BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Lingkungan keluarga mempunyai peranan yang paling utama dalam
pendidikan anak. Keluarga merupakan lembaga pertama dalam pendidikan anak, karena dari keluargalah dasar pembentukan tingkah laku, watak, dan moral anak. Mewujudkan tujuan pendidikan tidak lepas adanya partisipasi serta bimbingan orang tua. Bahwa keluarga disebut sebagai lingkungan pertama, sebab dalam lingkungan inilah pertama-tama anak mendapatkan pendidikan, bimbingan, asuhan, pembiasaan, dan latihan. Keluarga bukan hanya menjadi tempat anak dipelihara dan dibesarkan, tetapi juga tempat anak hidup dan dididik pertama kali (Sukmadinata, 2004:6). Peran keluarga dalam hal ini merupakan pengembangan tugas serta mempunyai tanggung jawab yang besar dalam pencapaian tujuan pendidikan umum. Tugas dan tanggung jawab keluarga (orang tua) adalah menciptakan situasi dan kondisi mengenai hal-hal yang dihayati anak untuk memperdalam makna-makna esensial yang ada. Upaya untuk mempengaruhi hasil belajar anak yang lebih baik yaitu dengan bimbingan orang tua. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri (Crow & Crow dalam
1
2
Prayitno, 2004:94). Menurut Walgito (2004:5) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Berdasarkan pengertian tersebut peneliti memberikan tanggapan bahwa bimbingan adalah salah satu bentuk proses pemberian bantuan kepada individu atau sekumpulan individu dalam memecahkan masalahnya, sehingga masingmasing individu akan mampu untuk mengoptimalkan potensi dan keterampilan dalam mengatasi setiap permasalahan, serta mencapai penyesuaian diri dalam kehidupannya. Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi orang yang cerdas, pandai dan berakhlak untuk mewujudkan keberhasilan anak. Peran bimbingan orang tua sangat besar terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pengetahuan orang tua, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak, tenang tau tidaknya situasi dalam rumah, semua itu merupakan turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak (Dalyono, 2009:59). Kenyataannya, gejala meningkatnya kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak-anak belum disertai dengan meningkatnya kesadaran orang tua atas perannya sebagai pendidik di dalam keluarga. Hal ini terbukti orang tua hanya menyerahkan anak-anaknya pada pendidikan formal maupun nonformal. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat
3
menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalambelajarnya. Hasil yang didapatkan, nilai atau hasil belajarnya tidakmemuaskan atau bahkan mungkin gagal dalam studinya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan mereka (Slameto, 2003:61). Menanggapi peryataan tersebut peneliti berpendapat kesibukan orang tua dalam mencari nafkah keluarga, hendaknya tidak mengorbankan masa depan anaknya. Sebelum terlambat sebaiknya orangtua dapat mengatur waktunya, karena hal itu lebih penting daripada menangisi kesalahan dimasa yang akan datang, Karena masa depan anak sangat erat hubungannya dengan apa dan bagaimana kehidupan belajar yang dibiasakan dalam kehidupan belajar yang diterapkan oleh orangtua. Sebagaimana diketahui, bahwa orang tua dalam membimbing anak pasti memiliki model berbeda dapat dilihat dari pendidikan orang tua, dan keadaan ekonomi keluarga hal tersebut sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dari berbagai ragam model bimbingan orang tua tersebut akan memberikan hasil belajar siswa yang berbeda pula. Berdasarkan observasi di SDN Mojolangu 2 malang peran bimbingan orang tua saat di rumah masih belum maksimal. Hal ini dapat dibuktikan saat siswa menerima pelajaran di kelas terkesan diam seperti tidak siap menerima materi yang diajarkan guru. Pada saat guru memberikan pertanyaan hanya sebagian kecil saja yang ingin menjawab pertanyaan dari guru, dan siswa yang lainnya hanya diam saja. Disini peran orang tua sangat diharapkan dalam membantu dan membimbing anak untuk belajar di rumah, karena peran orang tua sangat membantu dalam membimbing anak untuk belajar sehingga anak dapat
4
mendapatkan hasil belajar yag baik. Selain itu pengetahuan orang tua terhadap pentingnya pendidikan bagi anak masih rendah, orang tua juga kurang menyadari bahwa peran bimbingan orang tua itu sangat penting untuk kemajuan hasil belajar anak-anaknya. Padahal dalam kenyataannya peran orang tua sangat diharapkan dalam membantu dan membimbing anaknya untuk belajar di rumah, karena usia anak di kelas III masih tergolong manja dan belum bisa menjalankan tanggung jawab sepenuhnya khususnya dalam hal belajar dan masih bergantung kepada orang tuanya. Oleh karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam membantu dan membimbing anak untuk belajar sehingga anak dapat mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mendalam yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: Analisis Peran Bimbingan Orangtua Terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mojolangu 2 Malang.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimana peran bimbingan orang tua terhadap hasil belajar siswa di kelas III SDN Mojolangu 2 kota Malang?
2.
Bagaimana model bimbingan orang tua terhadap hasil belajar siswa di kelas III SDN Mojolangu 2 kota Malang?
5
C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian
yang ingin dicapai sebagai berikut. 1.
Mendeskripsikan peran bimbingan orang tua terhadap hasil belajar siswa di kelas III SDN Mojolangu 2 kota Malang.
2.
Mendeskripsikan dan melakukan analisis tentang model bimbingan orang tua terhadap hasil belajar siswa di kelas III SDN Mojolangu 2 kota Malang.
D.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan
manfaat secara praktis. 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada orangtua
khususnya, bahwa peran bimbingan orang tua sangat menentukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Sekolah, Meningkatkan kerjasama antara guru dengan orang tua untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b.
Bagi orang tua Sadar akan pentingnya peran bimbingan orang tua sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
6
c.
Bagi peneliti Penelitian ini berguna untuk menambah pemahaman dan penguasaan materi, membandingkan antara teori yang didapat dari bangku kuliah dengan praktek di lapangan serta memperoleh pengalaman dari penelitian ini.
E.
Penegasan Istilah Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka dalam penelitian
ini dibatasi sebagai berikut. 1.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia orang tua adalah ayah dan ibu kandung atau orang yang dianggap tua atau dituakan (cerdik, pandai, ahli dan sebagaianya) atau orang yang dihormati dan disegani.
2.
Anak belajar memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar tambah tumbuh pada diri anak (Ahmadi dalam Heru, 2010).
3.
Peran orang tua merupakan suatu yang kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap yang mempunyai tanggung jawab dalam keluarga (Ahmadi, 2004:43).
4.
Hasil belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat (Nasution dalam Heru, 2011).
5.
SDN Mojolangu 2 Malang merupakan objek yang digunakan sebagai lokasi penelitian tentang Analisis Peran Bimbingan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar di Kelas III.