BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Humas memiliki fungsi manajemen khas dalam pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara perusahaan dengan publik. Oleh karena itu, humas memiliki berbagai saluran komunikasi, misalnya media internal perusahaan. Ada beberapa perusahaan dan beberapa buku yang menyebabkan jurnal internal, ataupun house journal. Istilah jurnal diartikan secara luas yakni sebagai terbitan atau bahan cetakan yang diterbitkan secara teratur.1. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia dengan komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama yang lain baik dalam kehidupan sehari-hari, di tempat kerja dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada
tidak
ada
manusia
yang
tidak
terlibat
dalam komunikasi.
Kencenderungan ini menyadarkan intansi pemerintah maupun instansi swasta untuk memanfaatkan media sebagai alat komunikasinya, dan khususnya untuk LIPI. Informasi yang dapat diserap dari berbagai macam media bukan sekedar indikasi kemajuan teknologi informasi, akan tetapi lebih mendasar daripada itu. Informasi adalah kebutuhan manusia. Sehingga tak jarang kita mendapati diri kita dan lingkungan kita sangat bergantung kepada informasi untuk berbagai kepentingan. 1.
Frank Jefkins, Public Relations, PT. Erlangga, Jakarta, 2004, hal. 147
1
2
Media internal dipilih humas sebagai sarana menyampaikan informasi dan pesan yang berasal dari perusahaan kepada konsumennya atau bisa disebut dengan publiknya. Adapun bentu-bentuk dari media internal atau jurnal internal antara lain seperti : a. Magazine (majalah), bulanan, dan mingguan, berbentuk company, profile, annual report, financial report publication, dan lainnya. b. Tabloid dan bulletin perusahaan, terbitan harian atau mingguan. c. News letter (berita dinding), press release, dan photo press. Majalah internal merupakan sarana Public Relation dalam membina dan memelihara jalinan komunikasi dua arah antara pimpinan dan karyawan secara timbal balik, sehingga terjalin hubungan harmonis antara kedua belah pihak, juga sebagai sarana komunikasi antara sesama karyawan, selain itu menurut Richard Bevan majalah internal merupakan bahan publikasi dan publisitas Public Relations suatu perusahaan atau organisasi.2 Sebuah media internal dapat dimanfaatkan untuk membina komunikasi internal, maka Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan LIPI menerbitkan majalah Komunikasi internal, yang diberi nama Majalah Komunika dan diterbitkan setiap empat bulan sekali, majalah Komunika ditunjukkan untuk membina komunikasi antara sesama karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia
(Komunikasi
vertikal),
serta
menjadi
jembatan
penyambung antara karyawan dengan pihak manajemen (komunikasi horizontal).
2
Richard Bevan, Employee Comunication, in Lesly’s Hand Book Of Pr and Communication, Revised and Up date For 90’s Philip Lesly’s ed (Tokyo Probus ublishng Company, 1991) Hal 216
3
Majalah komunika adalah salah satu media yang digunakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk memberikan pelayanan dan informasi kepada seluruh karyawan. Majalah komunika memiliki hasil cetakan full colour, pesan yang dicetak dirancang, dirancang, memiliki informasi yang dapat dibaca berulang-ulang. Selain berisikan tulisan, majalah komunika juga berisikan gambar-gambar dan foto-foto yang melengkapi pesan dan informasi mengenai komunikasi. Fungsi Humas ketika menjalankan tugas dan operasionalnya adalah menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik pada organisasi atau perusahaan. Akar dari opini sebenarnya tidak lain persepsi. Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut : a. Latar belakang budaya. b. Penglaman masa lalu c. Nilai-nilai yang dianut d. Berita-berita yang berkembang3 Peneliti memilih Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia dan majalah Komunika sebagai bahan penelitian karena media internal yang lain, yang berada di dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tidak difungsikan dengan baik. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia adalah suatu instansi pemerintah yang banyak menangani masalah penelitian yang ada diseluruh
3
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relation, PT. Grafiti, Jakarta, 1994, Hal. 23
4
Indonesia. Humas LIPI masih memperhaikan masalah komunikasi internal dengan cara membuat majalah internal.
1.2 Pokok Permasalahan Dengan fenomena yang ada, penulis merumuskan masalah, yaitu sejauh mana persepsi karyawan Lembaga Ilmu Pengetauan terhadap majalah komunia. Dari pokok masalah diatas dapat dirinci masalah-masalah penelitian yaitu bagaimana persepsi karyawan dan karyawati terhadap majalah komunika Vol. 10, No. 2, 2006.
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi karyawan LIPI terhadap “Majalah Komunika”. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu LIPI khususnya untuk memberikan masukan guna peningkatan kualitas penerbitan, dan pihak-pihak lain yang membutuhkan, khususnya dalam bidang humas.
1.4 Signifikansi Penelitian A. Signifikansi Akademis Dapat memperkaya wawasan yang luas tentang majalah internal sebagai media komunikasi internal yang juga sekaligus termasuk dalam ilmu
komunikasi
dan
menambah
keilmuan
khususnya
dibidang
5
komunikasi
internal,
serta
memberikan
referensi
bagi
penelitian
selanjutnya.
B. Signifikansi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan sumbangan pemikiran bagi kepala Biro Humas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut Richard ddan Larry Samovar sebagai dikutip oleh Dedi Mulyana dan Jalaludin Rahmat, yakni komunikasi adalah suatu suatu proses dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku narasumber dan penerimanya dengan sengaja menyadari (to code) perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran dalam (channel) juga merangsang atau memperoleh sikap atau perilaku tertentu.4 Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang dinamis yang saling mempengaruhi perilaku antar komunikator dan komunikannya dengan melalui saluran-saluran tertentu. Carl I Hovland memberikan definisi komunikasi yaitu ”Proses dimana seseorang (Komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain (Komunikan)”.5 Dari definisi tersebut terlihat jelas bahwa komunikasi tidak hanya sebagai proses penyampaian pesan atau informasi, tetapi lebih jauh dari itu agar dapat memberikan pengetahuan lebih kepada khalayak banyak. Proses
4
Dedi Mulyana, Public Relatins dalam teori dan praktek, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1993), Hal. 17 5 Mulyana, op.cit.
6
7
komunikasi yang sederhana yaitu adanya sumber (pengirim pesan, saluran, penerima, dan efek yang ditimbulkan). Seperti dikatakan oleh Rogers bahwa kegiatan komunikasi akan berjalan efektif apabila memenuhi kelima unsur komunikasi S M C R E seperi yang dikemukakan oleh Everet M Rogers dalam buku Communication Of Inovation, yang dijabarkan sebagai berikut : a. Source (sumber) dapat merupakan perorangan atau individu (seseorang yang berbicara, menulis, menggambar, melamun, membuat gerak-gerik) atau kelompok masyarakat yang berupa organisasi, lembaga, sumber adalah pihak yang pertama kali melancarkan message (pesan). b. Message (pesan) adalah stimulus yang disampaikan oleh sumber kepada penerima (receiver) melalui saluran. c. Channel (saluran) merupakan termpat berlakunya atau mengalirnya pesan dari sumber kepada penerima. Saluran ini yang memungkinkan bagi sumber untuk menjangkau khalayak Iebih banyak. Sedangkan rapat internal sebagai media dalam komunikasi antar personal d. Receiver (penerima) adalah pihak yang menerima pesan dan juga yang memberikan respon. e. Effect (akibat) komunikasi merupakan akibat dari hasil penyampaian pesan. Menurut Rogers ada tiga efek komunikasi yaitu efek dalam pengetahuan, sikap, dan efek dalam tingkat laku. Menurut Rogers, kelima unsur dalam proses komunikasi di atas mutlak adanya untuk dapat mcnghasilkan komunikasi yang efektif. Sama
8
halnya dengan Rogers, Scharm juga mengungkakan bahasa tujuan komunikasi adalah mcncapai kesamaan pendapat antara sumber dan sasaran. Proses komunikasi melalui media adalah proses penyampaian pesanpesan yang mengandung arti lewat media seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Kelima jenis media massa ini dikcnal scbagai the big five of mass media yang memiliki karakteristik antara lain ditujukan kcpada khalayak luas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis atau kultural. Selain itu kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, penyampaian pesannya cenderung satu arah dan berjalan cepat serta mampu menjangkau khalayak luas. Proses komunikasi tersebut, tentunya digunakan oleh praktisi Public Relations untuk menyampaikan informasi pcrusahaan. Menurut Harsono Suwardi, yang ditulis ulang oleh F. Rachmadi menyatakan bahwa Public Relations atau Humas secara umum diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau organisasi dan badan usaha melalui para petugas Public Relations untuk mcrumuskan organisasi atau struktur dan komunikasi guna menciptakan saling pengertian yang lebih baik antara Iembaga itu dan khalayaknya. Hal ini mcnjelaskan bahwa Hemas merupakan jembatan komunikasi antara manajemen dan karyawan, untuk itu Humas perlu menciptakan komunikasi yang efektif agar tidak terjadi ketimpangan dan kesalahan
9
informasi yang mcnyebabkan kesalahpahaman antara karyawan dan manajemen.
2.2
Hubungan Masyarakat (Public Relations) 2.2.1 Pengertian Public Relations Menurut Frank Jefkins, humas atau public relations (PR) adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.6 Selain itu, Jefkins juga mendefinisikan praktek public relations sebagai suatu seni sekaligus suatu disiplin ilmu sosial yang menganalisis
berbagai
kecenderungan,
memperkirakan
setiap
kemungkinan konsekuensi darinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya.7 Pengertian publik relations dibagi menjadi dua jenis yaitu dalam pengertian teknik komunikasi dan state of being. 1. Public relations sebagai teknik komunikasi : Pada hakikatnya adalah kegiatan publik relations mempunyai cirri komunikasi dua arah atau timbal balik. Teknik komunikasi tidak 6 7
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Keempat, (Jakarta : Erlangga, 1995), hal. 9 Ibid
10
selalu dilakukan oleh petugas publik relations, melainkan oleh pimpinan organisasi atau lainnya. 2. Public relations sebagai state of being Keadaan wujud atau yang merupakan wahana kegiatan hubungan masyarakat dalam bentuk biro, bagian, seksi, urusan dan lainnya. Penggunaan istilahnya disesuaikan dengan bentuk struktur organisasi. Komposisi personalia public relations dari masing-masing organisasi tentu saja berbeda tergantung dari kebutuhannya. Dalam suatu organisasi, mungkin saja departemen public relationsnya hanya terdiri dari seorang manajer dan seorang sekretaris, tetapi banyak juga organisasi atau perusahaan yang juga memperkerjakan para asisten spesialis seperti pejabat pers, editor, jurnal, perancang media cetak, fotografer dan sebagainya, untuk menunjang pelaksanaan departemen public relationsnya. Ada pula organisasi yang tidak memiliki atau mempekerjakan spesialis publik relations secara permanent, atau bahkan tidak memiliki sebuah biro khusus publik relations sama sekali. 2.2.2 Tujuan Humas Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianologikan dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognitif, afeksi dan perilaku publiknya. Maka tujuan humas adalah terjaga dan terbentuknya opini yang positif sampai
11
terbentuknya perilaku positif publik terhadap organisasi/perusahaan. Rumusan mengenai tujuan humas adalah sebagai berikut :
1. Terpeliharanya dan terbentuknya saling pengertian (aspek kognitif) a. Saling pengertian dimulai dari salingmengetahui atau mengenal. Ungkapan “tak kenal maka tak sayang” pada banyak fenomena memberikan jaminan di situlah humas berawal. 2. Menjaga dan membentuk saling percaya (aspek afeksi) Bila tujuan yang pertama mengarah pada pengamatan dan perubahan pengetahuan (kognisi), maka tujuan berikutnya adalah pada tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi), saling percaya (mutual confidence). Kepercayaan publik dapat timbul bila organisasi/perusahaan dapat memperlihatkan kebaikan dan ketulusan kepada publiknya. Kebaikan dan ketulusan masing-masing dapat diukur dengan etika moral maupun materil yang ditanamkan dan dijunjungkan masing-masing. Di sinilah humas menggunakan prinsip komunikasi persuasi. 3. Memelihara dan menciptakan kerjasama (aspek psikomotoris) Tujuannya adalah dengan komunikasi diharapkan akan terbentuk bantuan dan kerjasama nyata. Artinya, bantuan dan kerjasama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu. Mengacu pada tiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran terbuka, emosi/kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali
12
pada tujuan yang lebih besar, yakni terbentuknya citra/image yang favorable terhadap organisasi/perusahaan dimana humas berada.8
2.2.3 Fungsi dan Ruang Lingkup Humas Berbicara mengenai fungsi humas berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Ciri khas kegiatan humas menurut pakar humas international cutlip & center, and canfield (1982) fungsi humas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi/perusahaan dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 2. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi/perusahaan yang diwakilinya atau sebaliknya. 3. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang sarana kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 4. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasinya serta pesan dari organisasi/perusahaan kepada publiknya atau sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.9 Fungsi humas bersifat melekat pada manajemen organisasi / perusahaan,yaitu 8
bagaimana
humas
dapat
menyelenggarakan
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, PT. Ghalia Indonesia dengan UMM, Press, Jakarta, 2002, hal. 21 9 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta, 2003, hal. 19
13
komunikasi dua arah atau timbal balik antara organisasi/lembaga yang diwaklinya dengan publik,yang artinya peranan ini turut menentukan sukses
atau
tidaknya
misi,
visi
dan
tujuan
bersama
dari
Humas
dan
organisasi/lembaga tersebut. Rosady
Ruslan
dalam
buku
Manajemen
Komunikasi Konsepsi dan persepsi mengemukakan peranan humas dalam manajemen perusahaan, sebagaimana berikut. a) Communicator Kemampuan sebagai komunikator secara langsung maupun tidak langsung melalui media cetak atau elektronik dan lisan (spoke person) dan sebagainya, di samping itu juga bertindak sebagai mediator dan persuader. Komunikasi manajemen dalam prakteknya, bersifat komunikasi vertikal, horizontal, dan eksternal. b) Relationship Adalah kemampuan peran humas membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerja sama dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut. c) Back Up Management Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain, seperti bagian manajemen promosi, pemasaran, operasional,
14
personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam hal suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/organisasi. d) Good Image Marker Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi, dan sekaligus menjadi utama bagi aktivitas humas dalam melaksanakan manajemen kehumasan untuk membangun citra baik lembaga/organisasi yang diwakilinya. Adapun ruang lingkup tugas humas dalam sebuah organisasi/ perusahaan antara lain meliputi aktivitas : a. Membina hubungan ke dalam (public internal) Yang dimaksudkan dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang humas harus mampu mengindentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi/ perusahaan. b. Membina hubungan keluar (publik eksternal) Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum/masyarakat. Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Dengan demikian, seperti yang dijelaskan di atas, peran humas tersebut bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (in word looking) dan keluar (out ward looking).
