BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia masih merupakan pasar yang menarik bagi investor untuk terjun ke dalam persaingan tersebut, terlebih lagi dengan Indonesia sebagai Negara kepulauan dengan luas wilayah sebesar 1,9 juta km persegi dengan jumlah penduduk yang mencapai ±241 juta jiwa sekaligus merupakan Negara keempat didunia yang memiliki jumlah penduduk terbesar setelah China, India dan Amerika. Dan dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dari berbagai sektor membuat Indonesia merupakan peluang pasar industri perbankan yang cukup besar. Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan industri perbankan di Indonesia memasuki tahun 2011, maka persaingan antar perusahaan perbankanpun semakin kompetitif.
Hal tersebut disebabkan oleh
banyaknya perusahaan perbankan yang beroperasi secara lokal maupun yang beroperasi dengan skala internasional yang memaksa setiap bank untuk lebih kreatif dan inovatif agar dapat bertahan dan mengembangkan dirinya. Industri perbankan merupakan sektor yang berperan cukup besar dalam pembangunan suatu Negara. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpun dana ini, bank senantiasa berkaitan dengan uang karena memang komoditi usahanya tersebut maka bank merupakan suatu segmen
1
usaha yang kegiatannya diatur oleh pemerintah, selain itu bank juga mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Menurut undang-undang No.10 tahun 1998, yang dimaksud dengan bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank-bank yang dapat bertahan melalui masa krisis moneter maupun bank-bank baru yang saat ini banyak sudah beroperasi mulai berlomba-lomba dalam memberikan layanan yang terbaik kepada para nasabahnya melalui berbagai macam produk perbankan seperti produk dana, produk pinjaman atau produk jasa lainnya. Didalam produk pinjaman atau kredit perbankan, bank memiliki beberapa jenis kredit yang umum ditawarkan kepada para nasabah antara lain kredit korporasi, kredit modal kerja, kredit investasi, kredit konsumtif, dan kredit mikro. Untuk mempertahankan dan menumbuhkan sebuah bank maka dibutuhkan dana masuk dan dana yang dipinjamkan. Tetapi yang memberikan keuntungan lebih besar adalah pemberian pinjaman oleh bank atau kredit. Dengan menyalurkan kredit, bank bisa meraih pendapatan bunga (interest income) atau pendapatan biaya dasar (fee based income). Terdapat berbagai macam jenis kredit yang umum dipasarkan oleh bank-bank yang beroperasi di Indonesia, untuk kredit konsumtif antara lain kredit tanpa agunan (KTA), kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), kredit multiguna (KMG), dan kartu kredit (KK).
2
Pengertian kredit menurut pasal 1 ayat 11 UU.No 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian untuk kredit konsumtif adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh bank kepada konsumen, guna dipakai memenuhi kebutuhan sendiri. Kredit konsumtif ini mendapatkan dana yang berguna untuk diberikan kepada debitur berasal dari dana pihak ketiga (DPK). Dana pihak ketiga ini berupa tabungan dari masyarakat, deposito, dan giro. Kredit itu sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu kredit komersial dan kredit konsumtif. Yang menjadi wewenang kredit konsumtif itu sendiri adalah kredit yang tujuan pemanfaatannya untuk kebutuhan konsumtif, dengan kata lain bukanlah untuk usaha. Kredit konsumtif merupakan jenis kredit yang ditujukan untuk nasabah perseorangan dengan tujuan konsumtif, sehingga dengan hal tersebut bank harus benar-benar melakukan seleksi ketat dan mengutamakan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dengan meyakinkan bahwa kualitas dari calon debitur memenuhi persyaratan sehingga mampu untuk membayar kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah tersebut dan dengan demikian dapat meminimalkan resiko default kredit oleh nasabah. Diprediksikan dalam lima tahun ke depan, industri perbankan semakin baik. Hal tersebut didukung fakta bahwa Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia telah mencapai US$ 3.015 pada 2010. Negara – Negara dengan
3
