BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Setiap individu adalah unik, artinya bahwa manusia yang satu berbeda
dengan manusia yang lain dan tidak ada manusia yang sama persis dimuka bumi ini walaupun dilahirkan kembar (Sunaryo, 2004). Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual. Sebagai makhluk biologis, manusia tersusun atas sistem organ tubuh yang digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Sebagai makhluk psikologis, manusia mempunyai struktur kepribadian, tingkah laku sebagai manifestasi kejiwaan dan kemampuan berpikir serta kecerdasan. Manusia sebagai makluk sosial berarti manusia berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Sedangkan manusia sebagai makhluk spiritual yaitu makhluk yang memiliki pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya (Alimul, 2009). Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan dan berperilaku yang relatif stabil dan dapat diperkirakan (Dorland, 2002). Kepribadian juga diartikan sebagai total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan (Weller, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan segala corak perilaku dan sifat manusia yang unik baik yang bersifat herediter yang muncul sebagai respons serta cara penyesuaian diri 1
2
terhadap segala rangsangan baik yang datang dari lingkungan maupun yang berasal dari dalam diri sendiri. Keunikan tersebut tergantung pada tipe kepribadian. Tipe kepribadian diperkenalkan pertama kali oleh Hippocrates (460-370 SM). Keempat tipe ini berdasarkan pada cairan-cairan yang terdapat di dalam tubuh, yaitu chole, melanchole, phlegma, dan sanguis. Kemudian Galenus (129200 SM) menyempurnakan pendapat Hippocrates tersebut. Tipe kepribadian tersebut saat ini dikembangkan lagi oleh Littauer dalam bukunya yang berjudul Personality Plus. Littauer memaparkan tentang tipe kepribadian dengan sangat menarik dan mudah dipahami dengan memaparkan berbagai macam hasil survey yang dilakukannya. Dalam buku tersebut diungkapkan bahwa terdapat 4 tipe kepribadian antara lain kepribadian sanguinis yang popular, kepribadian melankolis yang sempurna, kepribadian koleris kuat dan kepribadian plegmatis damai. Keempat tipe kepribadian tersebut seseorang dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku
menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungan
disekitarnya, termasuk pendidikan. Pendidikan berasal dari kata “didik” artinya memelihara dan memberikan latihan. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Ihsa, 2005). Pendidikan di bidang kesehatan termasuk keperawatan adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam proses pendidikan, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal
3
potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Tetapi, taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Sebuah penelitian dilakukan oleh Lusiana (2009) yang berjudul “hubungan tipe kepribadian dengan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Angkatan 2006”, dengan menggunakan metode penelitian analitik yakni cross sectional study dan tipe kepribadian yang diteliti yaitu tipe kepribadian A, tipe kepribadian B, dan tipe kepribadian C. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau angkatan 2006, dengan jumlah sampel sebanyak 71 orang dan instrumen yang digunakan adalah Edward Personal Preference Schedule (EPPS). Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebanyak 43,66 % mahasiswa angkatan 2006 Fakultas Kedokteran Universitas Riau memiliki tipe kepribadian A, dengan nilai prestasi akademik rata-rata mahasiswa sebesar 2,85 yang termasuk dalam kategori sangat memuaskan (61,97 %). Dari hasil penelitian diperoleh p-value sebesar 0,024 < α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tipe kepribadian dengan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006 Universitas Riau, dimana tipe kepribadian A merupakan tipe kepribadian yang mendukung prestasi akademik mahasiswa tersebut. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa tipe kepribadian A adalah 1,83 kali lebih besar untuk memperoleh prestasi akademik yang sangat memuaskan dibanding tipe kepribadian B dan tipe kepribadian A memiliki peluang 2,17 kali lebih besar
4
untuk memperoleh prestasi akademik dangan sangat memuaskan dibandingkan tipe kepribadian AB. Penelitian lain dilakukan oleh Deasyana (2008) yang berjudul ”Hubungan Trait Kepribadian dan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Unika Atma Jaya Jakarta”, Penelitian ini membahas tentang faktor kepribadian dan hubungannya dengan prestasi belajar karena kepribadian dianggap sebagai faktor penggerak dasar perilaku manusia. Penelitian ini akan menggunakan teknik sampling convenience dan menggunakan metode statistik korelasi Pearson Product Moment dan analisis simple regression. Five Factor Model merupakan salah satu teori yang membahas
tentang
kepribadian.
