BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memerlukan upaya-upaya untuk melakukan dan melaksanakan pembangunan di segala sektor. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat sekaligus mendukung tercapainya suatu tujuan nasional yang tertuang dalam pembangunan nasional. Karena pembangunan nasional mempunyai tujuan umum untuk meningkatkan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat dan kemakmuran yang adil dan merata. Secara umum pembangunan diartikan sebagai suatu proses terencana dari kondisi yang kurang baik ke kondisi yang lebih baik, dalam hal ini pembangunan merupakan suatu konsep yang dinamis sebab selalu berubah sesuai dengan kondisi yang dihadapi dalam proses pembangunan. Pelaksanaan pembangunan diupayakan berjalan seimbang, selaras dan saling menunjang antara satu bidang dengan bidang lainnya, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara semua bidang. Dalam melaksanakan suatu pembangunan maka diperlukan strategi pembangunan daerah yaitu dengan mengembangkan potensi suatu daerah yang dianggap menjadi prioritas dalam meningkatkan pembangunan. Potensi dan kemampuan masing-masing wilayah berbeda-beda, sesuai dengan sumber daya manusia, sumber daya alam dan pemanfaatan teknologi yang dimiliki oleh sebuah daerah. Potensi daerah yang awalnya terpusat pada suatu titik pemerintahan (sentralisasi) telah bergeser melalui otonomi daerah dengan terbaginya pengelolaan potensi ke daerah-daerah masing-masing (desentralisasi). Beralihnya
Universitas Sumatera Utara
pola pemerintahan tersebut telah melahirkan sebuah konsep pembangunan yang arahnya adalah meningkatkan peran serta masyarakat untuk pembangunan. Pemberian kewenangan penuh untuk mengelola, mengatur dan memanfaatkan keuangan daerah. Peluang ini menjadi kesempatan bagi Pemerintah Daerah untuk membangun daerah-daerah tertinggal dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Kebijakan otonomi daerah melalui Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah yang memberikan kewenangan yang besar pada daerah dalam mengelola pemerintahan dan sumber daya daerah termasuk kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan konservasi sumberdaya alam yang disertai dengan tanggung jawab pembiayaan pembangunan daerah. 1 Berkaitan dengan upaya pembangunan daerah, maka pengembangan ekonomi yang berbasis pada sumber daya lokal dan potensi daerah sebagai pusat pertumbuhan perlu diperkuat dan dikembangkan. Keberhasilan pembangunan di Indonesia memerlukan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak dan peranan dari masing-masing sektor. Salah satu sektor yang diharapkan dapat menunjang tujuan pembangunan ekonomi adalah sektor pertanian. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting bagi keberlansungan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi sumber daya alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor
1
Undang-undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Bab I Pasal 1 Ayat 8
Universitas Sumatera Utara
pertanian, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Sektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan sektor pertanian akan tolak ukur kemandirian suatu negara dalam menyediakan kebutuhan pangan, pakan, dan energi masa depan dari suatu bangsa. Untuk itu pengelolaan pembangunan pertanian harus benar-benar dapat menjamin perkembangan sektor pertanian dengan baik. Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapat dari alam dan merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain. Sektor pertanian meliputi subsektor yaitu: subsektor tanaman pangan, tanaman holtikultura, tanaman perkebunan, kehutanan, dan peternakan dan hasil-hasilnya. Adapun kegiatan pertanian pada umumnya berupa cocok tanam, pemeliharaan ternak, penangkapan ikan, pengambilan hasil laut, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta perburuan binatang liar. Sebagai daerah otonom Kabupaten Humbang Hasundutan adalah kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003. Kabupaten ini terletak di tengah wilayah Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 251.765,93 Km2 terdiri dari sepuluh kecamatan, satu kelurahan dan 143 desa. Ibukota Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Kecamatan Doloksanggul sebagai pusat pemerintahan dengan sembilan kecamatan lainnya adalah: Kecamatan Pakkat, Kecamatan Onanganjang, Kecamatan Parlilitan, Kecamatan Sijamapolang, Kecamatan Pollung, Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
Paranginan, Kecamatan Lintongnihuta, Kecamatan Baktiraja dan Kecamatan Tarabintang. 2 Seperti tertuang dalam salah satu misi Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan adalah meningkatkan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian. Tujuan dari misi ini adalah untuk terselenggaranya tataniaga komoditi pertanian yang baik, meningkatkan
pendapatan
petani,
terwujudnya ketahanan
pangan,
meningkatnya pertumbuhan ekonomi, percepatan pembangunan wilayah, serta turunnya angka kemiskinan. Dilihat dari tujuan tersebut sangat jelas bahwa pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan sangat mengharapkan peranan besar dari sektor pertanian dalam rangka pembangunan dan pengembangan wilayah demi terwujudnya visi yaitu “Humbang Hasundutan Mandiri dan Sejahtera”. 3 Potensi utama dalam proses meningkatkan pembangunan di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah dalam sektor pertanian. Pertanian juga merupakan sektor dengan sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan ekonomi Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data statistik sektor pertanian (yang tercakup dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan) mempunyai kontribusi yang besar terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu tahun 2010 (50,13%), tahun 2011 (49,20%), tahun 2012 (48,53%), tahun 2013 (48,13%) dan tahun 2014 (47,15%). 4 Sektor pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan didukung oleh komoditas tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili
2
www.humbanghasundutankab.go.id RPJMD Kabupaten Humbang Hasundutan 2010-2015 dan RPJPD 2006-2025 Kabupaten Humbang Hasundutan 4 PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2010-2014 3
Universitas Sumatera Utara
dan lain-lain), tanaman holtikultura dan tanaman perkebunan meliputi karet, kelapa sawit, cokelat, kopi dan kemenyan. 5 Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap total pertumbuhan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) tersebut didukung oleh peningkatan produksi seluruh subsektor. Maka dapat ditentukan bahwa sektor pertanian menjadi sektor yang banyak menyumbangkan sumber dalam pembangunan daerah Humbang Hasundutan. Sehubungan dengan hal di atas, perlu disusun kembali rancangan pembangunan pengembangan komoditas strategis yang mampu meningkatkan kontribusi sektor pertanian dan mendorong pembangunan pertanian di daerah Kabupaten Humbang Hasundutan agar lebih meningkat lagi. Salah satu komoditas unggul yang dianggap memiliki kontribusi besar dan hampir setiap daerah memproduksinya di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah tanaman kopi. Kopi merupakan salah satu dari tanaman perkebunan dan merupakan komoditas
unggul
khususnya
dalam
bidang
perkebunan
dan
tingkat
produktivitasnya meningkat. Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, untuk itu diperlukan bagaimana strategi-strategi pembangunan pertanian untuk lebih meningkatkan kembali pembangunan daerah terutama dalam bidang pertanian melaui identifikasi dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan dalam sektor pertanian dan memanfaatkan peluang dalam menghadapi ancaman yang ada, yang akan ditujukan pada proses perencanaan pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan, terutama untuk komoditas kopi.
5
PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2010-2014
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal pembuatan strategi pembangunan diperlukan peranan dari Dinas Pertanian sebagai salah satu yang dapat mengelola hasil pertanian termasuk komoditas kopi di di Kabupaten Humbang Hasundutan. Dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai sebuah organisasi yang memiliki sebuah tujuan yang harus dicapai. Tujuan ini dapat dicapai jika organisai memiliki strategi yang cocok dengan pembangunan pertanian. Strategi pembangunan pertanian harus menuju pada pembangunan yang berwawasan agribisnis dan agroindustri yang pada dasarnya bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian. Sistem agribisnis adalah suatu sistem pertanian yang meliputi kegiatan pengolahan pertanian, produksi pertanian, dan pemasaran pertanian. Mengacu pada latar belakang dan fokus masalah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Strategi Pembangunan Pertanian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang menentukan pengembangan kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Universitas Sumatera Utara
2. Merumuskan alternatif strategi pemerintah daerah dan memilih prioritas strategi yang tepat dalam pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan.
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut diatas tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana kekuatan-kekuatan yang akan dimanfaatkan dalam mengatasi kelemahan yang ada dalam proses pembangunan pertanian daerah Kabupaten Humbang Hasundutan 2. Untuk mengetahui peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi
hambatan-hambatan
yang
menyebabkan
terhambatnya
pembangunan pertanian khusunya dibidang kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan? 3. Untuk mengetahui bagaimana strategi pembangunan pertanian daerah Kabupaten
Humbang
Hasundutan
terutama
dalam
meningkatkan
pengembangan kopi serta peran Dinas Pertanian Humbang Hasundutan dalam pembuatan strategi
1.4 Manfaat Penelitian 1. Secara subjektif, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan melatih kemampuan penulis dalam pembuatan karya ilmiah. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmiah dan menjadi sumber referensi bagi pembaca.
Universitas Sumatera Utara
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas Pertanian dan pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dalam
mengelola
potensi
daerah
Humbang
Hasundutan
untuk
meningkatkan pembangunan daerah.
1.5 Kerangka Teori Kerlinger menyebutkan bahwa teori adalah sekumpulan konstruk (konsep), definisi dan dalil yang saling kait-terkait, yang menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan menetapkan hubungan diantara beberapa variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan fenomena. 6 Teori diperlukan sebagai landasan dalam melihat suatu fenomena. Teori digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam suatu fenomena. Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagimana suatu teori dengan faktor-faktor yang penting telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. 7 Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan panjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabelvariabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.
6 7
Erlina. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.2011 hal 34 Ibid hal 34
Universitas Sumatera Utara
1.5.1
Pembangunan
1.5.1.1 Pengertian Pembangunan Pembangunan seringkali diartikan pada pertumbuhan dan perubahan. Secara umum pembangunan diartikan sebagai proses perubahan sosial yang terencana untuk menciptakan kondisi dari yang sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik dalam sebuah lingkungan masyarakat. Tujuan pembangunan adalah mecapai harapan-harapan yang diinginkan sebelumnya melalui sebuah cara, tindakan dan strategi yang disusun sesuai dengan kondisi lingkungan dan tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat. Pembangunan dapat disusun dalam sebuah jangka waktu baik dalam waktu yang cepat, menengah dan jangka waktu yang lama.