15
2.2.4 Khalayak PR Dalam menjalankan aktivitasnya, penting bagi humas untuk mengenal khalayaknya. Khalayak disini maksudnya adalah kelompok tertentu dalam masyarakat yang terpenting atau berkepentingan dengan perusahaan, atau arti lainnya adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik secara internal maupun eksternal. Setiap organisasi memiliki sendiri khalayak khususnya, demikian juga jika dilihat secara spesifik, humas yang merupakan salah satu bidang dalam suatu organisasi,memiliki khalayak sendiri. Secara umum ada delapan khalayak utama yang paling sering menjadi subyek khalayak dari berbagai organisasi humas, yaitu : a. Masyarakat luas, khalayak yang berada disekitar lingkungan perusahaan. b. Calon pegawai/anggota, meliputi mereka yang dalam lembaga pendidikan dan berpotensi sehingga untuk kedepannya mendapat kesempatan bergabung di perusahaan terkait, serta mereka yang bisa berada diorganisasi lain meski masih menjadi anggota perusahaan. c. Pegawai/anggota, yaitu semua orang yang bekerja atau menunjang suatu perusahaan mulai dari pimpinan/pihak manajemen, para eksekutif, petugas gudang, pabrik dan laboraturium, staf kantor atau administrasi umum, staf divisi peleyangan dan penjualan, staf
16
transpirtasi dan lainnya. Kesemuasanya bisa saja bertempal di satu gedung atau terpencar antara kantor pusat dengan cabangnya. d. Mitra usaha/pemasok jasa atau produk, ada dua jeni pemasok yaitu yang menyuplai jasa seperti air bersih dan energi, serta pemasok yang menyuplai berbagai bahan baku dan komponen yang merupakan kebutuhan rutin organisasi yang bersangkutan. e. Investor, merupakan individu atau kelompok yang menanamkan uangnya pada suatu perusahaan, pada perusahaan besar biasanya hingga melibatkan bursa saham nasional, selain itu juga termasuk para analis investasi yang memberikan nasehat/petunjuk mengenai mengambil keputusan beli atau tidak terhadap saham. f. Distributor, mereka yang menangani fungsi pe antara antara produsen dengan konsumen, yaitu dengan mengambil produk dari perusahaan antuk kemundian di edarkan melalui agen/pengecer. g. Konsumen, pihak yang membeli produk atau membayar jasa untuk kemudian di inginkan. h. Pemimpin pendapat umum, terdiri dari orang-orang yang berpengaruh hingga pendapatnya sering menentukan naik turun perusan10 Dari yang telah disebutkan diatas, tidak semua perusahaan memiliki khalayak yang sama tergantung kepentingannya. Itulah iiengapa humas diti. itut untuk dapat mengenali siapa saja yang menjadi khalayaknya Berikut adalah alasan
10
Frank Jefkins, Publik Relations, (jakarta; Airlangga, 1996), Hal.71
17
pokok mengapa suatu organisasi atau perusahaan harus mengenali dan mcnetapkan unsur masyarakat luas yang menjadi khalayaknya yaitu a. Untuk mengidentifikasikan segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat untuk dijadikan sasaran dari suatu program kehumasan. b. Untuk menciptakan skala prioritas sehubungan dengan terbatasnya anggaran dan sumber-sumber daya lainnya. c. Untuk memilih media dan teknik humas yang sekiranya paling sesuai d. Untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar cepat dan mudah diterima. Pengenalan terhadap khalayak adalah penting demi menghindari resiko yang dapat terjadi seperti : terjadinya perapecahan pada tubuh humas sendiri lantaran luasnya khalayak yang dituju, penyampaian pesan yang tidak sesuai dengan karakteristik khalayak menerima sehingga makna. pesan tidak sampai dan sulit dimengerti, penggunaan jam kerja, materi dan peralatan tidak ekomonis karena kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal, tujuan utama yang hendak dicapai justru liput dari jangkauan, pihak manajemen atau perusahaan klien tak merasa puas dengan hasil yang sehingga dapat berpendapat bahwa kegiatan humas adalah sesuatu yang sia-sia bahkan hanya memboroskan uang saja. Selain penjelasan tadi, pentingnya pengenalan dan penetapan khalayak menjadi elemen penting dalam rangkaian perencanaan suatu. program kehumasan agar segala sesuatunya dapat dikerjakan sesuai dengan media dan teknik yang tepat. Dalam suatu organisasi atau perusahaan yang merupakan public atau khalayak internal adalah prang-orang yang merupakan bagian dari suatu
18
organisasi atau perusahaan seperti; para karyawan baik tetap maupun kontrak, para pimpinan atau pihak penyelia, para investor atai pemegang saham dan sebagainya. Dalam public internal sendiri biasanya terdapat beberapa pembagian kelas atau jabatan berdasarkan struktur organisasi atau perusahaan itu sendiri. Perbedaan status jabatan tersebut seringkali dapat menimbulkan perbedaan pola pikir, cara pandang dan sikap dalam menghadapi suatu hal atau permasalahan, seperti misalkan dalam memandang terciptanya suatu kebijakan baru mengenai ketentuan syarat untuk kenaikan jabatan, belum tentu hal tersebut dapat langs ang dipandang sama antara karyawan dengan penyedia atau bahkan antara karyawan satu dengan lainnya, ada yang setuju karena memandang sebagai hal yang positif dalam memotivasi pegawai untuk bekerja yang terbaik namun ada juga yang Keberatan karna berpendapat hal tersebut justru membuat para pegawai saling bersaing satu sama lain dan hanya mempersulit mereka untuk maju. Perbedaan-perbedaan persepsi tersebut lazim timbul dalam suatu organisasi, dan merupakan tanggung jawab humas untuk meluruskannya dengan memberikan informasi terhadap suatu hal dengan jelas serta menyusun suatu langkah untuk mensosialisasikan suatu hal agar di mengerti dan dapat diterima dengan baik oleh para karyawan atau anggota dalam organisasi. 2.3
Media Public Relations Dalam membina komunikasi dengan khalayaknya, banyak hal yang penting untuk di informasikan kepada khalayak organisasi baik khalayak internal maupun eksternal. Hal-hal yang bisa diinformasikan adalah meliputi
19
kebijakan, program yang direncanakan maupun seclang dijalankan, berbagai aktivitas organisasi sehubungan dengan khalayak atau masyarakalnya, berbagai tanggapan atau masukan dari para pengamat, tokoh, ahli bahkan masyarakat pembaca sehubungan dengan apa yang mcnjadi topik pemberitahuan informasi-informasi yang disampaikan tidak hanya bertujuan sebagai pemberitaan saja tetapi sekaligus juga merupakan bentuk pensosialisasian atau publikasi kepada khalayak akan eksistensi dan citra baik suatu organisasi. Dalam menjalankan lugasnya humas memerlukan suatu media ui tuk menjalin komunikasi dengan khalayaknya baik internal naupun eksternal. Itulah sebabnya penggunaan media yang tepat dapat menentukan suksesnya kegiatan humas, dan sebab itulah seorang manajer atau pimpinan humas harus dapat menentukan jenis mesia apa yang paling cocok digunakan dalam suatu kegiatan kehumasan. Media merupakan saluran komunikasi yang sering digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan.11 2.3.1
Jenis-jenis Media PR Menurut Russel & Lane 1992, beberapa bentuk media internal yang dapat digunakan oleh Humas dalam menjalankan peran dan fungsinya adalah :
11
Onong Uchayana Effendi, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologi, Remaja Rosda Karya, 1992 Bandung, Hal 220
20
1. Menurut bentuknya. media internal terbagi mei jadi 2, yaitu media elektronik seperti ; televise, radio, telepon, computer dan sebagainya serta media non elektronik seperti ; majalah, brosur, catalog dan sebagainya. 2. Menurut jumlah orang (audience), media dibagi menjadi 2 yaitu : Media Personal, yang digunakan unt.uk mei.yampaikai pesan kepada orang tertentu dan Media Massa, yang digunakan untul menyampaikan pesan kepada orang banyak dan tempatnya tersebar. 3. Menurut waktu terbilnya, media di bedakan menjadi 2 yaitu Media Massa Periodik seperti ; majalah, surat kabar, tv dan radio serta Media Masa Non Periodik seperti ; poster, dan spanduk 4. Dilihat dari sifatnya media dibagi atas, Non Mass Media Manusia dan Non Mass Media Benda, yang tcrdiri dari dua macam, elektro iik (telepon, fax) dan non elektronik (surat). 2.4
Jurnal Internal (house journal) Jurnal internal atau sering juga disebut sebagai internal memiliki dua sifat, yakni semata-mata bersifat internal (khusus untuk para staff dan pegawai) dan bersifat eksternal (yang juga diarahkan kepada pihak tertentu), jurnal-jurnal ini hendaknya tidak dikacaukan dengan jurnal-jurnal yang dijual bebas, yang merupakan terbitan dari publikasi komersial. Publikasi atau terbitan yang didistribusikan kepada para anggota ataupun khalayak pendukung dari suatu organisasi.
21
Di sini, istilah jurnal diartikan secara luas yakni sebagai terbitan atau bahan cetakan yang diterbitkan secara teratur. Adapun bentuk-bentuknya cukup bervariasi, antara lain sebagai berikut : 1. Majalah Jurnal internal dengan format majalah dan biasanya berukuran A4 (297 x 110mm). Isinya kebanyakan adalah tulisan fitur dan ilustrasi. Jurnal ini bisa dicetak dengan menggunakan teknik lithografi atau pohotogravure. Isi majalah perusahaan biasanya terdiri dari : a. Masthead : berisikan tentang penerbitan, perusahaan sebagai penerbit, susunan para redaktur dan redaksi (pengarah atau penyunting), alat, nama percetakan dan nomor penerbitan sebagainya yang dianggap perlu untuk dicantumkan. Kolom masthead tersebut dihalaman dengan dan dalam bentuk boks khusus. b. Daftar isi majalah, memuat judul tulisan, rubric kolom berita, laporan, artikel hiburan atau pengetahuan, tokoh surat pembaca dan lain sebagainya termasuk jadwal penerbitnya. c. Kolom pembuka : berisikan pengantar dari meja penerbit. d. Mempunyai sampul muka dan belakang (cover) sebagai daya tarik (eyes catching) dilengkapi gambar atau ilustrasi yang menarik dengan kualitas kertas yang baik dan mengkilap. e. Editorial atau tajuk rencana, memuat bahasan atau pernyataan sikap dan opini dari pimpinan penerbit atau redaksi tentang suatu yang
22
sedang actual, factual dan informasi yang tengah dibicarakan oleh majalah bersangkutan. f. Majalah perusahaan diperbolehkan memasang iklan, tetapi dibatasi sekitar 10 persen dari jumlah halaman seluruhnya. Menggunakan bahasa Indonesia-jurnalistik yang benar.12 2. Koran Meskipun mirip dengan Koran tabloid, tapi isinya terdiri dari berita yang disisipi dengan tulisan fitur dan ilustrasi. Proses percetakannya biasanya lebih canggih, yakni secara offset litho. 3. Newsletter Jumlah halamannya biasanya sedikit, yakni hingga 8 halaman dan biasanya berukuran A4. Sebagian besar isinya adalah tulisan-tulisan singkat dengan atau tanpa gambar. Percetakannya menggunakan teknik lithografi atau dapat diproduksi pada mesin fotokopi kantor. 4. Majalah dinding Bentuknya seperti poster kecil yang ditempelkan pada dinding. Ini merupakan suatu medium yang biasa digunakan untuk keperluan internal maupun eksternal. Majalah dinding ini seringkali terlihat di stasiun-stasiun bawah tanah di London yang biasanya memuat berita tentang jalur dan jasa pelayanan baru yang disediakan oleh perusahaan kereta api.13
12 13
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, Jakarta 2003, hal. 196 Frank Jefkins, Public Relations, PT. Erlangga, Jakarta, 2004, hal. 147
23
Gaya penampilan dapat serius, santai, ilmiah, popular, elit, biasa, akrab, dingin, hangat, resmi, main-main, klasik, futuristic, tradisional, modern, glamour, lugu, dewasa, remaja dan sebagainya. Dapat pula gaya berupa paduan beberapa sifat yang paling menjalin secara harmonis. Berikut apa saja perangkat tata rupa di dalam jurnal internal : 1. Tipografi, seni memilih huruf dan menyusunnya secara efektif dan menarik. Dalam penerbitan, kelompok huruf dibagi dua menurut fungsi dan penampilan, yaitu : a) huruf teks (body copy), b) huruf judul (display). Dewasa ini jenis hurug ada banyak sekali. Setiap jenis mempunyai kekhasan bentuk dan karakternya sendiri. Bentuk huruf mempunyai segi : a) keterbacaan, b) keindahan, c) sifat khas. Untuk teks, pemilihan huruf sangat menitikberatkan pada segi keterbacaan. Untuk huruf judul, pemilihan lebih leluasa sesuai efek yang diinginkan. Dalam penerbitan jurnal internal, huruf disusun dalam kolom-kolom, maksudnya untuk mempelancar pembacaan. Dari kacamata tata rupa, kolom-kolom mempunyai efek dekoratif (hias), yang dimanfaatkan untuk menambah daya tarik serta untuk mengarahkan emosi pembaca. 2. Kisi atau grid, berupa jaringan garis-garis penolong (yang nantinya tidak akan nampak pada hasil cetak), untuk menampilkan “system” perupaan sebagai peletakan unsur-unsur visual, terutama untuk kolom-kolom, batas ukuran gambar dan foto, ruang untuk baris judul bila ada, yang berlaku untuk seluruh atau sebagian besar halaman-halaman dalam suatu
24
jurnal internal. Keseragaman ini perlu ada agar : a) memudahkan pengerjaan, b) membentuk kesatuan citra. Hal yang perlu diingat, bahwa kisi itu tidak untuk dituruti secara kaku, tetapi harus dengan kepekaan rasa dan imajinasi. 3. Gambar dan foto, mempunyai daya tangkap yang lebih langsung dan lebih segar dibandingkan dengan kata-kata. Gambar dan foto dapat dicerna, dipahami dan dirasakan dan waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu, mereka ini adalah alat komunikasi yang sangat efektif. Tulisan (verbal) dapat menuturkan secara lebih berirama. Pemakaian foto dipandang lebih praktis, lebih murah. Efek gambarnya lebih nyata sehingga capkali lebih mudah membangkitkan emosi (misalnya foto makanan lebih membangkitkan selera daripada gambar makanan), Namun gambar dapat lebih mudah dalam melukiskan gagasan, lebih mudah diatur dan dibentuk sesuai keinginan/tujuan. Teknik gambar yang beragam menyuguhkan segi keunikan tersendiri (gambar potlot, cat air, karikatur). Gambar juga dapat menghadirkan hal-hal yang tak mungkin difoto (peristiwa sejarah yang kehadiran foto belum ada). 4. Ruang, dalam tata letak, ruang dibagi : a) ruang kosong, b) ruang isi (daerah tulisan, gambar, foto). Ruang kosong seringkali dipandang sebagai latar belakang yang cukup pasif. Hal itu tidak benar, ruang kosong adalah bagian yang umumnya memang berfungsi sebagai latar belakang yang cukup aktif, mempunyai efek visual yang potensial. Sebuah halaman yang padat tulisannya akan memberi perasaan agak
25
sesak, praktisi/fungsional. Namun sebuah halaman yang cukup ruang kosongnya akan memberi perasaan lebih nyaman, lebih berbudaya. Proporsi ruang kosong yang mendominasi halaman akan memberi kesan anggun, elit, mahal. Tentu saja cara peletakan isi dan penganturan ruang akan sangat berpengaruh terhadap efek yang tinggi.14 Bagian desain House Journal yang perlu diperhatikan adalah : 1.Kuli (cover), adalah wajah yang harus mampu menarik perhatian, dan membangkitkan keingintahuan calon pembaca. Kulit muka adalah etalase yang harus mampu meggiring minat para pelihat untuk masuk ke dalam halaman-halaman isi di dalam. Kulit muka adalah juga cemin kepribadian media yang paling dulu ditangkap orang. Oleh karena itu, rancangan kulit haruslah istimewa dan khas. Rancangan kulit muka meliputi empat unsur : (a) format dasar (bentuk,ukuran) yang tetap dari nomor edisi ke nomor edisi lainnya; (b) logo (harus kena dengan karakter, indah, dan khas beserta tulisan tunggal); (c) ilustrasi (gambar/foto/tulisan khas); (d) judul-judul penunjuk isi (dari yang utama sampai kurang penting tapi menarik). 2.Daftar isi : halaman isi sedapat mungkin dibuat menarik dan mudah ditemukan tempatnya (tidak tersembunyi). 3.Tulisan utama : halaman ini harus dirancang secara efektif, menarik, dan bervariasi dari nomor edisi ke nomor edisi lainnya.
