BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sastra dapat didefinisikan dalam berbagai macam definisi. Definisi sastra juga tergantung dari kultur gebundenheid atau ikatan budaya masing-masing masyarakat dan juga cara memandang terhadap dunia dan realitas dari suatu masyarakat atau individu (Dwi Susanto, 2012:1). Definisi lainnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sastra berarti bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari) (2005:1001). Menilik dari pengertian tersebut, sastra pada umumnya sangat identik dengan karya sastra berupa tulisan. Namun kini, makna dari sastra sendiri mengalami perluasan mengikuti perkembangan zaman. Karya sastra tidak lagi berupa tulisan seperti karya sastra anak, sastra remaja, sastra dewasa, francophone, drama, puisi, essai, dan lain-lain. Sastra yang lahir pada kurun waktu tertentu, pada umumnya langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat pada zaman itu (Luxemburg, 1984:28). Karya sastra yang dianggap modern dewasa ini adalah film. Film merupakan bagian dari karya sastra, karena memiliki beberapa unsur intrinsik yang dimiliki oleh drama. Unsur-unsur intrinsik tersebut adalah tema, tokoh, dan setting. Definisi film menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Lakon atau cerita gambar hidup” (2005: 316). Film yang berkembang sekarang ini memiliki banyak
1
jenis yang dikenali oleh masyarakat, yaitu film drama, komedi, misteri, serial dan lain-lain. Pengertian drama itu sendiri adalah “cerita atau kisah, terutama melibatkan konflik dan emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater” (2005:275). Salah satu film yang dapat dikatakan berhasil mengambil perhatian para pecinta film khususnya di Asia adalah film Hello Ghost (헬로우 고스트). Film Hello Ghost (헬로우 고스트) ini ditayangkan perdana secara serentak di bioskopbioskop Korea Selatan pada tanggal 22 Desember tahun 2010. 1 Film ber-genre drama komedi ini mengisahkan kisah antara seorang laki-laki yang ingin bunuh diri dan hantu-hantu. Film ini menghadirkan tokoh utama yakni Kang sang-man yang diperankan oleh Cha Thae-hyeon. Dari sekian film Korea yang telah ditonton, alasan dipilihnya film ini sebagai objek penelitian karena film ini menampilkan banyak sisi psikologis, terutama pada tokoh utama. Dari sedikit penjelasan di atas, penulis akan menggunakan pedekatan psikologi dari Henry Alexander Murray atau yang lebih dikenal dengan Teori Personologi. Menggunakan teori ini, penulis hendak menganalisis dengan mengamati dan mencermati perilaku dan tindakan, kejadian maupun peristiwa dalam cerita film yang berkaitan dengan tokoh utama dalam film Hello Ghost, Kang Sang-man.
1
www.hancinema.net/korean_movie_hello_ghost.php
2
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah yang mendasari penelitian ini adalah; a. Bagaimana kepribadian tokoh Kang Sang-man dalam film Hello Ghost (헬로우 고스트)? b. Bentuk-bentuk dinamika kepribadian apa saja yang terjadi pada tokoh
utama di dalam film Hello Ghost (헬로우 고스트)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; a. Mendeskripsikan dan menganalisis kepribadian tokoh utama dalam film Hello Ghost (헬로우 고스트). b. Mengemukakan bentuk-bentuk dinamika kepribadian tokoh utama film Hello Ghost (헬로우 고스트).
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagi berikut: a. Manfaat Teoretis Untuk membuktikan teori-teori yang dipakai dalam analisis ini dan juga menambah jumlah penelitian tentang kepribadian yang terjadi pada tokoh Kang Sang-man. b. Manfaat Praktis
3
Menambah pengetahuan pembaca mengenai karya sastra film yang mengandung unsur-unsur dinamika kepribadian di dalamnya.