1.5.1.2 Pembangunan Pedesaan Pembangunan pedesaan adalah pembangunan berbasis pedesaan yang mengedepankan kearifan lokal kawasan pedesaan yang mencakup struktur demografi masyarakat, kateristik sosial budaya, kateristik fisik/ geografis, pola kegiatan
usaha
pertanian,
pola
keterkaitan
ekonomi
desa-kota,
sektor
kelembagaan desa dan kateristik kawasan pemukiman. 8 Pembangunan pedesaan harus dilihat sebagai upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui pemberdayaan masyarakat dan upaya mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kokoh. 9 Tujuan pembangunan pedesaan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan yang diarahkan dalam pembangunan kelembagaan dan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan pedesaan mencakup 8 9
Daljdoeni , Suyitno. Pedesaan Lingkungan dan Pembangunan. PT Alumni. Bandung. 2001. hal 1 Rahardjo Adisasmita. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. 2010 hal 17
Universitas Sumatera Utara
didalamnya pembangunan pertanian. Karena mayoritas masyarakat yang tinggal di pedesaan berprofesi sebagai petani. Berarti tujuan pembangunan pedesaan yang berbasis pertanian adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat petani. Tujuannya adalah mencapai kesejahteraan dan pertumbuhan produksi pertanian.
1.5.2
Pembangunan Pertanian
1. 5.2.1 Pengertian pertanian Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Secara garis besar, pengertian pertanian dapat diringkas menjadi proses produksi, petani dan pengusaha, tanah tempat usaha dan usaha pertanian (farm business). Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pertanian berarti perihal bertani (mengusahakan tanah dengan tanammenanam), segala sesuatu yang bertalian dengan tanam-menanam (pengusahaan tanah dan sebagainya). Sektor pertanian di Indonesia mempunyai keunggulan komperatif hal itu disebabkan oleh karena: 1. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa sehingga perbedaan musim menjadi jelas dan periodenya agak lama. 2. Karena lokasinya di khatulistiwa maka tanaman cukup memperoleh sinar matahari untuk keperluan fotosintesisnya. 3. Curah hujan umumnya cukup memadai
Universitas Sumatera Utara
4. Adanya politik pemerintah yang sedemikian rupa sehingga mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor pertanian.
10
Berdasarkan kelompok komoditas, tanaman pertanian terdiri dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan dengan kriteria sebagai berikut 11 1. Tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dan lain-lain), serta tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum, dan lain-lain). 2. Tanaman holtikultura terdiri dari tanaman hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman hortikultura meliputi kelompok komoditi sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias. 3. Tanaman Perkebunan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman perkebunan diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen, tanaman berserat (kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, dan-lainlain), kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete, dan sebagainya. 4. Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi potong, kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras), ayam ras 10 11
Soekartawi, 1994. Pembangunan Pertanian. Jakarta: Rajagrafindo Persada hal 3 Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011-2014
Universitas Sumatera Utara
pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras, telur ayam bukan ras, telur itik, susu segar, dan sebagainya
1. 5.2.2 Pembangunan Pertanian Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi serta terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik
12
. Pembangunan pertanian dapat
didefinisikan sebagai suatu proses perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change). 13 Pembangunan pertanian adalah pembangunan pertanian berkelanjutan yaitu pengolahan sumberdaya yang berhasil guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. 14 Dalam literatur klasik pembangunan pertanian karya Arthur Mosher (1987) yang berjudul “Getting Agriculture Moving” 15 dijelaskan secara sederhana tentang syarat pokok dan syarat pelancar dalam pembangunan pertanian. Menurut Mosher pembangunan pertanian harus berjalan seimbang dengan syarat pokok dan dan syarat pelancar karena syarat pokok adalah faktor yang harus ada dalam
12
Soekartawi. Pembangunan Pertanian PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1995.hal 1 Iqbal dan Sudaryanto, Pembangunan Pertanian 2008 hal 13 14 Coen Reintjes dkk (1999), 15 Mosher A.T, 1969. Menggerakkan dan Membangun Pertanian, Jakarta: Yasaguna hal 23 13
Universitas Sumatera Utara