PDB diatas US$ 3.000 biasanya mempunyai akselerasi perekonomian luar biasa. Berdasarkan survei Asian Development Bank, kalangan middle class adalah orang yang berkonsumsi antara US$ 2–20 per hari. Di Indonesia saat ini populasi di atas kelas A diperkirakan sebanyak 30 juta dan kelas menengah sekitar 131 juta orang. Jadi total jumlah kalangan middle class sebanyak 161 juta orang. Dapat dikatakan Indonesia sudah mengalami kenaikan dari low income country menjadi middle income country. Dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin cepat, fungsi perbankan akan semakin baik dalam mendukung perekonomian di Tanah Air. Tumbuhnya kelas menengah merupakan peluang emas bagi bank BCA untuk meningkatkan pangsa pasar produk kredit konsumtif dan layanan premium. Memasuki tahun 2012 populasi kelas menengah di Indonesia diprediksi akan terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator, seperti meningkatnya volume penjualan kendaraan bermotor dan maraknya industri kreatif. Hal tersebut terungkap dalam seminar “The Rise of The Indonesian Middle Class” yang diselenggarakan bank BCA di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, awal Desember 2011. Komisaris bank BCA, Cyrillus Harinowo, yang jadi pembicara mengungkapkan tingginya tingkat hunian hotel dan penjualan di sektor properti saat ini yang semakin menggeliat dapat pula dijadikan indikator. Dengan hal tersebut maka kelas menengah Indonesia akan menuntut better education, better healthcare, more lifestyle, serta better product and services. Semua hal tersebut akan mendorong tingginya permintaan terhadap produk-produk dan layanan premium. Dan hal ini ini merupakan kesempatan (opportunity) yang baik bagi bank BCA untuk meningkatkan kinerja
4
keuangannya. Dalam tujuh tahun terakhir tercipta 49 juta kelas menengah baru di Indonesia. Berarti, setiap tahun ada tujuh juta rakyat yang naik kelas dari low income population menjadi middle income population. Angka tujuh juta ini jumlahnya dua kali lebih besar dari penduduk Singapura. Sementara 49 juta populasi middle class Indonesia yang baru jumlahnya dua kali lebih besar dari penduduk Malaysia. Kondisi ini memunculkan banyak kesempatan di konsumer sektor yang bisa dijajaki oleh para pelaku ekonomi Alimoesomaka.S
selaku
Deputi
Bidang
Keluarga
Sejahtera
dan
Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN menjelaskan bahwa jumlah penduduk di Indonesia yang semakin hari semakin bertambah banyak, dengan perkiraan pertumbuhan penduduk 1,49% pertahun, maka jumlah penduduk Indonesia akan menjadi 250 Juta jiwa ditahun 2013 dikarenakan tidak seimbangnya angka kelahiran dan kematian dan banyak pasangan yang tidak menggunakan KB. Kemudian “Masyarakat Indonesia dinilai sangat konsumtif, terbukti bahwa saat ini Indonesia menduduki peringkat ke dua sebagai negara paling konsumtif di dunia. Sementara di peringkat pertama adalah Singapura”. Perihal tersebut diungkapkan Tranggono.H, Ketua Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) saat berbicara dalam sosialisasi "Gerakan Beli Indonesia" dan rencana "Kongres Kebangkitan Ekonomi Indonesia" di Hotel Riyadi Palace, Senin (2/5/11). Maka dengan besarnya jumlah penduduk, tipe masyarakat, dan meningkatnya
kalangan
menengah
di
Indonesia
menjadi
faktor
yang
mempengaruhi dalam berkembangnya industri perbankan di Indonesia. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang cukup signifikan, maka salah satu produk pada
5
jenis Kredit Konsumtif yang utama adalah fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Karena rumah dapat dikatakan sudah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi semua lapisan masyarakat di Indonesia. Bagi sebagian orang, rumah dapat juga dijadikan suatu peluang bisnis karena secara tidak langsung rumah merupakan investasi yang nilainya tidak akan turun, sehingga mereka bisa menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli. Oleh sebab itu, banyak bank di Indonesia baik itu bank umum maupun BPR memiliki fasilitas KPR pada unit bisnisnya dan karena memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan perbankan baik dalam bunga KPR maupun dari fee based income (non bunga) dan merupakan kebutuhan yang belum tercukupi dari tahun ketahun sehingga merupakan pasar yang potensial bagi perusahaan perbankan, ada beberapa bank yang menjadi kompetitor terdekat BCA dalam persaingan penyaluran produk KPR seperti Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri, Bank Permata, Bank Panin dan lainnya.
