1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan sebuah proses untuk mencapai taraf peningkatan intelektual dan akademik seseorang. Pembelajaran yang terjadi di Indonesia cenderung konfensional terjadi di lembaga pendidikan atau di dalam kelas. Padahal di Negara-negara maju pembelajaran di luar kelas justru sangat mendukung dalam proses pendidikan. Jelas, bahwa peran sekolah khususnya di Indonesia harus mampu menciptakan pendidikan yang berkualitas guna mencapai taraf akademik yang lebih unggul untuk menyongsong masa depan anak didik yang lebih baik. Namun, perlu peneliti tegaskan di sini bahwa ukuran berkualitas atau tidaknya suatu sekolah adalah relatif, karena tolak ukur yang digunakan terus menerus akan senantiasia mengalami perubahan sesuai dengan perubahan tantangan era atau jaman. Menurut Rohmat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yaitu ”faktor pendidik, faktor peserta didik, faktor kurikulum, faktor pembiayaan, dan lain-lain.1 Peserta didik adalah orang yang belum dewasa untuk memperoleh kedewasaan, baik kedewasaan jasmani, rohani, maupun sosial. Namun peserta didik juga tidak bisa lepas dari peran pendidik, bahkan Syaiful B.J.
1
Ali Rohmat, Kapita Selekta Pendidikan, (Tulungagung: STAIN Tulungagung, 2004), hlm. 20
1
2
menyebutkan Guru dan anak didik adalah dwitunggal.2 Pendidik juga sebagai pemegang kunci kesuksesan proses pendidikan, karena menurut Syaiful Bahri Jamarah guru merupakan orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik.3 Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya pengajar yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Oleh sebab itu guru dalam pandangan Slameto harus punya kecakapan dalam membentuk anak didik yang mampu untuk menghadapi kesulitan dan berusaha memecahkannya atau mencari jalan keluar.4 Menurut Uzer Usman guru harus memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.5 Selain itu kualitas pembelajaran juga harus dipertimbangkan, karena merupakan salah satu tolak ukur yang dapat menentukan pendidikan yang berkualitas. Pembelajaran dikatakan berkualitas ketika pembelajaran tersebut mampu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, perubahan sikap, perilaku, kemampuan adaptasi, peningkatan partisipasi, dal lain-lain. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh ukuran kelas, suasan belajar, serta fasilitas dan sumber belajar yang tersedia.6 Sudjana menyatakan bahwa pembelajaran yang 2
Syaiful Bahri jamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010), Cet. 3, hlm. 3 3 Ibid.,hlm.34 4 Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), Cet. 5, hlm.31 5 Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 11, hlm.15 6 Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2002), hlm. 80
3
berkualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor : Tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadahi, metodelogi pengajaran yang tepat, dan cara penilaian yang baik.7 Semua hal tersebut tidak bisa lepas dari peran
media
pembelajaran yang berkualitas. Media pembelajaran selalu menjadi pendamping dan bahkan mempunyai peran penting sebagai fasilitator ilmu dari pendidik ke anak didik. Jadi, media pembelajaran yang berkualitas adalah media pembelajaran yang mampu menjadikan pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif. Ketika semua sudah tersedia tinggal implementasinya di lapangan. Di sinilah kemampuan guru dalam mengelola media pembelajaran sangat dibutuhkan, yang menurut Mulyasa meliputi tiga hal yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian atau evaluasi. 8 Dengan demikian, dapat dikatakan kemampuan mengelola yang baik adalah ketika pengelola media pembelajaran (pendidik) sudah melaksanakan ketiga proses tersebut. Metode pengelolaan media pembelajaran selalu mengalami perubahan tergantung media yang digunakan serta materi yang akan disampaikan kepada anak didik. Berbagai macam media pembelajaran menuntut guru meningkatkan kompetensinya dalam mengajar, yang dulu belum ada sekarang ada dan bahkan lebih canggih sesuai dengan
7
Siti Halimatus S., http://shalimatuss.blogspot.com/2009/05/kondisi-pembelajaran-yangberkualitas.html, diakses 22 Maret 2015 8 E.Mulyasa, Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet.1, hlm. 77
4
perkembangan jaman. Dalam kenyataan terlihat jelas teknologi-teknologi canggih menjadi bagian dalam proses pembelajaran khususnya Information Technology (IT). Pembelajaran berbasis IT
pada awalnya dilandasi teori
behaviouristik yang dipelopori oleh Thorndike (1913), Paviov (1927), Skinner (1974) yang menyatakan bahwa belajar adalah tingkah laku yang dapat diamati yang disebabkan adanya stimulus dari luar.9 Menurut Ally, seseorang dikatakan belajar ditunjukkan dari perilaku yang dapat dilihat bukan dari apa yang ada dalam pikiran siswa, lebih lanjut perkembangan pembelajaran berbasis Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dilandasi teori psikologi kognitif yang menyatakan bahwa belajar mencakup penggunaan daya ingat, motifasi dan pikiran ,dan refleksi. Psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses internal dan jumlah yang dipelajari tergantung pada kapasitas proses belajar, usaha yang dilakukan selama proses belajar ,kedalaman proses belajar, kedalaman proses tersebut dan struktur pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.10 Selanjutnya adalah teori konstruktivisme yang dipelopori oleh Piaget, Bruner, dan Vygotsky pada abad 20-an yang mempunyai pandangan bahwa pengetahuan dan pemahaman tidaklah diperoleh secara pasif akan
9
Rusman, dkk., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet.1, hlm. 35 10 Ibid.
