BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan dalam industri. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat. Pada dasarnya masyarakat luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerja keuangan. Dalam mengukur kinerja keuangan, dapat menggunakan rasio keuangan. Kinerja perusahaan pada akhir periode dievaluasi untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Proses evaluasi memerlukan standar tertentu sebagai dasar perbandingan. Standar yang digunakan dapat bersifat internal atau eksternal. Standar internal pada umumnya mengacu pada perbandingan kinerja perusahaan saat ini dengan periode sebelumnya. Standar eksternal mengacu pada perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam satu industri. Analisis kinerja keuangan perusahaan individual dengan menggunakan pendekatan industri relevan dalam persaingan industri, karena kinerja perusahaan tidak hanya dipengaruhi kegiatan internalnya tapi juga dipengaruhi faktor eksternal. Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya dalam
1
2
persaingan industri dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang bersangkutan. Salah satu indikator penting dalam persaingan industri adalah daya tarik bisnis (business attractiveness). Indikator daya tarik tersebut dapat diukur dari profitabilitas industri. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Investor dan kreditor berkepentingan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba saat ini maupun di masa yang akan datang. Semakin tinggi rasio ini akan menarik pendatang baru untuk masuk dalam industri (Woelfel,1995). Indikator lain dalam persaingan industri adalah posisi relatif perusahaan dalam persaingan industri. Indikator posisi perusahaan dalam persaingan industri dapat diukur dari pangsa pasar (Market Share). Semakin tinggi pangsa pasar mencerminkan kekuatan perusahaan dalam persaingan pasar. Semakin besar pangsa pasar atau semakin tinggi penjualan relatif perusahaan dalam industri berarti semakin tinggi penerimaan perusahaan yang merupakan komponen penting dalam perhitungan laba. Dalam persaingan industri, hal penting yang perlu diperhatikan adalah tingkat hambatan keluar masuk industri (barrier to entry). Rasio intensitas modal digunakan sebagai indikator barrier to entry. Semakin tinggi rasio ini menjadi semakin tidak menarik bagi pendatang baru untuk masuk industri karena dibutuhkan lebih banyak asset untuk menghasilkan setiap unit penjualan. Rasio yang digunakan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan adalah rasio leverage keuangan. Rasio ini berimplikasi dalam pengukuran risiko
3
finansial perusahaan. Kreditor akan melihat modal sendiri perusahaan, atau dana yang disediakan pemilik untuk menentukan besarnya margin pengaman (margin of safety). Jika pemilik menyediakan dana sebagian kecil dari seluruh pembiayaan, maka resiko perusahaan ditanggung oleh para kreditor. Dana yang berasal dari hutang, pemilik memperoleh manfaat mempertahankan kendali perusahaan dengan investasi yang terbatas. Jika perusahaan memperoleh hasil yang lebih besar dari dana yang dipinjam dari pada yang harus dibayar sebagai bunga, maka hasil pengembalian untuk para pemilik akan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik meneliliti “PENGARUH PANGSA PASAR, RASIO LEVERAGE, DAN INTENSITAS MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO-PUBLIC DI INDONESIA”.
B. Rumusan Masalah Masalah utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pangsa pasar, rasio leverage keuangan, rasio intensitas modal berpengaruh terhadap ROA perusahaan. 2. Apakah pangsa pasar, rasio leverage keuangan, rasio intensitas modal berpengaruh terhadap ROE perusahaan
4
C. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman (Food and Beverage) karena industri tersebut bergerak di consumer goods. Sektor ini tahan terhadap krisis ekonomi bahkan masih bisa tumbuh pada saat krisis terjadi. 2. Rasio keuangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas (ROA & ROE), pangsa pasar, rasio leverage (DTA & DER) dan rasio intensitas modal. 3. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan dari tahun 1999 – 2003. 4. Perhitungan pangsa pasar berdasarkan pada volume penjualan pada perusahaan manufaktur yang listing di BEJ saja.
