BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pengertian perkawinan sebagaimana dirumuskan dalam pasal 1 UU No. 1 Tahun1974 : “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dalam perundang-undangan pengertian perceraian tidak dirumuskan secara tegas. Pengertian perceraian menurut bahasa (Arab) adalah melepaskan ikatan. Yang dimaksud ialah melepaskan ikatan perkawinan.1 Perkawinan merupakan aqad dengan upacara ijab (serah) dan qabul (terima) antara calon suami dan istri untuk hidup bersama sebagai pertalian suci (sacral), untuk menghalalkan hubungan kelamin antara pria dan wanita dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia, penuh dengan kedamaian dan rasa kasih sayang, dan kekal, bukan untuk semantara waktu saja.2 Dari pengertian tersebut untuk mewujudkan keluarga yang bahagia landasan utama yang perlu dibangun antara laki-laki dan perempuan
1
Sulaiman Rasjid, Fiqh islam, Cetakan ke 17, (Jakarta, 1989) hal. 371
2
Dirjen Binmas Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir al-Qur’an, 2009), hal. 176
1
2
sebagai suami isteri adalah adanya hak dan kewajiban diantara keduanya.3 sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Ar Rum Ayat 21:
Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesunggahnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rūm: 21)4 Tujuan perkawinan secara jelas telah dicantumkan dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 ”Perkawinan”, yaitu untuk membentuk suatu keluarga yang bahagia dan kekal, bukan hanya untuk sementara waktu saja. Tujuan dari perkawinan tersebut harus mendasari setiap perkawinan yang akan berlangsung karena bila tidak, maka perkawinan tidak akan bertahan lama karena semangat untuk mempertahankannya tidak ada pada pasangan yang melangsungkan perkawinan. Perkawinan akan sesuai dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang dan sesuai apa yang di citacitakan oleh kedua pasangan, apabila kedua belah pihak mempunyai komitment untuk tetap bersama selamanya dalam suatu ikatan perkawinan. Untuk itu suami isteri perlu saling membantu dan saling melengkapi agar
3
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggaraa Penerjemah al-Qur’an, 1997, hlm.407. 4 Alquran surat Ar-Rūm: 21
3
masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya untuk membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan materi.5 Akan tetapi, terkadang tujuan perkawinan yang diharapkan harus kandas di tengah jalan karena adanya permasalahan dalam keluarga. Di antara permasalahan yang sering menimpa semua keluarga adalah faktor ekonomi. Mengingat
kenyataan
bahwa
sebagai
negara
berkembang,
dengan
pertumbuhan penduduk yang tinggi Indonesia belum dapat mengatasi banyaknya jumlah pengangguran, disebabkan sempitnya lahan pekerjaan serta tingkat sumber daya manusia yang rendah sehingga mengakibatkan banyak keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Salah satu alternatif terakhir yang diambil oleh kalangan ekonomi lemah dalam mengatasi keterbatasan ekonomi adalah mencari pekerjaan di luar negeri yang lazimnya disebut TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dan bagi kalangan wanita disebut TKW (Tenaga Kerja Wanita), baik ke negara Timur Tengah, Malaysia, Hongkong maupun Negara lainnya. Keretakan rumah tangga yang ditimbulkan lebih cenderung berkaitan dengan masalah biologis. Seorang suami yang ditinggalkan isterinya pergi menjadi TKW mestinya harus sabar menunggu, karena kepergiannya untuk mencari nafkah yang sebenarnya merupakan kewajiban suami bukan kewajiban isteri. Namun kebutuhan dalam sebuah rumah tangga bukanlah hanya materi saja, akan tetapi dalam membina rumah tangga yang harmonis
5
Kamal Muhtar, Asas-asas Hukum islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan bintang, 1993), Cet. 3, hlm. 6
4
