BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fast food adalah makanan cepat saji yang disajikan secara cepat, praktis, dan waktu persiapannya membutuhkan waktu yang singkat serta rendah serat dan tinggi lemak. Fast food mempunyai kelebihan yaitu penyajian cepat sehingga hemat waktu dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, serta penyajian yang higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu penyajiannya yang cepat sehingga tidak menghabiskan waktu yang lama dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, higienis dan dianggap sebagai makanan bergengsi dan makanan gaul. Dalam
hal
konsumsi
makanan
siap saji
ini
mahasiswa
harus
mempertahankan kesehatan tubuh yang optimal salah satunya adalah dengan menjaga status gizi yang seimbang, artinya semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh harus terpenuhi dengan tepat guna. Status gizi setiap orang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi adalah tingkat pengetahuan gizi. Menurut Sediaoetama (2002), tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Banyak
faktor
yang
membuat
para
mahasiswa
lebih
memilih
mengonsumsi fast food antara lain kesibukan orang tua khususnya ibu yang tidak sempat menyiapkan makanan di rumah sehingga mahasiswa lebih memilih membeli makanan diluar (fast food), lingkungan sosial dan kondisi ekonomi yang
1 Universitas Sumatera Utara
2
mendukung dalam hal besarnya uang saku mahasiswa. Selain itu, penyajian fast food yang cepat dan praktis tidak membutuhkan waktu lama, rasanya enak, sesuai selera dan seringnya mengkonsumsi fast food dapat menaikkan status sosial mahasiswa, menaikkan gengsi dan tidak ketinggalan globalitas (Proverawati, 2010). Survei yang dilakukan oleh AC Nilsen bahwa 69% masyarakat kota di Indonesia mengonsumsi fast food yaitu 33% menyatakan makan siang sebagai waktu yang tepat untuk makan di restoran fast food, 25% untuk makan malam, 9% menyatakan sebagai makanan selingan dan 2% memilih untuk makan pagi (Nilsen 2008). Hal tersebut akan semakin berkembang sesuai dengan meningkatkatnya tingkat konsumsi makanan fast food di Indonesia. Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentari (gaya hidup malas), berakibat pada perubahan pola makan atau konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, terutama terhadap penawaran makanan siap saji (fast food), yang berdampak meningkatkan risiko obesitas (Zametkin et al, 2004; Hidayati dkk, 2009). Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global. Obesitas sudah merupakan masalah kesehatan yang harus segera ditangani. Menurut World Health Organization (2009) melaporkan bahwa pada tahun 2008, sekitar 1,4 milyar orang dewasa usia 20 tahun ke atas mengalami overweight, dengan prevalensi sebesar 10% pada pria dan 14% pada wanita.
Universitas Sumatera Utara
3
Di Indonesia kejadian gizi lebih sudah terjadi sejak lama. Menurut data Riskesdas 2013, kejadian gizi lebih di Indonesia meningkat dari tahun 2010 ke tahun 2013 yaitu sebesar 10% pada tahun 2010 dan menjadi 13,5% pada tahun 2013. Kejadian gizi lebih lebih banyak terjadi pada perempuan (32,9%) dibandingkan laki-laki (19,7%), sedangkan di provinsi Sumatera Utara terjadi peningkatan angka kejadian gizi lebih yaitu pada tahun 2010 sebesar 11,9% menjadi 12,2% pada tahun 2013, dan di Kota Medan sendiri prevalensi gizi lebih tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia yang mengalami peningkatan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Sihaloho (2012), kategori pengetahuan tentang makanan siap saji (fast food) yang baik 63,8% dan kategori sedang 36,2%, sedangkan dengan kategori dilihat dari sikap responden tentang makanan siap saji yang baik 63,8% dan kategori sedang 36,2%, dan dilihat dari dukungan dari kategori dukungan sosial yang baik ada 11,6%, sedang 59,4%, dan kurang sebanyak 29%, dan kategori dilihat dari kategori sumber informasi televisi ada sebanyak 85,5% dan yang menjawab pengaruh dari teman sebaya sebanyak 29% sedangkan dari media iklan sebanyak 50,7%. Menurut penelitian yang dilakukan Lestari (2011), kebiasaan jajan fast food, dijumpai sebagian besar kasus 88,0% membeli fast food dengan frekuensi ≥3 kali/minggu. Berdasarkan frekuensi makan per hari pada kasus dijumpai sebanyak 92,0% memiliki frekuensi makan 3-5 kali/hari, sedangkan pada kontrol dijumpai sebanyak 8% dengan frekuensi makan 3-5 kali/hari. Berdasarkan kebiasaan makan sayur diperoleh bahwa sebanyak 88,% kasus mengonsumsi
Universitas Sumatera Utara
4
sayur 1-3 kali/minggu, berikutnya sebanyak 12,0% mengonsumsi sayur 4-7 kali/minggu. Jumlah kasus yang mempunyai kebiasaan ngemil sebanyak 82,7%, sedangkan pada kontrol kebiasaan ngemil sebanyak 32%. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Kumara (2013), Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU semester ganjil tahun akademik 2013/ 2014 untuk menjawab kuesioner pengetahuan mahasiswa tentang pola nutrisi seimbang. Semester I menunjukkan bahwa dari total responden sebanyak 60.9% dengan pengetahuan kategori cukup dan sebanyak 39.1% dengan pengetahuan baik. Semester III menunjukkan sebanyak 65.2% dengan pengetahuan baik dan pengetahuan cukup sebanyak 34.8%. Tidak ada responden dengan kategori pengetahuan kurang. pada semester V mempunyai 8.7% yang berpengetahuan kurang. Responden dengan pengetahuan baik dan cukup masing-masing 34.8% dan 56.5%. Semester VII yang berpengetahuan baik adalah 34.8%. Responden yang berpengetahuan cukup dan kurang masing-masing 39.1% dan 26.1%. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Syifa (2011), diperoleh bahwa diantara 72 responden yang tinggal bersama orang tua/keluarga, terdapat 47 responden (65.3%) yang pola makannya tidak sesuai PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang). Diantara 53 responden yang tidak tinggal bersama orang tua/keluarga, terdapat 25 responden (47.2%) yang pola makannya tidak sesuai PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang). Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,066. Hal ini menunjukkan pada tingkat kemaknaan 5% tidak ada hubungan antara tempat tinggal dengan pola makan.