5
tetapi dengan cara aktif melalui pengalaman personal dan aktivitas eksperimental.11 Konsep utama dari konstruktivisme menurut Jollife yaitu bahwa peserta didik adalah aktif dan mencari untuk membuat pengertian tentang apa yang ia pahami, ini berarti belajar membutuhkan untuk fokus pada scenario berbasis masalah, belajar berbasis proyek, belajar berbasis timsimulasi, dan penggunaan
teknologi.12
Selain
itu
menurut
Cooper
“Konstruktifis
memandang peserta didik menginterpretasi informasi dan dunia sesuai dengan realitas personal mereka, dan mereka belajar melalui observasi, proses, dan interpretasi dan membentuk informasi tersebut ke dalam pengetahuan personalnya.13 Dalam pendangan konstruktivistik, peserta didik akan belajar dengan baik apabila mereka dapat membawa pembelajaran ke dalam konteks apa yang sedang mereka pelajari ke dalam penerapan kehidupan nyata seharihari dan mendapat manfaat bagi dirinya. Ketiga teori tersebut yaitu Behaviouristik, Psikologi kognitif, dan konstruktivisme inilah yang mendasari pembelajaran berbasis teknologi informasi, dan sejalan dengan yang diungkapkan Ertmer and Newby bahwa ketiga teori belajar tersebut dapat digunakan sebagai taksonomi untuk belajar. Strategi behaviouris dapat digunakan untuk mengajar “apa” (tentang faktafakta), strategi kognitif dapat digunakan untuk mengajar “bagaimana”
11
Rusman, dkk., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet.1, hlm. 35 12 Ibid. 13 Ibid., hlm. 35-36
6
(tentang proses dan prinsip-prinsip) dan strategi konstruktivis dapat digunakan untuk mengajar “mengapa” (tingkat berpikir yang lebih tinggi yang dapat mengangkat makna personal, keadaan, dan belajar kontekstual).14 Dapat kita amati dari ketiga teori tersebut, pendidikan sangat membutuhkan teknologi informasi yang mendukung terciptanya pendidikan yang berkwalitas. Daryanto menyampaikan IT mampu meningkatkan kwalitas pendidikan di Indonesia, mampu menjadi fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di bumi Nusantara, hal tersebut disebabkan karena IT tidak terikat oleh jarak, ruang, dan waktu.15 Menurut Darmawan perkembangan dan penerapan Information technology juga bermanfaat untuk pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satunya aspeknya adalah kondisi geografis Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yang berpencar-pencar dan kontur permukaan buminya yang sering kali tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk menjagokan pengembangan dan penerapan teknologi informatika untuk pendidikan.16 Melihat keadaan geografis Indonesia yang seperti sekarang menuntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memanfaatkan teknologi yang terkenal tanpa batas dan tidak terpengaruh oleh ruang, jarak dan waktu, yang disebut internet. IT merupakan solusi utama dalam
14
Ibid. Daryanto, Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran), (Yogyakarta: Gava Media, 2013), Cet.2. 168 16 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.3. hlm. 7 15
7
meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan di Indonesia yang sudah terasa sampai saat ini dalam dunia pendidikan. Jika Peran IT mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, penting bagi kita untuk segera menggunakannya. Namun ada beberapa kendala yang menyebabkan IT dan internet sulit digunakan seoptimal mungkin. Menurut Darmawan salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia,
proses transformasi
teknologi, infrastruktur telekomunikasi, dan perangkat hukum yang mengaturnya. 17 Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan kualitas pembelajaran akan meningkat ketika proses pembelajaran menggunakan IT, karena menurut peneliti ada tiga hal yang mempengaruhinya, yaitu guru (pendidik) yang mempunyai kompetensi dibidang teknologi informatika serta mampu mengimplementasikan dalam proses pembelajaran. Guru yang tidak punya kompetensi dibidang ini tidak akan mungkin makasimal dalam penggunaan media pembelajaran tersebut apa lagi sampai memaksakan diri, akan lebih fatal akibatnya. Kedua adalah metode yang digunakan guru dalam memilih media serta menerapkannya dalam pembelajaran. Metode merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. 18 Ketepatan pengelolaan dan penggunaan metode sangat penting, karena 17
Ibid.,hlm.10 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), Cet. 4, hlm. 138 18
8
penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan afektivitas dan efisiensi pembelajaran.19 Proses pemilihan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat rumit, karena perlu keahlian guru serta kemampuan peserta didik. Selain itu metode yang digunakan dalam
menggunakannya
ketika
KBM
berlangsung
juga
sangat
mempengaruhi hasilnya. Salah dalam memadukan materi dengan media pembelajaran
akan
berakibat
kegiatan
belajar
mengajar
(KBM)
menjenuhkan, tidak menyenangkan, tidak efisien, dan bahkan kemrosotan kualitas pembelajaran. Kemampuan sekolah dalam menyediakan sarana prasarana juga sangat
mempengaruhi
kualitas
pembelajaran.
Ketika
guru
ingin
menyingkronkan materi dengan media yang semestinya, tapi di sekolah tidak tersedia jelas menjadi kendala yang menyakitkan. Banyak sekarang guru yang memanfaatkan media IT apa adanya di sekolah demi tercapainya kualitas pembelajaran, jelas dengan hasil yang apa adanya juga atau kurang memuaskan. Potret yang terjadi saat ini adalah menjamurnya lembaga pendidikan formal yang memaparkan tentang kualitas pendidikan, kualitas pembelajaran, kualitas pendidik, sarana prasarana, serta penawaranpenawaran lain. Di kabupaten Blora tepatnya kecamatan Tunjungan ada sebuah lembaga pendidikan formal yang menawarkan bebagai macam 19
E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remajarosdakarya, 2010), Cet. 9, hlm. 107
9
kualitas, mulai dari sarana gedung bertingkat yang baik, fasilitas memadai, pendidik yang kompeten, asrama, sarana prasaran, serta penawaranpenawaran lain yang menarik minat masyarakat menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Lembaga pendidikan tersebut adalah SMK Al Alif yang beralamat di Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora, yang berdiri di lingkungan Pon. Pes. Al-Alif. Sekolah tersebut berdiri pada tahun 2009, dengan letak geografis tidak jauh dari kota + 3 km serta dekat dengan jalan raya BloraPurwodadi. Selain itu daya tarik lainya adalah sekolah non formal atau basis pondok pesantren mendukung minat masyarakat dalam mendalami ilmu agama. Jadi menurut pepatah masyarakat sekali mendayung dua pulau terlampaui, yang artinya pendidikan formal (umum) dan non formal (pendidikan agama) dua-duanya dapat dicapai. Kualitas dan tingkat kelulusan yang setiap tahun meningkat dengan nilai yang sangat memuaskan, ditambah ilmu agama yang bisa dikatakan baik, didukung dengan tersedianya media pembelajaran berbasis IT menjadikan daya tarik peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut
dengan
judul
penelitian
“PENGELOLAAN
MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY (IT) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AL ALIF BLORA TAHUN 2015”
10
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti adalah : 1. Bagaimana perencanaan penggunaan media pembelajaran berbasis IT pada mata pelajaran PAI di SMK Al Alif Blora? 2. Bagaimana pelaksanaan penggunaan media pembelajaran berbasis IT pada mata pelajaran PAI di SMK Al Alif Blora? 3. Bagaimana evaluasi penggunaan media pembelajaran berbasis IT pada mata pelajaran PAI di SMK Al Alif Blora?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas maka ada tiga tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk mendiskripsikan : a
Perencanaan penggunaan media pembelajaran berbasis IT pada mata pelajaran PAI di SMK Al Alif Blora.
b
Pelaksanaan penggunaan media pembelajaran berbasis IT pada mata pelajaran PAI di SMK Al Alif Blora.
c
Evaluasi penggunaan media pembelajaran berbasis IT pada mata pelajaran PAI di SMK Al Alif Blora.
11
2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, sekolah, dan guru. a
Peneliti Sebagai pengembangan keilmuan dalam melakukan penelitian ilmiah dan bahan pertimbangan dalam proses menjadi seorang guru Pendidikan Agama Islam yang kompeten serta menambah wawasan keilmuan di dalam pelaksanaan praktik pembelajaran peserta didik, terutama dalam pembelajaran PAI b Sekolah Memberikan gambaran nyata betapa pentingnya media pembelajaran berbasis IT dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, demi tercapainya Visi dan Misi sekolah. c Guru Dapat memberikan sebuah pengetahuan baru bagi para pendidik dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis IT yang tersedia di sekolah, dalam menunjang kegiatan belajar mengajar, agar tercapai tujuan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan.
