BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orangtua hendaknya membimbing anaknya sejak lahirnya ke arah hidup sesuai dengan nilai-nilai akhlak yang diajarkan agama. Bimbingan itu penting dengan syarat-syarat diantaranya seperti intensitas, interaksi dan membangun hubungan kemanusiaan. Kebiasaan yang tertanam sejak kecil itu merupakan bibit dari unsur-unsur kepribadian yang akan tumbuh dan menjadi pengendali akhlaknya dikemudian hari, di samping membiasakan si anak hidup sesuai dengan nilai-nilai agama itu perlu pula hendaknya bimbingan agama segera dimulai, sesuai dengan pertumbuhan jiwa si anak. Di dalam hal ini, tentu saja peranan ayah dan ibu, sangat menentukan, justru mereka berdualah yang memegang tanggung jawab seluruh keluarga. Merekalah yang menentukan kemana keluarga itu akan dibawa, warna apa yang harus diberikan kepada keluarga itu, isi apa yang akan diberikan kedalam keluarga itu dan sebagainya adalah sama sekali ditentukan oleh mereka berdua. Anak-anak, sebelum dapat bertanggung jawab sendiri, masih dapat menggantungkan diri, masih meminta isi, bekal, cara bertindak terhadap sesuatu, cara berfikir, dan sebagainya dari orang tuanya. Kebanyakan mereka meniru apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Dengan demikian maka jelaslah betapa mutlaknya kedua orangtua itu harus bertindak seiya-sekata, seazaz dan setujuan, seirama dan bersama-sama terhadap anaknya. Perbedaan
1
2
yang sedikit saja akan menyebabkan anak itu selalu ragu-ragu, yang manakah yang harus dianutnya dari kedua orangtua itu. Jadi dengan demikian dapat disadari betapa pentingnya peranan keluarga sebagai peletak dasar bimbingan anak tersebut. Sedang lembagalembaga pendidikan yang lain, tinggallah memberikan isinya saja. Di dalam keluarga, orangtua memberi bimbingan kepada anak yang paling utama salah satunya adalah bimbingan agama. Bimbingan agama menjadi materi pertama bagi anak di dalam keluarga. Anak sebagai makhluk lemah perlu bimbingan dan arahan dari keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan yang utama bagi seorang anak. Banyak orangtua yang memiliki kesibukan dalam bekerja. Bekerja mencari nafkah memang menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap manusia. Fenomena sekarang ini, di masyarakat desa Sapugarut tidak jarang ditemukan jenis-jenis pekerjaan yang tidak memungkinkan orangtua dapat berjumpa dan mendampingi anaknya setiap waktu. Salah satunya menjadi karyawan pabrik yang kebetulan mendapat jadwal berangkat shift siang. Berprofesi sebagai karyawan pabrik tidak harus mengenal jenis kelamin dan batasan umur. Lakilaki dan perempuan, tua, dan muda, baik yang sudah berkeluarga atau belum pun boleh menjadi karyawan pabrik.
3
Dari observasi awal, mayoritas dari karyawan pabrik yang ada di desa Sapugarut adalah ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah berkeluarga. Pekerjaan mereka sebagai karyawan di pabrik secara tidak langsung mengurangi tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan bimbingan agama Islam bagi anaknya. Pola bimbingan agama Islam anak karyawan sering kali kurang maksimal mengingat para karyawan ini memulai aktivitas pekerjaannya sejak siang sekitar jam 13.30 WIB sampai jam 22.00 WIB.1 Padahal waktu maghrib sampai malam adalah waktu yang paling baik bagi keluarga setelah anakanaknya seharian penuh melakukan rutinitasnya di sekolah pagi dan sore. Waktu maghrib adalah waktu yang tepat untuk melaksanakan bimbingan agama Islam kepada anak-anak salah satunya adalah bimbingan untuk mengaji dan sholat. Saat waktu maghrib itu perbanyaklah dzikir sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah. Perbanyaklah istighfar, tahmid, takbir, tahlil dan bershalawatlah kepada baginda Rasulullah. Waktu maghrib adalah waktu istimewa karena pada saat itulah amal kita dibawa oleh malaikat ke langit. Siapa lagi yang berkewajiban memberikan bimbingan agama Islam dan melakukan hal-hal yang diajarkan oleh agama kepada anak kalau bukan keluarga.