Kinerja KPR Bank Umum 30 25 20 15 10 5 0
29,1 18,08
17,83 10
15,6
16,2
Achievement
Grafik 1.1 Kinerja KPR Bank Umum tahun 2011 (dalam triliun Rp) Sumber : Data Primer yang Diolah
6
Grafik 1.1 memberikan gambaran kinerja kredit pemilikan rumah (KPR) secara nasional dari beberapa closed competitor bank BCA sampai dengan akhir tahun 2011, yang memberikan gambaran yang jelas bahwa produk KPR merupakan kredit yang mempunyai potensi yang baik untuk perkembangan perusahaan perbankan. Banyaknya bank yang melirik potensi bisnis dan keuntungan yang bisa didapat dari KPR ini, maka masing-masing bank memberikan keunggulan atau manfaat yang lebih sehingga mampu menarik perhatian dari para calon debitur yang hendak mengajukan kredit KPR agar memilih bank tersebut. Tabel dibawah ini memberikan penjelasan lebih detail mengenai produk-produk yang dimiliki oleh bank kompetitor. Tabel 1.1 Produk KPR Bank Kompetitor
Bunga Plafond Bank Finance Provisi Biaya Appraisal Asuransi Jiwa Asuransi Kebakaran Penalty Keunggulan
BCA
Mandiri
CIMB Niaga
Permata
Panin
7,5% Fix 1 thn 250 jt - 5M
11,75% Fix 1 thn 45 jt – 5 M
11,30% Fix 1 thn 100 jt – 5 M
12,00 Fix 1 thn 100 jt – 5 M
10,68% Fix 1Thn 100 jt – 5 M
80%
80%
80%
80%
80%
1%
1%
1%
1%
1%
450rb
350rb
300rb
Free
Free
Wajib
Wajib
Wajib
Wajib
Tidak Wajib
Wajib
Wajib
Wajib
Wajib
Wajib
Free Suku Bunga Kompetitif dan Brand Image
1% & 2%
3% & 2%
2%
500rb
Brand Image yang Menjual
Direkomendasikan oleh Broker dan Developer
Produk KPR yang Inovatif
Persyaratan yang Mudah dan Flexibel
Sumber : Data Primer yang Diolah dan Data Sekunder (Website masing-masing Bank)
7
Dengan berkembangnya perbankan indonesia dapat dilihat pula dari aset perbankan nasional yang dapat dilihat pada tabel 1.2, dimana pada posisi bulan desember 2011 tumbuh sebesar 21,4%
yaitu sebesar Rp. 3.652 triliun
dibandingkan posisi akhir desember 2010 yaitu sebesar Rp.3.008 triliun, hal ini dapat dilihat dari kepemilikannya, bank pemerintah (persero) menguasai aset sebesar 36,4%, bank swasta (baik devisa maupun non devisa) sebesar 43%, bank pembangunan daerah 8,3%, bank campuran sebesar 5% dan bank asing sebesar 7,3%. Tabel 1.2 Perkembangan Aset Bank Umum (Rp Triliun)
Kelompok Bank
Des’ 06
Des’07
Des’08
Des’09
Des’10
Des’11
Bank Persero
621,21
741,99
847,56
979,08
1.115,52
1.328,17
BUSN Devisa
663,00
768,73
883,47
958,55
1.203,37
1.464,01
BUSN Non Devisa
29,66
39,01
42,47
55,76
78,48
107,08
BPD
159,48
170,01
185,25
200,54
239,14
304,00
Bank Campuran
64,42
90,48
118,13
135,67
149,99
181,09
Bank Asing
156,08
176,28
233,67
204,50
222,35
268,48
Total
1.693,85
1.986,50
2.301,56
2.534,11
3.008,85
3.652,83
Sumber : Website Bank Indonesia (www.bi.go.id) diunduh 19 Agustus 2012
8
