BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan kredit bisa dikatakan bukan hal asing dalam masyarakat sekarang ini. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat menengah kebawah melainkan semua kalangan masyarakat. Mencari modal merupakan salah satu alasan yang digunakan untuk mengajukan kredit. Dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Kasmir, 2013: 85) menjelaskan bahwa, “Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dan mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan beserta pemberian bunga”. Dengan kata lain pihak debitur (yang menerima kredit) harus membayar kembali atau melunasi kredit tersebut beserta bunga yang dibebankan pada debitur. Peran bank dalam membantu memberikan bantuan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana, pengertian bank dijelaskan oleh Kasmir (2005: 9-10), “bank yaitu lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana (funding), menyalurkan dana (landing), dan memberikan jasa – jasa bank lainnya”. Dengan kata lain bank memanfaatkan uang yang disimpan nasabah dengan cara menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan kredit atau dengan membeli surat – surat berharga yang mampu menghasilkan tingkat bunga bagi bank (Iswardono, 1999: 51). Ditegaskan kembali dalam UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, “badan usaha yang 1
menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan / atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Penyalurkan kredit dalam pelaksanaannya tidak dilakukan dengan cara sembarangan. Sehingga diperlukan suatu kebijakan kredit dengan tujuan kegiatan kredit dapat berjalan lancar (Muljono, 1993: 19). Disisi lain lingkungan pun juga mengalami perubahan, perubahan lingkungan tidak hanya memberikan peluang besar bagi bank namun juga menimbulkan variable risiko yang semakin kompleks (Greuning dan Bratanovic, 2011: 15). Pemberian fasilitas kredit kepada nasabah dihadapkan pada masalah – masalah yang cukup kompleks seperti, kepada siapa kredit diberikan, apakah debitur mampu mengembalikan kredit beserta kewajibannya, berapa jumlah (plafond maksimum kredit) yang layak, dan apakah kredit yang diberikan aman atau berisiko kecil (Muljono, 1993: 129). Masalah – masalah tersebut memerlukan perhatian khusus bagi semua lembaga yang menjalani persaingan di bidang industri jasa keuangan yang memberikan jasa layanan kredit seperti bank tidak terkecuali pada BTPN. BTPN merupakan salah satu bank umum milik swasta yang beroperasi di Indonesia. BTPN memberikan pelayanan khusus terhadap pegawai yang mendekati pensiun dan pegawai yang telah pensiun, ini merupakan target pasar dari BTPN. Dengan target yang dimiliki yaitu mereka pegawai yang aktif dan yang telah pensiun, BTPN memanfaatkan dana pensiun yang mereka miliki untuk memasarkan berbagai layanan kredit yang dimiliki. 2
Menurut Budisantoso dan Triandaru (2006: 268), dana pensiun merupakan suatu lembaga yang bertujuan memberikan kesejahteraan karyawan setelah memasuki masa pensiun dengan cara mengelola program pensiun, dana pensiun ini dapat dikelola oleh perusahaan yang bersangkutan dan bisa juga menyerahkannya kepada lembaga keuangan yang menyediakan jasa ini. Setiap tahun pegawai pensiun semakin bertambah, perhatikan tabel berikut: Tabel 1.1 Penetrasi Peserta Dana Pensiun di Indonesia Tahun 2010 – 2014 Jenis Dana Pensiun 2010 2011 2012 2013 2014 JumlahTenaga Kerja 56.813.852 60.905.202 62.605.346 64.192.990 67.045.637 (satuan) Jumlah Peserta Dana 2.817.997 3.082.708 3.345.798 3.633.645 3.925.444 Pensiun (satuan) Penetrasi 4,96% 5,06% 5,34% 5,66% 5,85% Sumber: Otoritas Jasa Keuangan tahun 2015 Berdasarkan data dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja yang pensiun dari tahun 2010 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan. Disisi lain jumlah dari tenaga kerja pensiun yang menjadi peserta pensiun juga mengalami peningkatan sehingga menimbulkan grafik penetrasi yang semakin tinggi atau meningkat. BTPN yang memiliki target pasar para pegawai yang telah pensiun, berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa target pasar terus mengalami peningkatan meskipun tidak banyak. Walaupun memiliki target pasar yang cukup baik ini dalam operasional penyaluran kredit, BTPN harus memiliki strategi yang baik dalam penyaluran kredit karena mereka memiliki target pasar yang bisa dibilang cukup menarik dan berbeda dari bank umum lainnya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah mengenai pengawasan kredit tersebut, 3
salah satu tujuannya untuk memajukan efisiensi dalam pengelolaan dan tata laksana
perkreditan
dan
mendorong
tercapainya
rencana
yang
ada
(Muljono,1985: 2). Semua cabang BTPN harus menerapkan standar operasional prosedur yang ada dan melakukan penilaian yang benar – benar perlu diperhatikan dalam memberikan kredit kepada nasabahnya tidak terkecuali pada BTPN Purna Bakti Kantor Cabang Pembantu Karanganyar. Hal ini bertujuan agar BTPN dapat bertahan dan berkembang dengan baik. BTPN Purna Bakti Kantor Cabang Pembantu Karanganyar harus dapat memberikan kredit yang layak kepada target pasar yang dituju untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kredit bermasalah. Berdasarkan latarbelakang yang ditulis penulis sebelumnya, maka penulis mengangkat judul: “EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT KPN KEPADA NASABAH DI BTPN PURNA BAKTI KCP KARANGANYAR.”
