BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor sosiologis, teknologi, ekonomi dan politik (Hoque, 2006). Menguatnya daya tawar (bargaining power) penyuplai dan pelanggan serta meningkatnya persaingan antara perusahaan dengan kompetitor juga turut mengubah keadaan lingkungan bisnis. Di sisi lain lingkungan bisnis saat ini juga menawarkan peluang bagi perusahaan. Dalam era perkembangan teknologi informasi, dunia berubah menjadi seakan tidak bersekat. Batasan-batasan domestik tidak lagi menjadi penghalang bagi perusahaan yang responsif dan efisien dalam persaingan berskala global (Kaplan & Norton, 1996). Di era ini perusahaan akan bersaing dengan perusahaan terbaik di regionalnya (Asia Tenggara, Eropa, dsb.) atau bahkan dunia untuk menguasai pangsa pasar yang lebih besar. Tentunya dalam menghadapi kondisi bisnis tersebut, idealnya perusahaan menentukan strategi yang terbaik dalam mengelola usahanya untuk meraih peluang dan tujuan perusahaan. Perusahaan akan memilih strategi yang paling tepat dengan mempertimbangkan keadaan eksternal organisasi dan kemampuan internal perusahaan dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan. Setelah strategi ditetapkan, perusahaan menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk mengimplementasikan mengomunikasikannya
strategi, kepada
mengalokasikan setiap
elemen
dalam
sumber organisasi
daya, dan
menghubungkan strategi tersebut terhadap kinerja operasional dan karyawan untuk mencapai tujuan strategi tersebut (Atkinson, dkk., 2012). Namun, informasi akuntansi manajemen saja tidak cukup, setelah strategi diterapkan dalam kinerja operasional, perusahaan membutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja untuk menerapkan strategi dan mengevaluasi kinerja perusahaan sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan sasaran perusahaan telah dicapai. Oleh karena itu, sistem pengukuran kinerja memiliki peranan penting dalam perusahaan. Menurut Atkinson (2012), sebuah prinsip fundamental yang mendasari konsep akuntansi manajemen adalah pengukuran kinerja harus mendukung strategi dan kegiatan operasi perusahaan. Ada ungkapan jika perusahaan tidak dapat mengukur aktivitas kinerjanya, maka perusahaan tidak dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas tersebut. Karena perusahaan gagal melakukan kontrol terhadap aktivitas proses bisnisnya maka perusahaan tidak mampu mengelola usahanya dengan baik. Menurut Ahn (2001) dalam penelitiannya, sistem pengukuran kinerja merupakan sarana yang efektif bagi manajemen untuk mengintegrasikan Key Management
Processes
yang
meliputi
proses
pengembangan
strategi,
mengomunikasikan strategi, dan menerapkan strategi tersebut ke dalam kegiatan operasional, serta menghasilkan pembelajaran dan umpan balik dalam pengembangan kinerja perusahaan. Tanpa pengukuran kinerja yang andal, perusahaan akan kehilangan informasi yang dapat dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan secara tepat untuk perbaikan kinerja yang berkelanjutan. Pada umumnya perusahaan menggunakan sistem pengukuran kinerja tradisional yang menilai kinerja melalui perspektif keuangan atau (Financial
Measures). Di abad ke-20 inovasi Financial Performance Measure menjadi kunci penting untuk keberhasilan bagi perkembangan awal perusahaan industri karena kompetisi saat itu sangat ditentukan oleh Economies of Scope dan Economies of Scale perusahaan (Niven, 2002). Namun, menurut Johnson dan Kaplan (1987) dikutip dalam (Chenhall & Smith, 2007) peran Short-term Financial Measures dalam pengukuran kinerja semakin menurun akibat teknologi yang berkembang dengan pesat, siklus hidup produk (product life cycles) yang semakin singkat, serta munculnya inovasi-inovasi baru dalam kegiatan produksi. Anthony dan Govindarajan (2007) juga menekankan bahwa perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan Financial Measures karena informasi yang dihasilkan kurang memadai bahkan dapat menjadi disfungsional dan menimbulkan bias. Pengukuran kinerja melalui sudut pandang finansial memberikan informasi atas kinerja perusahaan pada masa lampau namun tidak dapat menyediakan informasi yang memadai untuk memprediksi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Informasi yang dihasilkan oleh pengukuran dengan sudut pandang finansial juga tidak dapat merefleksikan kinerja aktiva tidak berwujud (intangible assets) perusahaan yang berperan penting dalam era perkembangan teknologi dan informasi (Kaplan & Norton, 1996). Selain itu, pengukuran kinerja sebagai Key Management Process tidak dapat direalisasikan hanya melalui sudut pandang keuangan karena sistem kontrol tersebut dapat menimbulkan tendensi bagi manajemen untuk mengejar tujuan-tujuan jangka pendek dengan mengorbankan tujuan jangka panjang (Niven, 2002). Pada era lingkungan bisnis saat ini
perusahaan membutuhkan alat pengukuran kinerja yang lebih komprehensif melalui sudut pandang baik finasial maupun non-finansial. Kaplan & Norton (1992) memperkenalkan konsep Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah suatu kerangka kerja perencanaan strategis (strategic planning framework) dan sistem manajemen yang terdiri atas suatu set pengukuran yang seimbang dan berfungsi untuk menyelaraskan aktivitas bisnis terhadap visi dan strategi perusahaan serta memonitor performa organisasi terhadap tujuan strategis perusahaan. Balanced Scorecard mengukur kinerja perusahaan dengan pendekatan yang seimbang melalui empat perspektif pengukuran. Metode Balanced Scorecard memadukan Financial Measures untuk mengukur hasil dari kinerja yang telah direalisasikan oleh perusahaan dan melengkapinya dengan Operational Measures. Operational Measures mengandung tiga perspektif pengukuran lainnya yaitu: kepuasan pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan organisasi (organization’s learning and growth). Ketiga perspektif tersebut mengukur instrumen yang menjadi penggerak atas kinerja keuangan masa depan perusahaan. Balanced Scorecard mampu menyediakan sebuah kerangka kerja komprehensif yang menerjemahkan visi dan strategi perusahaan menjadi suatu set pengukuran kinerja yang koheren (Niven, 2002). Melalui penerapan Balanced Scorecard perusahaan dapat mengatasi dua masalah fundamental yaitu, perusahaan dapat mengukur kinerjanya dan menerapkan strategi secara efektif. Penelitian ini akan membahas penggunaan Balanced Scorecard sebagai salah satu instrumen pengukuran kinerja pada PT Pundarika Atma Semesta. PT
Pundarika Atma Semesta adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur truk pemadam kebakaran dan penyedia peralatan pemadam kebakaran. PT Pundarika Atma Semesta memiliki visi yaitu: “PT Pundarika Atma Semesta bertekad untuk menjadi perusahaan industri perakitan fire truck nomor satu di Asia Tenggara serta selalu memenuhi kepuasan pelanggan dengan kualitas terbaik didukung oleh karyawan yang cakap, jujur, dan termotivasi serta peduli terhadap lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja”. Dari visi tersebut sangat terlihat jelas bahwa PT Pundarika Atma Semesta sangat mengutamakan kualitas dan kepuasan konsumen, memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi yang terbaik serta memperhatikan kualitas dan kesejahteraan karyawan. Namun, perusahaan tersebut belum menerapkan Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja perusahaan. Melalui penelitian ini, kinerja perusahaan PT Pundarika Atma Semesta akan dianalisis dan dievaluasi dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Melalui metode Balanced Scorecard, perusahaan diharapkan dapat memperoleh informasi yang lebih komprehensif dari hasil penilaian kinerja perusahaan dan memanfaatkan Balanced Scorecard untuk mengembangkan, mengomunikasikan dan menerapkan strategi ke dalam kegiatan operasional, serta menghasilkan pembelajaran dan umpan balik dalam pengembangan kinerja perusahaan yang berkelanjutan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah evaluasi kinerja perusahaan melalui empat perspektif sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard pada PT
Pundarika Atma Semesta. Selama ini PT Pundarika Atma Semesta mengevaluasi kinerja berdasarkan pada target penjualan unit mobil pemadam kebakaran. Penggunaan sistem evaluasi non-keuangan telah diterapkan pada beberapa divisi namun belum tersinergi dengan baik. Penilaian kinerja metode Balanced Scorecard pada PT Pundarika Atma Semesta diharapkan dapat memberikan evaluasi dan rekomendasi atas sejauh mana pencapaian kinerja perusahaan terhadap visi dan tujuan strategis perusahaan menggunakan sistem pengukuran kinerja baik melalui sudut pandang keuangan maupun non-keuangan. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah menganalisis proses bisnis PT Pundarika Atma Semesta, serta menganalisis efektifitas sistem pengukuran kinerja yang diterapkan selama ini. Tujuan kedua adalah untuk mengukur dan mengevaluasi performa kinerja PT Pundarika Atma Semesta dengan menggunakan empat perspektif yang terdapat dalam konsep Balanced Scorecard. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat diketahui sejauh mana pencapaian performa kinerja PT Pundarika Atma Semesta jika diperbandingkan dengan visi, misi dan strategi perusahaan serta mengidentifikasi instrumen-instrumen yang dapat dikembangkan di kemudian hari. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat bagi PT Pundarika Atma Semesta, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan analisis evaluasi kinerja bagi manajemen PT Pundarika Atma Semesta sebagai salah satu perusahaan manufaktur perakitan mobil truk pemadam kebakaran untuk pengembangan yang berkelanjutan. Selain itu, hasil penelitian ini
juga diharapkan dapat memberikan “stepping stone” bagi manajemen PT Pundarika Atma Semesta untuk menerapankan Balanced Scorecard sebagai salah satu sistem perencanaan strategi serta pengukuran kinerja perusahaan pada tahun-tahun berikutnya. Manfaat bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber pengetahuan khususnya dalam penggunaan metode Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja pada perusahaan swasta dalam industri manufaktur. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran konsep pengukuran kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard pada perusahaan swasta.
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang terkait dengan topik penelitian yang akan dijelaskan secara rinci mengenai pengukuran kinerja, sistem pengukuran kinerja tradisional, serta penjelasan mengenai Balanced Scorecard seperti pengertian, keunggulan serta karakteristik Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja dan penerapan strategi. Teori-teori tersebut bersumber dari studi pustaka dan telaah literatur yang akan mendukung penelitian ini.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, objek penelitian, variabel dalam penelitian, populasi dan sampel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan data, serta pengukuran dan model analisis data.
BAB IV
PEMBAHASAN Bab ini berisi deskripsi objek penelitian yang memberikan gambaran umum perusahaan, pengukuran kinerja yang diterapkan, serta memaparkan hasil pengolahan data dan analisis serta evaluasi
kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard berdasarkan pada data yang diperoleh. BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan saran atas penelitian yang telah dilakukan.