Teori
dari
McCrae
dan
Costa
ini
mengelompokkan kepribadian kedalam lima domain yaitu Neuroticism, Extraversion,Openness to Experience, Aggreeableness dan Conscientiouness dimana setiap domain terdiri dari 6 facet atau subordinate trait. Kelima domain ini dianggap ada yang memiliki hubungan dan menjadi prediktor dari prestasi belajar. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini dimana domain Conscientiousness dan beberapa facet yaitu Feelings, Modesty, Competence dan Achievement Striving teruji memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar. Kemudian setelah dilakukan analisis regresi, ditemukan bahwa domain Conscientiousness merupakan satu-satunya prediktor signifikan pada prestasi belajar dalam penelitian ini. Kesimpulannya kepribadian memiliki hubungan dengan prestasi belajar khususnya facet O3 (Feelings), A5 (Modesty), C1 (Competence), C4 (Achievement Striving) dan domain C (Conscientiousness). Menurut Goleman (2000), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-
5
kekuatan lain. Ternyata ada faktor pendorong yang berperan pada prestasi belajar seseorang. Faktor internal meliputi bakat, motivasi dan intelegensi yang kemudian dikelompokkan menjadi faktor kognitif dan kepribadian yang kemudian dikelompokkan menjadi faktor non-kognitif. Dari hal tersebut dinyatakan bahwa kepribadian seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik. Prestasi akademik merupakan penilaian untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi dalam proses belajar seoarang mahasiswa yang mengikuti suatu pendidikan. Keberhasilan studi mahasiswa didasarkan pada nilai bobot rata-rata atau yang biasanya disebut Indeks Prestasi (IP). Indeks Prestasi dibedakan atas Indeks Prestasi semester yang berjalan (IPS) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Perhitungan Indeks Prestasi Kumulatif dilakukan pada akhir semester, dengan menghitung nilai yang telah masuk pada semester yang dimaksud. Indeks Prestasi Kumulatif digunakan sebagai bahan masukan evaluasi keberhasilan studi mahasiswa dan penetapan sanksi akademik. Sebelum melakukan penelitian, peneliti juga telah mewawancarai 15 mahasiswa program A Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dari bulan Agustus
hingga September 2010, dan diperoleh informasi bahwa 9
mahasiswa tidak mengetahui tipe kepribadiannya. Hal ini sangat mengherankan karena sebagai mahasiswa, yang telah menempuh beberapa tingkat dalam proses belajar, dan mencapai kematangan dalam berpikir serta berbagai pengalaman hidup seharusnya dapat mengetahui kepribadian yang terbentuk dari sifat bawaan serta pengalaman dengan lingkungan yang telah dialaminya.
6
Mahasiswa keperawatan yang nantinya akan menjadi seorang perawat akan selalu berhubungan denagn penderita, keluarga, teman seprofesi dan profesi lain yang memiliki kepribadian yang bermacam-macam dan unik. Maka dari itu harus memahami perbedaan kepribadian yang dimiliki dan menyadari ciri-ciri khas yang dimiliki agar dapat mempu mempermudah berinteraksi secara positif dengan orang lain. Hal ini membuat peneliti menjadi antusias untuk mengetahui tipe kepribadiannya dan apakah ada hubungannnya terhadap pencapaian prestasi akademik selama menempuh pendidikan di bidang keperawatan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti diperoleh informasi bahwa terdapat variasi dalam perolehan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa program A, yaitu dari mahasiswa yang mendapatkan indeks prestasi memuaskan (2,00 - 2,75) sebanyak 64 orang (20,25 %) , sangat memuaskan (2,76 - 3,50) sebanyak 194 orang (61,3%), dan Cumlaude (3,51 - 4,00) sebanyak 58 orang (18,3 %). Hal ini menyebabkan peneliti menjadi tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan tipe kepribadian dengan Indeks Prestasi pada mahasiswa program A di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 2. Tujuan Penelitian 2.1
Tujuan Umum Mengetahui hubungan tipe kepribadian dengan Indeks Prestasi pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2.2
Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran tipe kepribadian mahasiswa program A Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7 2 Mengetahui gambaran indeks prestasi kumulatif mahasiswa program A Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3 Mengetahui hubungan antara tipe kepribadian dengan indeks prestasi kumulatif mahasiswa program A Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”apakah ada hubungan antara tipe kepribadian dengan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa program A Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?” 4. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman kepada perawat mengenai profil tipe kepribadian (sanguinis, plegmatis, koleris, melankolis) agar dapat mempermudah berinteraksi dengan orang lain.
2.
Bagi institusi pendidikan keperawatan Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
dan memperkaya
hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi informasi mengenai hubungan tipe kepribadian dengan indeks prestasi kumulatif. Hasil penelitian ini juga diharapkan membantu pengajar untuk dapat mengenali kepribadian anak didik dan memanfaatkannya untuk mengoptimalkan prestasi pendidikan.
8
3.
Bagi Penelitian Untuk mendapatkan pengalaman meneliti dan menambah wawasan tentang hubungan tipe kepribadian pada mahasiswa program A Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya yang menggunakan unsur tipe kepribadian.