1
Catatan Lapangan dalam Observasi, Sapugarut, 27 Februari 2015, pukul 13.45 WIB.
4
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pola bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut? Untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran pada penelitian ini, maka dijelaskan mengenai istilah-istilah terkait dengan judul penelitian sebagai berikut : 1. Pola bimbingan agama Islam anak Bimbingan adalah memberikan tuntunan atau bantuan dan pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan didalam hidupnya.2 Pola bimbingan agama Islam yang dimaksud di sini adalah pola bimbingan yang mempunyai tujuan membentuk seorang anak menurut agama yaitu agar anak dapat memahami tentang agama Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berhubungan dengan Allah ataupun yang berhubungan dengan manusia serta mampu menumbuhkan sikap keagamaan dalam diri sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa.
2
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Cet.ke-11 (Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1983), hlm. 10.
5
2. Karyawan PT. Pismatex Yang dimaksud karyawan PT. Pismatex di sini adalah orangtua yang bekerja sebagai karyawan PT. Pismatex dan mendapatkan jadwal shift siang yang memulai aktivitas bekerjanya sejak pukul 13.30 WIB sampai pukul 22.00 WIB. 3. Desa Sapugarut Desa Sapugarut adalah salah satu desa di daerah Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan. Dengan demikian maksud dari judul penelitian ini adalah membahas tentang Pola Bimbingan Agama Islam Anak Karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut. Adapun karyawan PT. Pismatex yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para karyawan yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak yang berusia 3-12 tahun. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana pola bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut. 2. Untuk mendeskripsikan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pola bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut.
6
Adapun kegunaan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, skripsi ini diharapkan memiliki kegunaan yaitu menambah khazanah pustaka dalam bidang pendidikan dan dapat menambah wawasan ilmu terkait pola bimbingan agama Islam anak. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis skripsi ini diharapkan memiliki kegunaan, diantaranya : a. Sebagai bahan masukan bagi keluarga karyawan pabrik untuk menambah pengetahuan tentang pola bimbingan agama Islam pada anak, sehingga keluarga karyawan pabrik diharapkan lebih maksimal dan lebih memperhatikan bimbingan agama terhadap anak-anaknya. b. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang pola bimbingan agama Islam anak karyawan. D. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teori Prayitno dan Erman Amti dalam buku Dasar Dasar Bimbingan Dan Konseling menjelaskan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anakanak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
7
dikembangkan,
berdasarkan
norma-norma
yang berlaku.3
Sehingga
seseorang yang telah mendapatkan bimbingan diharapkan bisa menjadi lebih baik serta dapat menbedakan mana hal yang baik dan patut dilakukan dan mana hal yang tidak baik yang patut ditinggalkan. W.S. Winkel menyatakan dalam buku Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan bahwa pola bimbingan adalah mempertimbangkan kegiatan-kegiatan bimbingan apa yang akan diadakan dan rangkaian kegiatan itu dilaksanakan oleh siapa serta diberikan kepada siapa.4 Adanya pertimbangan-pertimbangan ini agar bimbingan yang akan dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Deni Febrini menyatakan dalam buku yang berjudul Bimbingan Konseling, bahwa bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak, tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan, minat dan kemampuan yang harus berkembang.5 Sehingga dengan adanya bimbingan ini menjadikan anak yang lebih percaya diri dan yakin bahwa dirinya mampu menjadi insan yang berkembang. Kaitannya dengan judul diatas adalah bahwa bimbingan yang diberikan kepada anak bertujuan untuk menjadikan anak agar dapat menjadi lebih baik dan mempunyai sikap yang sesuai dengan yang diajarkan agama.