D. Telaah Pustaka Telaah Pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sutas Janbuala, dkk, 2013, International Forum of Teaching and studies, A Study of Using Instructional Media to Enhance Scientific Process Skill for
12
Young Children in Child Development Centers in Northeastern Area. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif, Tujuan dari penelitian ini
adalah (1) untuk belajar menentukan standar yang barhubungan dengan proses ketrampilan yang ilmiah pada anak-anak (2) untuk belajar pendekatan dalam mempertimbangkan proses keterampilan dengan penggunaan instructional media, (3) untuk belajar standar sumber pemilihan pembelajaran, pemilihan instructional media, sumber-sumber instructional media dan macam-macam instructional media,(4) untuk belajar masalah dan hambatan
dalam penggunaan kebijakan media
pembelajaran setempat dengan management pembelajaran, (5) belajar masalah dan hambatan dalam menciptakan media pembelajaran ilmiah menggunakan
kebijakan
media
setempat
dalam
management
pembelajaran. Jumlah yang digunakan dalam penelitian adalah dengan meneliti 394 guru pemerhati anak (child caregiver teachers) di pusat perkembangan
anak
(child
development
center)
kemudian
data
dikumpulkan oleh peneliti dengan bentuk questionnaire. Sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa instructional media sangatlah membantu dan perkembangan anak karena sesuai usia yang masih anakanak mereka berhak mendapatkan pembelajaran dengan instructional media. Guru pemerhati anak (child caregiver teachers) membantu anak dalam menghubungkan manajemen pembelajarannya dengan kehidupan sehari-hari jadi pembelajaran menjadi lebih baik dan lebih mudah, dan
13
penggunaan instructional media memberikan pengalaman-pengalaman sebenarnya secara langsung pada anak-anak dalam ruang lingkup sekolah. 2. Tahir aziz, 2010, Jurnal Internasional, effects of Information Technology Usage on Student, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwasanya dalam penggunaan Information Technology (IT) akan lebih meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran (learning process), Data diperoleh dengan cara pemberian angket kepada peserta didik (questionare). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 640 peserta didik dari dua fakultas di daerah Southern California (Selatan California) yaitu Los Angeles Community College dan Long Beach Community College. Sekitar 75% peserta didik setuju bahwa dalam penggunaan IT sangat membantu mereka dalam proses belajar serta lebih mudah dalam memahami pelajaran yang belum mereka pahami dalam kelas. Hasil penelitian yang signifikan menunjukkan bahwa (1) penggunaan IT membantu peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, (2) penggunaan IT meningkatkan interaksi hubungan antara peserta didik dengan teman sejawat (fellow student) dan peserta didik dengan guru (instructor). Jadi dalam proses pembelajaran (Learning process) keberadaan IT sangatlah efektif untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang tepat agar tercapai tujuan yang diharapkan. 3. Dr. Roseline O. Osagie,2012,Jurnal
Internasional,information
and
communication technologies in enhancing learning ability in secondary schools in edo state, Nigeria, peneliti amerika yang bergabung dalam West
14
African Examination Council (WAEC) menemukan pada tahun 2011 terdapat 31 % kemudian, pada bulan Mei/Juni 2010 hasilnya 24,94% , pada tahun 2009 yaitu 25,99%, pada tahun 2008 terdapat 13,76%, dan tahun 2007 terdapat 25,54% calon peserta didik mengambil mata pelajaran bahasa inggris dan matematika. Dari hasil penelitian tersebut yang menunjukkan naik turunnya minat siswa dalam proses belajar maka WAEC dan NECO Senior School Certificate Examinations (SSCE) mendesak para pengajar untuk meneliti di sebuah sekolah kelas 2 Edo State di Nigeria. Banyak Negara berkembang terutama di Afrika masih sangat lemah dalam mengaplikasi dan menggunaan ICT dalam proses belajar mengajar. ICT akan menjadi sebuah tantangan dari proses pembelajaran tradisional, jadi Edo State mengelola dan mengharuskan untuk menerapkan ICT dalam semua kurikulum. Dengan mengaplikasikan ICT, banyak peserta didik dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Jurnal ini juga diskusi tentang kegunaan ICT bagi para peserta didik di dalam kelas. Khususnya dalam penggunaan komputer, internet, telepon, kamera digital, data project, dll. Seiring berkembangnya zaman teknologipun juga ikut berkembang pesat, sehingga dalam dunia pendidikan sangat diperlukan
untuk
menggabungkan
teknologi
baru
dalam
proses
pembelajaran(learning process). Peserta didik dapat belajar melalui komputer sebagai tutor dan semakin menguatkan ketrampilan basic yang telah dimilikinya. Hasil penelitain WAEC dan NECO Senior School Certificate Examinations (SSCE) setelah meneliti di Edo State Nigeria
15
kebanyakan anak mengalami masalah dalam belajar bahasa Inggris dan Matematika. Dengan menggunakan video digital, audio-visual yang dapat membantu dalam proses belajar bahasa inggris seperti phonetics dan semantic yang mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan sebuah arti kata. Didalam kurikulum tingkat kedua di Edo State Nigeria mempelajari tentang linguistic competence (ilmu kebahasaan) dan communicative competence (ilmu
kecakapan berbicara).