tentunya dibutuhkankan pula perhatian, kasih sayang, dan rasa saling memiliki sebagai wujud karunia-Nya. Di Kabupaten Pekalongan kec. Buaran, peserta Tenaga Kerja Wanita (TKW) berasal dari ibu rumah tangga dengan meninggalkan suami dan anakanaknya cukup banyak. Banyaknya pasangan yang berpisah karena program Tenaga Kerja Wanita (TKW) tersebut mendorong penulis untuk meneliti kemungkinan
timbulnya
permasalahan
keluarga
yang
diakibatkan
berpisahnya pasangan suami isteri dalam jangka waktu yang panjang dengan segala permasalahannya. Keretakan rumah tangga inilah yang menimpa sebuah pasangan Zumawan bin Cartoyo (suami) dengan Ny. Baroyah Binti Yamin (isteri/TKW), yang berasal dari desa wonoyoso buaran pekalongan, yang sebetulnya Zumawan bin Cartoyo (suami) tidak menghendaki Ny. Baroyah Binti Yamin (isteri/TKW) kerja di Saudi Arabia sebagai TKW. Namun si isteri tetap bersikeras untuk berangkat ke Saudi Arabia selama 5 tahun 6 bulan, walaupun si suami sudah melarangnya. Karena peserta TKW ini mempunyai alasan kenapa tetap bersikeras pergi ke Saudi Arabia, yaitu dengan alasan demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, yang dimana karena si suami tidak mempunyai pekerjaan yang tetap hanya sebagai buruh serabutan saja yang tidak pasti akan penghasilannya, untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga mereka.6
6
Disalin dari Putusan Pengadilan Agama Kajen Nomor : 1079/Pdt.G/2010/PA.Kjn tanggal 03 Nopember 2010 M / 26 Dzulqa’dah 1431 H.
5
Pada dasarnya, laki-laki (suami) adalah seorang pemimpin bagi kaum wanita dan keluarganya, karena wanita terbuat dari tulang rusuk seorang lakilaki, bukan terbuat dari tulang kaki untuk di injak-injak atau dari kepala untuk di junjung tinggi, karenanya laki-laki di ciptakan untuk melindungi, mengasihi dan mengayomi seorang wanita. Hal tersebut tidak lantas menjadikan seorang wanita tidak mematuhi suami atau berbuat yang menjadikan kehormatan suaminya terancam, bahkan menimbulkan sebuah pertengkaran dan mengakibatkan perceraian. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian. Dari
hal
tersebut
di
atas,
maka
penulis
tertarik
untuk
memformulasikan permasalahan tersebut ke dalam skripsi dengan judul “CERAI TALAK AKIBAT ISTERI MENJADI TKW (TENAGA KERJA WANITA) DI LUAR NEGERI (Studi Putusan Nomor : 1079/Pdt.G/2010/PA.Kjn)”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis rumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Bagaimana hukum menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) menurut hukum Islam?
2.
Bagaimana fakta hukum dan dasar hukum dalam putusan Nomor : 1079/Pdt.G/2010/PA.Kjn ?
6
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui hukum menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) menurut hukum Islam.
2.
Untuk mengetahui dan analisis fakta hukum dan dasar hukum dalam putusan Nomor : 1079/Pdt.G/2010/PA.Kjn.
D. Kegunaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk para pengembang keilmuan di bidang akademis pemerhati ilmu hukum Islam, khususnya hukum kelurga tentang perceraian, dalam hal ini tentang cerai talak akibat isteri menjadi TKW Diluar Negeri. Begitu juga semoga bermanfaat bagi para penegak hukum islam dalam lingkungan pengadilan agama, yaitu para hakim dalam menentukan putusan yang berkaitan dengan Cerai Talak Akibat Isteri Menjadi TKW Diluar Negeri. 2. Manfaat praktis a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis tentang hal apa yang sebenarnya mendasari hakim memutuskan perakara perceraian dengan alasan isteri menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di luar negeri serta bagaimana prosedur permohonan cerai
7
talak dan pertimbangan hakim Pengadilan Agama Kajen dalam menyelesaikan perkara tersebut. b. Untuk memperkaya khazanah intelektual hukum Islam, khususnya tentang perceraian, sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pemahaman dan reaktualisasi nilai-nilai ajaran Islam. c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang dapat memperkaya kepustakaan dan dapat dijadikan sebagai bahan banding untuk penelitian yang relevan.