kegiatan pembangunan pertanian, sedangkan syarat pelancar adalah faktor yang berfungsi mempercepat proses pembangunan pertanian. Syarat pokok pembangunan pertanian meliputi: a. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani, b. Teknologi yang senantiasa berkembang, c. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal, d. Adanya perangsang produksi bagi petani, e. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu. Syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi: a. Pendidikan pembangunan, b. Kredit produksi, c. Kegiatan gotong royong petani, d. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian, e. Perencanaan nasional pembangunan pertanian. Syarat pokok dan pelancar pembangunan pertanian harus berjalan seimbang karena keduanya saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Dalam konteks di Indonesia, definisi pembangunan pertanian adalah upaya-upaya yang diarahkan untuk meningkatkan: 1. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur pertanian dan perdesaan. 2. Menciptakan struktur kepemilikan lahan pertanian yang lebih baik dan lebih adil. 3. Menciptakan ketahanan pangan dan ketahanan energi. 4. Meningkatkan kesejahteraan petani, masyarakat perdesaan dan masyarakat keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
5. Mengurangi desparitas kesejahteraan masyarakat perdesaan dan perkotaan. Pembangunan pertanian merupakan manifestasi dari proses modernisasi pertanian yang berdimensi usaha tani, komoditas, wilayah dan lingkungan hidup. Pelaksanaan pembangunan pertanian harus sesuai dengan kondisi lingkungan atau dengan arti bahwa pembangunan pertanian harus dapat melestarikan lingkungan sekitar. Karena dalam pembangunan pertanian merupakan pengelolaan sumber daya alam yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerugian dengan rusaknya lingkungan karena dorongan insentif ekonomi dan penggunaan teknologi yang menimbulkan kerusakan lingkungan. Pembangunan pertanian selalu menyebabkan perubahan dalam sumber daya alam atau lingkungan. Oleh karena itu semua perlakuan teknologi harus sesuai dengan sehingga penggunaan dan aplikasinya tidak akan mengurangi kualitas daya dukung sumber daya alam. Aspek-aspek pembangunan pertanian meliputi, antara lain: 1. Mengelola sumber daya pertanian secara optimal untuk memenuhi kebutuhan manusia, 2. Usaha tersebut mencakup pertanian dalam arti luas yaitu tanaman, ternak, maupun ikan dalam rangka meningkatkan taraf hidup petani, 3. Meningkatkan pertumbuhan pertanian secara berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan hidup. Sedangkan sasaran-sasaran pembangunan pertanian terdiri atas: 1. Meningkatkan output dan produktifitas pertanian 2. Transformasi dari pertanian subsistem ke ekonomi pertanian komersil 3. Memenuhi kebutuhan pokok dasar
Universitas Sumatera Utara
4. Mendorong agribisnis dan agri-processing 5. Industri pertanian dan penganeka ragaman ekonomi perdesaan 6. Membuka lapangan dan kesempatan kerja 7. Meningkatkan permintaan akan produksi lokal/domestik 8. Memberi peluang petani pedesaan memperoleh fasilitas sosial dan fasilitas umum yang lebih memadai.
1. 5.2.3
Paradigma Pembangunan Pertanian
Paradigma dalam pembangunan pertanian yang harus diperhatikan oleh para pelaksana perencanaan pembangunan pertanian terdiri atas sebagai berikut: 16 a.
Dari sentralisasi ke desentralisasi
Para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian di daerah perlu diberikan wewenang yang lebih luas dalam merencanakan daerah, karena pemerintah daerah lebih mengetahui potensi pertanian daerah dan hambatan yang dihadapi dalam proses pembangunan pertanian daerahnya. b.
Dari pendekatan komoditas ke sumber daya
Para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian harus berpikir secara holistik bukan secara parsial. Pendekatannya bukan hanya misalnya produksi komoditas pertanian tertentu harus dicapai tetapi juga harus memikirkan pengaruh kenaikan produksi tersebut kepada aspek kehidupan yang lain misalnya pengolahan dan pemasarannya. c.
Dari peningkatan pendapatan petani ke peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
16
Soekartawi. Pembangunan Pertanian PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1995.hal 44
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan pertanian harus dapat meningkatkan kesejahteraan petani bukan hanya dari pendapatan hasil petani tetapi juga masyarakat pedesaan secara luas mendapatkan pendapatan dari aspek non pertanian juga berkaitan dengan keberhasilan sektor pertanian. d. Dari pendekatan skala subsistem ke skala komersial Program pembangunan pertanian perlu memperhatikan skala usaha. Petani kecil perlu diarahkan berusaha tani pada skala usaha yang menguntungkan. Dalam hal ini diperlukan sistem manajemen yang baik. e. Dari komoditi primer ke komoditi yang mempunyai nilai tambah tinggi Para perencana dan pelaksana dalam paradigm ini adalah melaksanakan diversifikasi yaitu program meningkatkan keanekaragaman usaha tani. Artinya bikan hanya satu komoditi tetpai memperhatikan komoditas lain yang dianggap memiliki nilai tambah tinggi. f. Dari dominasi pemerintah ke partisipasi swasta yang lebih besar Dalam pendekatan ini hal yang ditingkatkan adalah partisipasi masyarakat pada proyek-proyek pembangunan pertanian pada masa yang akan datang, Masyarakat yang dianggap paling penting adalah pihak swasta. Hal ini sesuai dengan pembangunan pertanian yaitu industrialisasi pertanian. g. Dari padat karya ke mesin Para pelaksana dan perencana pembangunan harus menghasilkan produk yang mempunyai keunggulan komperatif. Oleh karena itu penggunaan teknologi sangat dibutuhkan dan mampu menghemat sumber daya dan meningkatkan produktivitas kerja.