14
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal. 44
26
4.Halaman santai : diperlukan untuk ”bernafas”, seringkali justru halaman yang paling sering dicari pembaca. 5.Halaman tengah : satu-satunya bagian yang tidak terputus, dapat dimanfaatkan untuk perupaan yang unik menarik15 2.5
Persepsi Fokus utama dalam penelitian ini adalah mengenai persepsi, oleh karena itu kerangka pemikiran yang dikemukakan adalah mengenai persepsi. William James, seorang filosof dan psikolog Amerika, menerangkan proses jalannya pemilihan stimuli sebagai masalah minat:16 “jutaan hal yang berasal dari luar, tersedia bagi inderaku, tapi tidak pernah benar-benar menjadi bagian dari pengalamanku. Mengapa? Karena semua itu tidak menarik bagiku. Pengalamanku hanyalah segala sesuatu yang menarik perhatianku, hanya hal-hal yang aku perhatikan saja yang membekas dalam ingatanku. Tanpa pemilihan minat, pengalaman akan merupakan sesuatu yang amat kacau balau". Persepsi lahir dari adanya pengalaman masa lalu yang dipertajam oleh nilai-nilai yang dianut serta berita-berita yang berkembang. Komponen ini sepertinya memberikan suatu rekaman di benak seseorang dan siap diputar kelak dikemudian hari bila ia berhadapan dengan stimuli tertentu. Stimuli yang masuk akan dicocokan dengan rekaman yang ada untuk memberi suatu
15
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, Hal. 45 16 Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss, pengantar Deddy Mulyana, Human Communication (PrisipPrinsip Dasar), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996, hal. 35
27
interpretasi.17 Dari interpretasi inilah yang melahirkan pendirian seseorang. Pendirian sering disebut sebagai sikap, merupakan opini yang masih tersembunyi di dalam batin seseorang (latent opinion). Jalaluddin Rakhmat menuliskan bahwa semua sikap bersumber pada organisasi kognitif (pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki). Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang apa yang kita maknai. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan respon seperti yang diinginkan oleh pemberi ransang. Motivasi adalah keadaan dala pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. 2.5.1
Pengertian Persepsi Persepsi adalah proses menyeleksi, mengorganisasi dan menafsirkan stimuli yang ditangkap oleh panca indra. Menurut Deddy Mulyana persepsi terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia atau persepsi social. Perbedaan antara persepsi lingkungan fisik terhadap lingkungan social adalah: 1. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan non verbal.
17
Op.cit, Rhenald Kasali, hal. 80
28
2. Persepsi terhadap objek menganggapi sifat-sifat dari luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan dan sebagainya.18
Menurut Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken dalam Deddy Mulyana mengatakan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktifitas, yaitu : seleksi, organisasi dan intepretasi. Yang dimaksud seleksi adalah mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada intepretasi, yang dapat didefinisikan sebagai meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi keseluruhan yang bermakna.19 Menurut Huffman dalam buku Psycology in Action, persepsi merupakan
suatu
proses
menyeleksi,
mengorganisasi
dan
menginterprestasikan suatu informasi yang diterima ole hinder ke dalam suatu penyajian pandangan yang bermakna mengenai dunia. Selanjutnya Huffman menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga tahapan, yaitu : 1. Seleksi (selection) Seleksi merupakan suatu proses melalui mana otak memilih dan lebih memberi perhatian pada stimuli/informasi penting yang ditangkap oleh inderanya. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan seleksi antara lain : a. Faktor fisiologis
18
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, bandung, tahun 2001, hal. 171 19 Ibid, hal, 169
29
Faktor fisiologis utama dalam seleksi adalah sel-sel khusus yang terdapat dalam otak yang disebut feature detektor, yang berfungsi merespon hanya informasi yang pasti dan terpilih yang ditangkap oleh organ indera. Selain feature detector, factor lain yang juga penting dalam seleksi adalah kecenderungan otak untuk tidak lebih memberi perhatian pada stimuli yang telah terbiasa dan telah menancap dalam ingatan. b. Faktor stimulus Dari sekian banyak stimuli dilingkungan, otak secara otomatis memilih stimuli yang paling kuat, bergerak, kontras, berubah-ubah atau yang paling sering diulang. c. Faktor psikologis Alasan utama seseorang memilih a satu stimuli dan bukan yang lain adalah karena motivasi dan kebutuhan. Apapun stimuli yang dilihat, didengar/diamati, akan ditentukan oleh besarnya kepuasan dan kebutuhan yang ditimbulkan oleh stimuli tersebut. 2. Organisasi (organization) Organisasi dalam persepsi berarti suatu proses yang dilakukan oleh otak untuk menemukan pola-pola dari stimuli yang ditangkap oleh organ indera. Organisasi stimuli dalam persepsi ini dibagi atas : a. Persepsi bentuk
30
Dalam proses persepsi, otak secara otomatis menciptakan polapola/bentuk tertentu dari stimuli yang ditangkap oleh inderanya, bahkan dari stimuli yang tidak tampak sekalipun bentuk. b. Ketetapan persepsi Stimuli yang pernah diamati seseorang akan tetap tersisa, tidak berubah dan dipersepsikan sama, walaupun orang tersebut mengamati stimuli sejenis yang baru dengan perubahan-perubahan. c. Kedalaman persepsi Mengacu pada kemampuan seseorang untuk melihat objek/stimuli dalam tiga dimensi, yaitu mempersepsikan dalam dan jauhnya informasi yang terkandung dalam objek/stimuli tersebut. d. Persepsi warna Mengacu pada kemampuan seseorang untuk melihat ratusan warna yang terkandung dalam objek, untuk kemudian mempersepsikan jenis warna tersebut. e. Persepsi gerakan Proses persepsi juga terjadi melalui proses pengamatan pada objek/stimuli yang bergerak. 3.
Interprestasi (interpretation) Setelah menyeleksi informasi dan mengorganisasikannya menjadi polapola tertentu, selanjutnya otak menggunakan informasi tersebut untuk menjelaskan dan membuat keputusan mengenai objek di luar dirinya.
31
Tahap akhir persepsi ini disebut interprestasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi interprestasi, antara lain : a. Pengalaman awal Pengalaman awal terhadap stimuli/objek yang diperoleh dengan cara belajar dari lingkungannya, merupakan masukan otak untuk membuat keputusan. b. Penghargaan persepsi Otak memiliki kebebasan untuk menginterprestyasikan segala sesuatu berdasarkan harapan. c.
Faktor budaya Interpretasi setiap orang dapat berbeda-beda berdasarkan latar belakang social/budaya.
d. Motivasi dan kerangka referensi Persepsi
seseorang
dipengaruhi
oleh
apa
dan
bagaimana
stimuli/objek yang diamati, serta kemampuan stimuli tersebut dalam memberikan kepuasan.20
20
ibid, hal. 103-127
32
BAB III
METODOLOGI
3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penjabaran dari sekumpulan data yang merupakan perwakilan empiris dari beberapa fenomena mengenai suatu objek atau lebih dalam waktu tertentu. Disamping itu secara terbatas mencoba melihat kaitan diantara berbagai variabel yang diteliti. Karena sifatnya yang deskriptif penelitian ini bukannya menguji teori atau hipotesis melainkan terbatas usaha memaparkan realitas dilapangan.21
3.2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan menggunakan metode penelitian survei melalui pendekatan kuantitatif. Dengan penelitian kuantitatif akan diperoleh data yang akan dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif dan dengan mengacu
pada pokok permasalahan.
Dalam metode survei, informasi dikumpulkan dari responden menggunakan kuisioner umum. Pengertian survei dibatasi, pada pengertian survei sampel dimana informasi dikumpulkan dari sebagian populasi (sampel) untuk mewakili seluruh populasi.22
21
Jalalludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Editor : Tjun Surjaman. Edisi Kedua. Cetakan III (Bandung Remaja Rosdakarya, 1993). Hal. 24. 22 Masri Singaribun dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survei, (Jakarta LP3ES, 1984). HAL 18
32
33
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengisi kuisioner yang terdapat darftar pertanyaan untuk menggali persepsi Karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia terhadap majalah Komunika, yang akan diisi oleh responden yaitu Karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan. Penelitian survei yang bersifat deskriptif bertujuan mencari data seluas mungkin dalam rangka mempelajari kondisi sosial dari salah satu kelompok manusia, hubungan diantara manusia dan juga pola kelakuan manusia.23 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah kumpulan objek peneltian, dapat berupa orang, organisasi, kelompok, lambaga, dan lain-lain. 24 Yang menjadi Populasi adalah karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Bedasarkan data sistim informasi pegawai LIPI tahun 2007 populasi karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) 4.372 orang. Dilihat dari sifat populasinya adalah homogen, yang menjadi populasi karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dari golongan II A sampai IV E.
23
J. Vrendeberg. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat (Jakarta : Gramedia, 1983). Hal. 45. Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000,hal.24 24
34
3.3.2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk menentukan sampel yang diperlukan rumus perhitungan besar sampel : Dengan menggunakan rumus Yamane.25 n
=
N N (d ) 2 + 1
Keterangan : n = Jumlah sample yang dicari N = jumlah populasi d
= nilai presisi (ditentukan sebesar 90% atau a=0,1)
maka hasil yang didapatkan n =
n N (d ) 2 + 1
n =
4372 = 4372(0,1) 2 + 1
4372 = 97.76 44.72
Dengan demikian maka jumlah populasi 4372 orang, diperoleh ukuran sampel sebesar 97.76 atau 98 sampel penelitian. Berdasarkan batasan populasi seperti dikemukan diatas, maka ditentukan sampel penelitian dengan teknik acak terlapis (stratified random sampling ) – proposional .26
25
Op.cit, Jalaludin Rakhmat, hal. 80 Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005. Hal. 129 26
35
3.4. Teknik Pengumpulan Data
pengumpulan data pada bagian ini dibagi ke dalam dua bagian, yaitu data primer dan sekunder, penjelasannya sebagai berikut. 3.4.1 Data Primer
Data primer adalah sumber dasar yang merupakan bukti atai saksi utama.27 Kuisioner
Data primer dari penelitian ini, menggunakan kuisioner, kuisioner adalah pertanyaan-pertanyaan atau data pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap. Dalam pengumpulan data, penulis menyebarkan kuisioner, kuisioner dilakukan dengan memberikan lembaran pertanyaan kepada responden untuk isi dan kemudian hasil dikumpulkan untuk mendapatkan data secara kuantitatif. Pembuatan materi pertanyaan berpedoman pada konsepkonsep dan variabel seperti diuraikan secara terperinci dalam bagian operasional konsep.
27
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi, PT, Rajagrafindo Persada, Jakrta, 2005, hal.90
36
3.4.2
Data Sekunder a. Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti dengan cara mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan majalah Komunika kepada orang-orang yang terlibat langsung dalam di dalam pembuatan atau penerbitan majalah, peneliti mewawancarai Bapak Murti Murtoyo selaku Humas LIPI. Pertanyaan wawancara berjumlah lima point, yang terkait dengan penelitian ini. b. Kepustakaan
Mengumpulkan, memahami dan melengkapi berbagai informasi yang ada tentang konsep Humas melalui berbagai buku bacaan, media cetak maupu data-data LIPI sebagai salah satu upaya mendukung pemahaman kegiatan Humas. Ini dilakukan penulis untuk mendukung data Primer, yaitu mencari dan menghimpun data yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini seperti bahan yang bersumber dari buku referensi, majalah.