1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian berupa analisis tokoh utama dalam film Hello Ghost menggunakan analisis psikologi sastra dan belum pernah ada yang meniliti terutama pada perubahan kepribadian. Meskipun demikian, penelitian dengan teori personologi Murray telah banyak dilakukan, diantaranya yaitu oleh mahasiswa jurusan Sastra Jepang (2013), Luluk Chanifatul Jannah yang berjudul “Motif Tokoh Aku Sebagai Pengajar Anak Keterbelakangan Mental dalam Cerpen Haru No Tori Karya Kunikida Doppo: Kajian Teori Personologi Henry A. Murray.” Peneliti tersebut juga melakukan penelitian terhadap tokoh di dalam cerpen, tetapi lebih menekankan pada motif yang melatarbelakangi tokoh Aku yang beperan sebagai seorang guru. Diperlukan referensi lainnya untuk menambah kajian objek karya sastra yang juga menggunakan teori personologi dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis. Penelitian lainnya, yakni skripsi mahasiswa jurusan Sastra Prancis (2009) oleh Widiana Ismawanti yang berjudul “Motif Perilaku Materialistis Tokoh Irene Dalam Film Hors de Prix: Tinjauan Personologi.” Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Luluk Chanifatul Jannah, peneliti tersebut juga melakukan objek penelitian pada tokoh di dalam film. Peneliti memfokuskan pada motif tokoh Irene terhadap perilaku materialistinya. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bagaimana teori psikologi sastra dapat menguraikan perilaku tokoh di
4
dalam film dan dapat dijadikan objek kajian yang menarik mengenai kepribadian pada manusia. Selain itu, penulis juga mencari rujuakan lainnya pada penelitian dengan objek yang sama, yakni film Hello Ghost. Penelitian dengan objek film Hello Ghost sebelumnya telah dilakukan oleh mahasiswa Bahasa Korea, Oktovanie Wulan Sari (2015). Skripsi yang berjudul “Film Hello ghost Sebagai Mimpi dan Representasi Gagasan Pengarang” ini menganalisis dinamika kepribadian dan karakter serta menganalisis mimpi sang Tokoh utama menggunakan teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas adalah penelitian ini menggunakan pendekatan personologi Murray untuk menganalisis dinamika kepribadian yang ada pada tokoh utama, sedangkan penelitian lainnya berorientasi pada motif kepribadian. Penelitian ini juga berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena penelitian ini lebih memfokuskan pada dinamika kepribadian yang terjadi pada tokoh utama. Analisis psikoanalisis dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik interpretasi.
1.6 Landasan Teori Kajian dalam skripsi ini memanfaatkan teori personolgi oleh Henry A. Murray. Henry Alexandre Murray lahir di New York pada 13 Mei 1893 (Hjelle, Larry A., Ziegler, Daniel J., 1981:153). Ia adalah ahli psikoanalisis dan psikolog akademis. Henry A. Murray pada tahun 1930 menciptakan teori yang dikenal dengan istilah “personologi”. Teori ini merupakan cabang ilmu psikologi yang
5
mempelajari kepribadian diri seseorang (individu) dengan segala kompleksitasnya dalam memahami pribadinya secara penuh dan mendalam (Hall dan Lindzey, 2005:17). Pandangan Murray mengenai kepribadian bersifat sangat holistik. Manusia harus dipahami sebagai kesatuan pribadi yang utuh. Setiap bagian dari tingkah laku manusia harus dipahami dalam hubungannya dengan fungsi lainnya; lingkungan, pengalaman masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta fungsi otaknya. Kesemuanya itu harus ditangkap secara keseluruhan agar dapat dipahami makna dari proses kepribadian seseorang. Menurut Murray (dalam Teori-Teori Holistik, 2013:41), kepribadian adalah abstraksi yang dirumuskan oleh teoritisi dan bukan semata-mata deskripsi tingkah laku orang, karena rumusan itu didasarkan pada tingkah laku yang dapat diobservasi dan faktor-faktor yang dapat disimpulkan dari observasi itu. Salah satu prinsip pokok dari kepribadian Murray adalah adanya proses psikologis yang bergantung kepada proses fisiologis. Di sini Murray sangat menekankan pentingnya menghubungkan proses dan event psikologi dengan struktur dan fungsi otak, walaupun belum dapat dipahami secara persis bagaimana menghubungkan keduanya. Bagi Murray, fenomena yang membangun kepribadian mutlak tergantung kepada fungsi sistem saraf pusat, seperti yang dikemukakannya secara ringkas: Tanpa otak, tak ada kepribadian (“No Brain, no personality”). Peran otak untuk mengontrol dan memproses semua aspek kepribadian yang eksis di otak; perasaan, kesadaran, ingatan, keyakinan, sikap, ketakutan, nilai-nilai, dan aspek-aspek lainnya, disebut regnan (Alwisol, 2004: 254).