Universitas Sumatera Utara
1. 5.2.4 Sistem Agrobisnis Dan Agroindustri Sebagai Salah Satu Pendekatan Pembangunan Pertanian Kegiatan pertanian mencakup kegiatan usaha tani perkebunan, perhutanan, peternakan, dan perikanan. Kegiatan tersebut tercakup dalam sebuah sistem yang disebut sistem agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai subsistem. Menurut Arsyad, agribisnis adalah suatu kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, mengolah hasil pertanian dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian. 17 Fungsi-fungsi sistem agribisnis tersebut terdiri atas kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi, kegiatan produksi primer atau budidaya, pengolahan atau agroindustri dan pemasaran. Fungsi-fungsi tersebut menjadi subsitem dari sistem agribisnis. 18 Kegiatan manajemen agribisnis terdiri atas berbagai sub sistem yaitu: a. Sistem agroindustri Dalam sistem agribisnis terdapat sebuah subsistem yang disebut sistem agroindustri. Sistem agroindustri adalah usaha yang mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen. Agroindustri terdiri atas agroindustri hulu dan agroindustri hilir. Agroindustri hulu meliputi industri penghasil input pertanian, seperti pupuk, pestisida, alat-alat dan mesin pertanian dan perusahaan penghasil bibit pertanian. Sedangkan agroindustri hilir meliputi industri pengolahan hasil-hasil pertanian primer. Agroindustri dapat diartikan dalam dua hal yaitu: agroindustri adalah industri yang berbahan baku
17
18
Dr. Soekartawi. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1999 hal 2 E.Gumbira, Sa’id A. Harizt Intan. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta 2001. hal 19
Universitas Sumatera Utara
utama dari produk pertanian dalam hal ini menekankan pada food processing management. Kedua, agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan dari kelanjutan untuk pembangunan pertanian. 19 b. Manajemen produksi Agribisnis Produksi agribisnis dapat diartikan sebagai sitem prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk agribisnis yang mencakup produk usaha pertanian, perikanan, peternalan, kehutanan dan hasil olahan produk-produk tersebut.
Manajemen produksi memiliki berbagai fungsi seperti personalia,
keuangan, penelitian dan pengembangan, pengadaan dan penyimpanan, dan lainlain. Ruang lingkup manajemen produksi pertanian meliputi: 1. Perencanaan produksi pertanian a. Pemilihan komoditas pertanian b. Pemilihan lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas c. Skala usaha pertanian d. Perencanaan proses produksi pertanian 2. Pengorganisasian input-input dan sarana produksi pertanian 3. Kegiatan produksi pertanian 4. Pengawasan produksi pertanian 5. Evaluasi produksi pertanian 6. Pengendalian produksi pertanian c. Pemasaran agribisnis Pemasaran pertanian adalah kegiatan perpindahan barang atau jasa mulai dari subsistem pengadaan dan penyaluran input pertanian, produsen hasil
19
Dr. Soekartawai. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2000. Hal 10
Universitas Sumatera Utara
pertanian, agroindustri, pedagang pengumpul, pengecer dan lembaga-lembaga perantara dan pemakai lainnya. d. Manajemen teknologi agribisnis Teknologi agribisnis adalah salah satu sarana utama untuk mencapai tujuan efektivitas, efisiensi serta produktivitas yang tinggi dari perusahaanperusahaan agribisnis.
Penentuan skala teknologi harus sesuai dengan skala
usaha, jenis usaha, kemampuan biaya, kemampuan sumber daya serta kebutuhan dan keinginan pelanggan. Oleh karena itu perlu upaya pengelolaan teknologi, pengorganisasian tenologi, pelaksanaan aplikasi teknologi, pengawasan dan evaluasi aplikasi teknologi, serta upaya pengendalian yang dibutuhkan. e. Kelembagaan pendukung agribisnis Keberadaan kelembagaan pendukung pengembangan agribisnis nasional sangat penting untuk mencipatakan agribisnis Indonesia. Salah satu lembaga yang penting yang mendukung sistem agribisnis adalah pemerintah. Pemerintah memiliki wewenang dan regulasi dalam emncipatkan lingkungan agribisnis yang lebih baik pemerintah juga mampu mendukung pengembangan agribisnis yang tangguh. Beberapa lembaga pendukung adalah lembaga pembiayaan, lembaga pemasaran dan distribusi, koperasi, lembaga pendidikan formal dan informal, lembaga penyuluhan pertanian, lembaga riset. Agribisnis berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, pembangunan wawasan lingkungan dan wilayah pembangunan pertanian. Kegiatan sistem agribisnis yang ingin diteliti adalah kelembagaan pertanian yang terkait dengan program-program pembangunan pertanian yang ditentukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan. Peranan yang dimaksud adalah
Universitas Sumatera Utara
bagaimana merumuskan alternatif strategi pemerintah daerah dan memilih prioritas strategi yang tepat dalam pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan.