3
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke-2 (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 99. 4 W.S. Winkel, Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan, Cet.ke-1 (Jakarta : PT Grasindo, 1997), hlm.129. 5 Deni Febrini, Bimbingan Konseling, Cet.ke-1 (Yogyakarta : Teras, 2011), hlm.1.
8
Abdullah Nashih Ulwan memaparkan dalam buku yang berjudul Pendidikan Anak Dalam Islam, bahwa seorang anak, bagaimanapun besarnya usaha yang dipersiapkan untuk kebaikannya, bagaimanapun sucinya fitrah, ia tidak akan mampu memenuhi prinsip-prinsip kebaikan dan pokok-pokok pendidikan utama, selama ia tidak melihat sang pendidik sebagai teladan dari nilai-nilai moral yang tinggi. Adalah sesuatu yang sangat mudah bagi pendidik, yaitu mengajari anak dengan berbagai materi pendidikan, akan tetapi adalah sesuatu yang teramat sulit bagi anak untuk melaksanakannya ketika ia melihat orang yang memberikan pengarahan dan bimbingan kepadanya tidak mengamalkannya.6 Orangtua hendaknya tidak hanya menyuruh, akan tetapi juga harus memberikan contoh yang nyata agar sang anak menyaksikan secara langsung dan terdorong untuk melakukannya. Slamet Untung menuturkan dalam buku Muhammad Sang Pendidik, bahwa jiwa anak memiliki potensi-potensi yang cenderung kepada perbuatan baik, ia tetap tidak akan mampu mewujudkan potensi-potensi kebaikan itu tanpa secara langsung menyaksikan contoh kebaikan dan nilainilai moral dari seseorang yang dianggap sebagai model bagi dirinya.7 Orangtua dalam hal ini perlu lebih berhati-hati, karena segala yang kita lakukan akan dilihat bahkan ditiru oleh anak-anaknya. Sebagai orangtua
6
Abdullah Nashih Ulwah, Pendidikan Anak Dalam Islam, Cet.ke-3 (Jakarta : Pustaka Amani, 2007), hlm. 142. 7 Slamet Untung, Muhammad Sang Pendidik, Cet.ke-1 (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2005), hlm. 161.
9
hendaknya memberikan contoh yang baik agar sang anak dapak menjadi anak yang baik dan memiliki perilaku yang sesuai dengan agama. Dalam buku Pelatihan Untuk Pengembangan Karyawan, Angela M. Thomas mengungkapkan bahwa karyawan adalah tenaga pembantu yang kadangkala juga disebut sebagai staf, rekan atau bawahan.8 Biasanya jumlah karyawan dalam suatu lapangan pekerjaan lebih banyak dibanding jumlah atasan. Seperti halnya jumlah orang yang dipimpin lebih dari orang yang memimpin. 2. Penelitian yang Relevan Selanjutnya Skripsi yang ditulis oleh Umiyati Salamah yang berjudul “Intensitas Bimbingan Keagamaan dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Anak Didik di SD Negeri Keputran 04 Kota Pekalongan” menyatakan bahwa anak didik yang mengikuti bimbingan keagamaan mayoritas memiliki intensitas yang tinggi yaitu mencapai 78,33% kemudian yang memiliki intensitas sedang ada 15,00% sedang yang memiliki intensitas rendah 0,67%. Mayoritas anak didik memiliki bimbingan keagamaan yang memiliki perilaku baik mencapai 60% yang memiliki perilaku sedang ada 33% dan memiliki perilaku rendah ada 11,67%. Bimbingan keagamaan yang dilakukan secara tertib dan terus menerus akan berpengaruh positif pada perilaku anak didik.9
8
Angela M. Thomas, Pelatihan Untuk Pengembangan Karyawan, Cet.ke-8 (Yogyakarta : Kanisius, 2004), hlm. 14. 9 Umiyati Salamah, “Intensitas Bimbingan Keagamaan dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Anak Didik di SD Negeri Keputran 04 Kota Pekalongan”. Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2009), hlm. 57.
10
Skripsi yang ditulis Puji Lestari yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Orangtua Yang Berprofesi sebagai Petani terhadap Prestasi Belajar Siswa SDN 01 Limbangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan” disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara pengaruh bimbingan orangtua yang berprofesi sebagai petani terhadap prestasi belajar siswa SDN 01 Limbangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan.10 Dari skripsi yang ditulis oleh Tri Wihartati yang berjudul “Hubungan Pola Bimbingan dengan Perilaku Sosial Anak di Panti Asuhan Wisma Rini Panjang Wetan Kota Pekalongan”, diketahui bahwa terdapat hubungan pola pembinaan dengan perilaku sosial anak di Panti Asuhan Wisma Rini Panjang Wetan Kota Pekalongan dapat diterima kebenarannya.11 Judul penelitian di atas dijadikan rujukan oleh peneliti sebagai bahan literatur, namun dapat dipastikan bahwa dalam penelitian ini peneliti meneliti pola bimbingan agama Islam anak karyawan. Bertolak pada penelitian-penelitian terdahulu, persamaan penelitian ini adalah pada pola bimbingan orangtua dalam mendidik agama Islam pada anak-anaknya, namun berbeda pada subyek dan fokus penelitian, dimana dalam penelitian ini subyek penelitiannya yaitu orangtua yang bekerja sebagai karyawan PT. Pismatex dan memiliki anak yang berusia 3-12 tahun
10
Puji Lestari, “Pengaruh Bimbingan Orangtua yang Berprofesi sebagai Petani terhadap Prestasi Belajar Siswa SDN 01 Limbangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam” (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2012), hlm. 72-73. 11 Tri Wihartati, “Hubungan Pola Pembinaan dengan Perilaku Sosial Anak di Panti Asuhan Wisma Rini Panjang Wetan Kota Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2013), hlm.80-81.
11
dengan fokus penelitiannya yaitu untuk mendeskripsikan pola bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut. 3. Kerangka berfikir Bimbingan agama Islam pada anak dalam keluarga harus diajarkan sejak dini karena sangat penting guna membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah, menghargai dan mengamalkan ajaran agama dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Keluarga merupakan taman bimbingan bagi anak-anaknya maka keluarga wajib memberikan bimbingan kepada anak-anaknya, yang paling penting adalah bimbingan agama Islam karena pada dasarnya anak yang lahir ke dunia ini merupakan tanggungan untuk orangtua agar membimbing dan mengarahkannya kejalan yang benar dan menjadikan anaknya agar kelak ketika ia dewasa dapat memajukan negara tercintanya.
Input (anak) )
Proses
Output
Lingkungan Keluarga
Pribadi anak yang memiliki sikap keagamaan A
Sebagai jalur utama dalam bimbingan agama Islam
Orangtua yang bekerja sebagai Karyawan pabrik
12
Dalam bagan tersebut dapat dibentuk kerangka berfikir bahwa bimbingan agama Islam merupakan bimbingan awal bagi seorang anak di dalam lingkungan keluarga, yang mana proses bimbingan itu lebih banyak ditekankan dari keluarga terutama orangtua. Anak sebagai input yang hendak dibina dan diarahkan oleh orangtua sekaligus memberinya asupanasupan berupa bimbingan agama Islam.sehingga dari proses itulah terbentuknya pribadi anak yang memiliki sikap keagamaan. Oleh karena itu, bimbingan agama Islam pada anak sangat penting dan sebagai masukan bagi orangtua yang bekerja sebagai karyawan pabrik agar dapat meningkatkan bimbingan agama Islam kepada anak-anaknya sehingga terbentuk anak-anak yang memiliki pribadi muslim yang mulia. E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.12 Dimana dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti bagaimana pola bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut.
