BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung resiko. Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat dipengaruhi oleh keadaan negara khususnya di bidang ekonomi, politik dan sosial. Keadaan didalam perusahaan dapat juga mempengaruhi naik atau turunnya harga saham.
Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakatnya. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal.
Namun krisis moneter yang melanda Indonesia sampai sekarang telah memporakporandakan perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, sehingga menimbulkan terjadinya inflasi. Akibat inflasi yang terus menerus meningkat dan peningkatannya tidak dapat 1
dikendalikan, membuat semua bidang ekonomi terkena imbasnya. Khususnya pada pasar modal, harga saham mengalami fluktuasi yang begitu besar.
Tingkat suku bunga SBI dalam 3 tahun terakhir terlihat mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh dari Bank Indonesia dari www.bi.go.id , dimana tingkat suku bunga SBI pada bulan desember 2005 adalah sebesar 12,75%, yang menurun menjadi sebesar 8% di mei tahun 2007, dan kembali menurun sebesar 8% di desember 2007. Semakin menurunnya tingkat suku bunga SBI ini ada indikasi dipicu oleh tingginya aktivitas perdagangan valuta asing dalam hal ini dollar Amerika, sehingga ada kecenderungan banyak investor yang lebih memilih menginvestasikan dananya di sektor perdagangan valuta asing. Nilai fluktuasi perdagangan valuta asing dalam hal ini rupiah dan dollar AS dalam tiga tahun terakhir terbukti menunjukkan fluktuasi yang sangat tinggi dimana pada bulan Agustus 2005 nilai kurs rupiah terhadap Dollar AS adalah Rp. 10.854 dan ditutup pada akhir Desember 2005 adalah sebesar Rp. 9.907. Pada bulan Januari 2006 nilai kurs Rupiah adalah sebesar Rp. 9.844 dan ditutup pada akhir Desember 2006 adalah sebesar Rp. 9.065, dan pada tahun 2007 nilai kurs rupiah terhadap Dollar pada bulan Januari 2007 adalah sebesar Rp. 8.955 dan ditutup pada Desember 2007 sebesar Rp. 9.466.
Dari sisi tingkat inflasi seperti kita ketahui bersama semenjak krisis moneter yang melanda Indonesia dimana mana harga barang dan jasa secara
2
keseluruhan naik, sehingga mengakibatkan nilai uang turun. Hal ini menunjukkan tingkat inflasi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dimana tingkat inflasi pada Januari 2005 adalah sebesar 7.32% dan pada akhir september 2005 adalah sebesar 9,07% dan meningkat drastis pada akhir Desember tahun 2005 menjadi sebesar 17.11%. Adanya peningkatan ini dipicu kondisi politik yang masih belum stabil di tanah air, selain itu dipengaruhi pula oleh terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS, dimana nilai tukar rupiah kembali menyentuh di level Rp. 9879 di akhir Desember 2005.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sandy (2005) disebutkan bahwa variabel rate of return on total assets, devidend payout ratio, financial leverage dan tingkat suku bunga merupakan variabel yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jacky (2006) yang menyebutkan bahwa faktor ekstern yang mempunyai pengaruh besar terhadap harga saham adalah tingkat suku bunga dan inflasi. Dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham seperti yang tersebut di atas, penelitian ini akan difokuskan terhadap obyek penelitian bagaimana pengaruh nilai tingkat bunga SBI, nilai kurs dollar AS, dan tingkat inflasi, terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Dipilihnya faktor eksternal yang berpengaruh terhadap indeks harga saham ini mengingat kondisi situasi perekonomian Indonesia yang mengalami perubahan besar akibat krisis moneter yang
3
melambungkan nilai inflasi, maupun kurs dollar AS yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi yang naik turun.
1.2 Permasalahan Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis untuk menjawab pertanyaan pertanyaan berikut : •
Sejauh mana nilai tingkat Suku Bunga Indonesia berpengaruh terhadap pergerakan Index Harga Saham Gabungan
•
Sejauh mana nilai tukar kurs dollar AS berpengaruh terhadap pergerakan Index Harga Saham Gabungan.
•
Sejauh mana tingkat inflasi berpengaruh terhadap pergerakan Index Harga Saham Gabungan.
•
Dari ketiga variabel yaitu tingkat bunga SBI, nilai kurs dollar AS, dan tingkat inflasi manakah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Index Harga Saham Gabungan.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah : •
Untuk mengetahui pengaruh tingkat bunga SBI, nilai kurs dollar USD, dan tingkat inflasi terhadap naik turunnya indeks harga saham gabungan (IHSG).
4
•
untuk mengetahui variable yang dominant berpengaruh terhadap Indeks harga saham gabungan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagi berikut : •
Memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan publik terutama pengaruh signifikan tingkat bunga SBI, nilai kurs dollar AS, dan tingkat inflasi terhadap harga saham perusahaan publik.
•
Selain itu juga dapat memberikan informasi dan masukan yang dibutuhkan oleh pemegang saham, kreditur dan pihak-pihak terkait lainnya
•
Peneliti dan pembaca lain hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian dalam ruang lingkup yang sama.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ini dibatasi pada pembahasan variabel-variabel makro ekonomi yang mempengaruhi pergerakan Index Harga Saham Gabungan. Variabel-variabel yang dimaksud adalah tingkat suku bunga Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar, dan tingkat inflasi. Tingkat suku bunga Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar dan tingkat inflasi yang digunakan dalam melakukan penelitian ini diambil dari periode Januari 2005 – Oktober 2008. Harga Index Harga Saham Gabungan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini diambil dari periode Januari 2005 – Oktober 2008.
5