1.5.3
Manajemen Strategi
1.5.3.1 Pengertian Strategi Kata strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti "seni berperang" atau kepemimpinan dalam ketentaraan. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. 20 Dalam hal ini dapat diartikan bahwa strategi adalah cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan asal mula katanya bahwa strategi merupakan taktik untuk mencapai tujuan. Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh sebuah organisasi. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Dalam Undang-Undang No 25 tahun 2004 strategi diartikan sebagai langkahlangkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi secara efektif. 21
20
Crown Dirgantoro. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT Gramedia Widiarsana Indonesia. 2001 hal 12 21 Undang-Undang No 25 tahun 2004 Tentang Sistem Pembangunan Perencanaan Nasional pasal 1 ayat 14
Universitas Sumatera Utara
1.5.3.2 Peranan Strategi Dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, strategi memiliki peranan yang sangat penting bagi pencapaian tujuan, karena strategi memberikan arah tindakan dan cara bagaimana tindakan tersebut harus dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Strategi memiliki tiga peranan penting dalam mengisi tujuan manajemen, yaitu:
22
a. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini strategi sebagai suatu elemen untuk mencapai sukses. Strategi merupakan suatu bentuk atau tema yang memberikan kesatuan hubungan antara keputusan-keputusan yang diambil oleh individu atau organisasi. b. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi untuk memberikan kesamaan arah bagi perusahaan. c. Strategi sebagai target. Konsep strategi akan digabungkan dengan misi dan visi untuk menentukan di mana organisasi berada dalam masa yang akan datang. Penetapan tujuan tidak hanya dilakukan untuk memberikan arah bagi penyusunan strategi, tetapi juga untuk membentuk aspirasi bagi perusahaan.
1.5.3.3 Pengertian Manajemen Strategi Manajemen strategi berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan strategi, kebijakan, perencanaan dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dalam rangka upaya mencapai sasaran-sasaran organisasi yang diinginkan. Manajemen strategi meliputi semua aktivitas yang menyebabkan timbulnya 22
Robert M Grant. Analisis Strategi Kontemporer. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1999 hal 21
Universitas Sumatera Utara
perumusan sasaran-sasaran organisasi, strategi-strategi dan pengembangan rencana-rencana serta tindakan-tindakan dan kebijakan untuk mencapai sasaransasaran strategi tersebut untuk organisasi yang bersangkutan secara total. Manajemen strategi merupakan suatu proses yang dinamik karena berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Definisi manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi terdiri atas tiga proses yaitu pembuatan strategi, penerapan strategi dan evaluasi strategi 23.
1.5.3.4 Proses Manajemen Strategi Proses manajemen strategi terdiri atas, yaitu: 1. Perumusan/ pembuatan strategi Tahapan manajemen strategi diawali dengan perumusan strategi. Perumusan strategi dapat dilakukan dengan menentukan strategi dan kesesuaian dimana pilihan strategi harus sesuai dengan kekuatan dan kelemahan sebuah organisasi dalam menghadapi peluang dan ancaman yang ada. Perumusan strategi adalah proses strategi untuk mewujudkan visi organisasi. Proses pengambilan keputusan untuk menetapkan strategi dimulai dari penetapan visi, misi dan tujuan jangka panjang.
23
Sondang P. Siagian. Manajemen Strategi. Jakarta: Bumi Aksara. 2001 hal 34
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Lingkungan Analisis lingkungan adalah proses dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk melihat lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan disini mencakup semua faktor baik analisis mengenai lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang diinginkan. Lingkungan eksternal yaitu komponen-komponen atau variabel lingkungan mencakup lingkungan umum dan lingkungan industri, sedangkan lingkungan internal mencakup mengenai aktivitas organisasi atau bisa juga analisis mengenai sumber daya, kapabilitas serta kompetensi inti yang dimiliki. Hasil dari analisis lingkungan akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan yang biasanya disederhanakan dengan metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang dimilikinya. Analisis eksternal akan memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman (OT) sedangkan analisis lingkungan internal akan memberikan tentang keunggulan dan kelemahan (SW) dari organisasi. 3. Formulasi Strategi Formulasi
strategi
adalah
menentukan
aktivitas-aktivitas
yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan. aktivitas tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu: analisis strategi, perencanaan strategi, pemilihan strategi. Unuk dapat melakukan formulasi strategi dengan baik, maka ada ketergantungan yang erat dengan analisis lingkungan dimana formulasi strategi membutuhkan data dan informasi dari analisis lingkungan. Setelah melakukan analisis lingkungan dan menentukan ke mana organisasi akan diarahkan berdasarkan visi , misi dan tujuan yang telah ditetapkan, langkah selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
adalah memastikan bahwa organisasi akan mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itulah maka perlu diformulasikan berbagai strategi atau cara untuk mencapai arah yang diinginkan tersebut. Formulasi strategi dalam hal ini adalah proses merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang pada akhirnya menuntun pada
pencapaian
misi
dan
tujuan
organisasi.
Setelah
sebuah
strategi
diformulasikan, strategi tersebut harus dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. 4. Implementasi strategi Implementasi strategi adalah proses dimana sebuah organisasi dan manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Implementasi strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih jelas dan tepat bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil dan direalisasikan. 5. Evaluasi dan Pengendalian Strategi Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitasaktivitas
organisasi
dan
hasil
kinerja
melalui
strategi
yang
telah
diimplementasikan sebelumnya akan dievaluasi. Pengendalian strategi merupakan pengendalian
yang
mengikuti
strategi
yang
sedang
diimplementasikan,
mendeteksi masalah atau perubahan yang terjadi pada landasan pemikirannya dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Tahap pengendalian strategi ini merupakan suatu jenis khusus dari pengendalian organisasi yang berfokus pada pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk memperbaiki dan memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi sebagaimana
Universitas Sumatera Utara
mestinya. Hasil dari tahap pengendalian strategi ini akan sangat bermanfaat dan akan menjadi input untuk proses manajemen strategi perusahaan selanjutnya.