Apabila kita lihat lebih jelas lagi dengan urutan bank yang memiliki asset tertinggi, maka dengan data-data yang tersaji pada tabel 1.3 yang memperlihatkan peringkat bank berdasarkan asset, maka dapat dikatakan bahwa pada desember 2011 sepuluh bank papan atas mengalami peningkatan pada asset bank yang mereka miliki, begitu pula bank BCA yang termasuk dalam peringkat 10 bank papan atas. Pada akhir 2010 PT. Bank Permata Tbk mampu menggeser PT. BII Tbk dan juga PT. BTN (Persero) dan mulai memimpin diurutan ke 8 pada peringkat sepuluh bank terbesar dari sisi aset hingga Desember 2011. Secara keseluruhan kesepuluh bank besar yang memiliki aset ini tidak mengalami banyak perubahan. Kemudian dapat dilihat pada tabel 1.3, bahwa bank pemerintah yaitu PT. Bank Mandiri Tbk masih menduduki posisi puncak dengan raihan nilai aset hingga Desember 2011 sejumlah Rp.493,05 triliun, secara nasional bank Mandiri menguasai aset perbankan sebesar 13,50% kemudian diikuti oleh bank pemerintah lainnya PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dengan total asset Rp. 456,38 triliun kemudian PT. Bank Central Asia, Tbk dengan nilai asset sebesar Rp. 380,93 triliun dan diposisi keempat diduduki oleh bank pemerintah lainnya PT. Bank Negara Indonesia, Tbk dengan nilai asset Rp. 289,46 triliun dan kemudian diikuti oleh bank besar lainnya. Dapat dikalkulasikan bahwa kesepuluh bank besar ini dapat menguasai lebih dari 63,30% total aset perbankan Indonesia, secara total aset kesepuluh bank besar ini mencapai Rp.2.312,34 triliun per Desember 2011 dan kemungkinan akan
9
terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tabel 1.3 Peringkat Bank Berdasarkan Aset Des’09
No
Nama Bank
Des’10
Total
Pangsa Thd
Total
Pangsa Thd
Total
Pangsa Thd
Aset(Rp
Total Aset
Aset(Rp
Total Aset
Aset(Rp
Total Aset
Triliun)
Bank Umum
Triliun)
Bank Umum
Triliun)
Bank Umum
(%) 1
PT. Bank Mandiri
Des’11
(%)
(%)
375.239
15,00
410.619
13,65
493.050
13,50
(Persero)Tbk 2
PT. BRI (Persero)Tbk
318.447
12,73
395.396
13,14
456.382
12,49
3
PT. Bank Central Asia,
283.182
11,32
323.345
10,75
380.927
10,43
Tbk 4
PT. BNI (Persero) Tbk
226.911
9,07
241.169
8,02
289.458
7,92
5
PT. CIMB Niaga Tbk
106.889
4,27
142.932
4,75
164.247
4,50
6
PT. Bank Danamon
96.806
3,87
113.861
3,78
127.128
3,48
76.270
3,05
106.508
3,54
118.991
3,26
Indonesia Tbk 7
PT. Pan Indonesia Bank Tbk
8
PT. BII Tbk
58.737
2,35
72.030
2,39
91.335
2,50
9
PT. BTN (Persero)
58.481
2,34
68.334
2,27
89.277
2,44
10
PT. Bank Permata Tbk
56.213
2,25
74.040
2,46
101.540
2,78
Total
1.657.176
66,24
1.948.234
64,75
2.312.336
63,30
Sumber : Website Bank Indonesia (www.bi.go.id) diunduh 19 Agustus 2012 Sedangkan untuk perkembangan kredit secara umum nasional yang disajikan pada tabel 1.4, mengalami pertumbuhan sebesar 19,74%
hingga
Desember 2011. Menurut kelompok bank, bank swasta mengalami pertumbuhan tertinggi mencapai 22,57%
Sebaliknya kelompok bank pemerintah (persero)
10
tumbuh relatif rendah 17,26% dan bank BPD mengalami pertumbuhan mencapai 18,21%. Tabel 1.4 Perkembangan Kredit Bank Umum (Rp Triliun)
Kelompok Bank
Des’ 06
Des’07
Des’08
Des’09
Des’10
Des’11
Bank Persero
287,91
356,15
470,66
544,87
642,72
776,83
BUSN Devisa
315,26
407,74
524,29
555,62
718,64
922,54
BUSN Non Devisa
19,11
23,86
27,12
35,70
48,76
68,14
BPD
55,95
71,88
96,38
120,75
143,71
175,70
Bank Campuran
40,83
58,52
75,85
80,98
99,02
120,39
Bank Asing
73,23
83,85
113,37
100,01
113,00
136,49
Total
792,29
1.002,00
1.307,67
1.437,93
1.765,85
2.200.09
