BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) suatu bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari konsep-konsep dan ketrampilan-ketrampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi (Puskur, 2001: 9). Mengambil dari kurikulum 2006 pada mata pelajaran IPS bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu sosial. Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalahmasalah sosial tersebut. Berdasarkan uraian di atas, banyak aspek yang harus diperhatikan dalam pendidikan, khususnya dalam konteks pembelajarannya. Banyak permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, di antaranya adalah model pembelajaran, metode, proses belajar, fasilitas pembelajaran, interaksi siswa dengan siswa dan interaksi siswa dengan guru. Tidak ada satu model yang dipandang paling sempurna untuk dipergunakan tanpa metode lain. Banyak faktor yang dapat menyebabkan sebuah metode tidak selalu sesuai ketika dipergunakan. Faktor itu 1
antara lain, guru, siswa, tujuan, situasi, dan fasilitas. Perpaduan faktor-faktor tersebut yang menjadi pertimbangan utama dalam menentukan metode mana yang paling baik diguanakan demi kelancaran proses pembelajaran. Kurangnya model pembelajaran yang bervariasi dari guru juga sering menjadi penyebab kurang berhasilnya pembelajaran. Hasil observasi di Sekolah Dasar Negeri Gentan ditemukan antara lain pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan model belajar yang digunakan, yaitu cara guru mengajar IPS di kelas IV A SD N Gentan adalah berceramah dan siswa mendengarkan. Guru tampaknya kurang menyadari adanya teknik-teknik lain dalam pengajaran. Belum optimalnya proses pembelajaran ini diduga menjadi salah satu faktor yang membuat pembaharuan dan peningkatan kualitas pendidikan belum banyak membuahkan hasil. Kondisi pembelajaran ini juga terjadi dalam pembelajaran IPS. IPS sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar, memiliki cakupan materi yang sangat luas. Hal ini merupakan konskuensi IPS sebagai integrasi berbagai cabang ilmuilmu sosial. Menurut Fakih Samlawi & Bunyamin Maftuh (1999: 1) menyatakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di 2
lingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalahmasalah sosial tersebut. Mengingat cakupan materi luas dan komplek tersebut, dibutuhkan guru kompeten, proses pembelajaran dan media pembelajaran yang baik. Namun tidak mudah memenuhi tuntutan tersebut, sebagaimana terdapat beberapa persoalan dalam pembelajaran IPS di sekolah. Oleh karena itu pendidik harus bisa menyampaikan pembelajaran secara efektif dengan menggunakan model atau metode yang sesuai, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun, dalam praktik cara mengajar guru di kelas IV A SD N Gentan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Terutama pada pembelajaran IPS yang begitu banyak materi berupa hafalan, seperti menghafal nama-nama tokoh, nama-nama tempat penting dan lain sebagainya. Hal ini membuat guru menggunakan metode-metode tersebut karena dianggap lebih efektif untuk mengajarkan materi sebagian besar berupa hafalan. Sedangkan pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada materi hafalan melainkan perubahan sikap ke arah lebih baik lagi. Berdasarkan hasil observasi, pembelajaran IPS di kelas IV A SD Negeri Gentan belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan metode belajar yang digunakan. Pemahaman konsep siswa tentang materi pelajaran IPS masih relatif rendah. Sebagai gambaran rendahnya hasil belajar IPS kelas IV A sampai paruh pertama semester 2011/2012 terlihat dari hasil ulangan tengah semester dari jumlah siswa kelas IV A belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu sebesar 75. Secara rinci hasil ulangan tengah semester siswa kelas IV A SD Negeri Gentan tersaji dalam tabel di bawah ini. 3
Tabel 1. Nilai Rata-rata UTS Semester Gasal Siswa Kelas IV A Tahun ajaran Mata Pelajaran 2011/2012 PKn Bhs. Ind Matematika IPA IPS Nilai Rata-rata 65 71 60 77 59 Sumber: Rekapitulasi Nilai UTS SD N Gentan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/ 2012 Data di atas menunjukan bahwa nilai rata-rata mata pelajaran IPS jika dibandingkan dengan beberapa mata pelajaran lain masih rendah. Nilai rata-rata Ujian Tengah Semester (UTS) di atas perlu mendapat perhatian yang sungguhsungguh dalam rangka meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS. Menurut peneliti rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran IPS karena guru yang bersangkutan masih menggunakan pengajaran konvensional. Melihat kenyataan itu, perlu dilakukan perbaikan dalam pembelajaran IPS di SD Negeri Gentan. Alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan model pembelajaran quantum teaching, melalui quantum teaching dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap suatu mata pelajaran. Quantum teaching juga berstandar pada konsep “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” artinya bahwa tidak ada sekat-sekat yang membatasi antara seorang guru dan siswa sehingga keduanya dapat berinteraksi dengan baik. Hal itu mengingatkan guru pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Memasuki terlebih dahulu dunia siswa berarti akan memberi izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan siswa menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.