1.5.4
Strategi Pembangunan Pertanian
Strategi pembangunan pertanian adalan cara-cara atau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang, badan atau organisasi dalam meningkatkan kegiatan pertanian dalam meingkatkan produksi pertanian agar tercapai pembangunan pertanian
yang
lebih
baik
dari
sebelumnya.
Beberapa
strategi-strategi
pembangunan pertanian yang telah digunakan di beberapa negara yaitu strategi: 1. Revolusi Hijau Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Revolusi hijau diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi di Filipina (1960). Tujuan revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul serta mengubah petani-petani gaya lama (peasant) menjadi petani-petani gaya baru (farmers), memodernisasikan pertanian gaya lama guna memenuhi industrialisasi ekonomi nasional. 24 Revolusi hijau ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan para petani pada cuaca dan alam karena peningkatan peran ilmu pengetahuan dan
24
Bustanul Arifin,. Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia Telaah struktur, Kasus, dan Alternatif Strategi, Penerbit Erlangga. Jakarta. 2001: Hal 153
Universitas Sumatera Utara
teknologi dalam peningkatan produksi bahan makanan. Tahap-tahap revolusi hijau adalah sebagai berikut: 1. Tahap I adalah tahap penyebaran bibit tanaman pangan, seperti gandum, padi, jagung, dan kentang di seluruh dunia dan dilaksanakan pada tahun 1800. 2. Tahap II adalah tahapan ini revolusi hijau diperankan Amerika. Negara ini melakukan penanaman panagan dengan metode ilmiah yaitu penggunaan pupuk, irigasi, pemberantasan hama dan penyakit tanaman. 3. Tahap III, pada tahap ini sudah dilakukan penelitian terhadap bibit tanaman pangan. Penelitian yang dilakukan adalah penyilanagan bibit secara genetika untuk mendapatkan varietas tanaman pangan yang berumur pendek dan dapat dipanen 3 kali dalam 1 tahun. 4. Tahap IV adalah modernisasi pengelolaan lahan pertanian. Penggunaan bibit unggulan dan menggunakan mesin-mesin pertanian seperti traktor dan alat pengupas biji padi. 2.
REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) Pembangunan pertanian di Indonesia dilaksanakan secara terencana yang
dikenal dengan program Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yang semuanya dititik beratkan pada sektor pertanian sebagai berikut: a. Repelita I: titik berat pada sektor pertanian dan industri pendukung sektor pertanian. b. Repelita II: titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri pengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
Universitas Sumatera Utara
c. Repelita III: titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri pengolah bahan baku menjadi bahan jadi. d. Repelita IV: titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri penghasil mesin-mesin. e. Repelita V: melanjutkan Repelita IV. 3. Industrialisasi Pertanian Arifin (2005) menyatakan bahwa definisi industrialisasi pertanian tidak sesempit sekedar mekanisasi pertanian atau pengolahan hasil pertanian oleh sektor industri, tetapi jauh lebih luas dari itu karena mencakup proses peningkatan nilai tambah, sampai pada koordinasi dan integrasi vertikal antara sektor hulu dan sektor hilir. Lebih lanjut dinyatakan bahwa terdapat pihak-pihak yang memperlakukan industrialisasi pertanian sebagai bagian dari seluruh rangkaian pembangunan sistem agribisnis, di pihak lain ada pula yang beranggapan bahwa proses industrialisasi adalah suatu keniscayaan seiring dengan proses transformasi struktur ekonomi dan merupakan tuntutan efisiensi dalam bidang usaha melalui integrasi vertikal dari hulu hingga hilir. Pertanian harus dipandang bukan sekedar sebagai sumber surplus untuk mendukung industrialisasi, tetapi juga sebagai sumber dinamis pertumbuhan ekonomi, penyedia lapangan kerja, dan distribusi pendapatan yang lebih baik. Selain itu, kemajuan pertanian adalah penting dalam menyediakan pangan bagi tumbuhnya tenaga kerja non pertanian, bahan baku untuk produksi sektor industri, tabungan dan penerimaan pajak untuk mendukung pembangunan sektor ekonomi
Universitas Sumatera Utara
lainnya, untuk mendapatkan lebih banyak devisa dan memberikan pertumbuhan pasar bagi industri domestik. Hubungan intersektoral antara pertanian dan industri akan menentukan transformasi struktural pada perekonomian negara berkembang. Negara Indonesia juga memiliki Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) pada tahun 2013-2045 yaitu dengan visi terwujudnya sistem pertanian bio industri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika. Dengan misi yaitu mengembangkan dan mewujudkan: 1.
Penataan ruang dan reforma agraria
2.
Sistem pertanian tropika terpadu
3.
Kegiatan ekonomi produksi, informasi dan teknologi
4.
Pasca panen, agro-energi dan bioindustri berbasis perdesaan
5.
Sistem pemasaran dan rantai nilai produk
6.
Sistem pembiayaan pertanian
7.
Sistem penelitian, inovasi dan sumberdaya manusia berkualitas
8.
Infrastruktur pertanian dan perdesaan
9.