Sumber : Website Bank Indonesia (www.bi.go.id) diunduh 19 Agustus 2012 Dengan data yang tersaji diatas maka dapat dikatakan bahwa dalam penanganan dan pengembangan dalam sisi kredit, bank swasta berusaha secara maksimal dan lebih serius dalam meningkatkan jumlah kreditnya untuk dapat lebih unggul daripada bank-bank pemerintah dan bank asing yang dirasakan bahwa saat ini mulai gencar dalam menawarkan produk-produk kreditnya. Sementara untuk urutan atau peringkat bank dalam penyaluran kredit dapat dilihat pada tabel 1.5 yang menjelaskan peringkat bank berdasarkan kredit.
11
Tabel 1.5. Peringkat Bank Berdasarkan Kredit Des’09
Des’10
Pangsa Thd
Des’11
Pangsa Thd
Pangsa Thd
Total No
Nama Bank
Total Kredit
Total Kredit
Total Aset
Total Kredit
Total Kredit
Bank Umum
(Rp Triliun)
Bank Umum
(Rp Triliun)
Bank Umum
Kredit (Rp Triliun) (%)
(%)
(%)
PT. BRI(Persero) 206.117
14,53
241.020
13,65
283.832
12,90
178.043
12,55
217.809
12,33
272.197
12,37
122.991
8,67
153.116
8,67
199.487
9,07
82.158
8,46
132.431
7,50
157.252
7,15
82.158
5,79
102.715
5,82
122.179
5,55
60.162
4,24
75.264
4,26
87.185
3,96
41.284
2,91
55.705
3,15
68.733
3,12
41.243
2,91
51.529
2,92
67.180
3,05
40.719
2,87
51.458
2,91
63.552
2,89
PT. BII Tbk
37.114
2,62
50.065
2,84
62.628
2,85
Total
929.822
65,53
1.131.112
64,06
1.384.226
62,92
1 Tbk. PT. Bank 2
Mandiri (Persero) Tbk PT. Bank Central
3 Asia, Tbk PT. BNI 4 (Persero) Tbk PT. Bank Cimb 5 Niaga, Tbk PT. Bank 6
Danamon Indonesia Tbk PT. Pan
7
Indonesia Bank, Tbk PT. Bank
8 Permata, Tbk PT. BTN 9 (Persero) 10
Sumber : Website Bank Indonesia (www.bi.go.id) diunduh 19 Agustus 2012 Dapat dilihat diatas bahwa pada bulan desember 2011 hampir semua bank mengalami kenaikan jumlah kredit, hal ini disebabkan bersamaan dengan
12
penurunan suku bunga, dan dapat dilihat dengan jelas bahwa konsistensi pertumbuhan kredit dipegang oleh Bank BCA, Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia. Sekilas mengenai bank BCA, bank BCA secara resmi berdiri sejak tanggal 21 Februari 1957 dan dikenal baik oleh masyarakat sebagai bank transaksional terbaik, dengan memberikan pelayanan yang luar biasa dan jaringan distribusi yang luas sehingga mampu memenuhi kebutuhan semua nasabahnya. Dengan kerja keras dan melalui berbagai rintangan membuat bank BCA menjadi bank swasta terbesar, terdepan dan terpercaya yang telah diakui oleh berbagai pihak terutama oleh nasabah setianya. Bank BCA sendiri dapat berhasil dan berkembang karena semangat pantang menyerah yang dimiliki seluruh karyawan dengan tujuan untuk meraih kesuksesan bersama melalui produk-produk yang inovatif baik dari sisi pinjaman atau simpanan serta keunggulan teknologi dalam memberikan kepuasan kepada nasabah. Dengan keunggulan yang dimiliki, maka semua produk bank BCA yang bermanfaat bagi nasabah, akan terasa bermanfaat, mudah dan efisien. Keunggulan – keunggulan tersebut adalah: 1. Sumber Daya Manusia yang telah terlatih baik, berkomitmen dan selalu berorientasi pada kebutuhan nasabah dengan menerapkan prinsip enhanced relationship dan quality growth sehingga akan terus berusaha untuk meningkatkan hubungan dan pertumbuhan perusahaan yang berkualitas.