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana evaluasi yang dilakukan oleh bank terhadap nasabah dalam kelayakan pemberian kredit KPN ? 2. Bagaimana penentuan kredit yang layak diterima oleh debitur ? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui evaluasi yang dilakukan oleh BTPN terhadap nasabah dalam kelayakan pemberian kredit KPN di BTPN KCP Karanganyar.. 2. Untuk mengetahui penentuan kredit yang layak diterima oleh debitur pada BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka diharapkan akan memperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Penulis dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dibidang perkreditan bank, dan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari mata kuliah yang sudah di dapat sebelumnya di bangku kuliah. Selain itu penulis juga mendapatkan tambahan ilmu, pengalaman serta sarana dan prasarana mengenai gambaran dalam memasuki dunia kerja.
5
2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan terkait dalam hal pengambilan keputusan terutama keputusan yang berkaitan dengan kredit kepada nasabah. 3. Bagi Pembaca Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan bagi pembacanya dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan literatur bagi penelitian – penelitian berikutnya. E. Metode Penelitian Adapun
kelengkapan
data
yang
dibutuhkan
penulis
dengan
menggunakan metode sebagai berikut : 1.
Objek Penelitian Ruang lingkup/ objek dari penelitian ini dilakukan pada BTPN Purna Bakti Kantor Cabang Pembantu Karanganyar. BTPN beralamat di Jl. Raya Lawu No. 180, Papahan, Karanganyar 57743. Telepon (0271) 494515. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 11 Januari 2016 sampai dengan 11 Februari 2016.
2. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari para narasumber yang bersangkutan dan dicatat
untuk pertama kalinya.
Dalam pengumpulan data ini penulis mengadakan pengamatan langsung di BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar dalam menilai 6
kelayakan nasabah dan menentukan plafon kredit. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan Bapak Nanang (operational) dan Bapak Yohanes (marketing) di BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar. b. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari pustaka,
literature
dan
dokumentasi
yang
berkaitan
dengan
permasalahan yang diteliti. Data sekunder ini meliputi segala dokumen seperti Prosedur kredit, SOP Perusahaan, gambaran umum perusahaan, dan lain – lain serta literatur yang diperoleh dari BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan Bapak Nanang (operational) dan Bapak Yohanes (marketing) terkait untuk mendapatkan data – data tentang perusahaan, khususnya mengenai penilaian kelayakan nasabah dan cara penentuan kredit pada BTPN Purna Bakti Kantor Cabang Pembantu Karanganyar. Dengan teknik wawancara ini untuk mendapatkan informasi dimana pewawancara melontarkan pertanyaan – pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
7
b. Observasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung tentang data – data yang sesuai dengan penelitian. Dalam observasi ini penulis melakukan kegiatan penelitian di BTPN Purna Bakti Kantor Cabang Pembantu Karanganyar di bagian Marketing (Pemasaran). 4. Teknik Pembahasan Teknik pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Metode penelitian dengan melakukan pengumpulan data dengan cara memberikan gambaran dan penjelasan mengenai evaluasi kelayakan kredit dan penentuan plafon kredit kepada debitur.
8