Gambaran hidup
(vivid
illustration) tentang konsep-konsep dasar dapat membantu proses pembelajaran, sehingga peserta didik gambaran
yang
didapat
mereka
terdorong untuk menciptakan sendiri
dan
kemudian
dapat
mengkomunikasikan pemahaman mereka dalam sebuah pembelajaran. WAEC dan NECO Senior School Certificate Examinations (SSCE) setelah meneliti di Edo State Nigeria juga menemukan bahwa di dalam penggunaan ICT ini sangat membantu ribuan dari bermacam-macam kepentingan. Misalnya dalam penerapan Edo State Nigeria memberikan layanan perpustakaan online, sehingga peserta didik dapat menemukan banyak data yang mereka perlukan didalamnya. seorang tutor/guru semakin mudah dalam pemberian tugas dan memberikan informasiinformasi terbaru baik melalui email ataupun melalui perpustakaan online. 4. Hans Giessen, Prof.Dr. Habil, 2011, Jurnal Internasional, Media Based Learning: A Theoretical
Metastudy
penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh apa yang didapat setelah menerapkan media based learning dalam proses pembelajaran. Berdasarkan interview, peneliti
16
menemukan beberapa hasil setelah penerapan media based learning dengan menggunakan beberapa film, televisi, komputer, smart phone, CDROM atau DVD, VoIP (misalnya: skype) ataupun aplikasi yang lainnya, minat belajar lebih tinggi karena media ini lebih efektif dan fleksibel, baik dari sudut pandang pendidik ataupun peserta didik itu sendiri. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa dalam penggunaan televisi dalam proses belajar mengajar, dimana peserta didik bisa melihat banyak tempat, figure, dan pelajaran- pelajaran lain didalamnya itu lebih membuat mereka tidak bosan dan lebih tertarik dengan apa yang telah mereka lihat, jadi media ini sangat membantu dan memberikan pengaruh positif terhadap minat belajar peserta didik bahkan dalam penggunaan media based learning ini banyak peserta didik yang lebih cepat mencapai kesuksesan dalam
belajar
dibandingkan
dengan
ketika
menggunakan
media
pembelajaran tradisional. Karena semakin berkembangnya teknologi semua akan berubah termasuk media pembelajaran, bahkan dalam perubahan ini pendidik dan peserta didik memerlukan suatu proses dalam mempelajari, mengaplikasi dan menerapkan media yang stylish dan fashionable ini. 5. Victor ia Oyedele, 2013, Jurnal Internasional, Using educational media and technology in teaching and learning processes: a case of trainee teachers at Africa university. Jurnal ini mengaanalisis di Universitas Afrika tingkat kedua yang telah menggunakan Educational Media dan Technology (EMT) selama proses pembelajaran dan juga meneliti cara
17
pengaplikasian peserta didik dalam media ini. Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methodology yaitu dengan questionare, interview, dan observasi. Setelah semua data terkumpulkan peneliti menghitung dengan metode kualitatif kemudian jelaskan dengan terperinci dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik manghargai peraturan dalam EMT selama proses pembelajaran, dan mempraktekkan fasilitas-fasilitas EMT sesuai fungsi dan semua fasilitas yang tidak sesuai dengan teknologi modern seperti beberapa peralatan kuno dan text book material (buku paket) tidak dipergunakan. Kemudian dari hasil perhitungan kuantitatif terdapat 66,6 % peserta didik yang setuju dan 33,6 % yang tidak setuju dalam penerapan EMT sebagai metode modern yang harus diterapkan dalam sistem pendidikan dan lebih efektif dan efisien karena pendidik menggunakan ilustrasi dan demonstrasi (pertunjukan) agar proses berbeda dan cepat diserap serta diingat olehpeserta didik. Dalam penelitian ini terdapat pula pola pengajaran dimana pendidik selalu memotivasi peserta didik agar lebih berfungsi (funtional), bermakna (meaningful)
E. Kerangka Teoritik “Bagian ini mengungkapkan teori yang akan digunakan untuk mengungkap data atau fakta yang ditemukan sesuai dengan pokok masalah
18
yang diteliti”20 yaitu berkaitan dengan Pengelolaan media pembelajaran berbasis IT pada mata pelajaran PAI. Beberapa hal yang akan peneliti sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Media Pembelajaran Berbasis IT a.
