BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil observasi permulaan yang dilakukan oleh peneliti di SDN Kapas Kabupaten Kediri, pada pelaksanaan pembelajaran sifat-sifat bangun datar ditemukan suatu masalah, yaitu dalam 18 siswa hanya 6 siswa saja yang nilainya dapat mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan yaitu 70, sedangkan 12 siswa masih belum dapat mencapai KKM. Berikut ini adalah salah satu soal yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran sifat-sifat bangun datar. “Bangun datar apakah yang mempunyai empat sisi sama panjang dan 4 sudut sama besar?” pilihan jawanannya adalah layang-layang, persegi panjang, persegi, lingkaran. Dari soal ini ada 7 siswa yang menjawab persegi, 3 siswa menjawab layang-layang, dan 8 siswa menjawab persegi panjang. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang menjawab salah, dapat diketahui bahwa siswa kesulitan dalam menjawab soal ini karena siswa tidak paham sifat-sifat bangun datar. Dalam pembelajaran guru menjelaskan sifat-sifat bangun datar yang ada di buku kepada siswa. Setelah itu guru meminta untuk menghafalnya. Dengan demikian siswa hanya menghafal sifat-sifat bangun datar tanpa memahami maksudnya sehingga banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dikarenakan (1) dalam pelaksanaan pembelajaran, guru tidak menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). (2) dalam mengajar, media yang digunakan guru hanya berupa papan tulis dan buku paket, sehingga pembelajaran menjadi kurang
1
2
menarik. (3) metode yang digunakan guru adalah metode ceramah dan pemberian tugas. (4) proses belajar mengajar masih berpusat pada guru. (5) suasana belajar yang tercipta di dalam kelas kurang menyenangkan. (6) siswa kurang memahami materi sifat-sifat bangun datar. (7) siswa tidak mau bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) mempunyai kedudukan yang sangat penting pada kegiatan pembelajaran. Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya guru menyusun RPP terlebih dahulu. RPP disusun agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan sistematis, yaitu berurutan sesuai dengan urutan materi yang harus diajarkan. RPP bertujuan untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pernyataan ini sesuai dengan peraturan pemerintah Rebublik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 dalam Supinah (2008) bahwa setiap guru berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pendidikan (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara menyenangkan, inovatif, dan interaktif. Dengan demikian fisik dan psikologis siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan bakat dan minatnya. Siswa lebih tertarik dan antusias dalam belajar dengan media yang bervariasi dan menarik perhatian siswa (Sudjana dan Rivai, 2010:2). Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru tidak hanya menggunakan buku paket dan papan tulis. Media merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar dan hasil pembelajaran.
3
Penggunaan variasi metode mengajar bagi guru dan pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa, bertujuan untuk mengurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran. (Marno dan Idris, 2009:124). Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru dan kurang variatif dapat menyebabkan siswa kurang aktif dan kreatif dalam menemukan sendiri konsep. Sehingga suasana belajar yang tercipta di dalam kelas kurang menyenangkan dan beberapa siswa terlihat tidak antusias dalam menerima pelajaran. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka siswa akan kesulitan dalam memahami sifat-sifat bangun datar, sehingga hasil belajar matematika pada materi sifat-sifat bangun datar menjadi rendah. Salah satu model pembelajaran Example Non Example. Model pembelajaran Example Non Example merupakan model pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan menganalisis contoh-contoh gambar yang disajikan (Arisandi, 2011). Pada model pembelajaran Example Non Example siswa mempelajari sifatsifat bangun datar dengan cara terlebih dahulu menganalisis example (contoh) dan non example (bukan contoh) dari bangun datar yang dipelajari, sesuai petunjuk guru. Setelah itu siswa mendiskusikan hasil analisis gambar. Hasil diskusi siswa akan dibacakan atau dipresentasikan. Kegiatan selanjutnya, siswa dibimbing untuk menyimpulkan pembelajaran dengan menggunakan hasil diskusi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran ini siswa akan menemukan sendiri sifat-sifat dari suatu bangun datar, sehingga siswa dapat lebih memahaminya. Uraian di atas, perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran
4
