BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Proyek merupakan kegiatan khusus, yang berbeda dengan kegiatan
operasional. Proyek memiliki ciri multi kegiatan, tingkat resiko yang tinggi, jadwal yang terbatas serta perubahan kondisi yang begitu cepat. Proyek pada umumnya memiliki batas waktu dan sumberdaya yang meliputi bahan, peralatan, dan tenaga kerja. Keterbatasan dari sumber daya tersebut dapat mengakibatkan keterlambatan waktu penyelesaian proyek. Efektif tidaknya pelaksanaan suatu proyek telah ditentukan melalui kriteria yang meliputi: (1) kesesuaian besar biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan anggaran yang tersedia; (2) kesesuaian waktu penyelesaian proyek dibandingkan dengan jadwal yang telah ditetapkan; dan (3) kesesuaian kinerja yang diukur melalui mutu pekerjaan dibandingkan dengan spesifikasi proyek yang telah ditetapkan. Hal ini dikenal dengan triple constraint. Biaya, jadwal dan mutu tersebut secara teknis merupakan parameter keberhasilan dari kegiatan proyek. Menghadapi hal tersebut, langkah yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya adalah berupaya melakukan efektivitas dan peningkatan efisiensi sumberdaya. Peningkatan tersebut berupa pengelolaan sumber daya yang terbatas. Hal inidapat dicapai jika pengelolaan proyek tersebut dilakukan dengan baik. Penerapan manajemen yang baik tersebut tentunya dengan menggunakan prinsip -prinsip manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan
hal
tersebut
maka
penggunaan
prinsip
manajemen
yangdimulai dari perencanaan hingga pengawasa n, harus dilakukan agar dicapai hasil yang maksimal dari sumber daya tersebut. Dalam hal ini diperlukan pengawasan lebih intensif sejak perencanaan, pelaksanaan, sampai penutupan proyek. Maka dengan demikian, perusahaan dituntut untuk bereaksi cepat dalam mengantisipasi penyimpangan. Menurut Soeharto (2001) penggunaan prinsip manajemenyang telah berhasil mengelola kegiatan operasional rutin dengan lingkungan yang relatif stabil, dirasakan kurang mampu atau tidak cukup dalam mengelola suatu kegiatan proyek yang penuh dengan dinamika dan perubahan cepat, sehingga hasilnya pun tidak optimal. Menurut Stelth dan Roy (2009) perencanaan proyek dimulai dengan menyusun jadwal kerja, ketika perancanaan waktu tidak akurat maka aktivitas proyek akan menghabiskan banyak uang dan hal tersebut akan mengurangi profit dan revenue bagi kontraktor dan owner. Perencanaan sumber daya baik sumber daya manusia dan bukan manusia akan berpengaruh besar terhadap tingkat akurasi jadwal dan biaya untuk menentukan keefektifan
penggunaa n keterbatasan sumber daya. Meskipun
estimator sangat berpengalaman dalam menyusun rencana tersebut, ekskalasi (penyimpangan) pasti akan tetap ada, hal tersebut menuntut reaksi cepat manajemen perusahaan mengatasi agar jumlah ekskalasi tidak terlalu jauh d ari rencana. Percepatan bisa dilakukan dengan cara menambah jam kerja lembur, menambah jumlah tenaga kerja, menambah sub kontraktor, dan lainnya. Jika percepatan dilakukan pada kegiatan proyek, pihak manajemen dituntut harus mampu menemukan hubungan jadw al, biaya dan keterbatasan sumber daya
Universitas Sumatera Utara
dengan hasil yang optimal. Artinya percepatan bukan hanya fokus pada pengurangan durasi kerja normal saja, tetapi pengurangan durasi normal tersebut harus melihat berapa banyak biaya yang akan bertambah ketika percepa tan tersebut dilakukan, karena baik keterlambatan kerja maupun percepatan kerja akan meningkatkan biaya proyek. Baik buruknya kinerja proyek dapat diukur dari indikator kinerjabiaya, mutu, waktu serta keselamatan kerja. Hal ini dapat dicapai dengan merencanakan secara cermat, teliti, dan terpadu seluruh alokasi sumberdaya manusia, peralatan, material sertabiaya yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan (Husen, 2009). Keterlambatan dalam menyelesaikan kegiatan proyek secara langsung akan mengakibatkan kenaikan total biaya dari yang seharusnya. PT Inkoprima Utamajaya merupakan perusahaan jasa kontraktor yang diberikan oleh owner kewenangan untuk membangun sebuah pabrik garmen dengan nama PT Pan Pacific Nesia. Aktivitas kegiatan pembangunan PT Pan Pasific Nesia meliputi 10 kegiatan besar yang terdiridari: mobilization, site preparation, factory building work, canteen building work, mess building work, genset building work, guard house building work , electrical work, mechanical work, dan infrastructure work. Pembangunan pabrik garmen tersebut bernilai Rp20.500.000.000 diluar pajak sebesar 10% dengan durasi proyek berdasarkan kontrak kerja, mulai 15 April 2008 sampai dengan 30 Oktober 2008 atau lamanya 5 bulan dengan durasi normal 886 hari, anggaran biayasebe sar Rp. 17.337.340.652. Tiap keterlambatan dalam penyelesaian proyek dikenakan biaya pinalti sebesar0,3% per hari dan maksimum 30% dari total nilai kontrak.