Media pembelajaran Arief S.Sadiman mengatakan bahwa: ditinjau dari proses dan kesiapan pengadaanya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media yang dimanfaatkan atau digunakan oleh guru (media by utilization) yaitu media yang sudah ada di pasaran dalam keadanaan siap pakai atau siap digunakan oleh guru (media by utilization) dan media yang sengaja didesain atau dirancang oleh guru secara khusus untuk keperluan dan tujuan pembelajaran tertentu.21 Media menurut Criticos merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.22 Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
20
Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Pedoman Penulisan Tesis Surakarta: PPs Universitas Muhammadiyah Surakarta, hlm. 11 21 Rusman, dkk., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet.1, hlm. 105 22 Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2012), Cet. 2, hlm. 4
19
sebagai
alat-alat
grafis,
photografis,
atau
elektronis
untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.23 Sedangkan pembelajaran menurut Miarso ialah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk dirinya secara positif dalam kondisi tertentu.24 Menurut Gagne dan Briggs bahwa pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar anak didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan menudukung terjadinya proses belajar anak didik yang berisifat internal.25 Media Pembelajaran menurut Gagne dan Briggs adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, visio recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.26
Menurut Daryanto media pembelajaran merupakan sarana pelantara dalam proses pembelajaran.27 Menurut Rossi dan Breidle
23
Azar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarat: PT. Raja Grafindo, 2002), Cet.3, hlm.3 Syaiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), Cet. 3, hlm. 324 25 Ibid, hlm.325 26 Azar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarat: PT.Raja Grafindo, 2002), Cet. 3, hlm. 4 27 Daryanto,Media Pembelajaran, (Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2012), Cet. 2, hlm. 4 24
20
bahwa media pembelajaran merupakan seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.28 Dari definisi di atas memberikan gambaran bagi peneliti bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara pendidik dan peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai.
b.
Teknologi Informatika (Information Tecnology) Teknologi merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan jenis penggunaan dan pengetahuan tentang alat dan keahlian, serta bagaimana ia dapat memberi pengaruh pada kemampuan manusia untuk mengendalikan dan mengubah sesuatu yang ada disekitarnya.29 Teknologi menurut Roger adalah suatu rancangan atau desainuntuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dalam mencapai hasil yang diinginkan.30 Jacques
Ellul
menyampaikan
teknologi
sebagai
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri 28
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), cet. 2, hlm. 58. 29 Jamal Ma’ruf Asmani, Tips Efektif pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia PendidikaN, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), Cet. 1, hlm.21 30 Rusman, dkk., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet.1, hlm.78
21
efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.31 Sedangkan Informasi adalah sejumlah data yang telah diolah melalui pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya dan tercapainya sesuai dengan kebutuhan.32 Teknologi Informasi (TI) merupakan sebutan lain dari teknologi komputer, yang dikhususkan untuk pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat bagi informasi.33 Kementerian Negara Riset dan Teknologi, pada tahu 2006 menyampaikan IT sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan
dengan
pengambilan,
pengumpulan
(akuisisi),
pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.34 Lucas Menyampaikan bahwa Teknologi Informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis, micro komputer, komputer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak pemroses transaksi, perangkat lunak lembar kerja (worksheet), peralatan komunikais
dan
jaringan
merupakan
contoh
dari
teknologi
Informasi.35
31
Ibid.,Cet.1. Ibid., hlm.79 33 Budi Sutedjo Dharma Oetomo, e-Education, (Yogyakarta: Andi, 2002), hlm.29 34 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 3, hlm.1 35 Rusman, dkk., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet.1, hlm. 83 32
22
Menurut wardiana teknologi informasi adalah suatu teknologi
yang
digunakan
untuk
mengolah
data,
termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan yang merupakan aspek strategis untuk pengambilan keputusan.36
c.
Media pembelajaran Berbasis IT Kalau media komputer merupakan media yang sengaja didesain sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat keras (hardware) yang difungsikan dalam menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit PC lengkap yang siap digunakan.37 Maka dapat peneliti simpulkan media pembelajaran berbasis
information
technology
atau
teknologi
informatika
merupakan media berbasis teknologi informasi yang sengaja didesain sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Contoh dari media pembelajaran tersebut
adalah
Presentasi Power Point, CD Media Ajar Berbasis HTML, Video Pembelajaran, Multimedia Pembelajaran Interaktif, seperangkat 36 37
Ibid., hlm.84 Ibid.,hlm. 105
23
komputer, internet, dan lain-lain yang berfungsi untuk melakukan proses tranmisi dalam proses pembelajaran.
2.
Pengelolaan Media Pembelajaran Berbasis IT Kegiatan pengelolaan menurut Mulyasa meliputi tiga hal yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Actuating), serta pengendalian atau evaluasi (Evaluating).38 Jadi pengelolaan media pembelajaran berbasis IT menurut peneliti adalah suatu proses kegiatan yang melalui tahap perencanaan (Planning), pelaksanaan (Actuating), serta pengendalian atau evaluasi (Evaluating) terhadap media teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran.
3.
Pengelolaan Media Pembelajaran Berbasis IT Mata Pelajaran PAI a.
Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Menurut Mulyasa, Pendidikan agama Islam adalah upaya
38
E.Mulyasa, Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet.1, hlm. 77
24
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kurukunan anatara umat beragama hingga terwujud kasatuan dan persatuan bangsa.39 Menurut Zakiyah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserya didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.40 Ahmad Tafsir, memberikan pengertian bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.41
b.
Pengelolaan Media Pembelajaran Berbasis IT Mata Pelajaran PAI Pengelolaan media pembelajaran berbasis IT mata pelajaran PAI yaitu suatu kegiatan memanfaatkan semaksimal mungkin media teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang sudah terstruktur dan melalui proses Planning, Actuating, dan Evaluating guna mencapai tujuan yang
39
Ibid.,hlm. 4 Abdul Majid, Belajar dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2012), Cet. 1, hlm. 12 41 Ibid.,hlm. 12 40
25
sudah ditentukan, baik itu kuantitas, kualitas, serta waktu, sesuai dengan tuntunan syari’at Islam yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadits.