37
3.5. Definisi Konsep dan Operalisasi Konsep 3.5.1
Definisi Konsep a. Persepsi
Persepsi adalah Proses menyeksi, mengorganisasi, dan menafsirkan stimuli yang ditangka panca indra.28 Berarti karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia memperhatikan dimana telah memperoleh ransangan lewat panca indranya kemudian diolah, sehingga menjadi pengalaman tentang objek29. Persepsi tentang majalah Komunika dilihat dari segi gambar dan foto, lay out, juga cover. 1. Gambar & Foto Gambar dan foto, mempunyai
daya tangkap yang lebih
langsung dan lebih segar dibandingkan dengan kata-kata. Gambar dan foto dapat dicerna, dipahami, dan dirasakan dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu, mereka ini adalah alat komunikasi yang sangat efektif. Tulisan (verbal) dapat menuturkan secara lebih berirama. Pemakaian foto dipandang lebih praktis, lebih murah. Efek gambarnya lebih nyata sehingga seringkali lebih mudah membangkitkan emosi, misalnya gambar orang. Namun gambar dapat lebih mudah dalam melukiskan gagasan, lebih mudah diatur dan dibentuk sesuai dengan keinginan/tujuan. 28
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, tahun 2001, hal 171 29
38
2. Lay Out Pada penelitian ini, lay out atau tata letak yang dimaksud adalah penyusunan dan penempatan artikel dan gambar yang disesuaikan sedemikian rupa agar terlihat baik dimata khlayak.30 3. Cover Bagian ini berisi judul, nama penulis,ilustrasi, logo penerbit, dan nama penerbit..31
3.5.2
Operasionalisasi Konsep
Dalam penelitian ini penilaian sesorang akan diukur dengan mengajukan sejumlah pertanyaan. Data yang telah diperoleh di lapangan melalui kuisioner akan direduksi dengan mengacu pada pokok permasalahan, yaitu bagaimanakah persepsi karywan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Secara lebih jelas persepsi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan dioperasionalisasikan dalam bentuk variabel sebagai berikut
30
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2003, Hal. 44 31 R.Masri Sareb Putra. Media Cetak. Graha Ilmu, Jakarta, 2007, Hal. 107
39
Tabel Variabel Pengukuran Variabel Penelitian
Dimensi
Indikator
Kriteria Penilaian
Karanteristik 1. Jenis Kelamin Responden 2. Usia
Persepsi
Penganalan Majalah
a. Laki-laki b. Perempuan a. < 20 Tahun b. 20 – 30 Tahun c. 31 – 40 Tahun d. 41 – 50 Tahun e. > 50 Tahun 3. Tingkat Pendidikan a. Smu b. Diploma c. Sarjana d. Pegawai Negeri e. Pegawai Swasta 1. Apakah anda sering membaca a. Sangat sering b. Sering majalah komunika ? c. Kadang-kadang d. Tidak sering e. Sangat tidak sering 2. Bagaimana bentuk majalah komunika ?
ukuran a. Sangat besar dan tebal b. Besar dan tebal c. Kurang besar dan tebal d. Tidak besar dan tebal e. Sangat tidak besar dan tebal
3. Ketika anda membaca majalah a. Cover depan komunika bagian mana yang b. Daftar isi / judul-judul lebih dulu anda lihat ? artikel c. Cover belakang Gambar dan 1.Bagaimana hasil gambar dan a. Sangat Baik foto foto yang ada di majalah b. Baik c. Sedang komunika ? d. Tidak Baik e. Sangat tidak baik
2. Apakah anda menyukai a Menyukai gambar dan foto majalah b Sangat menyukai komunika ? c Biasa d Tidak menyukai e Sangat tidak menyukai 3. Apakah
gambar
dan
foto d. Sangat sesuai
40
majalah komunika sesuai e. Sesuai f. Cukup sesuai dengan tema judulnya ? g. Tidak sesuai h. Sangat tidak sesuai
Tata Lay out
1. Apakah penataan letak judul a. Sangat menarik artikel pada majalah b. Menarik c. Cukup menarik komunika menarik ? d. Tidak menarik e. Sangat tidak menarik 2. Apakah penataan letak tulisan a. Sangat menarik artikel pada majalah b. Menarik c. Cukup menarik komunika menarik ? d. Tidak menarik e. Sangat tidak menarik
Cover
3. Apakah penataan letak gambar a. Sangat menarik dan foto artikel pada majalah b. Menarik c. Cukup menarik komunika menarik ? d. Tidak menarik e. Sangat tidak menarik 1. Bagaimana warna cover a. Sangat Menarik majalah komunika ? b. Menarik c. Cukup Menarik d. Tidak Menarik e. Sangat Tidak Menarik 2. Bagaimana gambar dan foto a. Sangat Baik yang ada dimajalah b. Baik komunika? c. Cukup Baik d. Tidak Baik e. Sangat Tidak Baik 3. Bagaimana kualitas majalah komunika ?
cover a. Sangat baik b. Baik c. Cukup baik d. Tidak baik e. Sangat tidak baik
41
3.6 Teknik Analisa Data
Data dikelompokkan
yang
telah
sesuai
terkumpul dengan
kemudian
variabel-variabel
dikumpulkan
dan
utamanya,
lalu
didistribusikan ke dalam tabel-tabel tunggal. Analisa data menggunakan skala linkers yang pertanyaan dibuat tidak dalam pertanyaan tapi pernyataan, pernyataan yang dibuat mengacu pada objek atau kegiatan yang diteliti, dan setiap pertanyaan di nilai oleh responden dengan kolom yang sudah disediakan. Untuk menganalisa data kuisioner yang diberikan kepada 98 orang karyawan dilakukan analisa sebagai berikut : -
Jika menjawab “A”, diberi nilai 5
-
Jika menjawab “B”, diberi nilai 4
-
Jika menjawab “C”, diberi nilai 3
-
Jika menjawab “D”, diberi nilai 2
-
Jika menjawab “E”, diberi nilai 1 Setelah setiap nomor pernyataan yang diberi nilai maka nilai-nilai
tersebut dijumlahkan, kemudian jumlah tersebut digunakan sebagai data untuk dianalisa. Untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat persepsi karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI terhadap majalah Komunika dengan jumlah persentasi yang kemudian ditafsirkan sebagai berikut : 1. Jika responden sangat mendukung jawaban “A”, diberi nilai 5 , kemudian dikalikan 5 x 18 = 90, jadi jika menjawab berada antara nilai
42
90 – 72 maka tingkat persepsi karyawan terhadap majalah komunika “Sangat Tinggi” atau “Sangat Baik”. 2. Jika responden sangat mendukung jawaban “B”,diberi nilai 4, kemudian dikalikan 4 x 18 = 72. jadi jika jawaban berada antara nilai 72 – 54 maka tingkat persepsi karyawan terhadap majalah komunika “Tinggi” atau “Baik”.
3. Jika responden sangat mendukung jawaban “C”,diberi nilai 3, kemudian dikalikan 3 x 18 = 54. jadi jika jawaban berada antara nilai 54 – 36 maka tingkat persepsi karyawan terhadap majalah komunika “Cukup Tinggi” atau “Cukup Baik”. 4. Jika responden sangat mendukung jawaban “D”,diberi nilai 2, kemudian dikalikan 2 x 18 = 36. jadi jika jawaban berada antara nilai36 – 18 maka tingkat persepsi karyawan terhadap majalah komunika “Kurang Tinggi” atau “Tidak Baik”. 5. Jika responden sangat mendukung jawaban “E”,diberi nilai 1, kemudian dikalikan 1 x 18 = 18. jadi jika jawaban berada antara nilai 18 – 1 maka tingkat persepsi karyawan terhadap majalah komunika “Sangat Rendah” atau “Sangat Tidak Baik”.
43
2.6
Majalah
Majalah yang merupakan salah satu jenis media cetak selain surat kabar dan tabloid mempunyai ciri khusus bila dibandingkan dengan kedua media cetak lainnya bila dilihat dan segi fisik maupun isinya. Berbeda
dengan
surat
kabar,
majalah
telah
jauh
lebih
menspesialisasikan produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Setiap majalah umumnya mempunyai pembaca jauh lebih sedikit daripada pembaca surat kabar, namun memiliki pasar yang lebih mengelompok. Usia majalah juga jauh lebih panjang dari usia surat kabar. Majalah memiliki kedalaman isi yang jauh berbeda dengan surat kabar yang hanya menyajikan cerita atas berbagai kejadian dengan tekanan pada unsur menghibur atau mendidik.32 Menurut Kurniawan Juanedi, yang disebut majalah adalah sebuah terbitan berkala bukan harian yang terbit secara teratur dan sifat isinya tidak menampilkan sari beritanya saja melainkan berupa artikel atau bersifat pembahasan yang menyeluruh dan mendalam. Ada beberapa batasan yang dimiliki oleh majalah, yaitu:33 2. Majalah adalah media cetak yang terbit berkala, tapi bukan harian. 32
Renal Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, PT Pustaka Utama Grafiti Jakarta, 1995, Hal 108 33 Kurniawan Junaedi, Rahasia Dapur Majalah Indonesia, Jakarta, Gramedia, 1994, Hal 32
44
3. Media cetak tersebut memiliki sampul, setidaknya punya wajah yang dirancang secara khusus. 4. Media cetak tersebut dijilid atau sekurangnya memiliki jumlah halaman tertentu. 5. Berformat konvensional seperti yang dikenal sekarang. Dalam khasanah media massa cetak, entah itu majalah atau surat kabar biasanya berisi tulisan serta gambar dan ilustrasi atau foto-foto yang ditampilkan secara bersamaan. Tulisan yang ada di media cetak dapat dibagi dalam beberapa klasifikasi, ada yang namanya berita, feature, serta opini 2.6.1
Keuntungan Majalah
Majalah merupakan media yang sering digunakan humas dalam menyebarkan informasi karena dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi melalui artikel-artike di dalamnya , majalah juga mampu menyiman informasi tersebut secara tertulis sehingga dapat disimpan atau didokumentasikan,
hal
ini
lebih
memungkinkan
untuk
dapat
menginformasikan suatu hal pada suatu saat ketika diperlukan kembali. Majalah merupakan media cetak yang dapat dikemas semenarik mungkin melalui tampilan sampul depannya, tema-tema yang memarik, bentuk tulisan gambar dalam lay out yang menarik, serta gaya bahasa dan tentunya isi berita yang berkualitas. Sejauh mana sebuah media dibaca. Dinikmati
dan
menimbulkan
pengaruh
perlu
diketahui
untuk
mempertahankan atau menungkatkan kualitasnya. Meskkipun pengukuran secara tepat akan hal-hal tersebut agak sulit dilakukan ada beberapa cara
45
yang biasa ditempuh guna mengukur sejauh mana suatu media telah berhasil menyentuh para pembacanya, yaitu melalui penyebaran kuesioner kepada para pembacanya, melalui surat pembaca atau dengan menyediakan rubric pembaca sehingga apa yang menjadi tanggapan atau permasalahan pembaca dapat diberitakan. Majalah sebagai alat komunikasi harus dapat mewakili apa yang ingin disampaikan dari pihak yang menciptakannya, dan informasi maupun pesan yang disampaikan harus sesuai yang diharapkan karena merupakan sarana yang menjembatani terbinanya hubunga informasi yang tentu saja akan memberi pengaruh-pengaruh bagi pembacanya, untuk itulah hal-hal yang telah dijelaskan diatas perlu untuk dilakukan sebagai bahan acuan dalam menentukan seperti apa media cetak atau majalah yang akan dibuat, apakah sudah sesuai dengan khalayak yang dituju dan apakah isi yang disampaikan sesuai dengan kondisi, tingkat pendidikan, budaya, dan minat pembacanya. Majalah adalah publikasi berkala yang non profit, majalah tersebut diterbitkan untuk menjalin hubungan dengan karyawan, majalah dapat diterbitkan dala berbagai macam ukuran, gaya dan cetakan. Kurniawan Junaedhi mengatakan majalah adalah sebuah terbitan berkala, buka harian yang terbit secara teratur dan sifat isinya tidak menampilkan sari beritanya saja melainkan berupa artikel atau bersifat pembahasan yang menyeluruh dan mendalam, biasanya majalah menurut kala penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan dan sebagainya.34
34
Kurniawan Junaedhi, Rahasia Dapur Majalah Indonesia, Jakarta,Gramedia, 1994, Hal.32
46
DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 1 1.2 Pokok Permasalahan ................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4 1.4 Signifikasi Penelitian ............................................................... 4 A. Signifikansi Akademis ....................................................... 5 B. Signifikansi Praktis ............................................................ 5
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Komunikasi ........................................................... 6 2.2 Hubungan Masyarakat (Public Relations) .............................. 8 2.2.1 Pengertian Public Relations ......................................... 8 2.3 Pengertian Persepsi ................................................................. 10 2.4 Hasil Penelitian ...................................................................... 14 2.5 Tujuan Humas ......................................................................... 17 2.4.1. Fungsi dan Ruang Lingkup Humas .............................. 19 2.4.2. Jurnal Internal (house journal) ..................................... 20 2.4.3. Definisi Konsep............................................................ 22
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ........................................................................ 26 3.2 Metode Penelitian .................................................................. 27 3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 27 3.4 Definisi Konsep ...................................................................... 28 3.5 Fokus Penelitian ..................................................................... 29 3.6 Teknik Analisa Data................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA
47
PERSEPSI KARYAWAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI) TERHADAP MAJALAH KOMUNIKA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: SYAFRIZAL
NIM
: 04202 – 088
JURUSAN
: HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (1998), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Yogyakarta. Effendi, Onong Uchjana, Humas Suatu Studi Komunikasi , Bandung, Remaja Rosda Karya, 1992 Huffman Karen, Et,Al , Psycologiin Antion, Second Edition, Canada, John Wiley & Sons, 1991 Jefkins, Frank, Public Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004 Kasali, Rhenal, Manajemen Public Relations, PT. Pustaka Utama Grafit, Jakarta, 2003 Kusumastuti, Frida, Dasar-Dasar Humas, PT. Ghalia Indonesia Dengan UMM Press, Jakarta, 2002 Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung;PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan Kelima Belas, 2001 Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung 2001 Ruslan, Rosady. Kiat Dan Strategi : Kampanye PR Manajemen, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada 1997 Soemirat, Soleh Dan Ardianto, Elvinaro. M.Si, Dasar-Dasar Public Relations, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2003 Vardiansyah, Dani, Pengantar Ilmu Komunikasi; Pendekatan Taksonomi Konseptual, Jakarta 2003
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1
Objek Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian. Data yang diperoleh berupa data tertulis seta hasil wawancara mendalam dengan masyarakat Perumnas Karawaci-Tangerang, dan Humas LIPI, yang dimulai pada hari Senin 12 November 2007, di masing-masing rumah masyarakat dan Jalan Jendral Gatot Subroto 10 Jakarta Pusat, Jalan Letjen S. Parman kav 84-86 Slipi Jakarta Barat. Secara berurutan pada bab ini akan diuaraikan mengenai sejarah singkat tentang Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) mengenai perepsi. Hasil penelitian yang akan dibahas pada bab ini mengenai : Persepsi Masyarakat Perumnas Karawaci Tangerang.