12
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.ke-31 (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014), hlm.6.
13
Dalam penelitian ini, peneliti memulai kerjanya dengan memahami gejala-gejala yang menjadi pusat perhatian penelitian. Peneliti dengan jalan menerjunkan diri ke lokasi penelitian dengan pikiran seterbuka mungkin, tidak menutup-nutupi, kemudian peneliti mengadakan cek dan ricek dari satu sumber di bandingkan dengan sumber yang lain sampai pada peneliti merasa puas dan yakin bahwa informasi atau keterangan yang dikumpulkan itu benar-benar adanya.13 Dimana dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pola bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut. b. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan ditempat terjadinya gejalagejala yang diselidiki.14 Jenis penelitian lapangan ini digunakan untuk memahami gejala-gejala yang sedang dihadapi di dalam masyarakat, khususnya di desa Sapugarut. Dalam penelitian lapangan ini peneliti sebagai human instrument yang berbicara langsung, berpartisipasi, memahami dan mengamati fenomena-fenomena serta memahami latar yang dijadikan tempat penelitian.
13
M. Djuanaidi Ghony dan Fauzan Al-Mansur, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.ke- 1 (Yogyakarta : AR- Ruzz Media, 2013), hlm. 115. 14 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metode Penelitian : Pendekatan Praktis dalam Penelitian, Cet. ke-19 (Yogyakarta : Andi Offset, 2010), hlm. 28.
14
2. Sumber Data a. Data Primer Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.15 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah orangtua yang bekerja sebagai karyawan PT. Pismatex yang mendapatkan jadwal berangkat shift siang serta mempunyai anak yang berusia 3-12 tahun di desa Sapugarut beserta anak yang orangtuanya bekerja sebagai karyawan di PT. Pismatex dan mendapatkan jadwal berangkat shift siang. Penelitian ini dilakukan di desa Sapugarut dengan jumlah penduduk yang bekerja sebagai karyawan (populasi) berjumlah 110 orang. Setelah mengetahui jumlah populasi, peneliti menentukan sampel yaitu 20 orang, terdiri dari 10 orangtua dan 10 anak yang akan menjadi respoden dengan menggunakan metode purposive sampling dimana dalam pengambilan sampel ini disesuaikan dengan tujuan penelitian. b. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari data-data pendukung.
Data sekunder ini sebagai pelengkap dari data primer.
Adapun yang menjadi data-data sekunder dalam penelitian ini adalah Kepala Kelurahan, Sekretaris Lurah, Seksi Tata Pemerintahan dan Ketertiban Umum serta arsip atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Dengan menggunakan metode snowball sampling
15
Ibid., hlm. 171.
15
dimana pada awalnya teknik penentuan sampel yang mulanya jumlahnya kecil, kemudian membesar ibarat bola salju yang menggelinding lama menjadi besar. 3. Metode Pengumpulan Data a. Metode wawancara Metode wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.16 Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur atau wawancara mendalam. Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh bentuk informasi dari informan tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri informan.17 Dimana yang menjadi subyek penelitian ini adalah orangtua yang bekerja sebagai karyawan PT. Pismatex yang mendapatkan jadwal berangkat shift siang serta mempunyai anak yang berusia 3-12 tahun di desa Sapugarut beserta anak yang orangtuanya bekerja sebagai karyawan di PT. Pismatex yang mendapatkan jadwal berangkat shift siang. Adapun instrumen yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah seperangkat pedoman wawancara. Metode wawancara ini digunakan dengan cara bertatap muka sebagai jalan untuk memperoleh data tentang pola bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut.
16
Amirul hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet.ke- 10 (Bandung : CV Pustaka Setia, 2005), hlm. 97. 17 M. Djuanaidi Ghony dan Fauzan Al-Mansur, Op. Cit., hlm. 177.
