukasi, tidak sombong, beretika, rela dengan laba sedikit.7 2. Sales promotion/ promosi penjualan adalah terdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian dari penjualan barang dan jasa. Limited time offers atau dates coupons adalah sales promotions yang umum. Dalam perspektif Islam sales promotion/ promosi penjualan yang islami menurut Hassan, Chachi&Latiff bahwa pemegang bisnis dituntut untuk mengungkapkan semua kesalahan dalam produk mereka, apakah produk memiliki cacat atau tidak, mereka harus jujur menyebutkan kepada pelanggan ketika promosi. Dalam etika Islam, teknik promosi tidak harus menggunakan daya tarik seksual, daya tarik emosional, dan kesaksian palsu (testimony buatan). Dan dalam etika Islam melarang keras penggunaan perempuan sebagai obyek untuk menarik pelanggan.8 3. Event&Experience, acara dan pengalaman, kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merk tertentu. Ada banyak keuntungan bagi acara dan pengalaman: a) Relevan, acara atau pengalaman yang dipilih dengan baik dapat dianggap sangat relevan karena konsumen terlibat secara pribadi. b) Melibatkan, berdasarkan kualitas tampilan langsung dan waktu rilnya, acara dan pengalaman lebih melibatkan konsumen secara aktif. c) Implisit, acara merupakan “penjualan lunak” tidak langsung. Pada dasarnya event&experience yang umum sama dengan event&experience yang islami. Dimana dalam event&experience yang Islami, perusahaan melakukan kegiatan yang memberikan pengalaman kepada masyarakat, seperti kegiatan CSR, 7
Dr. Mohammad Ekramol Islam and Mohammad Zahedul Alam, Advertising: An Islamic Perspective, International Journal of Ethics in Social Sciences Vol. 1 No. 1, December 2013 8 Abul Hassan, Abdelkader Chachi and Salma Abdul Latiff, Islamic Marketing Ethics and Its Impact on Customer Satisfaction in the Islamic Banking Industry, Islamic Econ., Vol. 21 No. 1, pp: 27-46 (2008 A.D./1429 A.H.)
repository.unisba.ac.id
11
mensponsori aktivitas yang layak diliput, kegiatan grand launching, dan kegiatan pameran. 4. Personal selling/ penjualan pribadi adalah menggambarkan penggunaan presentasi oral dalam sebuah percakapan dengan satu atau lebih prospective buyers (calon pembeli) untuk tujuan membuat sebuah penjualan. Personal selling menggabungkan informasi produk dan manfaat-manfaat dengan interpersonal dynamics dari sales person. Keahlian hubungan interpersonal dan keahlian oral communication dibutuhkan bagi personal selling. Dalam perspektif Islam, personal selling/ penjualan pribadi yang islami menurut Anwar and Mohammad Saeed melibatkan pertemuan langsung antara pembeli dan penjual untuk tujuan perdagangan produk/ jasa. Sesuai dengan ajaran Islam, mereka diwajibkan untuk member tahu konsumen untuk melakukan hal-hal kebaikan dan menahan diri dari yang buruk. Seorang tenaga penjual harus memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang produk atau layanan kepada konsumen. Semua tawaran personal selling harus bebas dari paksaan, pengaruh yang tidak semestinya, ambiguitas, pernyataan palsu dan penipuan.9 Sikap pelanggan akan bauran promosi Islami menurut Nickles Dharmmesta (1990:56), bauran promosi merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran, serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. Definisi ini menyatakan bahwa bauran promosi merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat akan mendengarkan, beraksi dan berbicara (memberikan
tanggapan)
sehingga
tercipta
hubungan
pertukaran
yang
memuaskan.
9
Muhammad Anwar and Mohammad Saeed, Promotional Tools of Marketing: An Islamic Perspective, Intellectual Discourse, 1996 Vol 4, No 1-2, 15-30
repository.unisba.ac.id
12
1.6 Metode dan Teknik Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survei karena lebih cenderung pada data primer, yaitu “penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut.”10 Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif. “Metode penelitian deskriptif yaitu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau kelas peristiwa pada masa sekarang.”11 Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis mengenai tanggapan pelanggan tentang pelaksanaan bauran promosi Islami di Bank Rakyat Indonesia Syariah KCP Kopo.
1.6.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan gejala/ satuan yang ingin diteliti. Sementara itu, sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti.
1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah BRISyariah KCP Kopo. Berdasarkan hasil wawancara, jumlah nasabah di BRISyariah KCP Kopo adalah 4257 orang.
10
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta. 2004) hlm.7 Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999, hlm. 15
11
repository.unisba.ac.id
13
2. Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah “metode pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling) yaitu sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama dipilih sebagai sampel.”12 Untuk menentukan sampel dari suatu populasi, dapat digunakan rumus Slovin (1960) sebagai berikut: n= Dimana: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = % Kelonggaran (standard error) yang biasa ditolerir Misalnya, diketahui dari data wawancara, jumlah nasabah BRISyariah cabang Kopo adalah 4257 orang. Dengan jumlah populasi 4257 dan standard error 10% sesuai dengan rumus penarikan Slovin, maka jumlah sampel yang diambil adalah n=
(
= 97,704
)( , )
12
Singarimbun Masri dan Sopian Effendi, Metode Penelitian Survei, PT. Pustaka LP3ES, Jakarta, 1995, hlm.155
repository.unisba.ac.id
14
Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, maka penulis dengan demikian mengambil sampel sebagai responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.
1.6.3 Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan (field research). Dalam hal ini yang menjadi data primer adalah tanggapan responden tentang pelaksanaan bauran promosi Islami di BRISyariah KCP Kopo, dan sumber data adalah nasabah BRISyariah KCP Kopo. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah bauran promosi Islami yang diterapkan BRISyariah KCP Kopo, dan sumber data adalah wawancara dengan pihak BRISyariah.
1.6.4 Operasional Variabel Operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau mengukur variabel tersebut. Tabel 1.1 Variabel “Sikap Konsumen (X) adalah sikap didefiniskan
Sub Variabel
Dimensi Kognitif
Indikator Kesadaran (Awardness)
Skala Ordinal
repository.unisba.ac.id
15
sebagai evaluasi yang dipertahankan seseorang mengenai suka atau tidak suka, perasaan emosi, dan kecenderungan aksi terhadap beberapa obyek atau gagasan. Kotler (2000:85)
Pengetahuan (Knowledge)
Afektif
Kesukaan (favorable) Preferensi (preference) Keyakinan (confidence)
Konatif
Tindakan (action)
1.6.5 Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Pengolahan Data 1.
Teknik Pengumpulan Data “Pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang
menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian.”13 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif adalah adalah penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalahmasalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks dan rinci. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menjaring data-data, baik itu primer maupun sekunder. a. Pedoman wawancara Dalam hal ini interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan
13
Ibid, hlm 128
repository.unisba.ac.id
16
lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variable, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam. b. Pedoman kuesioner Pedoman kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karateristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. c. Studi dokumentasi
Dimana dalam melakukan penelitian penulis memerlukan teori pendukung yang telah dibuat oleh para ahli, melalui pembelajaran pustaka, referensi – referensi dan dokumen perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.
2.
Teknik Pengolahan Data Untuk pengolahan data, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif
yaitu suatu proses penghitungan didasarkan pada persentase terbesar atau tertinggi dari suatu data yang terkumpul dengan menggunakan rumus: P = x 100% Keterangan: P= Presentase untuk tiap kategori F= Frekuensi untuk setiap kategori jawaban N= Jumlah responden
repository.unisba.ac.id
17
1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, Bagian ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, Penjelasan landasan teori tentang pengertian pemasaran, bauran pemasaran, promosi, bauran promosi, bauran promosi Islami, alat-alat promosi, sikap konsumen, pemasaran dalam Islam. Bab III Gambaran Umum BRISyariah, Profil Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Kopo yang terdiri dari sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia Syariah, visi misi, struktur organisasi, dan produk jasa dan layanan, bauran promosi di Bank Rakyat Indonesia Syariah serta pelaksanaan bauran promosi Islami di BRISyariah KCP Kopo. Bab IV Tanggapan pelanggan tentang pelaksanaan bauran promosi Islami tabungan BRISyariah iB di Bank Rakyat Indonesia Syariah kantor cabang pembantu Kopo, Pada bab ini meliputi pelaksanaan bauran promosi Islami di Bank Rakyat Indonesia Syariah kantor cabang pembantu Kopo, dan tanggapan nasabah tentang pelaksanaan bauran promosi Islami tabungan BRISyariah iB di Bank Rakyat Indonesia Syariah kantor cabang pembantu Kopo. Bab V Penutup, Bagian penutupan, yang berisi kesimpulan dan saran dari peneliti. Diakhir penulisan disertakan daftar pustaka dan lampiran.
repository.unisba.ac.id