4.1.1
Gambaran Umum Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang terletak di sasana widya graham Jl. Jendral Gatot Subroto No. 10, Jakarta Selatan, merupakan suatu lembaga pemerintah non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sejarah keberadaan LIPI pada saat ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan kegiatan dan kelembagaan ilmiah Indonesia yang pertama kali dimulai pada awal abad ke-16 oleh Jacob Bontius yang mempelajari flora di Indonesia. Pada abad ke-16, Rumphius menyelesaikan karyanya yang sangat terkenal, “Herbarium Amboinense”. Dari sinilah tradisi 43
44
penelitian tanaman Indonesia mulai melembaga dan berkembang. Sehingga pada akhir abad ke-18, dibentuk “Bataviaasch Genotschap van wetenschappen”. Hal tersebut berlanjut hingga C.G.L. Reinwardt mendirikan kebun raya Indonesia (Land’s Plantentuin) di Bogor pada tahun 1817 yang merupakan cikal bakal kebun raya bogor sekarang. pada tahun 1928, pemerintah hindia belanda membentuk sebuah organisasi
penelitian,
yaitu
Natuurwetenschappelijk
raad
voor
nederlandsch indie yang pada tahun 1948 diubah namanya menjadi organisatie voor Natuurwetenschappelijk orgezoek (organisasi utuk penyelidikan da lam ilmu pengetalnian alam atua OPIPA). Badan ini menjaiankan tugasnya sampai lahun 1956. Pada tahun 1956. melaiui undang-undang no. 6 tahun 1956. pemerintah Indonesia membentuk majeiis ilmu pengelahuan Indonesia (MIPI) dengan tugas sebagai berikut : a.
Membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
b.
Memberi
pertimbangan
kepada
pimpinan
pemerintah
dalam
hal kebijaksanaan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1962. pemerintah membentuk departemen urusan research nasional (Durenas) dan menempatkan MI PI di lingkungan departemen urusan research nasional. MIPI mendapat tugas tambahan. yaitu membangun dan mengasuh beberapa lembaga riset nasional.
45
Dalam rangka penyederhanaan, pada tahun 1966. pemerintah mengubah status departemen urusan research nasional menjadi lembaga riset nasional (Lemrenas). Pada tahun Agustus 1967. pemerintah membubarkan lemrenas dna MIPI. serta membentuk lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan surat keputusan presiden RI No. 128 tahun Iv67. berdasarkan keputusan MPRS no. 18/B/1967. LIPI menampung segala tugas lemrenas dan MIPI. Artinya. lingkup tugas lembaga ini mencakup bidang yang sangat luas. Mulai dari melakukan penelitian itu sendiri hingga memberikan pelayanan jasa dan studi kebijaksanaan IPTEK yang seluruhnya meliputi bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan. ilmu pengetahuan alam. ilmu pengetahuan tehnik. dan pembinaan sarana ilmiah. Menurut surat keputusan
presiden No.
128 tahun
1967.
LIPl mempunyai tugas pokok : a. Membimbing perkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berakar di Indonesia agar dapat dimantaatkan bag! kesejahterana rakyat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya. b. Mencari kebenaran ilmiah di mana kebebasan ilmiah. kebebasan penelitian serta kebebasan mimbar diakui dan dijamin. sepanjang tidak bertentangan dengan pancasila dan undang-undang dasar 1945. c. Mempersiapkan pembentukan akademi ilmu pengetahuan Indonesia (sejak tahun 1991 tugas pokok ini selanjutnya ditandatangani oleh
46
menteri tenaga riset dan teknologi dengan surat keputusan presiden No. 179 tahun 1991. Tugas pokok ini selanjutnya ditangani oleh tim yang dibentuk oleh menteri negara rise dan teknologi surat keputusan
presiden
no.
Pada tahun 1991. berdasarkan
179 tahun
1991,
akademi
ilmu
pengetahuan Indonesia secara resmi berdiri. Sejalan dengan tahap perkembangan kemampuan nasional dalam bidang
ilmu
lembaga ilmiah pertumbuhan
pengetahuan dan teknologi, di
Indonesia
organisasi
telah
pula
lembagamengalami
dan perkembangan. Dengan terjadinya perkembangan
tersebut. dipandang perlu utnuk mengadakan peninjauan dan penyesuaian tugas pokok. fungsi, dan susunan organisasi LIPl sesuai dengan tahap dan arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehubungan dengan hat tersebut diatas. tugas pokok. fungsi, dan susunan organisasi LIP1 yang ditetapkan dengan keputusan Presided No. 128 tahun 1967 telah beberapa kali diubah. Terakhir. dengan keputusan presiden No. 43 tahun 1985. Dalam rangka penyempurnaan lebih laniut. pada tanggai 13 Januari 1986. ditetapkan keputusan presiden Republik Indonesia No. I tahun 1986 tentang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
47
A.2.
Fasilitas LIPl Secara keseluruhan fasilitas yang dipunyai LIPl adalah sebagai berikut: 1. Perpustakaan di gedung widya graha dan di gedung PD1I. 2. Masjid 3. Kantin di gedung widya graha dan di gedung I'D II 4. Internet di setiap gedung 5. Tempat bermain bulutangis di gedung widya graha lat 7 6. Setiap ruangan kantor full ac 7. Tiap lantai gedung ada wc, dapur dan terdapat dispenser air mineral. 8. Mempunyai fasilitas
transportasi bus antar jemput untuk pegawai
dengan jurusan : a. Depok 1 b. Depok 2 c. Bekasi, d. Ciledug e. Dan kemayoran 9. Ruang untuk seminar di tiap gedung A.3.
Struktur organisasi yang terdapat di LIPI : Struktur organisasi LIPI terdiri dari kepala dibanlu oleh wakil ketua, lalu dibantu oleh sekretariai ulama yang bertanggungjawab langsung kepada kepala dan dibawahi oleh 4 biro yaitu biro perencanaan
48
dan keuangna. biro organisasi dan pegawai. biro kerjasama dan pemasyarkatan dan biro umum dan perlengkapan. Dan humas LIPI tersebut terdapat didalam biro kerjasmaa dan pemasyarakatan yang mempunyai tugas menyampaikan informasi mengenai hasil-hasil penelitian serta kegiatan -kegiatan yang dilaksanakan oleh LIPI dan dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :
Bagan struktur organisasi humas LIPI: Kepala Wakil Ketua
Sekretariat Utama
Biro perencanaan dan keuangan
Biro organisasi dan pegawai
Biro kerjasama dan pemasyarakatan
a. Sekretariat utama Membawahi 4 biro dan 1 pusat pcneiitian, yaitu : 1.
Biro perencanaan dan keuangan
2.
Biro organisasi dan kepegawaian
3.
Biro kerjasama dan pemasyarakatan IPTEK
4.
Biro umum dan perlengkapan
5.
Pusat penelitian dan perkembangan IPTEK
Biro umum dan pelengkapan
49
b. Ada 5 deputi yang membantu
ketua
LIPI
sebagai unsur-unsur
pelaksanaan tugas dan fungsi LIPI di bidangnya
masing-masing
yaitu : 1.
Deputi bidang ilmu pengetahuan kebumian Terdiri dari 4 pusat penelitian. yaitu : a. Pusat penelitian geoteknologi b. Pusat penelitian oseanografi c. Pusat penelitian limnologi d. Pusat penelitian metalurgi Terdiri dari 2 pusat penelitian dan ! pusat konservasi. yaitu : a. Pusat penelitian biologi b. Pusat penelitian bioleknologi c. Pusat konservasi tumbuhan kebun raya bogor
2.
Deputi bidang ilmu pengetahuan tehnik a. Pusat penelitian fisika b. Pusat penelitian kimia c. Pusat penelitian informatika d. Pusat penelitian tenaga listrik dan e. Pusat penelitian elektronika dan telekomunikasi
3.
Deputi bidang ilmu pengetahuan hayati Terdiri dari 5 pusat penelitian. yaitu : a. Pusat penelitian biologi b. Pusat penelitian bioteknologi
50
c. Pusat konservasi tumbuhan kebun raya bogor 4.
Deputi bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan. Terdiri dari 5 pusat penelitian yaitu : a. Pusat penelitian kemasyarakatan dan kebudayaan b. Pusat penelitian ekonomi c. Pusat penelitian kependudukan d. Pusat penelitian politik e. Pusat penelitian sumberdaya regional
5.
Deputi bidang jasa ilmiah a. Pusat penelitian kalibrasi. instrumentasi. dan metrologi b. Pusat standar dan sisteni mutu c. Pusat dokumenlasi dan informasi ilmiah d. Pusat inovasi Di samping itu satuan-saruan organises! tersebut diatas. terdapat
pula unit pelaksanaan teknis (UPT) yang merupakan perangkal kelengkapan LIPI yang bertugas memberikan pelayanan atau jasa dan penerapan hasil penelitian dan pengembangan IPTEK. UPT -UPT LIPI tersebut adalah sebagai berikut ; a. UPT balai pengembangan kebun raya b. UPT Laboratorium alam geologi c. UPT tambang percobaan d. UPT unit uji tehnik penambangan e. UPT balai percontohan pengolahan biji besi
51
f. UPT balai diseminasi hasil
penelitian dan pengembangan bahan
olahan kimia g. UPT
balai
pemanfaatan
hasil
penelitian dan pengembangan
laboratorium instrumentasi Struktur organisasi humas LIPI terletak pada biro kerjasatna dan pemasyarakatan IPTEK (BKPI). dibawah adapun gambar dari struktur organisasi humas LIPI adalah sebagai berikut: Biro kerjasama dan permasyarakatan IPTEK Bagian hubungan masyarakat Sub bagian media masa Sub bagian hubungan antar lembaga Sub bagian pameran dan informasi
a. Sub bagian media massa b. Sub bagian pameran dan informasi ilmiah c. Sub bagian hubungan antar lembaga
BKPI yang merupakan humas L1PI itu mempunyai tugas antara lain menyampaikan informasi mengenai hasil-hasil penelitian atau
52
kegiatan -kegiatan yang dilaksanakn oleh LIPi. Sejalan dengan tugas dan fungsi BKPI, bagian humas juga melakukan kegiatan koinunikasi dalam tugas dan fungsinya sehari-hari.
B. Fungsi dan Kegiatan Humas B.I Fungsi Humas Adapun tugas dan fungsi humas LI Pi adaiah sebagai berikut: a. Menyampaikan informasi mengenai hasil-hasil penelilian atau kegiatan-kegiatan dari deputi-deputi lain, seperti deputi bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan. deputi bidang ilmu pengetahuan hayati, deputi bidang ilmu pengetahuan tehnik. dan deputi bidang jasa ilmiah. Kesemua deputi tersebut membawahi sekitar 22 pusat penelitian pengembangan (PUSLITBANG) dan 7 unti pelaksanaan ten is (UPT) penyampaian informasi tersebut dilakukan baik secara lisan. tertulis atau visual sehingga masyarakat memperoleh pengertian yang benar dan tepat mengenai kegiatan -kegiatan LIPI. b. Mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat perihal kegiatan-kegiatan LIPI. Biasanva tanggapan diperoieh melalui beritaberita di berbagai surat kabar yang tclah dikliping. c. Melakukan analisa reaksi masyarakat terhadap penemuan barn LIPI, produk atau proses jasa IPTEK serta usulan kebijaksanaan IPTEK yang direkomendasikan ke pemerintah atau pihak-pihak terkait pada
53
usai seminar, serta melakukan analisa mengenai segala macam pendapat. d. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat, lembaga atau lembaga tinggi negara dan instansi terkait.
Sedangkan fungsi dan tugas dari masing-masing sub bagian humas LI PI adalah sebagai berikut: a. Sub bagian media massa Menyebarluaskan dan memasyarakatkan informasi IPTEK tentang kegiatan lingkungan LiPI meialui Ibto. media cetakdan eleklronik b. Sub bagian pameran dan informasi ilmiah Menyebarluaskan dan memasyarakatkan informasi IPTEK tentang hasil penelitian dan pengembangan meialui pameran c. Sub bagian hubungan antar lembaga Menyebarluaskan dan memasyarakatkan inlbrmasi IPTEK tentang hasil peneiitian dan pengembangan hubungan kemitraan kepada masyarakat dan terdiri dari : masyarakat ilmiah. masyarakat pedesaan, masyarakat remaja, pecinta alam. usaha keci! menengah yang berbentuk seminar, curah pikir. forum, pameran, siaran regional meialui televisi serta radio, pengisian rubrik dimedia cetak. Berdasarkan surat keputusan presiden republik indonesia no. 1 tahun 1986, ugas pokok LIPI adalah :
54
a. Membantu
presiden
dalam
menyelenggarakan
penelitian
dan
pengembangan b. Membina perkembangan didalam penelitian c. Memberikan jasa d. Memberikan saran kepada pemerinlah tentang kebijaksanaan nasional dibidang iimu pengetahuan dan icknologi sesuai dcngan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Li PI yaitu mempunyai tugas penelitian
melaksanakan
tugas
ilmu pengetahuan sesuai
pemerintah
di
bidang
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta menyelenggarakan fungsi : a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian ilmu pengetahuan b. Penyelenggaraan riset keilmuan yang bersifat dasar c. Penyelenggaraan riset inter dan multi disiplin terfokus d. Pemantauan, evaluasi kemajuan. dan peneiaahan kecenderungan ilmu pengetahuan dan teknologi. e. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LIP1 f. Pelancaran dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian ilmu pengetahuan g. Penyelenggaraan umum dibidang
pembinaan perencanaan
dan umum.
pelayanan ketatusahaan.
administrasi organisasi
55
dan
tata laksana,
kepegawaian,
keuangan,
kearsipan,
hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
B.2 Kegiatan humas Pada umumnya humas LIPI mempunyai 2 kegiatan humas LIPI. yaitu : a. Kegiatan Internal Humas : Ada 6 macain kegiatan internal humas LIPI, yaitu : 1.
Mengadakan kunjungan ke masing-masing pusat penelitian setiap 3 bulan sekali untuk menjalin hubungan baik antar pegawai serta membuat perencanaan pembagian kerja dan evaluasi.
2.
Menerbitkan buletin top setiap bulannya. − Berisi tentang kebijakan pimpinan. kegiatan -kegiatan LIPI seperti seminar, forum, pameran dan lain-Iain. − Buletin top disebarkan untuk semua pegawai LIPI − Frekuensi terbitnya adalah setiap satu bulan sekali. − Bulletin top berguna untuk menambah pengetahuan pegawai LIPI akan kegiatan-kegiatan.
3.
Mengisi rubrik seputar LIPI di website LlPi setiap bulannya.
4.
Mengadakan apapan pengumuman sebagai informasi pegawai berisi tentang kegiatan yang diiakukan oleh LIPI seperti : a. Adanya konfrensi pers b. Adanya seminar. c. Pengumuman duka cita.
56
d. Ucapan selamat kepada pelantikan jabatan. e. Dan lainlain. 5.
Mengadakan
briefing
pegawai
LIP1
iintiik
melakukan
pengarahan lebih lanjut dan untuk mcmastikan kegiatan yang akan dilaksanakan itu dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dilakukan sebelum dimulainya suafu kegiatan atau acara agar setiap pegawai mengetahui tugas dan tanggungjawab niasing-masing. 6.