16
b. Metode observasi Metode observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu yang diteliti.18 Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran umum berkaitan dengan aktivitas kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan serta aktivitas orangtua sehari-harinya. Adapun instrumen yang peneliti gunakan adalah catatan lapangan (fieldnote) yang ditulis setelah observasi. c. Metode dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal yang yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.19 Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum desa Sapugarut, batas-batas wilayah, keadaan penduduk, struktur organisasi serta arsip lain yang berisi catatan penting untuk kelengkapan data yang dibutuhkan dari penelitian ini. Adapun instrumen yang peneliti gunakan dalam metode ini yaitu berupa seperangkat daftar arsip sebagai sumber dokumen seperti catatan lapangan serta dokumen resmi pemerintahan.
18 19
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Op. Cit., hlm. 172. M. Djuanaidi Ghony dan Fauzan Al-Mansur, Op.Cit., hlm. 110.
17
4. Teknik analisis data Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Teknik Analisis deskriptif ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi sehingga dapat disusun, dipahami temuannya dan dapat diinformasikan kepada oranglain. Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis datanya bersifat induktif, yaitu suatu analisis dimana peneliti benar-benar membenamkan diri dalam rincian dan hal-hal spesifik dari data dengan tujuan menemukan kategori-kategori, dimensi-dimensi dan antar hubungan yang penting.20 Ada berbagai cara untuk menganalisis data, diantaranya : a. Reduksi Data Laporan-laporan itu perlu direduksi yaitu dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Peneliti memilih dan merangkum data yang dianggap penting dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi tentang pola bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex. b. Display data Display data ialah menyajikan data dalam bentuk matriks, network, chart atau grafik dan sebagainya. Dalam hal ini peneliti menyajikan data
20
Amirul Hadi dan Haryono, Op. Cit., hlm. 73.
18
dengan menguraikan data yang dipilih dan dianggap penting tentang pola bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex. c. Pengambilan Keputusan atau Verifikasi Peneliti mencari makna dari data yang diperolehnya, dari data yang diperolehnya itu peneliti mencoba menarik kesimpulan.21 Dari data-data yang ada, peneliti mengambil kesimpulan terkait dengan pola bimbingan agama Islam anak karyawan. F. Sistematika Penulisan Di dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi sistematika penulisan skripsi yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pertama, bagian isi dan bagian penutup. Bagian pertama berisi Halaman Judul, Halaman Pernyataan, Halaman Nota Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Persembahan, Halaman Moto, Halaman Kata Pengantar, Halaman Abstrak, Halaman Daftar Isi, dan Halaman Daftar Tabel. Bagian isi terdiri atas : BAB I Pendahuluan, yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II Pola Bimbingan Agama Islam dan Anak yang terbagi menjadi tiga sub bagian. Sub bagian pertama pola bimbingan agama Islam yang terdiri atas: pengertian bimbingan agama Islam, pola-pola bimbingan, materi 21
Ibid., hlm.62
19
bimbingan agama Islam. Sub bagian kedua, anak yang terdiri dari pengertian anak, karakteristik perkembangan anak, sifat agama pada anak, serta hak anak dalam Islam. Sub bagian ketiga, berisi faktor yang mempengaruhi pola bimbingan agama Islam. BAB III Pola Bimbingan Agama Islam Anak Karyawan PT. Pismatex di Desa Sapugarut yang terdiri dari tiga sub bagian. Sub bagian pertama, gambaran umum desa Sapugarut menyangkut letak geografis desa Sapugarut, data kependudukan desa Sapugarut, struktur pemerintahan desa Sapugarut serta sarana dan prasarana di desa Sapugarut. Sub bagian kedua, kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut dan yang sub bagian ketiga, faktor yang mempengaruhi kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut. BAB IV Analisis Pola Bimbingan Agama Islam Anak Karyawan PT. Pismatex di Desa Sapugarut yang terdiri dari dua sub bagian. Sub bagian pertama, analisis pola bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut. Serta sub bagian kedua, analisis faktor yang mempengaruhi pola bimbingan agama Islam anak Karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut. BAB V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.