F. Metode Penelitian 1. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.42 Selain itu, menurut Strauss dan Corbin bahwa penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistik
atau
cara-cara
lain
yang
kuantifikasi
(pengukuran).43
42
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2009), Cet. 5, hlm.1 Sugeng D. Treswanto, Trik Menulis Skripsi dan Menghadapi Presentasi Bebas Stres, (Yogjakarta: Tugu Publisher, 2010), Cet. 1, hlm.33 43
26
2.
Jenis dan Pendekatan Penelitian a.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.44 Selain itu, menurut Strauss dan Corbin bahwa penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain yang kuantifikasi (pengukuran).45
b.
Pendekatan Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan Etnografi, yaitu peneliti akan terjun langsung dilapangan untuk meneliti pengelolaan media pembelajaran berbasis IT pada kegiatan belajar mengajar PAI di SMK Al Alif Blora.
44 45
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2009), Cet. 5, hlm.1 Ibid.,hlm. 33
27
3.
Tempat dan Waktu Penelitian a.
Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di SMK Al Alif Blora.
b.
Waktu penelitian Rangkaian penelitian akan dilaksanakan sesuai jadwal berikut:
No
Jenis
Bulan / Minggu ke:
Kegiatan
April
Mei
Juni
Juli
Agt
Sept.
Okt.
Nov
Des
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1
Seminar ѵ Proposal
2
Observasi ѵ ѵ Lokasi
3
Wawan ѵ Ѵ cara
4
Observasi KBM &
ѵ ѵ ѵ
Dok. 5
Penulisan Hasil Penelitian
ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ
28
4.
Data, Sumber Data, dan Narasumber a.
Data Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresis wajah, bagan, gambar dan foto.46
b.
Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian menurut Prof.Dr.Suharsimi Arikunto adalah subjek darimana data diperoleh.47 Ada 2 jenis data berdasarkan sumbernya, yaitu: 1. Data Primer Data
primer
adalah
data
yang
diperoleh
atau
dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data primer peneliti harus mengumpulkan secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain
observasi, wawancara,
diskusi terfokus dan penyebaran kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti 46
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: CV. Alfabeta, 2012), Cet. 3, hlm. 6 47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. 12, hlm. 114
29
sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Dari dua sujenis sumber data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersumber pada subjek atau informan penelitian bisa berupa wawancara atau interview dan pengamatan langsung.
c.
Narasumber Narasumber dalam penelitian ini adalah guru PAI, siswa, kepala sekolah, waka kurikulum, dan TU.
5.
Obyek dan Subyek Penelitian Objek penelitian ini adalah SMK Al Alif Blora. Sedangkan subjek penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar PAI.
6.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh sejumlah data yang dibutuhkan. Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data yaitu observasi atau pengamatan, wawancara atau interview, dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya dalam penggunaan metode pengumpulan data tersebut dapat peneliti jelaskan sebagai berikut:
30
a.
Observasi atau Pengamatan Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.48 Menurut Arikunto obsevasi merupakan pemusatan perhatian terhadap sebuah objek dengan menggunakan semua kemampuan pancaindra.49 Kemudian menurut Poerlvanto
observasi adalah metode
atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.50 Riduan mengemukakan bahwa observasi adalah “melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan”.51 Metode pengamatan atau observasi ini peneliti gunakan untuk pelaksanaan penelitian dengan cara terjun langsung (observasi lapangan) dilokasi penelitian, agar mendapatkan data yang sesui dengan keadaan yang sebenarnya. Observasi dilakukan penulis guna memperoleh data awal dan gambaran secara umum tentang keadaan yang berkaitan dengan objek penelitian diantaranya: keadaan sekolah. 48
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: CV. Alfabeta, 2012), Cet. 3, hlm.309 49 Sugeng D. Treswanto, Trik Menulis Skripsi dan Menghadapi Presentasi Bebas Stres, (Yogjakarta: Tugu Publisher, 2010), Cet.1, hlm.32 50 Ibid. 51 Suparjan, Efektifitas Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih Peserta Didik (Studi Kasus Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Blora Tahun Pelajaran 2010/2011, skripsi), (Blora : Perpustakaan STAIM Blora, 2011),hlm.9
31
keadaan guru, keadaan peserta didik. sarana prasarana sekolah. proses belajar mengajar, dan sebagainya. Setelah peneliti mendapat data awal. selanjutnya hasil pengamatan pertama digunakan untuk menyusun hal-hal yang akan digunakan dalam penelitian selanjutnya.
b.
Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, Gambar,
atau karya-karya
monumental dari diri seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah harian (life history), biografi, peraturan, kebijakan, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berupa karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa dokumen adalah “setiap bahan tertulis ataupun film”.52 Margono menjelaskan bahwa “teknik dokumentasi yaitu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti arsiparsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hokum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian”.53
52
Ibid.,hlm.10
53
Suparjan, Efektifitas Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih Peserta Didik (Studi Kasus Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Blora Tahun Pelajaran 2010/2011, skripsi), (Blora : Perpustakaan STAIM Blora, 2011),hlm. 10
32
c.
Wawancara atau Interview Esterberg berpendapat bahwa:”a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses. resulting in communication and joint contructions of meaning about a particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.54 Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui tanya jawab dengan responden. Metode wawancara ini dalam penelitian naturalistik dilakukan oleh para peneliti dengan tujuan utama yaitu
agar mereka dapat
menginstruksi mengenai orang lain atau orang yang bersangkutan (responden) tentang kejadian kegiatan, perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian dan sebagainya.
7.
Uji Keabsahan Data Dalam uji keabsahan data, peneliti menggunakan 3 cara yaitu: a.
Credibility Uji Credibility dilakukan dengan cara sebagaimana yang disampaikan oleh Sugeng D.Triswanto sebagai berikut:55
54
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: CV. Alfabeta, 2012), Cet. 3, hlm.316 55 Sugeng D. Treswanto, Trik Menulis Skripsi dan Menghadapi Presentasi Bebas Stres, (Yogjakarta: Tugu Publisher, 2010), Cet. 1, hlm. 54-55
33
1) Semakin
lama
masa
pengamatan,
semakin
memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. 2) Pengamatan yang dilakukan secara kontinyu akan memudahkan peneliti menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan. 3) Pemeriksaan keabsahan data perlu memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. 4) Mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. 5) Menguji dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian mengaplikasikannya
untuk pada
mengecek data,
serta
analisis, dengan
dengan
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang data.
b.
Depenability (Reliabilitas) Uji Depenability atau reliatilitas dilaksanakan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.56
c.
Confirmability Uji Confirmability yaitu dengan menguji proses penelitian dan hasil penelitian.57 Dalam uji confirmability dapat dilakukan secara
56
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2009),Cet.5,hlm.131
34
bersamaan dengan uji dependability yaitu menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan.58 Dalam tahap ini bertujuan guna memperoleh kepastian data yang diterima oleh peneliti dari subyek penelitian, bisa menggunakan alat bantu berupa rekam suara atau yang lainnya.
8.
Analisis Data Bogdam menyatakan bahwa “Data analisis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts. fieldnotes. and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others” Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data. menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang lain.59 Selain itu Spradley menyatakan bahwa : “Analysis of any kind involve a way of thinking. It refers to the systematic examination of
57
Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Pedoman Penulisan Tesis (Surakarta: PPs Universitas Muhammadiyah Surakarta),hlm.21 58 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2009),Cet.5,hlm.131 59 Ibid.,hlm.88
35
something to determind its parts, the relation among parts, and the relationship to the whole. Analysis is a research for patterns” Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir. Hal itu berkaitan
dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk
menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan. Anlisis adalah untuk mencari pola.60 Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana yang disampaikan oleh Miles and Huberman sebagai berikut:61 a.
Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari berbagai sumber, meliputi wawancara, pengamatan, dokumen, gambar foto, kemudian dibaca, dipelajari,
dan
ditelaah
untuk
mendapatkan
informasi
yang
menyeluruh terhadap pelaksanaan penelitian. b.
Data Reduction (Reduksi Data) Pada saat melakukan reduksi penelitian akan membuat rangkuman dan memilih hal-hal pokok, kemudian menfokuskan halhal penting. Mencari tema dan pola dan membuang hal-hal yang tidak diperlukan.
c.
Data Display (Penyajian Data) Setelah peneliti mendapatkan data-data yang kibutuhkan dan dikumpulkan, kemudian sudah peneliti reduksi, selanjutnya
60
Ibid., hlm. 89
61
Ibid.,hlm. 92-99
36
peneliti akan menyajikan data yang berbentuk paparan-paparan yang bersifat naratif, serta berupa bagan, tabel, atau diagram. Seperti halnya yang disampaikan oleh Miles and Huberman “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.62 Display data dimaksudkan agar data yang telah direduksi, terorganisasi dan tersusun dalam pola hubungan sehingga dapat dengan mudah untuk dipahami. Melalui penyajian data tersebut peneliti akan lebih mudah untuk menentukan langkah penelitian berikutnya. d.
Conclution Drawing/Verification (Verifikasi Data) Verifikasi data merupakan kegiatan akhir dari analisis data sebelum penarikan kesimpulan. Data yang sudah terkumpul, kemudian mengalami reduksi, dan penyajian, baru setelah itu diverifikasi atau dilakukan pemeriksaan kebenaran laporan hasil penelitian selanjutnya penarikan kesimpulan dalam proses akhir analisi data.
62
Ibid.,hlm.95