13
2. Manajemen yang handal dan professional yang telah melakukan pengelolaan secara baik dan konsisten, serta berkomitmen untuk menjadi lebih baik serta selalu mengikuti mengikuti kebijakan dan regulasi perbankan baik nasional maupun internasional 3.
Pemanfaatan teknologi yang maksimal secara cepat, aman dan real time
4. Ragam dan pengembangan produk dan jasa yang mampu memenuhi kebutuhan nasabah 5. Jaringan yang luas dari kantor cabang, kantor cabang pembantu maupun mesin tarik tunai otomatis. Bank BCA sendiri merupakan bank swasta terkemuka penyedia kredit pemilikan rumah di Indonesia. Berbagai macam strategi telah dilakukan untuk menarik nasabah agar melakukan pembelian rumah melalui kredit bank BCA, ketika akan memasuki tahun 2011 portofolio KPR bank BCA mendekati angka 20 triliun, tetapi pada awal tahun 2011 sempat mengalami penurunan yang disebabkan adanya kredit macet, pelunasan awal dan selesainya masa kredit. Tetapi pada triwulan kedua ditahun 2011 kredit pemilikan rumahan bank BCA meningkat kembali seiring dengan turunnya suku bunga KPR sehingga banyak nasabah yang tertarik dan menggunakan jasa kredit bank BCA, bank BCA sendiri akan melakukan program suku bunga special disetiap hari ulang tahun perusahaan tersebut. Dan di akhir tahun 2011 mencapai angka 29 triliun. Jumlah nasabah KPR sendiri meningkat 19% menjadi 52.448 nasabah. Pada akhir tahun 2011, pangsa pasar kredit KPR bank BCA adalah 18,75% dan berkontribusi sebesar 51,7% dari total kredit konsumer, bank BCA sendiri merupakan salah satu bank
14
pertama yang mengusung suku bunga KPR dibawah 10% pada tahun 2009. Secara umum, permintaan pasar untuk kredit perumahan adalah suku bunga yang rendah, apabila suku bunga sudah rendah maka hal tersebut akan diikuti kenaikan pasar atau nasabah terutama bunga dibawah 10% dengan jangka waktu rata-rata 5 tahun. (Data Bank Indonesia dan Data Prime yang sudah diolah) Dalam menjalankan bisnisnya bank BCA telah mengembangkan semua produk dan layanan jasanya, sehingga mampu beradaptasi dan kompetitif didalam persaingan industri perbankan. Untuk produk KPR sendiri, bank BCA telah menyebarkan petugas khusus untuk menangani produk KPR tersebut agar dapat diproses lebih cepat lagi, dan penyaluran KPR melalui pengembang (Developer) maupun agen-agen pun terus bertambah. Sehingga hal tersebut mampu menaikkan bank BCA untuk menjadi bank terdepan dalam produk KPR dan dengan hal tersebut bank BCA mendapatkan penghargaan sebagai Bank terbaik untuk produk KPR di tahun 2011 dengan memperoleh predikat “The Best Banking Technology Application and Fastest Growth Mortgage Loan Facilities” yang dihelat pada malam anugerah Indonesia Property and Bank Award (IPBA) 2011 di Hotel Borobudur. Seperti yang terlihat pada gambar 1.1.