4
Quantum teaching dalam pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar efektif (Bobbi DePorter, 2006). Dengan quantum teaching guru dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran rasional dengan pertimbangan deduktif dan analitis. Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik dan proses pemikiran lain memerlukan kreatifitas, orisinil, daya cipta dan bakat artistik (Bobbi DePorter, 2006). Quantum teaching dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, termasuk di dalamnya bidang pendidikan. Ilmu Pengetahuan Sosial sarat akan konsep dan sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar, konsep-konsep IPS perlu divisualisasikan agar menjadi konkret. Quantum teaching dapat menjadi sarana untuk memungkinkan guru mengorganisir materi, menvisualisasikan dan menghubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Dengan demikian Quantum teaching dapat menfasilitasi terjadinya belajar bermakna. Dalam penelitian ini dipilih materi teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi yang akan disajikan kepada siswa. Quantum Teaching mempunyai strategi belajar yang disebut TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan) sebagai acuan guru untuk melaksanakan pembelajaran inovatif. Menyadari akan manfaat quantum teaching dan melihat kenyataan bahwa quantum teaching belum dimanfaatkan dalam pembelajaran IPS di kelas IV A SD 5
Negeri Gentan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri Gentan”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1.
Metode pembelajaran yang diberikan guru kelas IV A di SD N Gentan mata pelajaran IPS kurang kreatif sehingga anak didik merasa sulit dan bosan dalam menerima materi.
2.
Dalam menyampaikan materi pelajaran IPS, guru kelas IV A SD N Gentan cenderung menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan menghafal yang dirasa paling efektif untuk menyampaikan materi pelajaran.
3.
Kurangnya inovasi model pembelajaran yang digunakan guru pada mata pelajaran IPS sehingga membuat anak didik kurang paham.
4.
Rendahnya tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di kelas IV A SD N Gentan.
5.
Model pembelajaran quantum teaching
belum dimanfaatkan dalam
pembelajaran IPS kelas IV A SD Negeri Gentan.
6
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada rendahnya hasil belajar IPS pada siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri Gentan.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, maka rumusan masalah yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut: Bagaimana penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV A SD N Gentan tahun ajaran 2011/ 2012?
E. Tujuan Penelitian Dilihat dari latar belakang tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV A SD Negeri Gentan dengan menerapkan model pembelajaran quantum teaching.
F. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Adapun manfaat dari penelitian ini untuk pengembangan teori atau ilmu,
menambah wawasan siswa yang ada di Sekolah Dasar (SD) dan sebagai pelengkap kajian mengenai teknik pelaksanaan, peran, dan manfaat model pembelajaran quantum teaching.
7
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Quantum teaching dan siswa lebih jelas dalam memahami materi IPS yang diajarkan guru. b. Bagi guru pembimbing Agar guru dapat meningkatkan pembelajaran IPS SD secara inovatif dan kreatif dengan menggunakan pembelajaran interaktif. Pembelajaran IPS SD menjadi pembelajaran yang membuat siswa aktif tidak melulu guru sebagai sumber atau pusat dari pembelajaran. Membuat penanaman konsep yang benar kepada siswa sehingga siswa tidak salah konsep atau melenceng dari materi. c. Bagi peneliti Menambah wawasan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman peneliti dalam penggunaan model pembelajaran quantum teaching.
8