Membuat kliping dari berbagai macani surat kabar seperti : Kegiatan acara KIPNAS yang diterbitkan disurat kabar Sinar Harapan kamis 11 September 2003 ha! 12. agar para masyarakat umum tahu segala macam kegiatan Li PI tersebut dan sekaligus menyebarkan informasi dari IPTEK itu sendiri.
b. Kegiatan Eksternal Humas: − Hubungan Antar Media Massa. − Hubungan Antar Lembaga. − Hubungan dengan Masyarakat Umum. Kegiatan eksternal humas LIPI pun terdiri dari 6 macam kegiatan yaitu: b. 1. Kegiatan Hubungan Antar Media Massa 1.1 News Service Yaitu menyediakan bahan berita. baik berupa tulisan (dalam bentuk majalah, majalah Masyarakat Indonesia, dalam bentuk buku; berita IPTEK, Buku Aneka kegitan. Teknologi bentuk brosur serta pamflet)
57
atau berupa gambar (seperti foto-foto) untuk media massa khususnva dan pengunjung LIPI seperti instansi Pendidikan baik tingkat sekolah menengah maupun Universitas serta Lembaga atau Instansi lainnya pada umumnya. Bahan berila ini diberitakan secara aktif maupun pasif (dikirim hanya berdasarkan permintaan) 1.2 Press Release Yaitu Siaran pers atau keterangan resmi tertulis mengenai suatu kegiatan khusus yang akan berlangsung. Press release ini kemudian akan dikirim ke berbagai media massa atau dibagikan kepada para peserta ketika konferensi pers hendak dimulai. 1.3 Press conference Merupakan bentuk paling formal dalam hubungan interaksi dengan pers yang sengaja diselenggarakan, biasanya menyangkut masalah khusus atau diadakan apabila ada peristiwa penting. Dalam konferensi pers biasanya diadakan sesi tanya jawab. meskipun tiap peserta telah dibagikan release. 1.4 Gathering Merupakan suatu bentuk pertemuan informal antar wartawan dengan pegawai humas. Acara ini bertujuan agar komunikasi dengan para warawan berjalan lancar sehingga citra organisasi atau perusahaan meiliki citra positi dan dapat terjalin hubungan yang harmonis dengan keduanya. Bentuk pertemuan ini dapat berupa Gathering coktail, gathering dinner dan lain-lain.
58
1.5 Story pitching Yaitu memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh biro kerjasama dan pemasyarakatan IPTHK (BKPI). misalnya lomba yang lelah dan akan dilaksanakan secara regular, pameran-pameran dan lain-iain. 1.6 Interview Merupakan kegiatan wawancara wartawan dengan peneliri atau pakar atau pusat penelitian dan pengembangan (Pusiitbang) untuk dapat memberikan dan pengembangan (Pusiitbang) untuk dapal memberikan suatu pernyataan kepada uarawan sehagai pcncari berila dengan pertanvaan -pertanvaan yang teiah dibuat secara tertulis sebeiumnya. b.2. Kegiatan hiibungan antar lembaga 2.1 Menyebarluaskan dan memasyarakatkan infonnasi IPTEK tentang hasil penelitian dan pengembangan hubungan kemitraan kepada masyarakat dan terdiri dari : masyarakat ilmiah, masyarakat pedesaan, masyarakat remaja, pecinta alam, usaha usaha kecil menengah yang berbentuk seminar, curah pikir. forum, pameran. siaran regional melalui televisi serta radio, pengisian publik dimedia cetak. 2.2 Menciptakan dan mempertahankan hubungan baik.
59
b.3. Kegiatan hubungan antar mayarakat umum a. LIP1 menyelenggarakan suatu acara yang melibatkan beberapa pihak luar seperti adanya lomba menggambar, pengenaian tanaman iangka. memberi piagam kepada peneliti-peneliti muda. b.
Menciptakan dan mempeitahankan hubungan baik dengan masyarakat umum.
Untuk menunjang kegiatan humas dalain penyampaian informasi, maka humas LI PI membangun hubungan dengan media massa baik cetak (media indonesia, kompas, suara pembaharuan, the Jakarta post, harian lerbil dan sebagainya) maupun elektronik (seperti RR1. 68H. TVRI. RCTi. 1NDOSIAR. SCTV, TPLTV7TRANS TV, METRO TV dan sebagainya) karena media massa mempunyai peranan penting dalam penyebaran informasi atau berita kepada masyarakat juga kepada pemerintah dan dunia usaha dan juga berperan sebag«i alat pembantu. penghimpun dan penyalur pendapat umum. Untuk kelancaran kegiatan-kegiatan humas L1PI, maka sub bagian media massa memberikan bantuan suatu pelayanan dan pemberdayaan IPTEK di lingkungan L1P1 pada masyarakat melalui media massa sebagai berikut: a. Kegiatan wawancara: 1. Menghubungi orang yang akan diwawancarai 2. Pengumpulan data-data riwayat orang yang akan diwawancarai
60
3. Pengumpulan bahan-bahan pertanyana dari penwawancara dan mengirimkan kepada orang yang akan diwawancarai. 4. Pengumpulan bahan-bahan guntingan berita yang berhubungan dengan pertanyaan dari pewawancara sebagai bahan masukan untuk pembicara (yang akan diwawancarai). 5. Menghubungi orang yang akan diwawancarai untuk menentukan hari, tanggal dan waktu agar tidak mengganggu kegiatan lain. 6. Pembuatan surat
ucapan teriina kasih kepada pembicara dan
pewawancara. b. Kegiaan konfeferensi pers 1.
Pengumpulan bahan -bahan dari penyelenggarakan dan riwayat hidup singkat pembicara untuk dapat dikelahui oleh peserta (media massa cetak dan elektronik)
2.
Pembuatan siaran pers dan undangan kepada media cetak dan elektronik
3.
Pengumpulan guntingan berita dalam konteks sesuai dengan tema konferensi pers.
4.
Memberikan guntingan berita sebaai bahan masukan kepada pembicara
5.
Pelaksanaan konferensi pers
6.
Pengumpulan bahan guntingan berita hasil konferensi pers
7.
Pembuatan laporan kepada pihak pembicara
61
c. Kegiatan peliputan media massa cetak dan elektronik: 1.
Pengumpulan bahan-bahan yang akan diliput
2.
Pembuatan siaran pers
3.
Pembuatan
undangan
peliputan
kepada
media cetak dan
eiektronik 4.
Pengumpulan bahan-bahan untuk diberikan kepada peliput dari media massa elektronik
5.
Pengumpulan guntingan berita hasil peliputan dari surat kabar
6.
Pembuatan laporan atau evaluasi dari kegiatan tersebut.
d. Kegiatan pembuatan film IPTEK 1.
Pengumpulan bahan -bahan dari objek yang akan dibuat film
2.
Pembuatan skanario film IPTEK
3.
Peninjauan lokasi pembuatan film
4.
Menghubungi mitra kerja atau partner (pihak ketiga)
5.
Pelaksanaan shooting film.
e. Kegiatan siaran radio : 1.
Pengumpulan bahan-bahan yang akan disiarkan
2.
Pembuatan naskah siaran radio
3.
Penyeleksian naskah untuk disiarkan
4.
Pengiriman naskah untuk disiarkan di RRI atau radio swasta.
5.
Penjadwalan siaran.
62
4.2
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden Sebelumnya akan dijelaskan dahulu karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidkan. Hal-hal tersebut dicantumkan karena para responden sebagai sampel bersifat heterogen, tidak meliki karekteristik yang sama. Dalam penelitian ini, populasi keseluruhan yang ada 4372 orang, yang tersebar di berbagai gedung LIPI. Peneliti mengambil sampel sebanyak 98 orang. Tabel 4.1 RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin
Frekuensi
Presentase
1.
Laki-Laki
71
72 %
2.
Perempuan
27
28 %
Jumlah ( N )
98
100 %
No
Pada tabel 4.1 tersebut, diperoleh keterangan bahwa sebanyak 98 orang yang dijadikan responden penelitian ini terdiri dari laki-laki dan perempuan. Pada penelitian ini, responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak disbanding responden yang berjenis kelamin perempuan . Berdasarkan keterangan tersebut dapat dsimpulkan bahwa mayoritas pembaca majalah Komunika adalah khalayk yang berjenis laki-laki, dengan persentase mencapai 72 %.
63
2. Usia Tabel 4.2 RESPONDEN BERDASAKAN USIA No.
Jawaban
Frekuensi
Presentase
1.
< 20
0
0%
2.
21 - 30
24
24,5 %
3.
31 - 40
18
18,3 %
4.
41 - 50
30
30,6 %
5.
> 51
26
26,6 %
Jumlah ( N )
98
100 %
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh keterangan bahwa sebanyak 98 responden yang diteliti berusia antara 20 tahun sampai dengan 55 tahun, yang persentase terbesarnya adalah responden berusia antara 41 hingga 50 tahun yang berjumlah 30 orang atau 30,6 . Berdasarkan pilihan usia yang ditampilkan dalam kuesioner, usia 41 tahun ke atas, hingga 50 tahun mempunyai banyak pengalaman, usia tersebut sesuai dengan target pembaca majalah Komunika.
64
3.
Pendidikan Di bawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi mengenai tingkat
pendidikan terakhir responden. RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
No.
Jawaban
Frekuensi
Presentase
1.
SD
8
8,1 %
2.
SLTP
6
6,2 %
3.
SMU
12
12,3 %
Sarjana
48
48,6 %
. 4.
5.
Jumlah ( N )
98
100%
Penelitian ini tidak membatasi tingkat pendidikan, sifatnya heterogen. Berdasarkan kakteristik tersebut, sebagian responden yang pertanyaan mengenai pendidikan yang mereka lalui adalah sebagian besar sampai pada tingkat sarjana dengan persetanse 48,6 %. Jenjang pendidikan responden tersebut, sangat mempengaruhi motivasi masingmasing dari mereka untuk membaca majalah Komunika. Dengan pengetahuan yang semakin tinggi, menyebabkan responden tidak lagi membaca majalah komunika hanya untuk sekedar mengisi waktu luang, melainkan untuk mengetahui perkembangan antar karyawan.
65
4.3
Pengenalan Majalah Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui tingkat responden yang membaca majalah Komunika Tabel 4.4 RESPONDEN YANG MEMBACA MAJALAH KOMUNIKA
No
Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat Sering
19
19,4 %
2.
Sering
16
16,3 %
3.
Cukup Sering
39
39,8 %
4.
Tidak Sering
17
17,3 %
5.
Sangat Tidak Sering
7
7,2 %
Jumlah ( N )
98
100 %
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden mengenal majalah Komunika, karena majalah ini salah satu media antar karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Dari keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 39,8 % adalah yang menjawb Cukup Sering.Artinya Humas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah berhasil metribusikan majalah ini ke karyawan.
66
Di bawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi mengenai bentuk huruf dan ukuran majalah Komunika. Tabel 4.5 BENTUK HURUF DAN UKURAN MAJALAH KOMUNIKA No
Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat Besar dan Tebal
11
11,3 %
2.
Besar dan Tebal
68
69,3 %
3.
Kurang Besar dan Tebal
8
8,1 %
4.
Tidak Besar dan Tebal
10
10,2 %
5.
Sangat Tidak Besar dan Tebal
1
1,0 %
98
100 %
Jumlah ( N )
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh keterangan bahwa mayoritas responden menjawab Besar dan Tebal dengan persetanse 69,3 %. Hal ini menandakan bahwa majalah Komunika mengalami peningkatan yang sangat besar khususnya pada volume 9 tahun 2007 sampai dengan volume ke 10 tahun 2007.
67
Di bawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi mengenai bagian mana yang lebih dulu anda lihat. Tabel 4.6 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI BAGIAN MANA YANG LEBIH DULU ANDA LIHAT PADA MAJALAH KOMUNIKA
No
Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Cover Depan
21
21,4 %
2.
Daftar Isi / Judul-judul artikel
77
78,6 %
3.
Cover Belakang
0
0%
98
100 %
Jumlah ( N )
Beedsasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa bagian Daftar Isi / Judul-judul Artikel respoden menjawab sebanyak 77 orang dengan persentase 78,6 %, karena daftar isi / judul-judul artikel dapat mempermudah para pembaca untuk mencari topik yang ingin mereka baca.
68
4.4
Persepsi Gambar / Foto Gambar Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui penilaian responden terhadap hasil gambar-gambar dan foto-foto yang ada pada majalah Komunika. Penilaian responden terhadap hasi gambar foto ini diukur seberapa besar tingkat perhatian responden terhadap elemen-elemen yang ada dalam gambar-gambar dan foto-foto pada majalah Komunika
Tabel 4.7 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP HASIL GAMBAR / FOTO MAJALAH KOMUNIKA No.
Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat baik
6
6,1 %
2.
Baik
54
55,1 %
3.
Cukup Baik
38
38,8 %
4.
Tidak Baik
0
0%
5.
Sangat Tidak Baik
0
0%
Jumlah ( N )
98
100 %
Berdasarkan tabel diatas, didapat keterangan sebagian besar responden menyatakan gambar dan foto yang ada pada majalah Komunika memiliki hasil yang Baik dan jelas. Ini didasari atas kenyaman responden ketika melihat hasil gambar dan foto majalah Komunika. Hal ini
69
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab baik, lebih banyak dibandingkan yang lain, dengan presentase 55,1 %. Tabel dibawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi menyukai gambar / foto majalah Komunika. Tabel 4.8 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP GAMBAR / FOTO SESUAI DENGAN TULISAN ARTIKEL MAJALAH KOMUNIKA No.
Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat Sesuai
24
24,5 %
2.
Sesuai
14
14,2 %
3.
Cukup Sesuai
60
61,3 %
4.
Tidak Sesuai
0
0%
5.
Sangat Tidak Sesuai
0
0%
Jumlah ( N )
98
100 %
Berdasarkan tabel diatas, didapat keterangan bahwa sebagian besar responden menyatakan gambar dan foto yang digunakan pada majalah Komunika sesuai dengan tulisan artikel. Penilaian ini didasari atas kesesuaian objek gambar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab sesuai dibandiangkan yang lain, dengan presentase 61,4 %.
70
Dibawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi mengenai gambar dan photo pada majalah Komunika sesuai dengan tema judulnya. Tabel 4.9 PENILAI PENILIAN RESPONDEN TERHADAP GAMBAR DAN FOTO PADA MAJALAH KOMUNIKA SESUAI DENGAN TEMA JUDULNYA No.
Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat Sesuai
1
1,0 %
2.
Sesuai
63
64,3 %
3.
Cukup Sesuai
28
28,7 %
4.
Tidak Sesuai
1
1,0 %
5.