bangun datar. Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik dan layak mengangkat judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Model Pembelajaran Example Non Example Di Kelas V SDN Kapas Kunjang Kabupaten Kediri.” 1.2 Fokus Masalah Permasalahan yang ada dalam pembelajaran Matematika kelas V SDN Kapas adalah hasil belajar yang diperoleh siswa yaitu 64% atau sebanyak 12 siswa yang belum mencapai KKM atau sebanyak 6 siswa yang sudah mencapai KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Akar permasalahan berawal dari guru hanya berpedoman pada buku pedoman buku matematika. Guru menjelaskan materi sesuai dengan buku pedoman. Guru tidak memberikan gambaran secara nyata contoh atau gambar bangun datar pada siswa. Sehingga siswa tidak bisa berfikir kritis pada materi. Siswa langsung diberi tugas untuk membaca buku panduan dan menghafalkan sifat bangun datar. Untuk mengatasi permasalahan yang ada diatas maka harus segera diubah dengan model pembelajaran Example Non Example. Exampel Non Example adalah model pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan menganalisis contoh-contoh gambar yang disajikan (Arisandi, 2011). 1.3 Rumusan Masalah Dengan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
5
1.
Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Example Non Example dalam meningkatkan hasil belajar pada pelajaran Matematika tentang bangun datar di kelas V SDN Kapas Kunjang Kabupaten Kediri?
2.
Bagaimanakah peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Example Non Example pada pelajaran Matematika tentang Bangun Datar di kelas V SDN Kapas Kunjang Kabupaten Kediri?
1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1.
Mengetahui dalam proses pembelajaran Example Non Example dalam meningkatkan hasil belajar Matematika tentang Bangun Datar pada siswa kelas V SDN Kapas Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri.
2.
Mengetahui dalam peningkatan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran Example Non Example untuk meningkatkan hasil belajar Matematika tentang Bangun Datar pada siswa kelas V SDN Kapas Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi peneliti, siswa, guru, sekolah, dan dinas pendidikan. 1.
Manfaat bagi peneliti Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penerapan model pembelajaran Example Non Example dalam mengatasi masalah dalam pembelajaran yaitu tentang materi bangun datar.
6
2.
Manfaat bagi siswa Penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk : (a) meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran bangun datar. (b) meningkatkan hasil belajar siswa. (c) mengaktifkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. (d) memupuk dan meningkatkan keterlibatan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
3.
Manfaat bagi guru Penelitian ini bermanfaat bagi guru untuk : (a) meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example. (b) memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. (c) mengembangkan pengetahuan, dan (d) menambah pengetahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4.
Manfaat bagi sekolah Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk tercapainya tujuan sekolah dengan adanya peningkatan ketrampilan guru, perbaikan proses dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.
5.
Manfaat bagi dinas pendidikan Bagi dinas pendidikan, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme kerja guru dalam peningkatan mutu pendidikan. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran untuk peningkatan pembelajaran selanjutnya bagi semua guru di lingkup dinas pendidikan.
7
1.6 Batasan Istilah Untuk menjelaskan kejelasan dan ketegasan serta menghindari terjadinya salah paham dalam menginterpretasikan masalah, maka dibuatlah batasan istilah sebagai berikut : 1.
Menurut Bloom hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan. Tingkat penguasaan yang dapat dicapai oleh siswa setelah berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar selama kurun waktu tertentu yang meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku, serta ketrampilan.
2.
Bangun datar adalah bangun geometri berdimensi dua dengan permukaan datar atau rata. (Sabarinah, 2006:127). Bangun datar segitiga, segi empat dan lingkaran.
3.
Model pembelajaran Example Non Example adalah model pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan menganalisis contoh-contoh gambar yang disajikan (Arisandi, 2011). Guru menunjukkan contoh gambar yang sesuai dengan bangun datar
yang
dipelajari dan bukan contoh gambar bangun datar yang sesuai. Siswa menganalisis contoh gambar dan bukan contoh gambar yang sesuai dengan bangun datar.