BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama dalam kegiatan perekonomian negara yang tidak lepas dari pengaruh pertambahan jumlah penduduk. Perkembangan transportasi pada saat ini sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat. Salah satu sarana transportasi pada saat ini yang paling mudah didapatkan dan sering digunakan adalah angkutan umum. Departemen Perhubungan (2002) menyatakan, kebutuhan transportasi di daerah pedesaan baik dari jumlah sarana dan prasarananya maupun tingkat pelayanannya sangat berbeda dengan daerah perkotaan yang didasari oleh perbedaan jumlah pendapatan
penduduk
baik
jumlah
pendapatan
rata-rata
maupun
spektrum
pendapatannya, selain itu juga karakteristik wilayah pedesaan yang lebih didominasi oleh sektor pertanian. Angkutan umum pedesaan adalah pelayanan angkutan penumpang yang melayani trayek dari dan ke terminal tipe C dengan pelayanan lambat, tetapi jarak pelayanan tidak ditentukan. Selain itu trayeknya dilayani oleh mobil/bus umum serta prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan (Warpani, 2002). Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan memiliki permasalahan transportasi yang cukup menarik. Sebagai daerah yang sebagian penduduknya bermata-pencaharian di pertanian dan perkebunan , membutuhkan moda transportasi untuk mendistribusikan hasil-hasil daerah dan
Universitas Sumatera Utara
mobilitas sehari-hari penduduknya. Tetapi angkutan pedesaannya belum beroperasi secara efisien. Kabupaten Gayo Lues memiliki 11 (sebelas) Kecamatan dan terletak di gugusan pegunungan bukit barisan serta sebagian wilayah merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser. Kondisi geografis berupa perbukitan dengan jalan yang berkelok-kelok merupakan penyebab kesulitan transportasi. Saat ini Kabupaten Gayo Lues memiliki 4 (empat) perusahaan angkutan yang melayani perjalanan masyarakatnya. Jumlah trayek angkutan pedesaan ada 7 (tujuh) trayek, yaitu Blangkejeren-Rikit Gaib, BlangkejerenGumpang,
Blangkejeren-Sangir,
Blangkejeren-Pining,
Blangkejeren-Terangun
,
Blangkejeren-Cinta Maju dan Blangkejeren-Kuta Panjang yang dioperasikan oleh perusahaan angkutan yaitu CV. ARICO, CV. Kenyaran, CV. Robby Karya dan CV. Argalus. Biaya operasi kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan kendaraan angkutan setiap tahunnya. Dengan diketahuinya biaya pengoperasian suatu angkutan setiap tahunnya maka dapat ditentukan berapa tarif yang harus dibayarkan oleh pengguna jasa angkutan umum per penumpang. Tarif adalah biaya yang harus dibayar oleh pengguna jasa angkutan umum per satuan berat atau penumpang per km yang dinyatakan dalam rupiah (Departemen Perhubungan, 2002). Pemerintah daerah menetapkan besarnya tarif dengan menetapkan batas atas (tarif maksimum) dan batas bawah (tarif minimum) yang disesuaikan dengan besarnya biaya operasi kendaraan, sehingga diharapkan agar besarnya tarif yang akan dikenakan kepada penumpang tidak memberatkan atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memberi keuntungan wajar kepada pihak pengusaha angkutan. Penetapan tarif oleh Pemerintah Daerah terus mengalami perubahan sesuai dengan kondisi ekonomi, antara lain karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
Universitas Sumatera Utara
(BBM), inflasi dan pengaruh harga pasar. Kenaikan harga BBM misalnya, akan mengakibatkan bertambahnya biaya operasional kendaraan yang pada akhirnya akan dibebankan kepada pengguna jasa angkutan tersebut. Hal ini juga akan berdampak pada penurunan jumlah pengoperasian angkutan karena banyak pengusaha yang tidak mau berisiko untuk menanamkan modal di bidang angkutan umum. Penentuan tarif juga akan sangat berpengaruh pada besarnya Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) dari masyarakat pengguna jasanya. ATP adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa angkutan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal, sedangkan WTP adalah kesediaan masyarakat untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya (Tamin, 1999). Pemerintah yang berperan sebagai penengah antara operator/pengusaha angkutan dan masyarakat membutuhkan pembahasan yang cukup panjang dalam penentuan tarif ini. Bila mengedepankan tuntutan masyarakat pengguna jasa semata tanpa menghiraukan kepentingan operator/pengusaha angkutan adalah keputusan yang tidak bijaksana. Namun bila hanya berpihak pada kepentingan (private profit) operator/pengusaha angkutan, maka masyarakat yang akan menanggung bebannya. Atas dasar inilah penulis melakukan penelitian terhadap penentuan tarif angkutan
desa
yang
didasarkan
pada
biaya
operasional
kendaraan
dan
membandingkannya dengan tarif yang telah berlaku dilapangan serta mengevaluasi kemampuan membayar (ATP) dan persepsi (WTP) dari para penumpang sebagai pengguna jasa.