Universitas Sumatera Utara
5
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah salah satu fakultas yang terletak di Kota Medan. Fakultas ini letaknya sangat strategis, termasuk dalam kawasan pusat kota yang di dalamnya banyak terdapat restoran-restoran fast food. Hal ini menyebabkan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang masih banyak mengonsumsi makanan cepat saji seperti hamburger, fried chicken, spaghetti, pangsit, bakso, mie ayam, dan siomay, dimana makanan cepat saji dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan seperti kolestrol tinggi, obesitas, hipertensi, diabetes melitus, kanker dan stroke. Mahasiswa Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebagai generasi muda dan merupakan aset di masa yang akan datang memerlukan perhatian khusus dalam mengonsumsi makanannya. Peranan makanan jajanan sebagai penyumbang gizi dalam menu mahasiswa sehari-hari tidak dapat diabaikan. Peranan tersebut terutama pada mahasiswa yang tidak cukup waktu untuk makan di rumah, makanan jajanan memberikan kontribusi zat gizi yang nyata. Dalam hal ini mahasiswa juga dipengaruhi oleh gaya hidup (life style) yang sangat mendukung, dan dukungan ekonomi dalam hal uang saku yang cukup untuk membeli makanan siap saji (fast food) tersebut diluar, serta lingkungan (teman) dan sangat padatnya aktivitas perkuliahan kedokteran yang membuat mereka lebih memilih makanan siap saji (fast food) yang penyajian fast food cepat dan praktis tidak membutuhkan waktu yang lama, rasanya yang enak, sesuai selera dan mendorong para mahasiswa mengonsumsi makanan cepat saji (fast food).
Universitas Sumatera Utara
6
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara adalah salah satu fakultas yang di dalamnya terdapat mahasiswa dengan gaya hidup yang dikategorikan ratarata dari status kalangan menengah keatas dibandingkan fakultas lainnya. Menurut penelitian Lestari (2011) menyebutkan bahwa uang saku rata-rata harian mahasiswa fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah menunjukkan bahwa dari hasil uji statistik ada hubungan bermakna antara uang saku harian dengan kejadian obesitas yaitu ≥ Rp.24.600 sebesar 80,0%. Maka, dipandang dari status ekonomi dengan besar uang saku mahasiswa fakultas kedokteran dengan mahasiswa lainnya, fakultas kedokteran lebih besar terpengaruh untuk dapat mengonsumsi makanan siap saji tersebut. Sementara itu, dengan latar belakang pendidikan Kedokteran, mereka pasti lebih mengerti tentang bahaya atau dampak dari mengonsumsi makanan cepat saji (fast food). Seharusnya mereka menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya yang bukan berlatar belakang pendidikan kedokteran dalam konsumsi makanan siap saji (fast food). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 20 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), terdapat 5 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang masih mengonsumsi makanan siap saji dan bahkan mereka menyediakan makanan siap saji di dalam mobil dan delivery makanan. Dalam hal ini membuat mereka tidak banyak melalukan aktivitas fisik karena dalam fakultas mereka disediakan fasilitas yang mendukung seperti lift dan ruangan ber AC. Dari hasil wawancara dan pengamatan juga terdapat 5 orang mahasiswa lainnya obesitas karena 2-3 kali menonsumsi fast
Universitas Sumatera Utara
7
food setiap harinya serta 5 orang mahasiswa lainnya obesitas dalam kategori sedang. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang konsumsi makanan siap saji (fast food). 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang konsumsi makanan siap saji (fast food). 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik (umur, jenis kelamin, uang saku) tentang konsumsi makanan siap saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 2015 2. Untuk mengetahui sumber informasi (teman, iklan) tentang konsumsi makanan siap saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 2015 3. Untuk mengetahui tingkat kategori pengetahuan mahasiswa tentang konsumsi makanan siap saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 2015 4. Untuk mengetahui tingkat kategori sikap mahasiswa tentang konsumsi makanan siap saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 2015 5. Untuk mengetahui tingkat kategori tindakan mahasiswa tentang konsumsi makanan siap saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 2015
Universitas Sumatera Utara
8
1.4. Manfaat Penelitian 1. Memberikan masukan dan informasi kepada Fakultas Kedokteran USU mengenai perilaku mahasiswa tentang makanan cepat saji. 2. Sebagai masukan dan informasi kepada Fakultas Kedokteran USU tentang gambaran jenis makanan cepat saji yang sehat dan tidak yang sehat di lingkungan kampus Fakultas Kedokteran USU.
Universitas Sumatera Utara