6
Struktur kepribadian yang dikemukakan oleh Murray tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Freud. Karena Murray sendiri merupakan seorang psikoanalisis, pelopor penelitian pikiran-pikiran psikoanalitik yang berusaha menterjemahkan konsep-konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang dapat diuji. Murray banyak memberikan sumbangan
berupa temuan empirik yang
mendukung konsep dan teori psikoanalitik dan psikoterapi. Salah satu sumbangan pentingnya adalah penekanan pada konsep kebutuhan atau Needs yang sangat kompleks. Menurutnya, masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang semuanya mempunyai bobot yang setara dalam menentukan tingkah laku, sehingga motivasi tak sadar menjadi tidak terlalu penting. Berikut penjelesan Murray dalam penjabaran kepribadian:
a) Kepribadian Istilah kepribadian merupakan terjamahan dari Bahasa Inggrisnya “personality”. Secara etimoligis kata personality berasal dari Bahasa Latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Persona biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman dahulu untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Kemudian yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu, misalnya; seorang pemurung, pendiam, periang, peramah, dan sebagainya. Jadi, persona itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dari tipe manusia tertentu dengan melalui kedok yang dipakainya (Syamsu Yusuf, 2001:126).
7
Kemudian, Henry Murray juga memperkenalkan istilah proceeding untuk menunjukkan tipe kepribadian individu. Proceeding adalah hal-hal yang kita amati, dan yang kita coba menggambarkannya dengan model-model, dan menjelaskannya hal-hal yang kita coba meramalkannya, fakta-fakta dengan mana kita menguji kejituan perumusan-perumusan kita (Murray melalui Hall dan Lindzey, hlm. 2526). Henry A. Murray mengemukakan bahwa proceeding dapat digolongkan menjadi proceeding dengan sifat internal atau eksternal. Proceeding dengan sifat internal yakni, melamun, memecahkan masalah, menyusun rencana dalam keheningan, sedangkan eksternal yakni, berinteraksi dengan orang-orang atau objek-objek dalam lingkungan. Secara garis besarnya, seseorang dengan tipe kepribadian introver sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, jiwanya lebih cenderung tertutup, sulit dalam bergaul, sulit dalam berhubungan dengan orang lain dan kurang dapat menarik perhatian orang.
b) Dinamika Kepribadian Bagi Murray yang paling penting dalam memahami orang adalah keseluruhan direksionalitas (directionally) atau orientasi tujuan dari aktivitas seseorang, apakah aktivitas itu bersifat internal (dalam pikiran), atau eksternal (dalam ucapan dan tindakan fisik). Perhatiannya kepada maksud dan tujuan orang membuat teorimotivasi dari Murray menjdai sitem yang kompleks. Walaupun pada masa itu ada kecenderungan memakai konsep yang jumlahnya kecil dalam menjelaskan motivasi (misalnya Adler hanya memakai perjuangan mencapai
8
superioritas sebagai sumber motivasi), Murray justru menganggap perlu memakai konsep yang jumlahnya besar karena motivasi manusia sangat kompleks. Usahanya untuk memperoleh definisi empirik dari variabel-variabel motivasinya, menjadi pelopor dalam ranah motivasinya. Dari tiga konsep yang berhubungan dengan motivasi-konsep peredaan tegangan, konsep kebutuhan, dan konsep tekananelaborasi Murray terpusat pada konsep kedua, yakni konsep kebutuhan (Alwisol, 2004:247).
1)
Kebutuhan (Needs) Need adalah konstruk mengenai kekuatan di bagian otak yang
mengorganisir berbagai proses seperti persepsi, berfikir dan berbuat untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. Need bisa dibangkitkan oleh proses internal, tetapi lebih dirangsang oleh faktor lingkungan. Biasanya Need berhubungan dengan perasaan atau emosi khusus dan memiliki cara khusus untuk mengekspresikannya dalam mencari pemecahannya. Murray menyimpulkan ada 20 kebutuhan yang penting. Dari 20 kebutuhan itu, 19 bersifat psychogenic, yakni kebutuhan yang kepuasannya tidak berhubungan dengan proses organik tertentu, sehingga dipandang sebagai kebutuhan murni psikologikal. Namun, dalam penelitian dengan objek film Hello Ghost ini, peneliti hanya akan menggunakan empat macam kebutuhan yang muncul pada film tersebut. Hal ini dilakukan untuk membatasi penelitian yang ada dan memiliki keterkaitan dengan dinamika kepribadian.
9
TABEL 1.1 Contoh Daftar Kebutuhan-Kebutuhan Murray (dalam dalam buku Teori-Teori Holistik, 2013: 34)
NO.
Kebutuhan
Sikap memelihara
Memberi simpati dan memuaskan kebutuhankebutuhan objek yang tak berdaya: bayi atau setiap objek yang lemah, cacat, lelah, kurang pengalaman, rag-ragu, kalah, dihina, kesepian, patah hati, sakit, bingung. Membantu objek yang berada dalam bahaya. Memberi makanan, membantu, menyokong, menghibur, melindungi, menyenangkan, merawat, menyembuhkan.
Pertolongan dalam kesusahan
Memuaskan kebutuhan-kebutuhan dengan bantuan simpatik dari objek yang dikenal. Dirawat, disokong, didukung, dikelilingi, dilindungi, dicintai, dinasihati, dibimbing, dimanjakan, diampuni, dihibur. Menempel pada seseorang penlindung setia. Selalu memiliki seseorang pendukung.
Mengimbangi
Menguasai atau memperbaiki kegagalan dengan berjuang lagi. Menghilangkan pelecehan dengan memulai lagi tindakan. Mengatasi kelemahan, menekan perasaan takut. Mengembalikan nama baik dengan tindakan. Mencari rintangantintangan dan kesulitan-kesulitan untuk diatasi. Mempertahankan harga diri dan kebanggaan pada taraf yang tinggi.
Afiliasi
Mendekatkan diri, bekerjasama atau membalas ajakan orang lain yang bersekutu (orang lain yang menyerupai atau menyukai subjek). Membuat senang dan mencari afeksi dari objek yang disukai. Patuh dan tetap setia kepada seorang kawan.
1.
2.
3.
4.
Definisi Singkat
10
2) Tekanan Pada konsep tekanan, digambarkan berupa faktor-faktor penentu kepribadian yang efektif dan penting dalam lingkungan. Dalam arti sederhana, tekanan adalah suatu sifat atau atribut dari suatu objek lingkungan atau orang yang memudahkan atau menghalangi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan tertentu. Dan dengan menggambarkan lingkungan sebagai tekanan, punulis dapat menggali dan menggolongkan bagian-bagian penting dari dunia tempat individu itu hidup. Selain itu, penjabaran mengenai tekanan tidak hanya akan memberikan penggambaran tentang motif-motif atau kecenderungan-kecenderungannya, tetapi juga
gambaran
terhadap
individu
bagaiman
cara
ia
melihat
dan
menginterprestasikan lingkungannya (Murray melalui Hall dan Lindzey, 2005: 41). Murray berpendapat bahwa berbagai tekanan terpenting biasa berupa tekanan yang dialami selama masa kanak-kanak. Ragam tekanan pada masa kanakkanak mudah dikenali dan diklarifikasi karena variasi pengalaman yang masih sempit. Murray juga telah mengembangkan berbagai daftar tekanan untuk berbagai tujuan. Ia membuat daftar pengklasifikasian tekanan untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa atau pengaruh-pengaruh penting selama masa kanak-kanak. Berikut daftar tekanan yang digunakan dalam penelitian kali ini (Murray melalui Hall dan Lindzey, 2005: 42): 1. Tidak ada dukungan keluarga 2. Bahaya atau kemalangan 3. Pengasuhan
11
4. Cemoohan
1.7 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif yang bersifat menjelaskan dan menggambarkan. Data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angka (Semi, 1993:24). Sebagaimana dalam penelitian ini akan diuraikan faktor-faktor pendukung aktualisasi diri tokoh Kang Sang-man dan bentuk pencapaian dari aktualisasi dirinya melalui potongan dialog, ekspresi, dan konflik yang terjadi antara Sang-man dengan hantu-hantu. Tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga langkah yakni pengumpulan data, penyajian data, dan analisis data. Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menonton objek material film berjudul Hello Ghost yang didapatkan secara kolektif dan mengumpulkan data dengan cara melihat pencapaian aktualisasi diri tokoh utama Sang-man melalui ekspresi, dialog, adegan, dan konflik yang terjadi antara tokoh Sang-man dengan tokoh para hantu.
1.7.1 Metode Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini menggunkan beberapa tahapan. Tahap pertama, penentuan objek material dan objek formal penulisan. Dalam hal ini, objek meterial adalah film yang berjudul Hello Ghost, sedangkan objek formal penelitian adalah teori personologi Henry A. Murray. Kedua, penulis menonton film secara mendalam, berulang-ulang dan menyeluruh
12
sehingga memperoleh pemahaman terhadap film secara keseluruhan. Setelah menonton film secara berulang-ulang dan memahami film, tahap ketiga adalah menentukan permasalahan penelitian dan memfokuskan pada permasalahan yang menarik untuk dianalasis. Keempat, pengumpulan data dan bahan kepustakaan yang berkaitan dengan objek penelitian termasuk seleksi data dengan cara mengelompokkan berbagai data yang telah diperoleh.
1.7.2 Metode Analisis Data Data-data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan teknik analisis sosiologi sastra. Secara umum, penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap untuk memudahkan proses penelitian, mulai dari pengumpulan data hingga penyajian data dalam bentuk laporan penelitian. Tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut; a. Setelah dilakukan pemilihan dan penentuan objek material sebagai bagian dari proses pengumpulan data, langkah yang dilakukan selanjutnya ialah menonton dan melakuakan pengamatan film Hello Ghost secara menyeluruh dan berulang-ulang. Kemudian, dari pengamatan
tersebut
dilakukan
pengelompokkan
dan
pengidentifikasian data berupa potongan-potongan dialog dan adegan yang menunjukkan tipe kepribadian dari tokoh utama film Hello Ghost. b. Lalu, dari potongan-potongan adegan yang telah dikelompokkan dan diidentifikasi, penulis melakukan tahapan penerjemahan dialog percakapan film ke dalam Bahasa Indonesia. Dalam tahapan ini dimulai
13
dengan mencari arti tiap kosakata melalui kamus cetak dan kamus elektronik. Setelah penerjemahan selesai, dilakukan pembacaan berulang-ulang terjemahan dialog percakapan tersebut secara cermat untuk mengetahui tidak ada kesalahan atau pergeseran makna penerjemahan dari bahasa sumber ke dalam Bahasa Indonesia. c. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data dengan teknik analisis Personologi Murray, yakni dengan mengambil gambar adegan dan dialog percakapan yang terkandung dalam film. Dari analisis ini akan diketahui faktor-faktor penyebab dan bentuk-bentuk dinamika kepriabdian pada tokoh utama film Hello Ghost. d. Merumuskan laporan penelitian.
1.8 Sistematika Penyajian Data Sistematika penyajian penulisan ini dibagi dalam urutan penyusunan sebagai berikut: Bab I pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Landasan teori berisi teori yang digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan teori Personologi milik Henry A. Murray untuk menganalisis kepribadian tokoh utama film Hello Ghost (헬로우 고스트). Bab II pembahasan, berisi pembahasan mengenai kepribadian dari tokoh film Hello Ghost.
14
Bab III pembahasan, berisi pembahasan mengenai faktor-faktor penyebab dan betuk-bentuk dinamika kepribadian tokoh Kang Sang-man yang terdapat pada film Hello Ghost (헬로우 고스트). Kemudian pada Bab IV berisi kesimpulan dari pembahasan yang dihasilkan di dalam analisis bab II dan bab III. Di bagian akhir, peneliti mencantumkan Daftar Pustaka yang berisikan berisi judul-judul buku, tulisan-tulisan dan sumber internet yang menunjang penelitian. Lampiran berupa data pendukung seperti potongan-potongan gambar dari film Hello Ghost yang menurut kategori bentuk perubahan kepribadian tokoh utama dalam film Hello Ghost. Selain itu, disajikan pula lampiran–lampiran pendukung yang berisi ringkasan isi skripsi dalam bahasa Korea (요약) dan bahasa Inggris.
15