E. Telaah Kepustakaan 1. Kerangka Teori Pengertian perkawinan sebagaimana dirumuskan dalam pasal 1 UU No. 1 Tahun1974 : “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dalam perundang-undangan pengertian perceraian tidak dirumuskan secara tegas. Pengertian perceraian menurut bahasa (Arab) adalah melepaskan ikatan. Yang dimaksud ialah melepaskan ikatan perkawinan.7 Menurut Hensyah Syahlani, (Mantan Directur Hukum dan Peradilan MARI dan mantan KPT yogyakarta) perceraian adalah :
7
Sulaiman Rasjid, Fiqh islam, Cetakan ke 17, (Jakarta, 1989) hal. 371
8
“Perceraian adalah suatu keadaan dimana antara seorang suami dan seorang isteri telah terjadi ketidak cocokan bathin yang berakibat pada putusnya suatu tali perkawinan melalui suatu putusan pengadilan”8 Menurut penjelasan Pasal 39 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, bahwa perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan : a) Salah satu berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disebutkan; b) Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak yang lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya; c) Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung; d) Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan terhadap pihak lain; e) Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang mengakibatkan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/ isteri; f) Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah-tangga.
8
Hensyah Syahlani, (Mantan Directur Hukum dan Peradilan MARI dan mantan KPT yogyakarta), 1994. Hal. 53
9
Selain itu juga diatur dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 116 yang pada prinsipnya sama dengan Penjelasan Pasal 39 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1974 dan Pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975 hanya ditambah 2 (dua) alasan lagi yaitu : g) Suami melanggar taklik talak; h) Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.9 Talak itu bisa wajib, haram, mubah, dan bisa juga sunnat. Thalak wajib adalah thalak yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi antara suami isteri, jika masing-masing melihat bahwa thalak adalah satu-satunya jalan untuk mengahiri perselisihan. “ Demikian menurut para ulama penganut madzhab Hanbali. Demikian pula talak yang dilakukan oleh suami yang meng’ila’ isterinya setelah diberi tangguh. Allah SWT berfirman :
Artinya : Kepada orang-orang yang meng’ila isterinya diberi tangguh selama empat bulan. Kemudian jika mereka kembali (kepada isteri), maka apabila mereka berazam (berketetapan hati) untuk talak, maka sesungguhnya, Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. (Al Baqarah : 226-227)10 9
Muhammad Amin Suma, Himpunan Undang-undang Perdata Islam & Peraturan Pelaksanaan Lainnya di Negara Hukum Indonesia, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada) hlm. 551. 10 Alquran surat Al Baqarah : 226-227
10
Talak yang diharamkan adalah talak yang dilakukan bukan karena adanya tuntutan yang dapat dibenarkan. Karena hal itu akan membawa madharat bagi diri sang suami dan juga sang isterinya serta tidak membawa kebaikan bagi keduanya. Talak yang mubah adalah talak yang dilakukan karena adanya hal yang menuntut ke arah itu, baik karena buruknya perangai si isteri, pergaulanya yang kurang baik atau hal-hal buruk lainnya. Sedang kan thalak yang disunatkan adalah thalak yang dilakukan terhadap seorang isteri yang telah berbuat zhalim kepada hakhak Allah yang harus diembannya, seperti shalat dan kewajibankewajiban lainnya, dimana berbagai cara telah ditempuh oleh sang suami untuk menyadarkannya, akan tetapi ia tetap tidak menghendaki perubahan. Thalak juga disunahkan ketika suami isteri berada dalam perselisihan satu dari keduannya akan terselamatkan dari bahaya yang mengancam.11 Meskipun demikian proses perceraian harus dilakukan melalui Pengadilan Agama, artinya keputusan cerai atau tidak berada didalam tangan hakim. Putusan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum.12
11
Dalam Pengadilan Agama
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan islam di indonesia, (Agustus 2007, Jakarta: Kencana, 2007), hal. 428-429 12 UU RI No. 8 Tahun 1981, Tentang Hukum Acara Pidana, PT. Karya Anda, Surabaya, tt , hlm. 5
11
Kajen terdapat satu putusan tentang cerai talak akibat isteri menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita). Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan TKW (Tenaga Kerja Wanita) akan terlebih dahulu dijelaskan pengertian TKI (Tenaga Kerja Indonesia), karena pengertian TKI dan TKW saling berhubungan. TKI adalah setiap warga negara indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja diluar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.13 2. Hasil Penelitian Relevan Ahmad Rofiq, bukunya yang berjudul ‘’Hukum Islam di Indonesia’’ mengatakan, semua orang yang melangsungkan pernikahan pasti berharap agar nantinya dapat hidup bahagia dan sejahtera, namun harapan tersebut tidak selalu menjadi kenyataan sehingga pernikahan putus ditengah jalan. Dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 34 disebutkan bahwa putusnya suatu pernikahan karena 3 hal yaitu: kematian, perceraian dan putusan pengadilan.14 Sebenarnya sudah banyak peneliti yang mengkaji tentang alasan perceraian dalam perkawinan, seperti halnya “Kekerasan Terhadap Isteri Sebagai Alasan Perceraian (Studi Kasus di Pengadilan
13
UU RI Nomor 39tahun 2004, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, (Bandung, Fokusmedia, 2005) hal. 3 14 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2000), hal. 269.