Program legislasi, regulasi dan manajemen yang imperatif. 25
1.5.5
Analisis SWOT Sebagai Strategi Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian akan tercapai jika memiliki strategi dalam mencapai pembangunan pertanian. Agar strategi perusahaan atau organisasi disusun secara efektif, maka diperlukan adanya dapat informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berkaitan dengan kondisi dan situasi 25
http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2015_08.pdf.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan atau organisasi tersebut. Salah satu metode untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan pembangunan pertanian adalah analisis SWOT. Analisis SWOT terdiri atas: a. Strenght yaitu kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang dapat dimanfaatkan dalam mengatasi kelemahan organisasi. b. Weaknesses yaitu kelemahan-kelemahan adalah kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam suatu organisasi yang dapat menghambat proses organisasi. c. Opportunity yaitu peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan oleh organisasi
dalam
menyusun
strateginya
untuk
meningkatkan
kemampuan organisasi. d. Threats yaitu ancaman-ancaman yang akan menghambat proses organisasi yang berasal dari luar organisasi. Langkah-langkah membuat analisis SWOT : 1. Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling urgen untuk diatasi secara umum pada semua komponen. 2. Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk upaya mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi lebih dahulu pada langkah 1. 3. Masukkan butir-butir hasil identifikasi (langkah 1 dan langkah 2) ke dalam bagan deskripsi SWOT. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan, atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk komponen masukan, proses, dan keluaran.
Universitas Sumatera Utara
4. Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut. 5. Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan susunlah suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan. Dengan demikian analisis SWOT merupakan salah satu langkah yang paling penting dalam memformulasikan strategi. Dengan menggunakan misi organisasi sebagai konteks manajer mengukur kekuatan dan kelemahan internal (kompetensi unggulan), demikian juga kesempatan dan ancaman eksternalnya. Tujuannya adalah untuk mengembangkan strategi yang baik yang mengeksploitasi kesempatan dan kekuatan, menetralisir ancaman, dan menghindari kelemahan. Berikut dapat dituangkan dalam matriks SWOT : 26 Tabel 1.1: Matriks SWOT
S (Strength) W (Weakness) Tentukan faktor-faktor Tentukan faktor-faktor kekuatan internal kelemahan internal Strategi SO: Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO: Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Strategi ST: Ciptakan T (Threat) Tentukan faktor- strategi yang menggunakan faktor ancaman kekuatan untuk mengatasi ancaman eksternal Sumber :Rangkuti, 2002
Strategi WT: Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
O (Opportunity) Tentukan faktorfaktor peluang eksternal
26
Freddy Rangkuti,. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2002 hal 17
Universitas Sumatera Utara
SWOT matriks menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh organisasi yang didasarkan pada hasil analisis SWOT. Dalam analisa SWOT dapat menghasilkan 4 (empat) kemungkinan strategi alternatif yang dikenal dengan Strategi Strength-Opportunities (SO), Strategi WeaknessesOpportunities (WO), Strategi Strength-Threats (ST), Strategi Weaknesses-Threats (WT) yaitu: 1
Strategi
SO
adalah
strategi
yang
digunakan
organisasi
dengan
memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan/Strengths (S) yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang/Opportunity (O). 2
Pada strategi WO adalah strategi yang digunakan organisasi dengan seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan/Weakness (W) yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang/Opportunity (O).
3
Pada strategi ST adalah strategi yang digunakan organisasi dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan/Strengths (S) untuk mengurangi berbagai ancaman/Threats (T) yang mungkin melingkupi organisasi.
4
Pada strategi WT adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan/Weakness (W) dalam rangka meminimalisir ancaman/Threats (T).
Universitas Sumatera Utara
1.6 Defenisi Konsep Konsep merupakan istilah defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial. Dari pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan: 1. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi serta terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik. 2. Strategi, dalam Undang-Undang No 25 tahun 2004, strategi diartikan sebagai langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi secara efektif. 3. Analsisis
SWOT
adalah
pengidentifikasian
kekuatan
(strength),
kelemahan. (weakness),peluang (opportunity) dan ancaman (threats) yaitu yang meliputi: a. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang dapat dimanfaatkan dalam mengatasi kelemahan organisasi. b. Kelemahan-kelemahan adalah kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam suatu organisasi yang dapat menghambat proses organisasi. c. Peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan oleh organisasi dalam menyusun strateginya untuk meningkatkan kemampuan organisasi. d. Ancaman-ancaman yang akan menghambat proses organisasi yang berasal dari luar organisasi.
Universitas Sumatera Utara
1.7 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep dan sistematika penulisan. BAB II : Metode Penelitian Bab ini membahas tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data. BAB III : Deskripsi Lokasi Penelitian Bab ini membahas gambaran umum tentang Kabupaten Humbang Hasundutan dan Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasunndutan. BAB IV : Penyajian Data Bab ini membahas tentang seluruh rangkaian hasil penelitian yang dirangkum dan memuat hasil penelitian serta hasil wawancara dengan informan penelitian. BAB V : Analisa Data Bab ini membahas tentang analisa dan implementasi data yang diperoleh peneliti
selama
penelitian.
Bab
ini
berisikan
tentang
strategi
pengembangan kopi BAB VI : Penutup Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara