1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sudah sejak lama pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat petani Indonesia, karena ...
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sudah sejak lama pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat petani Indonesia, karena hampir semua masyarakat Indonesia penghasilannya didapat dari sektor pertanian. Sejak perekonomian Indonesia mengalami transisi/perubahan yang sangat signifikan dari ekonomi pertanian (Agraris) ke ekonomi semi industri. Menanggapi perubahan dan untuk membantu perkembangan pertanian, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yaitu, Peraturan Mentri Pertanian nomor 273/KPTS/OT.106/4/2007. Kebijakan tersebut disahkan pada tanggal 13 april 2007 tentang pedoman pembinaan kelembagaan petani, dalam kebijakan tersebut, petani diatur dan ditata dalam sebuah wadah kelompok tani (Poktan) di tingkat dusun dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) di tingkat desa sehingga memudahkan proses penyuluhan pertanian. Sebelum kebijakan Poktan dan Gapoktan dibentuk, pemerintah sudah membuat suatu kebijakan yaitu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Revitalisasi Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (RPPK). Undang-undang tersebut dibentuk agar petani yang berpendidikan rendah dapat menerima inovasi di bidang pertanian dan mampu mencerdaskan petani.
2
Kedua kebijakan pemerintah dalam membentuk kelompok tani tersebut diharapkan bisa menjadi tolak ukur kinerja sebuah instansi/lembaga yang berperan dalam penyuluhan pertanian hingga bisa menaikkan taraf hidup petani melalui kemandirian dan kreatifitas dalam menciptakan produk-produk pertanian. Selain kebijakan pemerintah sebagai tolak ukur, Gapoktan dapat mengembangkan kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhan petani di Desa hingga memudahkan pemahaman petani terhadap kebijakan tersebut. Departemen pertanian (2007) Gapoktan terdiri dari sekumpulan Poktan yang tergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Poktan yang tergabung di Gapoktan harus dalam satu wilayah Desa dan memiliki atau terdaftar dalam administrasi Desa, hal tersebut dilakukan untuk memudahkan Gapoktan dalam mengontrol dan mengendalikan segala kegiatan yang dilakukan oleh Gapoktan. Mengacu terhadap kedua kebijakan pemerintah tentang pedoman pembinaan lembaga petani dan denifisi dari Gapoktan, bahwa Gapoktan sebagai kendaraan untuk menyalurkan dan menjalankan beberapa kebijakan pemerintah atau inovasi yang bersifat mendukung. Istilah lainnya bahwa Gapoktan sebagai lembaga gerbang (gataway institutians) yang menjadi penghubung antara petani dan lembaga pemerintahan, agar bantuan yang diberikan oleh pemerintah tepat sasaran. Gapoktan Sumber Jaya di Desa Sumber Brantas Kec. Bumiaji dibentuk Tahun 2008, pembentukan Gapoktan sumber jaya didasari oleh kebijakan
3
pemerintah dan butuhnya suatu lembaga yang menyatukan beberapa Poktan di Desa Sumber Brantas, karena sebelum dibentuknya Gapoktan, petani sudah membentuk Poktan terlebih dahulu. Selama lima tahun Gapoktan Sumber Jaya dibentuk dan berusaha menjadi wadah yang diharapkan bisa menjadi koordinator segala kebutuhan anggota dan petani. Beberapa program unggulan yang ditawarkan terhadap anggota dan petani di antaranya : Tabel 1.1 : Program Kerja Gapoktan Sumber Jaya No
Program kerja
Keterangan
1.
Lembaga keuangan mikro
Berjalan
2.
Unit distrubusi pupuk bersubsidi
Berjalan
3.
Pelatihan/seminar
Berjalan
Sumber data : primer,2013 Poktan yang tergabung di Gapoktan Sumber Jaya Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji juga sangat menarik, karena salah satu Poktan sudah bekerja sama dengan Bank. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian terhadap Gapoktan dengan judul penelitian “PERANAN GABUNGAN
KELOMPOK
TANI
SUMBER
JAYA
TERHADAP
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI KENTANG di DESA SUMBER BRANTAS KOTA BATU”
4
1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peran Gapoktan Sumber Jaya terhadap peningkatan kesejahteraan petani kentang di Desa Sumber Brantas. 2. Apa saja hambatan-hambatan peran Gapoktan Sumber Jaya terhadap peningkatan kesejahteraan petani kentang di Desa Sumber Brantas. 3. Apa saja faktor-faktor pendukung peran Gapoktan Sumber Jaya terhadap peningkatan kesejahteraan petani kentang di Desa Sumber Brantas. 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis
peran
Gapoktan
Sumber
Jaya
terhadap
peningkatan
kesejahteraan petani kentang di Desa Sumber Brantas. 2. Menganalisis hambatan-hambatan peran Gapoktan terhadap peningkatan kesejahteraan petani kentang di Desa Sumber Brantas. 3. Menganalisis faktor-faktor pendukung peran Gapoktan Sumber Jaya terhadap peningkatan kesejahteraan petani kentang di Desa Sumber Brantas. 1.4. Batasan Istilah Batasan istilah dalam pembahasan penelitian adalah sebagai berikut berikut : 1. Penelitian dilakukan di Gapoktan Sumber Jaya di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji Kota batu, Malang. 2. Gapoktan adalah sekumpulan beberapa kelompok tani yang bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. 3. Peran adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk menjalankan kewajiban sesuai yang diamanahkan.
5
4. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun dan mengembangkan potensi seseorang atau kelompok agar lebih baik. 5. Kesejahteraan adalah kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh sebuah kelompok atau individu untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik dan layak. 6. Kesejahteraan ekonomi adalah kegiatan/tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk memperbaiki ekonomi yang bersifat pendapatan dan pengeluaran. 7. Kesejahteraan sosial adalah suatu pelayanan yang membantu seseorang atau kelompok hingga dapat memenuhi kebutuhan sosial seperti pendidikan, kesehatan dan kenyamanan yang sangat mendasar. 8. Petani kentang adalah seseorang yang beraktifitas dalam bidang pertanian dan mengelola komoditi kentang (Solanum tuberosum L). 1.5. Pengukuran Variabel Variable-variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kesejahteraan diukur dari dua aspek, diantaranya adalah kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial. 2. Kesejahteraan ekonomi diukur dari pendapatan usahatani kentang dalam satuan rupiah (Rp) sekali panen per hektar. 3. kesejahteraan sosial diukur dari kemampuan petani dalam kemampuan biaya berobat, kemampuan biaya pendidikan anggota keluarga dan keadaan rumah. 4. Luas lahan diukur dari berapa hektar lahan yang di gunakan oleh petani untuk menanam kentang dalam sekali panen.