12
Agama Salatiga tahun 1999-2001)” merupakan skripsi yang dibahas oleh Siti Nakiyah yang secara spesifik tidak ada kasus perceraian yang dikarenakan kekerasan terhadap istri dalam rumah tangga. Sebetulnya ada perceraian dikarenakan tindak kekerasan dalam rumah tangga, akan tetapi setelah perkara dibawa ke muka Pengadilan konteks kekerasan dimasukkan dalam koridor hukum yang lain, misalnya perceraian itu ka rena tidak ada keharmonisan, ada pihak ketiga, penelantaran, cemburu, krisis akhlak dan sebagainya.15 Skripsi Fithri Awwalin (2006), Jurusan Syariah STAIN Salatiga, Kekerasan Terhadap Istri dalam Rumah Tangga (Studi Komparatif Terhadap Hukum Islam dengan UU No.23 tahun 2004). Dalam Skripsi ini penulisnya menjelaskan Hukum Islam serta UU No. 23 tahun 2004 dalam memandang hukum yang terjadi dalam rumah tangga yang meliputi bentuk-bentuk kekerasan dilihat dari perspektif Islam dan UU No. 23 tahun 2004, dan akibat hukum dari tindak kekerasan yang dilakukan serta permasalahan lainnya yang menyangkut KDRT dalam perspektif lainnya.16 Penelitian mengenai TKW telah dilakukan oleh PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga) STAIN salatiga yang berjudul Tawa dan Tangis keluarga TKW (studi eksplorasi kehidupan anggota keluarga buruh migran perempuan din kelurahan kecandran,kecamatan Sidomukti
15
Siti Nakiyah, Kekerasan Terhadap Istri Dalam Rumah Tangga Sebagai Alasan Perceraian, (Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga) 2004, hal. 61. 16 Fithri Awwalain, Kekerasan Terhadap Istri dalam Rumah Tangga (Studi Komparatif Hukum Islam dengan UU No. 23 Tahun 2004), hal. 18.
13
dan kelurahan kaumamn kidul,kecamatan Sidorejo kota salatiga, Propinsi Jawa Tengah). Penelitian pada tahun 2006 ini mengamati berbagai
persoalan
mengenai
TKW
di
kelurahan
kecandran,
kec.Sidomukti dan kelurahan Kauman Kidul, Kec. Sidomukti Kota Salatiga Jawa Tengah.Untuk fokus penelitiannya diwilayah kelurahan Kecandran Kec.Sidomukti hanya di Dusun Gamol saja. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa TKW Gamol umumnya adalah ibu-ibu yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Banyak faktor yang menjadi pengaruh mereka menjadi TKW antara lain faktor geografis, historis dan budaya yang berkembang di masyarakat. Dengan kepergian seorang ibu menjadi TKW banyak berbagai dampak yang muncul. Sebagian besar dampak tersebut dirasakan oleh anak-anak dan suami TKW. Anak-anak dari mereka kurang mendapatkan perhatian dan pengasuhan yang berkualitas. Sedangkan dampak bagi suami adalah adanya pergeseran peran suami. Penelitian ini cukup menarik,karena secara rinci menyoroti tentang kehidupan keluarga TKW pada umumnya. Hanya saja penelitian ini belum secara khusus menyoroti tentang istri sebagai pencari nafkah utama. Sebagai pencari utama ini nampak sekali ketika istri menjadi TKW selama beberapa tahun sekaligus istri sebagai satu-satunya tumpuan keluarga. Isteri berperan sebagai pencari nafkah utama baik nafkah sandang, pangan, papan, serta pendidikan bagi anakanaknya.