I.2 Rumusan Masalah Permasalahan mengenai tarif dan biaya operasi kendaraan sangat rumit, penyedia jasa selalu menginginkan pemberlakuan tarif setinggi mungkin dengan
Universitas Sumatera Utara
maksud mempercepat pengembalian modal. Sedangkan pengguna jasa (penumpang) selalu menghendaki tarif serendah mungkin. Dalam upaya mempertemukan kedua kepentingan ini, maka tarif jasa angkutan umum ditentukan oleh pemerintah. Untuk itu dalam penelitian ini akan dibahas permasalahan sebagai berikut: 1. Berapa besar tarif angkutan umum pedesaan berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan (BOK)? 2. Apakah besar tarif yang berlaku pada saat ini sesuai dengan hasil analisa tarif berdasarkan biaya operasional kendaraan? 3. Disisi pengusaha angkutan, apakah tarif yang berlaku sudah memadai bila ditinjau dari aspek finansial (cukup memutupi biaya operasi yang dikeluarkan)? 4. Disisi penumpang, apakah tarif yang berlaku terjangkau oleh kemampuan keuangannya?
I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui besarnya tarif angkutan desa yang berlaku sekarang di lapangan. 2. Mengevaluasi besarnya tarif angkutan desa berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dengan standar Direktorat Jendral Perhubungan Darat (SK 687/AJ.206/DRJD/2002). 3. Membandingkan
tarif
angkutan
desa
berdasarkan
standar
SK
687/AJ.206/DRJD/2002 dengan tarif pada keadaan sebenarnya di lapangan. 4. Melakukan evaluasi terhadap kemampuan
penumpang
membayar
dan
persepsinya terhadap tarif angkutan desa yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
I.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak yang terkait yaitu Pemerintah, pihak pengusaha dan operator angkutan perdesaan dalam menetapkan tarif angkutan umum berdasarkan biaya operasi kendaraan. 2. Menambah pengetahuan dalam penetapan tarif berdasarkan biaya operasi kendaraan angkutan umum.
I.5 Pembatasan Masalah Agar masalah yang dibahas dalam tulisan ini lebih terarah dan dapat mencapai sasaran yang dipaparkan, maka pembahasan evaluasinya dibatasi pada: 1. Kinerja angkutan yang ditinjau: Jumlah penumpang naik dan penumpang turun, faktor muat (load factor), waktu tempuh dan jarak tempuh 2. Harga BBM, minyak pelumas, suku cadang dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pengeluaran biaya dianggap tidak berubah selama penelitian. 3. Analisa Biaya Operasi Kendaraan menggunakan standar Direktorat Jendral Perhubungan Darat tahun 2002, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur. 4. Penelitian ini juga memperhitungkan besaran tarif dengan mempertimbangkan kemampuan membayar dari konsumen (ATP dan WTP).
I.6 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dengan ruang lingkup sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Studi literatur Yakni pengumpulan data-data yang berhubungan dengan tugas akhir ini yang bersumberkan buku-buku serta referensi lainnya sebagai pendekatan teori maupun sebagai perbandingan untuk mengkaji penelitian ini. 2. Pengumpulan Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan di lokasi studi. Yaitu data-data yang menentukan berapa jumlah rute, jumlah angkutan, jumlah penumpang dan waktu tempuh. Serta mengajukan pertanyaan (quiz) kepada pengemudi & operator meliputi parameter BOK dan kepada penumpang meliputi persepsinya terhadap kemampuan dan kesediaannya membayar tarif angkutan (ATP dan WTP). 3. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait yaitu Badan Perencanaan
dan
Pembangunan
Daerah
(Bappeda),
Dinas
Perhubungan, dan Badan Pusat Statistik (BPS) serta operator angkutan atau dari review kajian regulasi yang berlaku adalah buku Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur (SK 687/AJ.206/DRJD/2002), sebagai acuan utama. 4. Penentuan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukan sampel angkutan desa adalah Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata). Teknik ini adalah cara pengambilan sampel dengan terlebih dahulu membuat penggolongan populasi menurut ciri geografi tertentu dan dilakukan pemilihan secara acak.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini penentuan sampel terhadap angkutan desa dilakukan berdasarkan daftar Nomor Register
angkutan desa yang beroperasi pada
masing-masing trayek yang kemudian dipilih berdasarkan Tabel Random Bilangan. Untuk penentuan sampel pengguna jasa angkutan desa, dilakukan dengan cara accidental sampling yang sebelumnya dilakukan survei pendahuluan. 5. Analisa Data Analisa data yang digunakan adalah pendekatan deskriptif, didasarkan pada data-data kuantitatif yang ditinjau dari jenis biaya yang dikeluarkan angkutan perdesaan pada masing-masing trayek pelayanan dan kemudian dianalisis besarnya biaya operasional kendaraan berdasarkan teoritis dan hasil survei dengan bantuan program microsoft excel . Selanjutnya dilakukan analisis terhadap tarif yang berlaku. Kemudian juga diperhitungkan ATP (Ability To Pay) dan WTP (Willingness To Pay) dari masyarakat pengguna jasa angkuttan umum pedesaan.
I.7 Sistematika Penulisan Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang dianggap perlu. Metode dan prosedur pelaksanaannya secara garis besar adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaat, pembatasan masalah, dan metodologi penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisikan uraian berbagai literatur yang relevan terhadap penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN Berisikan deskripsi wilayah studi, prosedur kerja penelitian, uraian proses pengambilan data, pembuatan quisioner sampai proses pengolahan data. BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PEMBAHASAN Berisikan tentang perhitungan atau analisis besarnya biaya operasional kendaraan berdasarkan hasil survey yang selanjutnya dilakukan analisis terhadap tarif yang berlaku serta analisis terhadap ATP dan WTP para penumpang pengguna jasa angkutan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara