BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang
dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas fisik menyebabkan terjadinya perubahan parameter fisiologis tubuh manusia seperti konsumsi oksigen, denyut jantung, suhu tubuh, dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh. Olahraga merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Olahraga adalah aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur, dikerjakan secara berulang, dan bertujuan memperbaiki atau menjaga kebugaran fisik. Olahraga merupakan hal penting yang harus dilakukan secara bertahap berkesinambungan. Olahraga memiliki banyak manfaat untuk tubuh manusia. Seperti yang telah diketahui, olahraga dapat membuat tubuh bugar dan stamina selalu terjaga. Selain itu olahraga dapat membakar lemak dalam tubuh (Fatmah, 2011). Aktivitas fisik berpotensi meningkatkan frekuensi denyut nadi apabila beban aktivitas ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena semakin meningkat aktivitas fisik maka semakin tinggi peningkatan aliran darah untuk mensuplai zat makanan dan oksigen ke jaringan otot yang aktif sehingga jantung berkontraksi lebih cepat dan kuat. Peningkatan tersebut akan menyebabkan peningkatan frekuensi denyut nadi (Ganong, 2008).
1
2
Tanpa disadari setelah melakukan olahraga apapun dalam waktu yang lama, tubuh kehilangan banyak cairan, yang membuat merasa kehausan dan pada akhirnya dehidrasi. Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh karena pengeluaran keringat tanpa diganti dengan cairan yang masuk (Hamidin, 2010). Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang, dan menjalankan fungsinya. Keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan menurunkan volume plasma. Sebaliknya, peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan meningkatkan volume plasma. Pengaturan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka panjang. Seperti halnya keseimbangan air, keseimbangan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama dengan keluarannya. Permasalahannya adalah seseorang hampir tidak pernah memperhatikan jumlah garam yang ia konsumsi sehingga tidak sesuai dengan kebutuhannya. Tetapi, seseorang mengkonsumsi garam sesuai dengan seleranya dan cenderung lebih dari kebutuhan. Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urin untuk
3
mempertahankan keseimbangan garam. Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan merangsang osmoreseptor di hypothalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hipotalamus yang mensintesis vasopresin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. Ikatan vasopressin dengan resptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di membrane bagian apeks duktus koligen. Pembentukan aquaporin ini memungkinkan terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urin yang terbentuk di duktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetap dapat dipertahankan. Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypothalamus akibat peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypothalamus sehingga terbentuk perilaku untuk mengatasi haus, dan cairan di dalam tubuh kembali normal. Konsumsi cairan merupakan salah satu solusi yang dapat diberikan kepada tubuh untuk menghilangkan kehausan. Cairan yang dibutuhkan tubuh berupa air dan elektrolit (Anonim, 2015). Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari cairan. Air dan elektrolit yang terkandung di dalam cairan tubuh sangat diperlukan untuk efektivitas saraf dan otot. Aktivitas fisik yang berat mengakibatkan terjadinya penumpukan asam laktat dan meningkatnya cairan tubuh yang keluar melalui keringat. Cairan penting dalam memelihara keseimbangan serta proses metabolisme tubuh. Bila asupan cairan ke dalam tubuh lebih sedikit dibandingkan dengan pengeluaran, maka tubuh akan mengalami ganggunan atau dehidrasi (Hamidin, 2010).
4
Air dengan rumus kimianya H2O mengandung satu atom oksigen dan dua atom hydrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Dalam sebuah molekul air dua buah atom hidrogen yang bermuatan listrik positif berikatan dengan sebuah atom oksigen yang bermuatan listrik negatif melalui dua ikatan kovalen, yang masingmasing mempunyai energi sebesar 110,2 kkal per mol. Ikatan kovalen tersebut merupakan dasar bagi sifat air yang penting, misalnya kebolehan air sebagai pelarut. Air merupakan cairan dengan temperatur dan tekanan standar, dimana 71% nya berada di permukaan bumi (Anonim, 2008). Air merupakan komponen yang paling penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Tubuh manusia terdiri dari 65% air atau sekitar 47 liter untuk orang dewasa. Setiap hari sekitar 2,5 liter harus diganti dengan air yang baru. Diperkirakan dari sejumlah air yang harus diganti tersebut 1,5 liter berasal dari air minum dan sekitar 1,0 liter berasal dari bahan makanan yang dikonsumsi (Anonim, 2015). Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit. Kandungan mayor dari elektrolit berupa natrium (Na+), kalium (K+), klorida (Cl-), dan bikarbonat (HCO3-) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh (Anonim, 2015) Berdasarkan fakta-fakta tersebut, penulis melihat pentingnya menganalisis pemberian air mineral ataupun elektrolit setelah melakukan olahraga. Diantara kedua cairan tersebut, mana yang lebih cenderung harus diberikan setelah melakukan kebugaran fisik. Mengingat penelitian berkaitan dengan pemberian cairan sebelum
5
dan sesudah melakukan kebugaran fisik belum banyak dilakukan di Indonesia, penulis berencana mengangkat tema ini untuk diteliti lebih lanjut. Dengan demikian, diharapkan hasil penelitian dapat menjadi dasar intervensi untuk pemberian cairan yang berkualitas. 1.2
Rumusan Masalah 1. Apakah pemberian cairan elekrolit 500 mL sebelum latihan fisik dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum selama 30 menit dapat menurunkan tekanan darah latihan? 2. Apakah pemberian cairan elekrolit 500 mL sebelum latihan fisik dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum selama 30 menit dapat menurunkan frekuensi denyut nadi latihan? 3. Apakah pemberian cairan elekrolit 500 mL sebelum latihan fisik dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum selama 30 menit dapat menurunkan suhu tubuh latihan?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Membuat sebuah penelitian yang dapat dijadikan referensi atau sumber data bagi penelitian yang mengambil topik serupa. 1.3.2
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pemberian cairan elekrolit 500 mL sebelum latihan fisik dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum selama 30 menit dapat menurunkan tekanan darah latihan.
6
2. Untuk mengetahui pemberian cairan elekrolit 500 mL sebelum latihan fisik dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum selama 30 menit dapat menurunkan frekuensi denyut nadi latihan. 3. Untuk mengatahui pemberian cairan elekrolit 500 mL sebelum latihan fisik dengan intensitas 70% denyut nadi maksimum selama 30 menit dapat menurunkan suhu tubuh latihan. 1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis / Teoritis Sebagai referensi atau sumber data yang dapat dijadikan dasar atau acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan dengan topik serupa. 1.4.2
Manfaat Praktis Memberikan pengetahuan terhadap masyarakat tentang dampak pemberian air mineral dibandingkan dengan cairan elektrolit sebelum dan sesudah melakukan latihan fisik.