Universitas Sumatera Utara
Pada
kenyataannya,
pelaksanaan
kegiatan
proyek
mengalami
keterlambatan. Pada bulan Oktober 2008 pek erjaan proyek baru mencapai 70%, yang semula dijadwalkan selesai pada bulan Oktober 2008 mundur hingga Desember 2008 (Lampiran 1). Akibat keterlambatan jadwal proyek tersebut maka menyebabkan terjadinya kenaikan biaya proyek. Tabel 1.1 Durasi Normal dan Pelaksanaan Kegiatan Proyek Durasi Dalam Durasi Penyimpanga No Nama Kegiatan Kontrak Pelaksanaan n (Hari) (Hari) (%) 0 1 Mobilization 30 30 0 2 Site Preparation 30 30 27 3 Factory Building Work 161 206 29 4 Canteen Building Work 126 163 27 5 Mess Building Work 119 151 29 6 Genset Building Work 56 72 Guard House Building 31 7 Work 42 55 31 8 Electrical Work 126 165 31 9 Mechanical Work 76 99 32 10 Infrastructure Work 126 166 Sumber: Data sekunder diolah penulis (2013) Pada Tabel 1.1 dapat dilihat perbandingan durasi kegiatan proyek antara durasi dalam kontrak (perencanaan) dengan pelaksanaannya. Keterlambatan berkisar antara 27% - 32%, dengan kata lain efektivitas waktu berkisar pada angka 70%. Durasi keterlambatan yang cukup besar terjadi pada pekerjaan factory building,canteen building, mess building, dan infrastructure dikarenakan terdapat rework dan beberapa perubahan design. Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pekerjaan yang menghabiskan dana terbesar terjadi pada factory building work (51,076%), infrastructure (18,350%), electrical (16,328%). Keterlambatan terjadi pada dua pekerjaan yang menghabiskan dana terbesar yaitu factory building work dan infrastructure.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 Biaya ProyekPT Pan Pasific Nesia April – Oktober 2008 No
Nama Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Factory Building Work Infrastructure Electrical Work (Factory Building Work) Mechanical work (Cooling & Boiler Work) Mess Building Work Canteen Building Work Site Preparation Genset Building Work Guard House Building Work Mobilization Jumlah
Rupiah (dalam juta) 8.855,141062 3.181,429272 2.830,895000 796,904600 726,095180 583,381930 149,000000 98,402538 87,191070 28,900000 17.337.340.652
% 51,076 18,350 16,328 4,596 4,188 3,365 0,859 0,568 0,503 0,167
% Kumulatif 52,076 69,426 85,754 90,350 94,539 97,903 98,763 99,330 99,833 100
Sumber : PT Inkoprima Utamajaya, 2008 (Data diolah) Menurut hukum Pareto dinyatakan bahwa 80% dari biaya total dikandung oleh 20% komponennya. Jika dilihat dari sisi biaya, menunjukkan bahwa 20% aktivitas besar yang berasal dari 3 kegiatan yang meliputi: factory building work, infrastructure dan electrical menghabiskan 80% anggaran proyek, sementara 7 kegiatan lainnya hanya menghabiskan dana 20% dari anggaran. Pada penelitian ini durasi keterlambatan terbesar yaitu 32% terjadi pada kegiatan infrastructure yang merupakan salah satu dari 3 kegiatan yang menghabiskan dana terbanyak, sehingga hal tersebut menjadi pemicu kenaikan total biaya proyek. Manajemen PT InkoprimaUtamajaya dalam melakukan perencanaan waktu menggunakan Gantt Chart. Pada Gant Chart digambarkan jadwal proyek sejak perencanaan hingga akhir proyek. Pada proyek ini pihak manajemen juga telah menerapkan sistem networking yang menunjukkan hubungan saling ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Namun pihak manajemen proyek tidak menggunakan metode jalur kritis sehingga, pihak manajemen tidak dapat melihat kegiatan mana yang perlu
Universitas Sumatera Utara