D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Memberikan bukti empiris apakah pangsa pasar, rasio leverage keuangan, rasio intensitas modal berpengaruh terhadap ROA perusahaan. 2. Memberikan bukti empiris apakah pangsa pasar, rasio leverage keuangan, rasio intensitas modal berpengaruh terhadap ROE perusahaan.
5
E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian atau kegunaan penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah: a. Bagi emiten. Yaitu untuk memberikan bahan pertimbangan kepada perusahaan untuk melakukan kebijakan keuangan berdasarkan analisis kinerja keuangan. b. Bagi akademisi Yaitu untuk menambah pengetahuan teoritis dan praktis bagaimana menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan melalui rasio keuangan. c. Bagi pembaca lainnya. Yaitu untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan yang terdiri dari analisis rasio keuangan.
F. Tinjauan Literatur dan Hipotesis. Semakin besar pangsa pasar atau semakin tinggi penjualan dalam industri kemungkinan akan semakin tinggi penerimaan perusahaan., dengan biaya yang relatif tetap maka keuntungan perusahaan semakin tinggi. Keuntungan perusahaan yang semakin tinggi akan menyebabkan ROA semakin tinggi.
6
Secara teori pengaruh leverage terhadap ROA dapat bersifat positif dan negatif. Teori yang menyatakan bahwa
rasio leverage berpengaruh positif
terhadap ROA didasarkan pada argumentasi bahwa penggunaan hutang akan mengurangi laba yang terkena pajak, sehingga dipandang lebih menguntungkan perusahaan karena terdapat penghematan pajak. Argumentasi teori tersebut mengacu pada teori Mondigliani dan Miller (MM) dengan mempertimbangkan pajak perusahaan. Pada sisi lain, Trade – off theory (Brigham dan Gapensky, 1999) berargumentasi bahwa penggunaan hutang yang terlalu tinggi membawa implikasi pada risiko technical insolvency. Semakin tinggi penggunaan hutang menyebabkan manfaat penghematan pajak yang diperoleh dari hutang menjadi berkurang,
sebaliknya
financial
distress
perusahaan
justru
meningkat.
Argumentasi teori bahwa rasio leverage berpengaruh negatif terhadap ROA konsisten dengan penelitian Cyrillius Martono (2002) dan Beard and Dess (1979), yang membuktikan bahwa rasio leverage berpengaruh negative terhadap ROA perusahaan. Intensitas modal menunjukkan efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya untuk menghasilkan setiap unit penjualan. Cyrillius Martono (2002) menemukan bahwa rasio intensitas modal berpengaruh negatif terhadap ROA perusahaan. Hasil ini konsisten dengan teori bahwa intensitas modal mencerminkan hambatan masuk industri sehingga pendatang baru enggan masuk industri karena untuk masuk ke industri tersebut diperlukan modal yang besar sehingga industri tersebut tidak menarik. Perusahaan yang memiliki intensitas
7
modal tinggi cenderung tidak efisien karena membutuhkan aktiva lebih besar untuk menghasilkan setiap unit penjualan. Berdasar argumentasi di atas serta penelitian Cyrillius Martono (2002) dan Beard and Dess (1979), maka disusun hipotesis penelitian: H1: Pangsa pasar, rasio leverage keuangan dan rasio intensitas modal berpengaruh terhadap ROA perusahaan manufaktur yang go-public di Indonesia. Pengeluaran yang lebih besar untuk pemasaran akan membutuhkan biaya yang relatif besar. Peningkatan aktiva atau ekuitas yang diimbangi dengan tingkat penjualan yang memadai cenderung menguntungkan bagi perusahaan, jadi pihak manajemen sebaiknya lebih memfokuskan pada tingkat penjualan secara bertahap seiring dengan peningkatan assets. Gale (1972) membuktikan bahwa rasio leverage berpengaruh dan signifikan terhadap ROE perusahaan. Cyrillius Martono (2002) membuktikan bahwa rasio intensitas modal berpengaruh negative terhadap ROE perusahaan. Hasil ini konsisten dengan teori bahwa semakin kecil aktiva yang dibutuhkan untuk menghasilkan penjualan berarti semakin efisien operasi perusahaan. Berdasar penelitian Gale (1972) dan Cyrillius Martono (2002) maka disusun hipotesis penelitian: H2: Pangsa pasar, rasio leverage keuangan dan rasio intensitas modal berpengaruh terhadap ROE perusahaan manufaktur yang go-public di Indonesia.
8
G. Metode Penelitian 1. Data dan Pemilihan Sampel Perusahaan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang go-public yang terdaftar di BEJ. Pemilihan sampel pada perusahaan manufaktur dan yang telah terdaftar di BEJ berdasarkan dari beberapa alasan. Pertama, ketersediaan laporan keuangan hasil audit. Kedua, penggunaan hanya pada satu kelompok untuk menghindari perbedaan karakteristik antara perusahaan manufaktur dan bukan manufaktur, dengan kata lain mendasarkan pertimbangan pada homogenitas dalam penghasilan pendapatan utama (Revenue-Producing Activities). 2. Metode Pengambilan Sampel Pemilihan sampel ditentukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria yang di gunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: a) Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangannya secara kontinyu selama tahun 1999-2003. b) Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di industri makanan dan minuman (Food and Beverage) karena industri tersebut bergerak di consumer goods. Sektor ini tahan terhadap krisis ekonomi bahkan masih bisa tumbuh saat krisis terjadi.
9
Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 20 perusahaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel. Perusahaan yang terpilih sebagai sampel di sajikan dalam tabel 1.1 Tabel 1.1 Sampel perusahaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Perusahaan PT Ades Alfindo PutraSetia, Tbk PT Aqua Golden Missisippi, Tbk PT Asia Intiselera, Tbk PT Cahaya Kalbar, Tbk PT Davomas Abadi, Tbk PT Delta Djakarta, Tbk PT Fast Food Indonesia, Tbk PT Indofood Sukses Makmur, Tbk PT Mayora Indah, Tbk PT Multi Bintang Indonesia, Tbk PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk PT Putra Sejahtera Pioneerindo (CFC), Tbk PT Sari Husada, Tbk PT Sekar Laut, Tbk PT Siantar Top, Tbk PT Sierad Produce, Tbk PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Corporation, Tbk PT Suba Indah, Tbk PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk
17 18 19 20 ( Sumber: Indonesian Capital Market Directory)
3. Metode Analisis Data Metode analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan panel data. Alasan penulis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan panel data adalah karena data yang akan diolah bersifat time series dan cross section. Untuk mengolahnya akan digunakan program Eviews 3.0. Variabel dependennya (Y) adalah
10
Profitabilitas
perusahaan
(ROA
dan
ROE),
sedangkan
variabel
independennya adalah rasio leverage, rasio intensitas modal dan pangsa pasar yang dihitung menggunakan data yang tersedia dalam laporan keuangan yang di publikasikan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. a) Model analisis untuk permasalahan pertama dirumuskan sebagai berikut (Gujarati, 1995):
Y1pt = β1X1it + β2 X2it + β3 X3it + e Keterangan: Y 1 pt
= ROA perusahaan ke i periode t
X 1it
= Pangsa pasar pada perusahaan ke i periode t
X 2it
= Rasio leverage keuangan dari perusahaan ke i relatif terhadap industri,
X 3it
periode t
= Rasio intensitas modal dari perusahaaan ke i relatif terhadap industri, periode t.
e
= Error term
β
= Koefisien regresi masing-masing variabel
Kriteria Keputusan: H 1 terbukti, bila t hitung > t tabel b) Model analisis untuk permasalahan kedua dirumuskan sebagai berikut:
Y2 pt =α1X1it +α2 X2it +α3 X3it + e
11
Keterangan: Y 2 pt
= ROE perusahaan ke i periode t.
X 1it
= Pangsa pasar pada perusahaan ke i periode t.
X 2it
= Rasio leverage keuangan dari perusahaan ke i terhadap industri pada periode t.
X 3it
= Rasio intensitas modal dari perusahaan ke i relatif terhadap industri, periode t.
e
= Error Term
α
= Koefisien regresi masing-masing variabel
Kriteria Keputusan: H 2 terbukti, bila t hitung > t tabel c) Uji F Uji F di gunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. F hitung > F tabel berarti ada pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Gujarati,1995). d) Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu model regresi
memenuhi
Kriteria
BLUE
(Best
Linier
Unbiased
Estimator). Suatu model regresi dikatakan memenuhi kriteria BLUE, bila memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut:
12
1. Multikolinieritas Multikolinieritas
terjadi
bila
antara
variabel
independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Salah satu metode untuk mengetahui apakah dalam model
terdapat
multikolinieritas
adalah
dengan
menggunakan kaidah Klein (Klein’s rule of tumb). Berdasarkan kaidah Klein, multikoliniearitas akan menjadi masalah yang mengganggu apabila r² dalam regresi antar variabel independen lebih besar dari pada R² regresi utama (Gujarati,1995:337). Hipotesis: Ho = terdapat multikoliniearitas jika R² < r ² Ha = tidak terdapat multikoloniearitas jika R² >r ² 2. Heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
adalah
varians
variabel
independen konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji White yaitu jika terdapat model regresi Y i = α 1 + α 2 x1 + u1 dan transformasinya menjadi In Y 1 = β 1 + β 2
in
x1 + u1
sehingga kemungkianan varian menjadi semakin kecil dan
13
ada kemungkinan homokedastisitas. Nilai observasi RSquared statistik dijadikan acuan untuk menolak atau tidak dapat menolak hipotesis nol (ada autokorelasi). Jika probabiliatas dari observasi R-Squared lebih besar dari alpha (α = 0,05) maka hipotesis dalam model regresi tidak terdapat heterokedastisitas. Apabila dalam pengujian ini terdapat masalah heterokedastisitas maka model persamaan atau asumsi yang digunakan perlu dilakukan penyesuaian atau perubahan (Gujarati,1995). 3. Autokorelasi Sumodiningrat
(1994)
Autokorelasi
adalah
hubungan (korelasi) yang terjadi diantara anggota-anggota dari
serangkaian
pengamatan
yang
tersusun
dalam
rangkaian waktu (seperti pada data runtun waktu atau time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang waktu atau cross sectional data). Salah satu jenis pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi telah dikembangkan oleh J Durbin dan G Watson tahun 1951. Pengujian ini sebagai statistik Durbin Watson yang dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor-faktor gangguan berurutan (Gujarati,1995).
14
t=N
Rumus: d =
∑ (et − et )
2
−1
t =2
t=N
∑ et
2
t =2
Gambar 1.1 Statistik d Durbin Watson
A
E
C B 0
dl
D du
2
Keterangan: A = Ada autokorelasi positif B = Tanpa keputusan C = Tidak ada autokorelasi D = Ada autokorelasi negatif E = Tidak ada autokorelasi positif
4-du
4-dl
4
15
H. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan laporan penelitian ini di bagi menjadi lima bagian, yang terdiri dari: BAB I.
PENDAHULUAN Meliputi latar belakang, perumusan masalah, manfaat penilitian, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II.
LANDASAN TEORI Kajian literature, Meliputi landasan teori mengenai laporan keuangan, rasio keuangan, teori mengenai alat analisis yang di gunakan dalam penelitian ini.
BAB III.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Meliputi gambaran umum dari perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian.
BAB IV.
ANALISIS DATA Meliputi pengujian hasil penelitian secara lengkap dan pembahasan
berupa
penjelasan
teoritik
baik
kualitatif,kuantitatif dan sistematis. BAB V.
SIMPULAN DAN SARAN Meliputi kesimpulan dan saran hasil penelitian.
secara