Sangat Tidak Sesuai
0
0%
Jumlah ( N )
98
100 %
Berdasarkan tabel diatas, didapat keterangan bahwa gambar dan foto yang digunakan pada majalah Komunika memilik sudut pandang yang sesuai dengan tema judulnya. Dalam ini, sebagian besar responden menyatakan bahwa sudut pandang gambar dan foto sudah tepat dengan tema judul. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab sesuai lebih banyak dibandingkan yang lain, dengan presentase 64,3 %..
71
Tabel dibawah ini meupakan pernyataan responden mengenai gambar dan photo yang terdapat didalam majalah komunika dapat dimengerti. Berikut penjelasan tabel dibawah ini. Tabel 4.10 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP GAMBAR DAN FOTO YANG TERDAPAT DI DALAM MAJALAH KOMUNIKA DAPAT DIMENGERTI Jawaban
No.
Frequensi
Persentase
1
Sangat Mengerti
7
7,1 %
2
Mengerti
35
35,8 %
3
Cukup Mengerti
56
57,1 %
4
Tidak Mengerti
0
0%
5
Sangat Tidak Mengerti
0
0%
94
100 %
Jumlah ( N )
Berdasarkan tabel di atas, dapat simpulkan bahwa gambar dan foto yang pada majalah Komunika memiliki pencahayaan yang terang. Para responden menilai bahwa gambar dan foto yang dilihat dengan jelas dan memiliki hasil gambar dan foto yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab Cukup Mengerti lebih banyak dibandingkan yang lain, dengan persentase 57,1 % Dibawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi mengenai penilaian ukuran gambar dan photo majalah komunika.
72
Tabel 4.11 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP UKURAN GAMBAR DAN FOTO Jawaban
No.
Frequensi
Persentase
1
Sangat Besar
1
1,0 %
2
Besar
14
14,2 %
3
Cukup Besar
77
78,6 %
4
Tidak Besar
6
6,2 %
5
Sangat Tidak Besar
0
0%
Jumlah ( N )
94
100 %
Berdasarkan tabel di atas, didapat keterangan bahwa gambar dan foto yang digunakan dalam majalah Komunika memiliki ukuran yang cukup besar. Penilaian ini didasari atas perbndingan ukuran tulisan dengan gambar atau foto. Selain itu kebanyakan responden menganggap bahwa gambar atau fotto bukanlah informasi yang utama. Hal ini menunjukkan bahwa yang menjawab Cukup Besar lebih banyak dibandingkan yang lain, dengan persentase 78,6 % Dibawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi mengenai kwalitas gambar dan photo majalah komunika.
73
Tabel 4.12 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP KUALITAS GAMBAR DAN PHOTO. No.
Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
1
1,0 %
2
Baik
42
42,8 %
3
Cukup Baik
54
54,2 %
4
Tidak Baik
1
1,0 %
5
Sangat Tidak Baik
0
0%
94
100 %
Jumlah ( N )
Berdasarkan tabel diatas, didapat keterangan bahwa kualitas gambar dan foto yanga ada pada majalah Komunika sudah cukup baik, dilihat dari hasil gambar atau foto yang bagus dan jelas dilihat par responden . Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab cukup baik lebih banyak dibandingkan yang lain, dengan persentase 54,2 % Saran karyawan mengenai gambar dan photo yang ada pada majalah Komonika 1. Pengambilan gambar harus fokus supaya gambar bagus dan jelas 2. Kualitas photo dan gambar ditingkatkan sehingga menarik 3. Jangan terlalu simbolis agar mudah dipahami 4. Agar mencantumkan photo atau pas photo penulis 5. Gambar dan photo harus berwarna
74
6. Hampir 60 % tidak mengisi Kritik karyawan mengenai gambar dan photo majalah Komunika 1. Gambar dan photo kurang tajam dan pecah 2. Gambar tidak terlalu monoton 3. Gamabar karikatur dapat diikut sertakan 4. Ilustrasi gambar untuk artikel harap ditamabah 5. Majalah ilmiah kok gambarnya kartun 6. Hampir 60 % tidak mengisi
4.5 Persepsi Tata Letak / Lay Out Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui penilaian responden terhadap penalaan letak judul artikel yang ada pada majalah Komunika. . Penataak tata letak judul artikel ini diukur seberapa besar tingkat perhatian responden terhadap elemen-elemen yang ada dalam konsep tata letak pada majalah Komunika Tabel 4.13 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI PENATAAN LETAK JUDUL ARTIKEL PADA MAJALAH KOMUNIKA Jawaban
No.
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Menarik
1
1,0 %
2
Menarik
7
7,2 %
3
Cukup Menarik
90
91,8 %
4
Tidak Menarik
0
0%
5
Sangat Tidak Menarik
0
0%
98
100 %
Jumlah ( N )
75
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa sebagian besar responden menyatakan jika letak judul artikel berada dalam posisi tata letak yang cukup menarik. Secara umum, judul diletakan di atas artikel berita. Dari keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 91,8 %, adalah yang menjawab cukup menarik. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang cukup menarik lebih banyak dibandingkan responden lain. Tabel dibawah ini merupakan pernyataan responden mengenai penataan letak tulisan pada majalah komunika. Berikut penjelasannya pada tabel di bawah ini. Tabel 14 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI PENATAAN LETAK TULISAN Jawaban
No.
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Menarik
1
1,0 %
2
Menarik
7
7,2 %
3
Cukup Menarik
90
91,8 %
4
Tidak Menarik
0
0%
5
Sangat Tidak Menarik
0
0%
98
100 %
Jumlah ( N )
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa sebagian besar responden menyatakan letak tulisan yang umumnya bersifat horizontal, dinilai cukup menarik oleh para responden. Pertimbangan kenyamanan saat membaca menjadi dasar penelitian bagi para responden.
76
Dari keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 91,8 %, adalah yang menjawab cukup menarik. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang cukup menarik lebih banyak dibandingkan responden lain. Tabel dibawah ini merupakan pernyataan mengenai penataan letak gambar dan photo pada majalah Komunika Berikut penjelasannya pada tabel di bawah ini. Tabel 4.15 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI PENATAAN LETAK GAMBAR DAN FOTO Jawaban
No.
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Menarik
1
1,0 %
2
Menarik
8
8,1 %
3
Cukup Menarik
88
88,9 %
4
Tidak Menarik
1
1,0 %
5
Sangat Tidak Menarik
0
0%
98
100 %
Jumlah ( N )
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa penataan letak gambar atau foto pada majalah Komunika cukup menarik, .Karena gambar atau foto merupakan infornasi yang penting bagi para responden Berdasarkan keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 88,9 %, adalah yang menjawab cukup menarik. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang cukup menarik lebih banyak dibandingkan responden lain
77
Tabel dibawah ini menunjukkan pernyataan responden mengenai penataan letak judul pada majalah Komunika. Berikut penjelasannya pada tabel di bawah ini. Tabel 4.16 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI PENATAAN LETAK JUDUL Jawaban
No.
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
1
1,0 %
2
Baik
93
94,9 %
3
Cukup Baik
4
4,1 %
4
Tidak Baik
0
0%
5
Sangat Tidak Baik
0
0%
94
100 %
Jumlah ( N )
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa sebagian besar responden menyatakan letak judul berada dalam posisi tata letak yang baik. Secara umum, judul diletakan di atas artikel berita. Dari keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 94,9 %, adalah yang menjawab baik Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang baik lebih banyak dibandingkan responden lain. Tabel dibawah ini merupakan pernyataan responden mengenai tata letak sesuai dengan isi majalah komunika.. Berikut penjelasannya pada tabel di bawah ini.
78
Tabel 4.17 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI TATA LETAK SESUAI DENGAN ISI MAJALAH KOMUNIKA Jawaban
No.
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Sesuai
0
0%
2
Sesuai
64
65,3 %
3
Cukup Sesuai
34
34,7 %
4
Tidak Sesuai
0
0%
5
Sangat Tidak Sesuai
0
0%
Jumlah ( N )
98
100 %
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa penataan letak majalah Komunika sudah sesuai dengan aturan.penataan. Penataan dinilai menarik oleh para responden karena penataan menjadi pertimbangan saat membaca Dari keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 65,3 %, adalah yang menjawab sesuai Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang sesuai lebih banyak dibandingkan responden lain Tabel dibawah ini merupakan pernyataan responden mengenai kualitas penataan letak majalah Komunika. Berikut penjelasannya pada tabel di bawah ini.
79
Tabel 4.18 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI KUALITAS PENATAAN LETAK Jawaban
No.
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
15
15,3 %
2
Baik
54
55,1 %
3
Cukup Baik
29
29,6 %
4
Tidak Baik
0
0%
5
Sangat Tidak Baik
0
0%
98
100 %
Jumlah ( N )
Berdasarkan tabel diatas, didapat keterangan bahwa kualitas lay out atau tata letak yang ada pada majalah Komunika sudah baik, dilihat dari penataan halaman. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab baik lebih banyak dibandingkan yang lain, dengan persentase 55,1 %
Kritik dan Saran Saran karayawan mengenai Lay Out/tata letak 1. Agar mengisi halaman-halaman yang kosong dengan kata-kata mutiara atau pantun-pantun 2. Lebih tamabah visualnya 3. Penataannya sudah cukup baik 4. Hampir 80 % tidak mengisi
80
Kritik karyawan mengenai Lay Out/tata letak 1. Terlalu banyak halaman-halaman yang kosong 2. Penataan letak harus konsisten dengan tema 3. Terlalu padat tulisannya 4. Tidak mempunyai efek visual yang potensil 5. Hapor 80 % karyawan tidak mengisinya
4.6 Persepsi Cover Majalah Tabel dibawah ini merupakan pernyataan responden mengenai warna cover majalah Komunika. Berikut penjelasannya pada tabel di bawah ini. Tabel 4.19 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI WARNA COVER Jawaban
No.
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Menarik
10
10,2 %
2
Menarik
55
56,1 %
3
Cukup Menarik
33
33,7 %
4
Tidak Menarik
0
0%
5
Sangat Tidak Menarik
0
0%
98
100 %
Jumlah ( N )
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa warna cover dapar disimpulkan bahwa warna cover majalah Komunika memiliki warna yang cukup
81
menarik. Para responden menilai warna cover sesuai dengan objek gambar dan foto. Dari keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 56,1 %, adalah yang menjawab menarik. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang cukup menarik lebih banyak dibandingkan responden lain Tabel dibawah ini merupakan pernyataan responden mengenai bentuk huruf cover majalah Komunika. Berikut penjelasannya pada tabel di bawah ini. Tabel 4.20 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI BENTUK HURUF COVER MAJALAH KOMUNIKA Jawaban
No.
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Sesuai
5
5,1 %
2
Sesuai
57
58,2 %
3
Cukup Sesuai
31
31,2 %
4
Tidak Sesuai
0
0%
5
Sangat Tidak Sesuai
0
0%
Jumlah ( N )
98
100 %
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa bentuk huruf cover sesuai dengan tulisan. Penilaian ini didasari atas kesesuaian objek gambar atau foto cover pada saat kita membaca majalah Komunika.
82
Dari keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 58,2 %, adalah yang menjawab sesuai. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang sesuai lebih banyak dibandingkan responden lain Tabel dibawah ini merupakan pernyataan responden mengenai gambar dan photo cover majalah Komunika. Berikut penjelasannya pada tabel dibawah ini. Tabel 4.21 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI COVER GAMBAR DAN PHOTO MAJALAH KOMUNIKA Jawaban
No.
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
4
4,1 %
2
Baik
32
32,8 %
3
Cukup Baik
51
52,0 %
4
Tidak Baik
11
11,2 %
5
Sangat Tidak Baik
0
0%
98
100 %
Jumlah ( N )
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa sebagian besar responden menyatakan gambar/foto yang ada pada cover majalah Komunika memiliki hasil tampilan yang baik. Penilaian ini didasari atas kenyamanan responden ketika melihar gambar atau foto pada majalah Komunika. Dari keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 52,0 %, adalah yang menjawab cukup baik. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang cukup baik lebih banyak dibandingkan responden lain
83
Tabel dibawah ini merupakan pernyataan responden mengenai lay out / tata letak cover majalah Komunika. Berikut penjelasannya di bawah ini. Tabel 4.22 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI LAY OUT / TATA LETAK COVER No.
Option
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
2
2,0 %
2
Baik
69
70,4 %
3
Cukup Baik
26
26,6 %
4
Tidak Baik
1
1,0 %
5
Sangat Tidak Baik
0
0%
98
100 %
Jumlah ( N )
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa sebagian besar responden menyatakan layout/tata letak pada cover
baik. Para responden menilai tidak
adanya halaman yang kosong maka tata letak sudah bagus. Dari keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 70,4 %, adalah yang menjawab baik. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang baik lebih banyak dibandingkan responden lain Tabel dibawah ini merupakan pernyataan responden letak judul cover majalah Komunika. Berikut penjelasannya di bawah ini.
84
Tabel 4.23 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI LETAK JUDUL COVER MAJALAH KOMUNIKA No.
Option
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
3
3,1 %
2
Baik
66
67,3 %
3
Cukup Baik
29
29,6 %
4
Tidak Baik
0
0%
5
Sangat Tidak Baik
0
0%
98
100 %
Jumlah ( N )
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa sebagian besar responden menyatakan jika letak judul cover berada dalam posisi yang sesuai secara dengan gambar/foto secara umum judul diletakkan di atas artikel. Dari keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 67,3 %, adalah yang menjawab baik. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang baik lebih banyak dibandingkan responden lain Tabel dibawah ini merupakan pernyataan responden mengenai kulaitas cover majalah komunika. Berikut penjelasannya pada tabel dibawah ini.
85
Tabel 4.24 PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI KUALITAS COVER No.