15
Gambar 1.1 Menteri Perumahan Rakyat RI, Suharso Monoarfa menyerahkan awards kepada CEO Bank BCA, Jahja Setiaatmadja. Sumber : Data internal perusahaan Dengan diperolehnya penghargaan yang bergengsi yang diperoleh oleh bank BCA sebagai bank penyedia kredit pemilikan rumah yang terkemuka di Indonesia memotivasi perusahaan untuk lebih maju dan berkembang lagi, akan tetapi masih banyak masyarakat yang berpendapat bahwa produk KPR yang ditawarkan bank BCA lebih condong kepada lapisan masyarakat dengan ekonomi menengah keatas, yang dapat diketahui dengan adanya kebijaksanaan mengenai minimal peminjaman kredit pemilikan rumah sebesar Rp. 250 juta pada tahun 2010 silam sehingga harga rumah minimal yaitu diatas 358 juta rupiah. Hal ini merupakan strategi yang diterapkan manajemen untuk mengurangi proses gagal bayar sehingga BCA tidak dirugikan dan dengan hal tersebut masyarakat menyimpulkan bahwa BCA lebih memprioritaskan untuk penyaluran produk kredit pemilikan rumahnya pada kalangan menengah keatas. Hal tersebut
16
merupakan keuntungan dalam segi risiko sedangkan tantangan bagi para karyawan yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan nasabah yang memiliki target yang harus dipenuhi dalam jangka waktu tertentu sedangkan diketahui bahwa banyak permintaan akan KPR yang belum terpenuhi dari tahun ketahun. Dengan adanya kebijaksanaan tersebut merupakan sebuah tantangan besar untuk tenaga pemasar BCA yang memiliki daerah kerja/ operasi pada kota – kota yang perekonomiannya belum banyak berkembang secara maksimal dimana para pengembang banyak yang memasarkan dengan harga rumahnya rata-rata dibawah Rp. 300 juta. Belum lagi dengan selalu meningkatnya angka yang harus dicapai setiap tahunnya untuk produk kredit pemilikan rumah tersebut. Oleh sebab itu penulis akan meneliti strategi bersaing apa yang telah diterapkan oleh bank BCA dalam bisnis KPR sehingga mampu meraih posisi terbaik dan memberikan alternatif strategi agar mampu meningkatkan daya saing. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perbankan, khususnya produk KPR. Dengan demikian dibutuhkan strategi yang tepat mengingat perubahan iklim persaingan bisnis KPR sangat cepat dan dinamis,
dan
menjadi
catatan
penting
bagi
bank
BCA untuk
terus
mempertahankan keunggulan yang dimilikinya serta tetap menggali keunggulan yang potensial untuk meningkatkan pangsa pasarnya dalam bisnis KPR. Dari uraian tersebut maka permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah :
17
1. Apa faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan bisnis Bank BCA dalam Produk KPR di Industri Perbankan ? 2. Apa faktor – faktor internal yang mempengaruhi perkembangan bisnis Bank BCA dalam Produk KPR di Industri Perbankan ? 3. Apakah Strategi bersaing yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing Bank BCA sebagai penyedia layanan Produk Kredit Pemilikan Rumah ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi faktor- faktor internal dan eksternal bank BCA
yang
berpengaruh pada perkembangan bisnis khususnya produk KPR. 2. Mengidentifikasi Key Success Factor yang dimiliki bank BCA dalam menghadapi persaingan di industri perbankan khususnya pada kredit pemilikan rumah. 3. Memberikan alternatif strategi bersaing yang tepat untuk produk KPR Bank BCA agar dapat meningkatkan daya saing sehingga menjadi bank pilihan utama masyarakat. 1.4 Manfaat Penelitian Setelah melakukan penelitian maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bank BCA dalam mengevaluasi strategi yang sedang digunakan.
18
Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan peneliti, diharapkan akan muncul usulan rekomendasi strategi alternatif yang sesuai bagi bank BCA khususnya untuk produk KPR. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti sebagai penerapan teori yang telah didapat pada perkuliahan serta dapat memberikan pemahaman mengenai penerapan strategi di sebuah perusahaan. Sedangkan bagi praktisi sebagai masukan bagi pihak bank
sebagai
penyedia layanan produk perbankan agar dapat mengetahui kekurangan – kekurangannya sehingga dapat digunakan untuk mengatasi hambatan yang ada maupun yang akan muncul dan mampu meningkatkan kinerja untuk dapat mencapai target dengan implementasi strategi yang tepat dan terbaik sehingga mampu menjaga eksistensi perusahaan agar terus berkembang dan memenangkan persaingan. Bagi akademisi penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam aplikasi dan pengembangan konsep manajemen strategi, khususnya implementasi strategi, serta meningkatkan wawasan dalam manajemen strategi dan dapat menerapkan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan ke dalam dunia pekerjaan. 1.5 Batasan Masalah Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan pembatasan agar penelitian ini dapat lebih terarah yaitu pada kinerja kredit konsumtif khususnya
19
produk Kredit Pemilikan Rumah. Mengingat terdapat 3 produk utama lainnya pada kredit konsumtif. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian sebagai suatu proses yang akan dilakukan untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan diatas yang diperoleh melalui pengumpulan informasi yang dibutuhkan kemudian diolah sebagai dasar dalam melakukan penelitian. 1.6.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang dapat dipercaya kebenarannya dan memberikan gambaran yang utuh tentang pokok permasalahan secara keseluruhan dalam penyusunan penelitian ini. 1. Data primer merupakan data yang diperoleh oleh penulis secara langsung dari perusahaan baik melalui observasi dilapangan, dokumentasi dan wawancara dengan karyawan perusahaan maupun dengan nasabah. 2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain diluar perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini, seperti berbagai literature dan data dari berbagai lembaga terkait seperti peraturan Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, serta referensi terkait lainnya seperti artikel, jurnal, buletin, internet, majalah, surat kabar, serta sumber data lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Observasi terhadap produk, layanan dan sales activity yang dilakukan oleh kompetitor juga akan dilakukan guna memperjelas gambaran persaingan yang terjadi pada industri perbankan khususnya produk KPR.
20
1.6.2. Metode Analisis Data Untuk menyusun strategi bersaing bank BCA khususnya produk KPR agar dapat meningkatkan pangsa pasarnya dan meraih posisi yang diinginkan maka alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. PEST Analysis (Politic, Economy, Social, Technology) untuk analisis lingkungan makro. 2. Porter’s Five Forces untuk analisis industri, yakni dengan meneliti pengaruh dari pendatang baru, produk/ jasa substitusi, kekuatan pemasok, kekuatan konsumen dan persaingan perusahaan dalam satu industri. 3. Key Success Factors untuk analisis keunggulan yang dimiliki perusahaan agar dapat meraih kesuksesan. 4. SWOT analysis yakni Strength, Weakness, Opportunities and Threats; untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi kemudian juga peluang dan ancaman yang ada dari lingkungan eksternal tentunya didapatkan dan disimpulkan dari analisis lingkungan dan industri yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman dalam suatu organisasi maka dapat disusun strategi yang tepat dalam menyesuaikan keadaan internal dengan keadaan eksternal suatu organisasi. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika
yang dipaparkan adalah untuk menggambarkan penulisan
yang sistematik dan terarah sehingga mempermudah penelusuran yang dikemukakan.
21
Peneliti membagi menjadi lima bagian (bab) dalam penulisan penelitian ini, diantaranya adalah: Bab I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan berbagai hal-hal yang mendasar mengenai penelitian ini seperti yang dipaparkan dalam sub bab latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penilitian, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai landasan teori yang dipergunakan untuk mendukung dan memperjelas pembahasan penelitian yang dikaitkan dengan teori – teori yang melatarbelakangi. Bab III: METODE PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN Bab ini akan mengulas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, ditambah dengan pemaparan profil perusahaan yang menjadi objek penelitian. Bab IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil analisis dan pembahasan, mengevaluasi strategi bersaing Produk KPR bank BCA, serta mengidentifikasikan strategi bersaing alternatif yang dapat digunakan bank BCA untuk produk KPR-nya. Bab V:
SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan penelitian mengenai hasil analisis lingkungan eksternal dan internal, hasil evaluasi strategi bersaing saat
22
ini, serta hasil identifikasi strategi bersaing alternatif yang dapat digunakan bank BCA dalam menghadapi pesaing di kemudian hari.
23