BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Keluarga adalah supporting system yang sangat penting dalam proses
penyembuhan pasien.Suatu kontribusi, keluarga memiliki peran dan fungsi, antara lain mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga, memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri, mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada (Friedman. 1998).Supporting keluarga sangat penting bagi pasien yaitu saat kondisi sehat maupun sakit klien. Secara konsep kondisi sehat biasanya pasien membutuhkan pemenuhan kebutuhan akan psikososial yang
merupakan fungsi internal keluarga dalam pemenuhan
sosialisasi yang akan menjadi sumber energi kebahagiaan keluarga. Sementara dari kondisi sakitnya pasien lebih membutuhkan rasa aman nyaman
ketika
keluarga berada didekat pasien sehingga terpenuhi hubungan terapeutik antar keluarga (Friedman, 1998). Jika ada anggota keluarga yang sakit maka salah satu respon anggota keluarga yang lain adalah membawanya ke pelayanan kesehatan. Pasien membutuhkan keluarga karena keluarga merupakan bentuk sosial utama
Universitas Sumatera Utara
yangmerupakan tempat untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Keluarga juga dapat menjadi kontrol bagi kehidupan (Potter, 2005). Hal lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah pusat layanan krisis memberikan layanan gawat darurat bagi klien yang mengalami krisis kehidupan. Pusat layanan ini dapat beroperasi diluar rumah sakit atau di komunitas dan sebagian besar menyediakan layanan telepon 24-jam. Beberapa juga menyediakan konseling langsung bagi klien di pusat layanan tersebut atau dirumah. Tujuan utama pusat layanan krisis adalah membantu individu menghadapi krisis yang saat ini sedang terjadi dan memberikan panduan dan dukungan terapi jangka panjang. Perawat yang bekerja dipusat layanan krisis harus memiliki keterampilan komunikasi dan konseling yang baik. Perawat harus segera mengidentifikasi masalah klien, menawarkan bantuan untuk membantu klien tersebut menghadapi masalah, dan mungkin mengarahkan klien ke berbagai sumber untuk dukungan jangka panjang. (Kozier, 2010). Secara khusus bagi keluarga pasien yang berada dalam keadaan kritis (critical care patiens) dalam kenyataannya memiliki stress emosional yang tinggi (high levels of emotional distress).Para peneliti mendapatkan data peningkatan kejadian stress (elevated levels of distress) yang dialami oleh keluarga pasien adalah segera setelah pasien berada di ICU (just after the patients admission to the ICU) (Azizahkh, 2010). Disamping itu perawatan pasien di ruang ICU menimbulkan stres bagi keluarga pasien juga karena lingkungan rumah sakit, dokter dan perawat merupakan bagian yang asing, bahasa medis yang sulit untuk dipahami dan terpisahnya anggota keluarga dengan pasien. Salah satu penyebab
Universitas Sumatera Utara
tingkat stres keluarga karena kurang terpenuhinya kebutuhan keluarga pada saat menunggu klien di ruagan ICU. Karakter khusus di Indonesia, khususnya di Jambi bahwa salah satu bentuk supporting keluarga terhadap aggota keluarga yang sakit dengan menunggu anggota keluarganya di rumah sakit.Mengingat pentingnya peran/support keluarga inilah maka perlu diketahui apa yang menjadi kebutuhan keluarga pasien yang menunggu keluarganya yang dirawat di ruang ICU dimana hal yang diketahui adalah kenyataan bahwa pelayanan kesehatan dan fasilitas rumah sakit lebih difokuskan kepada pasien saja. Padahal dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga, rumah sakit dapat menciptakan lingkungan yang saling mendukung untuk kesembuhan dan pemulihan kesehatan pasien. Kebutuhan yang dimiliki setiap individu bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena alasan faktor budaya. Berbagai kebutuhan keluarga ketika menunggu anggota keluarga saat di rumah sakit baik kebutuhan fisik maupun fasilitas, maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergera untuk berusaha mendapatkannya. Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti penyakit, hubungan keluarga, aktualisasi diri, kebutuhan rasa aman nyaman. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kebutuhan kelurga pasien selama perawatan di ruangan ICU/ICCU di Rumah Sakit Mayjend Ahmad Thalib Kerinci Sungai Penuh Jambi.
Universitas Sumatera Utara
1.2.Pertanyaan Penelitian Apakah kebutuhan keluarga pasien ketika menunggu keluarganya yang sedang sakit di ruang rawat ICU RSU Mayjend Ahmad Thalib Kerinci?
1.3. Tujuan Penelitian Mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan keluarga klien ketika menunggu keluarganya yang sedang sakit di ruang rawat ICU RSU Mayjend Ahmad Thalib Kerinci Jambi
1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Praktik Keperawatan Hasil penelitian ini dapat masukan bagi perawat menjadi acuan dalam upaya peningkatan pelayanan keperawatan mengenai kebutuhan fasilitas penunjang untuk kenyamanan
keluarga pasien ketika menunggu
keluarganya yang sedang sakit di ruang rawat ICU. 1.4.2 Bagi rumah sakit Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi manajemen rumah sakit agar sebagai pertimbangan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan lebih meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang memadai bagi kepada keluarga yang sedang menunggu keluarganya di ruang rawat ICU.
Universitas Sumatera Utara
1.4.3 Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi evidence based practice untuk menambah wawasan dan pengetahuan keperawatan tentang kebutuhan keluarga yang sedang menunggu pasein di ruang rawat ICU. 1.4.4 Bagi Penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar data awal untuk penelitian selanjutnya dalam konteks yang sama.
Universitas Sumatera Utara