Option
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Baik
14
14,4 %
2
Baik
52
53,0 %
3
Cukup Baik
30
30,6 %
4
Tidak Baik
2
2,0 %
5
Sangat Tidak Baik
0
0%
98
100 %
Jumlah ( N )
Dari tabel di atas, didapat keterangan bahwa kualitas cover majalah Komunika sudah baik. Penilaian responden ini didasari ketika melihat hasil cover. Dari keterangan di atas, menunjukan bahwa persetanse terbesar 53,0 %, adalah yang menjawab baik. Jadi dapat dikatakan bahwa responden yang baik lebih banyak dibandingkan responden lain
4.7 Pembahasan Pada bab IV ini peneliti akan membahas data yang dikumpulkan berdasarkan hasil penelitian terhadap para responden, sehingga dapat diketahui bagaimana persepsi karyawan tentang gambar foto majalah Komunika. Untuk memperoleh gambaran yang jelas pada pembahasan ini, peneliti telah memberikan kuisioner kepada 98 responden yang merupakan karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang telah dibagikan tersebut, telah
86
diisi dan dikembalikan kepada peneliti dengan lengkap sehingga kuisioner ini dapat dijadikan bahan penulisan dalam bab ini. Peneliti memilih majalah Komunika karena merupakan salah satu media komunitas antara karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Kemunculan majalah ini cukup dapat diterima oleh karyawan dilihat dari lama kehadirannya yang sudah mencapai usia 2 tahun dengan volume ke 10 pada November 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan terhadap gambar dan foto majalah Komunika , tata letak, dan cover majalah. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, yang memberikan gambaran atau penjabaran tetang kondisi empiril objek penelitian. Penelitian ini adalah penelitian survei yang menggambarkan dan menjelaskan respon karyawan atas stimulus tertentu dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner. Peneliti menyebarkan kuisioner untuk diisi oleh para responden di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tanggal 26 November 2007. Kuisioner dibagikan kepada para responden, yang sebelumnya peneliti menanyakan apakah mereka pernah membaca majalah Komunika. Melalui hasil kuisioner, peneliti berhasil memperoleh keterangan mengenai identitas para responden. Mayoritas responden adalah laki-laki dan sisanya adalah perempuan. Sebagian besar responden berada pada batasan usia 41 – 50 tahun, dengan tingkat pendidikan mayoritas adalah sarjana. Pada penelitian ini diketahui bahwa seluruh responden mengetahui dan pernah membaca majalah Komunika.
87
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Mengenai Gambar dan Foto Pada Majalah Komunika, dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh jawaban mayoritas adalah C, yang berarti responden terhadap gambar dan foto berada pada tingkatan yang sedang atau biasa saja, dengan penjelasan berdasarkan 6 pertanyaan di dalam kuisioner yang berkaitan dengan gambar atau foto majalah Komunika pertama mengenai hasil gambar atau foto, sebagian besar responden menilah bahwa gambar dan foto mayoritas menjawab B, dengan persentase 55,1 % dengan alasan para responden menilai hasil
gambar dan foto sudah baik. Kedua, mengenai
menyukai gabar dan foto, mayoritas responden menjawab C, dengan persentase 61,3 %yang berarti cukup besar dengan alasan gambar dan foto bukanlah sumber informasi
yang utama.Gambar atau photo yang ada
merupakan informasi tambahan dari berita atau artikel yang ada. Ketiga mengenai gambar atau foto pada majalah Konunika, pada tahap ini maryoritas menjawab B atau sesuai dengan presentase 63,3 %. Alasannya para respoden menilai gambar atau photo yang ada sudah sesuai atau jelas dilihat. Keempat, gambar dan photo dapat dimengerti, sebagian besar responden menjawab baik atau B dengan persentase mencapai 35,8 %. Alasannya, para responden menilai bahwa gambar atau photo yang ada dilihat dengan jelas. Kelima, mengenai ukuran gambar atau photo. Dalam hal ini mayoritas responden memberi jawaban C atau atau Cukup Besar dengan persentase sebesar 78,6 % dengan alasan para responden menilai gambar atau photo merupakan infirmasi tambahan dari berita atau artikel. Keenam, kualitas gambar atau photo. Dlam
88
hal ini sebagian besar responden menjawab C atau Cukup Baik dengan persentase sebesar 54,2 %. Alasannya, kualitas gambar atau photo memang sesuai dengan tema. Tabel 25 Tabel frekuensi penilaian gambar atau photo pada majalah Komunika. Jawaban
Frekuensi Pilihan
%
A
39
7,6 %
B
222
43,3 %
C
243
47,5 %
D
8
1,6 %
E
0
0, %
TOTAL
512
100 %
2. Mengenai tata letak atau lay out majalah Komunika, dari hasil penelitian diperoleh jawaban mayoritas adalah C, yang berarti persepsi karyawan terhadap letak atau lay out majalah komuinika berada pada tingkat cukup positif, dengan penjelasan berdasarkan 6 pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner berkaitan dengan tata letak atau lay out
pada majalah
Komunika. Pertama, mengenai tata letak judul artikel, mayoritas responden menjawab C dengan persentase sebesar 91,8 % yang berarti cukup menarik dengan alasan tata letak judul artikel diletakkan diatas artikel berita. Kedua mengenai penataan letak tulisan pada ini mayoritas responden menjawab C atau cukup menarik dengan persentase 91,8 %. Alasannya letak tulisan umunya bersifat horizontal. Ketiga mengenai
89
penatan letak gambar atau photo, sebagian besar responden menjawab C dengan persentase 88,9 %. Alasannya, para responden menilai letak gambar atau photo merupakan informasi yang penmting bagi karyawan. Keempat, mengenai penataan letak judul artikel. Pada tahap ini mayoritas responden menjawab B atau baikm, dengan persentase 94,9 %. Dengan alasan judul berita yang secara umum terletak diatas berita sudah cukup tepat. Kelima, mengenai penataan letak sesuai dengan isi majalah, dalam hal ini sebagian besar menjawab B atau sesuai, dengan persentase 65,3 %. Alasannya, isi majalah yang ada sudah cukup nyaman ketika dilihat dan dibaca. Dan yang terkahir Keenam, mengenai kualitas penatan letak majalah Komunika. Mayoritas responden memberi jawaban B yang berartiu sesuai, dengan persentase sebesar 55,1 %. Alasan kualitas penataan tata letak atau lay out sudah baik dilihat dari penataan halaman.
90
Tabel 4.26 Tabel Frekuensi Penilaian Persepsi Lai Out Atau Tata Letak Majalah Komunika
Jawaban
Frekuensi Pilihan
%
A
20
4,3 %
B
114
24,8 %
C
323
70,6 %
D
1
0,2 %
E
0
0%
Total
458
100 %
3. Mengenai cover majalah Komunika, dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh jawaban mayoritas C, yang berarti persepsi responden terhadap cover majalah Komunika berada cukup positif, denganpenjelasan 6 pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner yang berkaitan dengan majalah komunika. Pertama, mengenai warna cover mayoritas, responden menjawab B dengan persentase sebesar 55,1 %, yang baik. Dengan alasan. warna cover sesuai dengan objek atau photo. Kedua mengenai bentuk cover, mayoritas responden menjawab B dengan persentase sebesar 58,2 %, yang sesuai. Dengan alasan huruf memiliki ukuran yang besar. Ketiga, mengenai gambar dan photo majalah Komunika mayoritas responden menjawab C dengan persentase sebesar 52,0 %, yang cukup baik.
91
alasannya penilaian ini didasari ketika responden melihat gambar atau photo cover majalah Komunika. Keempat, mengenai lay out atau tata letak cover, mayoritas responden menjawab B dengan persentase sebesar 70,4 %, baik. alasannya para responden menilai tidak adanya halaman yang kosong. Kelima, mengenai letak judul cover majalah Komunika, mayoritas responden menjawab B dengan persentase sebesar 67,3 %, baik. alasannya letak judul cover majalah Komunika berada pada posisi yang sesuai dengan gambar atau photo. Keenam, mengenai kualitas gambar majalah Komunika, mayoritas responden menjawab B dengan persentase sebesar 53,0 %, baik. alasannya penilaian responden ini didasari ketika melihat kualitas cover. Tabel 4.27 Tabel Frekuensi Penilaian Persepsi Cover Majalah Komunika Jawaban
Frekuensi Pilihan
%
A
38
6,5 %
B
331
56,7 %
C
200
34,3 %
D
14
24,4 %
E
0
0%
Total
583
100 %
92
BAB V PENUTUP
Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan keseluruhan data yang sudah diteliti. Selain menguraikan kesimpulan, penulis juga memberikan saran bagi majalah Komunika, dalam meningkatkan mutu majalah. Dalam bab ini peneliti membagi menjadi dua bagian, yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan tersebut di atas, maka peneliti menyimpulkan : 1. Pada persepsi gambar atau foto, berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa persepsi karyawan terhadap gambar atau yang terdapat dalam majalah Komunika adalah cukup positif karena seluruh jawaban yang diberikan oleh responden, sebesar 47,5 % menilai cukup baik dan 43,3 %menilai baik. Dalam hal ini berarti lebih dari 50 % responden memberi persepsi yang cukup positif terhadap gambar atau foto yang terdapat pada majalah Komunika. 2. Pada persepsi tata letak/lay out, berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa persepsi karyawan terhadap tata letak pada majalah Komunika adalah cukup positif. Karena dari seluruh jawaban yang diberikan oleh responden, sebesar 70,6 % menilai cukup baik dan 24,8
92
93
menilai baik. Dalam hal ini berarti lebih dari 70 % responden memberi persepsi yang cukup positif terhadap tata letak atau lay out. 3. Pada persepsi cover, berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa persepsi karyawan terhadap cover pada majalah Komunika adalah cukup positif. Karena dari seluruh jawaban yang diberikan oleh responden, sebesar 56,7 % menilai baik dan 34,3 cukup baik. Dalam hal ini berarti lebih dari 60 % responden memberi persepsi yang cukup positif terhadap cover. Saran Adapun saran-saran dari penulis kepada Humas majalah Komunika, bagian gambar dan foto, lay out/tata letak, dan cover majalah untuk lebih meningkatkan kualitas, dan daya tarik. Peningkatan kualitas yang dimaksud bisa diartikan dengan : 1. Saran untuk persepi gambar atau foto - Meningkatkan gambar atau yang berwarna - Gambar atau foto jangan terlalu simbolis agar mudah dipahami - Gambar atau jangan pecah 2. Saran untk persepsi - Penataan tata letak konsiten dengan tema - Agar mengisi halaman yang kosong
KUESIONER
PERSEPSI KARYAWAN LIPI TERHADAP MAJALAH
KOMUNIKA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
(LIPI)
Assalam mualaikun wr.wb. Sehubungan dengan tugas akhir/Skripsi saya ini. Saya ingin memberikan kusioner kepada Bapak / Ibu di LIPI. Guna membantu penyelesain Skripsi yang saya buat, Sebelumnya dan saya ucapkan terimah kasih.
Pentunjuk pengisian : 1. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan pilihan anda. 2. Seluruh pertanyan dalam kuesioner ini hendaknya dijawab. 3. Apabila ada pertanyaan yang tidak jelas, jangan segan untuk bertanya pada peneliti.
IDENTITAS RESPONDEN 1. Jenis kelamin a. laki-laki b. perempuan 2. Usia a.< 20 tahun b. 21-30 tahun c. 31-40 tahun d. 41-50 tahun e. > 50 tahun 3. Pendidikan terakhir a. SD b. SMP c. SMA d. Diploma e. Sarjana PENGENALAN MAJALAH 1. Apakah anda sering membaca majalah Komunika ? a.sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak sering e. sangat tidak sering
2. Bagaimana bentuk dan ukuran majalah Komunika a. sangat besar dan tebal b. besar dan tebal c. kurang besar dan tebal d. tidak besar dan tebal e.sangat tidak besar dan tebal 3. Ketika anda membaca majalah Komunika bagian mana yang lebih dulu anda lihat ? a.cover depan b.daftar isi\ judul-judul artikel c. cover belakang GAMBAR / FOTO 1. Bagaimana hasil gambar dan photo yang ada dimajalah Komunika ? a. sangat baik b. baik c. sedang d. tidak baik e. sangat tidak baik 2 . Anda menyukai gambar dan photo majalah Komunika ? a. menyukai b. sangat menyukai c. biasa d. tidak menyukai e. sangat tidak menyukai
3 Apakah gambar dan photo pada majalah komunika sesuai dengan tema judulnya ? a. sangat sesuai b.sesuai c. cukup sesuai d.tidak sesuai e. sangat tidak sesuai
4. Apakah gambar dan photo yang terdapat didalam majalah Komunika dapat dimengerti ? a. sangat mengerti b.mengerti c. cukup mengerti d.tidak mengerti e.sangat tidak mengerti
5. Bagaimana penilaian anda terhadap ukuran gambardan photo majalah Komunika ? a. sangat besar b. besar c. cukup besar d. tidak besar e. sangat tidak besa
6. Bagaimana kualitas gambar dan photo majalah Komunika a. sangat baik b. baik c. cukup baik d. tidak baik e. sangat tidak baik 7. Apa saran anda mengenai gambar dan photo yang pada majalah Komunika ?
8. Apa kritik anda mengenai gambar dan photo yang ada pada majalah Komunika ?
TATA LETAK/ LAY OUT
9. Apakah penataan letak judul artikel pada majalah Komunika menarik ? a. sangat menarik b. menarik c. cukup menarik d. tidak menarik e. sangat tidak menarik
10.Apakah penataan letak tulisan artikel pada majalah Komunika menarik ? a. sangat menarik b. menarik c. cukup menarik d. tidak menarik e. sangat tidak menarik
11. Apakah penataan letak gambar dan photo pada majalah Komunika menarik ? a. sangat menarik b. menarik c. cukup menarik d. tidak menarik e. sangat tidak menarik
12.Apakah penataan letak judul majalah Komunika menarik ? a. sangat menarik b. menarik c. cukup menarik d. tidak menarik e. sangat tidak menarik 13. Apakah penataan tata letak sesuai dengan isi majalah Komunika ? a. sangat sesuai b. sesuai c. cukup sesuai d. tidak sesuai e. sangat tidak sesuai 14. Bagaimana kualitas penataan tata letak majalah Komunika ? a. sangat baik b. baik c. cukup baik d. tidak baik e. sangat tidak baik 15. Apa saran anda mengenai tata letak majalah Komunika ?
16. Apa kritik anda mengenai tata letak majalah Komunika ?
COVER 17. Bagaimana warna cover majalah Komunika ? a. Sangat menarik b. Menarik c. Cukup menarik d. Tidak menarik e. Sngat tidak menrik 18. Apakah bentuk huruf cover majalah Komunika sesuai dengan pembaca ? a. Sangat Sesuai b. Sesuai c. Cukup Sesuai d. Tidak Sesuai e. Sangat tidak Sesuai 19. Bagaimana gambar dan photo cover majalah komunika? a. Sangat baik b. Baik c. Cukup baik d. Tidak baik e. Sangat tidak baik 20. Bagaimana lay out / tata letak pada cover majalah komunika? a. Sangat baik b. Baik c. Cukup baik d. Tidak baik e. Sangat tidak baik
21. Apakah penataan letak judul pada cover sesuai dengan pembaca? a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Cukup sesuai d. Tidak sesuai e. Sangat tidak sesuai
22. Bagaimana kualitas cover majalah Komunika ? a. Sangat baik b. Baik c. Cukup baik d. Tidak baik e. Sangat tidak baik
23. Apa saran anda mengenai cover majalah Komunika ?
24. Apa kritik anda mengenai cover majalah Komunika ?