14
Selain penelitian mengenai TKW, terdapat penelitian lain yang telah dilakukan oleh Sholechah yaitu: “Isteri Karier Dalam Persfektif Hukum Islam (Studi Terhadap Isteri Pencari Nafkah di Desa Gedongan Kec. Tuntang Kab. Semarang). Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa, munculnya berbagai persoalan kehidupan dalam rumah tangga, membuat isteri tidak hanya tinggal diam dan berpangku tangan menunggu hasil kerja dari sang suami, dalam penelitian ini nampak jelas tentang relasi suami isteri. Yang mana anta suami isteri saling melengkapi dalam memeenuhi kebutuhan hidup keluarganya, walaupun mereka sibuk mencari nafkah hak dan kewajiban dari masing-masing tetap terpenuhui. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitianpenelitian sebelumnya adalah karena penelitian yang sebelumnya berfokus pada cerai gugat, karena kebanyakan prosesi perceraian TKW itu cerai gugat, sedangkan penelitian ini penulis berusaha mengupas tentang cerai talak yang disebabkan isteri menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di luar negeri di Pengadilan Agama Kajen. Penelitian ini lebih dalam dengan mengambil
sudut
pandang
yang berbeda
yaitu
mengadakan penelitian di lingkungan keluarga TKW di Desa wonoyoso, Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan dengan tinjauan hukum islam dan Undang-undang. Lokasi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya memiliki perbedaan secara geografis, historis, dan budaya, pada lingkungan masyarakat.
15
Perbedaan yang lain adalah terletak pada obyek penelitiannya, penelitian ini membatasi dengan ketentuan yang berbeda. Yaitu responden adalah TKW yang sudah bekerja selama 5 tahun 6 bulan bekerja di luar negeri. Karena waktu 5 tahun 6 bulan itu bukan waktu yang relatif singkat untuk menekuni profesi tersebut.
F. Metode Penelitian Agar di dalam menggali data di lapangan sesuai dengan arah penelitian yang relevan dengan permasalahan dan tidak terjadi penyimpangan dari tujuan semula, maka penyusun menggunakan metode penelitian sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penyusun gunakan adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuai unit : individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.17 Dalam hal ini penulis meneliti mengenai proses, kendala, ataupun yang berhubungan dengan cerai talak akibat isteri menjadi TKW di luar negeri melalui lembaga Pengadilan Agama Kajen.
17
hlm. 22
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997).
16
2. Pendekatan Penelitian. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu salah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat
alami, lalu dihubungkan untuk
mendapatkan suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga penulis dapat menganalisis dan mengambil kesimpulan secara alamiah. 3. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yakni penelitian yang bertujuan untuk memaparkan dan menggambarkan objek yang diteliti, dalam hal ini sejauh mana Cerai Talak Akibat Menjadi TKW (Tenaga Kerja
Wanita)
di
Luar
Negeri
(Studi
Putusan
Nomor
:
1079/Pdt.G/2010/PA.Kjn). 4. Sumber data Sumber data ini terdiri dari dua macam, sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber Data Primer Data Primer, diperoleh dari sumber data di lapangan melalui prosedur dan teknis pengumpulan data yang berupa interview (wawancara), observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang khusus di rancang sesuai dengan tujuan dan data itu di peroleh dari sumber pokok yang berkenaan dengan pembahasan masalah yaitu Ketua Pengadilan Agama Kajen, dan pihak yang berperkara.
