1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Judul Tayangan “Sepeda Untuk Shania” Adaptasi dari buku kumpulan Cerpen “Another Name, Another Story” judul; “Sepeda Untuk Shania”.
1.2 Latar Belakang Film Indonesia mulai dibuat pada tahun 1920-an dengan film karya Umar Ismail dengan judul “Lewat Djam Malam”. Pada tahun 1950-an
pasar film
bioskop berada pada kelas menengah dan bawah, tetapi bukan berarti pasar film Indonesia statis dan harus tetap berada dikelas yang itu saja. Sejarah membuktikan film Indonesia bisa memasuki bioskop kelas 1 pada dekade 1950-an akhir. Sempat mati suri pada era 1990-an, film Indonesia mulai bangkit pada pada tahun 1998 oleh para sineas muda kala itu Rizal Mantovni, Riri Riza, Nan Achnas dan Mira Lesmana dengan film Kuldesak. Setelah itu muncul film anak – anak, “Petualangan Sherina” dan drama cinta remaja “Ada Apa Dengan Cinta” yang merajai film bioskop pada awal era 2000-an. Semakin banyaknya film adaptasi buku atau novel di bioskop layar lebar, seperti Ayat-ayat Cinta, Cinta Di Saku Celana, Perahu Kertas, membuat penulis ingin mengadaptasi sebuah cerpen menjadi sebuah tayangan film pendek drama
1
2
yang dapat dinikmati penonton dan membawa kedalam tayangan itu serta menyampaikan pesan yang tersirat. Dimulai dari adaptasi novel ayat – ayat cinta karya Habiburrahman El Shirazy, yang skenario layar lebarnya ditulis ulang atau adaptasi oleh Salman Aristo dan Istrinya Gina S. Noer, berhasil menembus box office bioskop nasional dengan mendapatkan Empat Juta penonton lebih. Menceritakan seorang pemuda Indonesia yang kuliah di Al-Azhar Kairo yang dihadapkan kepada kehidupan cinta yang sulit. Film karya Hanung Bramantyo ini dielukan sebagai film adaptasi tanpa harus shoting langsung di Mesir, sebagai setting dalam novel. Novel Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata yang diataptasi menjadi film layar lebar oleh Riri Riza dapat meraup 4.606.785 pada tahun 2008 1. Tahun ini, film adaptasi novel yang cukup laris adalah Negeri 5 Menara. Novel karya Ahmad Fuadi, yang kemudian di visualisasikan dalam audio visual melalui tangan dingin karya sutradara Affandi Abdul Rachman, film ini berhasil meraup penonton sebanyak Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu lebih di bioskop tanah air2. Kisah sekelompok anak yang belajar di Pesantren untuk meraih mimpinya masing – masing. Akhir – akhir ini, film adaptasi yang hangat diperbincangkan adalah Perahu Kertas, novel karya Dee yang kemudian diangkat menjadi layar lebar oleh Hanung Bramantyo ini berhasil meraup penonton sebesar Lima Ratus Ribu lebih tiket bioskop. Hanung Bramantyo, sebagai sutradara kelas satu di Indonesia berhasil memvisualkan tulisan Dee dengan baik, membawa penonton ke dalam 1 2
Website Film Indonesia http://filmindonesia.or.id/terlaris diakses pada 26 Maret 2013 Website Film Indonesia http://filmindonesia.or.id/terlaris diakses pada 26 Maret 2013
3
“dunia” yang di desain, tanpa mengurangi unsur literatur yang diusung Dee dalam novelnya. Hanung berhasil memvisualkan kisah romantis dua sosok pria dan wanita yang berbeda latar belakang, konflik kehidupan dan membuat seolah dunia tidak milik berdua. Bahkan, awal tahun ini film Habibie Ainun dan 5cm. berhasil meraup lebih dari 2juta penonton kursi bioskop. Kedua film tersebut merupakan adaptasi dari novel. Dari beberapa judul di atas, semuanya adalah film adaptasi dari Novel, film dengan adaptasi dari cerpen (cerita pendek) belum terlalu populer di perfilman Indonesia. Fajar Nugros. Adalah seorang penulis, sutaradara, yang film terakhirnya berjudul “Cinta Di Saku Celana” adalah adaptasi dari buku kumpulan cerpennya, “I Didn’t Loose My Heart, I Sold It On eBay” dengan judul cerpen Cinta Di Saku Belakang Celana. Film adaptasi yang diangkat dari buku kumpulan cerpen Fajar Nugros, dan di sutradarai oleh dirinya sendiri berhasil meraup penonton sebanyak Delapan Puluh Ribu lebih tiket bioskop. Menceritakan seorang pegawai pos yang ingin mendapatkan Cinta yang terselip di saku celana. Dari sekian adaptasi buku dan novel yang kemudian dijadikan film layar lebar, saya memutuskan untuk mengadaptasi salah satu cerpen dari buku kumpulan cerpen karangan saya, dalam buku “Another Name, Another Story” dengan judul cerpen “Sepeda Untuk Shania” sebagai skripsi aplikatif saya. Menceritakan seorang pria yang memboncengi seorang gadis setelah pulang sekolah dan menyimpan perasaan terhadapnya.
4
Buku berisi 105 halaman ini mempunyai 13 judul cerita pendek yang bercerita tentang perjuangan. Mulai perjuangan melawan sebuah penyakit, mempertahankan sesuatu yang kita inginkan, berjuang untuk tampil dipanggung yang megah dan berjuang untuk berkenalan dengan seseorang. Alasan memilih “Sepeda Untuk Shania” sebagai cerpen yang diadaptasi, di kalangan social media, banyak pembaca yang menyukai cerpen tersebut mulai dari gaya cerita, penokohan hingga plot yang diceritakan. Dalam sebuah blog, jkt48fans.com cerpen Sepeda Untuk Shania menjadi cerpen yang paling banyak dibaca dan paling banyak dikomentari. Komentar positif pun mengalir mengenai isi cerpen Sepeda Untuk Shania.3 Alasan lain ingin menggarap cerpen “Sepeda Untuk Shania” adalah karena kini banyak tayangan drama remaja ber-setting sekolah yang menampilkan glamour, bully atau kekerasan, cinta yang terlalu dini yang mengumbar asmara, bahkan sampai cerita seks bebas. Di film “Sepeda Untuk Shania” ini akan menampilkan cerita anak SMA yang sepantasnya dijalani anak sekolah masa kini. Mengendarai sepeda dalam berangkat dan pulang sekolah agar mengurangi polusi kendaraan bermotor.
1.3 Jenis Tayangan Drama.
3
Website JKT48fans http://www.jkt48fans.com/2012/09/sepeda-untuk-shania.html
5
1.4 Kegunaan Tayangan Memberikan tayangan drama remaja yang layak ditonton remaja, karena memberikan unsur edukasi manfaat sepeda dikalangan anak sekolah. Tayangan ini tidak menampilkan adegan kekerasan anak sekolah (bullying), seks bebas, kata – kata kasar serta menjual kemewahan dan kesenjangan sosial dalam cerita yang sekarang ini banyak ditampilkan ditayangan remaja. Tayangan ini menampilkan adegan drama remaja yang dikemas dengan shot dan pengadeganan yang dinamis, yang mengingatkan kita pada film “Ada Apa Dengan Cinta?” yang sukses menjadi film drama remaja pada tahun 2002.