diprioritaskan dan kegiatan mana yang bisa ditunda. Jalur kritis menjadi p enting karena dapat digunakan untuk mengelola sumber daya proyek yang terbatas. Ketika terdapat kekurangan tenaga kerja, material maupun peralatan pada jalur kritis, maka kekurangan tersebut dapat diatasi dengan mengggunakan terlebih dahulu sumberdaya dari kegiatan yang bukan kritis. Pada penelitian ini keterlambatan bukanlah satu -satunya hal yang menyebabkan kenaikan biaya.Total biaya dalam proyek ini mengalami peningkatan disebabkan oleh kenaikan harga material
(Lampiran 2) dan
keterlambatan kerja itu sen diri. Walaupun kenaikan harga material tersebut umumnya masih di bawah 10% namun dampaknya tetap saja menimbulkan kenaikan biaya. Teori tiga batasan (Triple constraint) menyatakan efektivitas biaya terjadi jika biaya aktual sesuai dengan anggaran biaya, ef ektivitas waktu terjadi jika waktu pelaksanaan proyek hingga akhir proyek sesuai dengan jadwal kerja proyek, dan kinerja proyek dinyatakan baik jika mutu konstruksi tercapai sesuai dengan spesifikasi proyek. Berdasarkan parameter efektivitas proyek yang diukur melalui biaya, jadwal dan mutu, tentunya proyek pembangunan pabrik garmen ini dinyatakan belum efektif akibat dari adanya keterlambatan yang mengakibatkan penyimpangan dari jadwal seharusnya, dan kenaikan biaya yang meyebabkan penyimpangan dari biaya yang direncanakan. Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa, masalah yang terjadi pada proyek dalam penelitian ini adalah keterlambatan kerja yang berdampak pada kenaikan total biaya sehingga baik efektivitas waktu atau efektivitas biaya tidak tercapai. Upaya untuk mengantisipasi biaya penalti dari
Universitas Sumatera Utara
pemilik (ownner) tanpa mengurangi mutu atau kualitas untuk itu perusahaan berupaya melakukan berbagai cara agar tingkat penyimpangan waktu ataupun biaya tersebut tidak terlalu jauh dari yang dire ncanakan. Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Waktu Proyek dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Biaya Pada Proyek Konstruksi (StudiKasus: PT Pan PasificNesia– Subang)”.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas maka terdapat
beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Manakah pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat tertunda pada proyek konstruksi PT Pan Pacific Nesia Subang – Jawa Barat? 2. Apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas waktu proyek? 3. Apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas biaya proyek? 4. Apakah tenaga kerja, material dan peralatan berpengaruh terhadap efektivitas biaya melalui efektivitas waktu?. 1.3
Tujuan penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pekerjaan proyek konstruksi PT Pan Pacific NesiaSubang – Jawa Barat yang tidak dapat tertunda.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas waktu proyek. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas biaya proyek. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material dan peralatan berpengaruh terhadap efektivitas biaya melalui efektivitas waktu.
1.4
Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam melaksanakan kegiatan proyek dan membantu dalam pengambilan keputusan, sehingga efektivitas waktu dan efektivitas biaya dapat tercapai. 2. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai pengelolaan proyek dan penerapannya dalam bidang manajemen proyek, khususnya pada proyek-proyek konstruksi. 3. Bagi pihak lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis dan menambah wawasan perihal manajemen proyek.
Universitas Sumatera Utara