17
b. Sumber Data Sekunder Data Sekunder yaitu sumber pendukung yang membahas tentang cerai talak akibat isteri menjadi tkw diluar negeri dalam bentuk buku yaitu : Fiqh Islam karangan Sulaiman Rasjid,Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan karangan Kamal Muhtar, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, atau yang lainnya yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan untuk mendukungnya. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara wawancara yaitu ”sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer)
untuk
memperoleh
informasi
dari
terwawancara
(interviewer)”.18 Wawancara ini dilakukan dengan mengambil responden dari salah satu hakim, penggugat dan tergugat di Pengadilan Agama Kajen yang berkompeten sebagai salah satu pendukung dalan memperkuat validitas data yang sangat dibutuhkan. b. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu alat untuk mencari data dalam mengamati hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan-catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, jurnal, notulen dan seabagainya.19 18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 145. 19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,.. hlm.124.
18
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang sifatnya dokumen, meliputi : buku register dan arsip-arsip atau dokumendokumen khususnya yang berhubungan dengan kasus Cerai Talak Akibat isteri Menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita ) Di Luar Negeri (Studi . Putusan Nomor : 1079/Pdt.G/2010/PA.Kjn). 6.
Analisa Data Data
yang
dikumpulkan
dari
penelitian
dianalisis
dengan
menggunakan konten analisis,yang dengan cara meneliyi isi / subtansi dari
putusan
Penagadilan
Agama
Kajen
putusan
Nomor:
1079/Pdt.G/2010/PA.Kjn G. Sistematika Penulisan Pada dasarnya kajian skripsi ini merupakan satu kesatuan utuh dan terpadu yang dibagi kepada lima bab. Masing-masing bab dikonstruksi dengan sistematis sebagai barikut: Bab pertama, adalah pendahuluan yang memberi arah untuk pembahasan seluruhnya. Dalam bab ini dikemukakan Latar belakang masalah yang menguraikan secara jelas urgensi penelitian ini dilakukan. Pada perumusan masalah dikemukakan pertanyaan-pertanyaan pokok yang dijadikan pijakan yang menjadi fokus penelitian. pada bab ini juga dikemukakan tujuan dan kegunaan penelitian yang menggambarkan sasaran akhir dari penelitian ini. Selanjutnya dikemukakan tinjauan pustaka untuk mengungkapkan beberapa penelitian yang telah ada sebelumnya dan menggambarkan spesifikasi yang membedakannya dengan penelitian-
19
penelitian yang telah ada sebelumnya. Kemudian dipaparkan pula kerangka teoritik yang merupakan teori-teori yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini. Adapun metode penelitian dijelaskan secara tegas dan lugas untuk memberikan kepastian mekanisme penelitian ini dilakukan, baik dalam mengumpulkan data, mengolah serta menyimpulkannya. Pada bagian akhir bab ini dikemukakan sistematika dari keseluruhan pembahasan. Pada bab kedua ini dijelaskan tinjauan umum tentang perceraian, pengertian perceraian, macam-macam perceraian, alasan-alasan dalam perceraian, selanjutnya dijelaskan pula tentang TKW (Tenaga Kerja Wanita), syarat-syarat untuk menjadi TKW, dan pandangan hukum tentang islam tentang TKW. Pada bab ketiga ini menerangkan putusan pengadilan agama tentang cerai talak akibat isteri menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di luar negeri (Putusan Nomor. 1079/pdt.G 2010/pa.Kjn).Kemudian diuraikan gambaran umum tentang pengadilan agama kajen, bagaimana sejarahnya, kewenangan, dan struktur organisasi pengadilan agama kajen.
Selanjutnya mengenai
putusan hakim terhadap cerai talak akibat isteri menjadi TKW (tenaga kerja wanita) di luar negeri studi putusan Nomor : 1079/ Pdt. G/2010/Pa. kjn . Bab keempat merupakan analisa. analisis terhadap putusan Pengadilan Agama Kajen tentang cerai talak akibat isteri menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita). Meliputi fakta hukum dan dasar hukum yang terkandung didalam putusan Nomor : 1079/ Pdt. G/2010/Pa. Kjn.
20
Bab kelima adalah akhir dari pembahasan yang memuat kesimpulan dari seluruh pembahasan dan penutup.