1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Haji dan Umrah merupakan praktik keagaman yang sangat penting bagi orang Islam dalam kehidupan. Hal ini dapat dilihat pada tingginya jumlah jamaah haji pada saat Indonesia justru sedang dilanda krisis ekonomi pada tahun 1998. Sebagaimana terlihat dari data pada tahun 1994-1998 jumlah pergi haji berada pada rata-rata 70 ribu sampai 100 ribu orang setiap tahunnya , namun dalam beberapa tahun terakhir yaitu tahun 1998-2002 ternyata jumlahnya telah meningkat pesat, sehingga mencapai rata-rata 150 ribu sampai 200 ribu orang lebih pertahunnya.1 Namun belakangan ini karena jamaah yang akan berangkat haji yang semakin banyak maka terjadi anteri keberangkatan , masyarakat yang mendaftar saat ini bisa berangkat haji 10 sampai 15 tahun kedepan baru bisa berangkat pergi haji , hal itulah yang membuat saat ini lebih memilih berangkat umrah dari pada pergi haji. Pada pelaksanaan ibadah Haji ataupun Umrah , ada banyak aspek yang harus dipenuhi oleh pihak pengelola (Pemerintah) seperti transportasi, akomodasi, konsumsi dan kesehatan. Begitu pula dari pihak jamaah Haji ataupun umrah sendiri seperti memenuhi BPIH (Biaya Penyelenggara Ibadah Haji), dan kelengkapan dokumen–dokumen. Banyaknya dokumen yang harus dilengkapi dan
1
M. Amin Akkas, Haji dan Reproduksi Sosial, (Jakarta:Mediacita,2005), hlm. 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
juga keinginan untuk mendapatkan pelayanan ibadah haji yang lebih baik membuat sebagian calon jemaah haji maupun umrah merasa membutuhkan adanya pihak ketiga untuk membantu mereka seperti Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan Penyelenggara Ibadah Khusus Haji (PIHK) maupun Umrah. Sebagaimana diketahui, tanggapan dan partisipasi masyarakat selama ini cukup positif dalam membantu pemerintah untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin beraneka ragam itu dalam penyelenggaraan haji dan Umrah. Kemudian untuk memenuhi tuntutan pelayanan khusus dari sementara lapisan masyarakat muncul Penyelenggara Ibadah haji Khusus atau yang biasa di sebut dengan PIHK, yang dibentuk oleh para pelaku bisnis, PIHK ini sebelumnya dikenal sebagai Penyelenggara Ongkos Naik Haji Plus (ONH plus). Sejak akhir tahun 90an jumlah KBIH dan PIHK semakin menjamur dan dengan itu orientasi biasanya juga kian menonjol.2 Menurut UU No.13 tahun 2008 pasal tentang penyelenggaraan ibadah haji bahwa penyelenggaraan ibadah haji dilaksanakan dengan prinsip niralaba.3 Oleh karena itu tidak ada larangan bagi para pelaku bisnis yang ingin menjadi PIHK asalkan memenuhi peraturan pemerintah dalam mendirikan sebuah biro perjalanan ibadah haji dan umrah. Semakin banyaknya travel Umrah di Indonesia seperti Patuna Travel, Persada Travel , Attaqwa Tour, Maktour Travel dan lainya menjadikan mereka saling bersaing untuk menjaring sebanyak mungkin calon jemaah yang saat ini
2 3
Muhammad M. Basyuni, Reformasi Management Haji. Jakarta. 2008. hlm. 80 Undang-Undang RI No.13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
pergi Umrah atau berhaji bukan hal yg susah , justru ada sebagian calon jemaah pun mengatakan bahwa pergi umrah atau pergi haji sebagai kebutuhan atau ada juga sebagian masyarakat menjadikan umrah sebagai gaya hidup. Oleh karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor yang menjadikan konsumen memilih sebuah perusahaan baik produk maupun jasa adalah promosi. Pada kegiatan promosi dalam aktifitas pemasaran pun merupakan bagian yang paling krusial. Karena, tanpa promosi khalayak/ pasar tidak akan tahu keberadaan produk. Akan tetapi, apabila strategi dalam promosi yang digunakan tidak tepat, maka hasil yang di dapat juga kurang memuaskan. Dengan kemajuan teknologi informasi saat ini semakin memudahkan baik itu perusahaan mau pun pengguna dalam melakukan promosi maupun mendapatkan informasi, Beberapa elemen dari bauran telah diberdayakan dengan baik untuk, seperti; Iklan di media massa (TV, Radio, Surat kabar), Iklan luar ruang (Baliho, Billboard, Videotron), Publik Relation & Advetorial, Event Roadshow, Personal selling, Direct Marketing, Sales Promotion dan New Media (Internet). Strategi komunikasi pemasaran biro jasa perjalanan ini memang sangat menarik. Tidak seperti produk dalam sektor lainnya, bisnis ini semakin berkembangnya jaman. Semakin banyaknya kemudahan kemudan yang diberikan kepada konsumen yang ingin bepergian keluar kota atau luar negeri dan khususnya dalam pembahasan disini bagi kaum muslim yang ingin menjalankan ibadah ketanah suci. Karena sudah seperti kebutuhan. Peneliti sangat tertarik untuk meneliti tentang bagaimanakah strategi komunikasi pemasaran sebuah perusahaan biro perjalanan ibadah umrah karena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
dengan semakin banyaknya perusahaan biro jasa saat ini yang semakin bersaing. PT. Madani Prabu Jaya Tour adalah perusahaan jasa, khususnya perjalanan Haji plus dan Umrah. Perusahaan ini mulai berdiri sejak tahun 2001, usahanya dalam memberangkatkan calon jemaah Umrah plus saat itu 200 jemaah Dan Alhmdllh tidak ada komplain maupun hambatan sehingga jalannya berjalan dengan lancar sampai para jemaah kembali ketanah air. Seperti hasil yang diungkapkan oleh bapak Hud Rifki sebagai Direktur Utama PT Madani yaitu : “Selain membuka cabang diseluruh daerah untuk memperluas pemasaran perusahaan ini mulai tahun 2016 telah memberangkatkan jemaahnya dalam sebulan sampai 11 pemberangkatan dalam pemberangkatan dari tiga kota yaitu Surabaya, Jakarta dan Medan. Dalam setahun bisa memberangkatkan 66 kali pemberangkatan sesuai dengan jadwal. Jadi disini PT Madani Prabu Jaya Tour dalam tahun 2016 telah berhasil meningkat dimana dalam tahun-tahun sebelumnya dalam sebulan hanya 6 kali jadwal keberangkatan. Dan saat ini sudah terhitung sekitar 15 persen untuk kenaikan penjualan kami di tahun 2016. ”4 Kemudian peneliti memilih PT. Madani Prabu Jaya Tour sebagai tempat penelitian ini, karena melihat bahwa pada PT. Madani Prabu Jaya Tour ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu memiliki sub-sub agen atau perwakilan yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia
dan PT Madani
melakukan join kepada salah satu masakapai penerbangan dari negara kita sendiri yaitu Lion Air. Oleh karena itu peneliti ingin membahas lebih dalam mengenai strategi komunikasi pemasaran PT. Madani Prabu Jaya Tour & Travel Dalam Meningkatkan Jemaah Umrah tahun 2016.”
4
Wawancara tanggal 4 februari2017, dengan Direktur Utama PT Madani, Bapak Hud Rifki.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
1.2 Fokus Penelitian Dari pemaparan latar belakang penelitian, maka peneliti ingin mengkaji Bagaimanakah strategi komunikasi pemasaran PT. Madani Prabu Jaya Tour dalam meningkatkan jamaah Umrah tahun 2016 ?. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun
tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin mendeskripsikan
strategi komunikasi pemasaran untuk meningkatkan jemaah umrah PT. Madani Prabu Jaya Tour tahun 2016. 1.4 Manfaat Penelitian: Manfaat penelitian adalah kegunaan dari hasil penelitian. Apabila peneliti telah selesai mengadakan penelitian dan memperoleh hasil terhadap institusi, atau khususnya kepada bidang yang sedang diteliti.5 1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi khalayak umum, khususnya kawan-kawan mahasiswa mahasiswi jurusan komunikasi pemasaran (Marketing Communication), khususnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi pemasaran. 1.4.2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi khalayak umum dan khusunya PT. Madani Prabu Jaya Tour dapat menjadikan referensi bagi perusahaan lain jika mengalami masalah yang sedang diteiti oleh penulis. 5
Suharsimi Arikunto. 2010. prosedur penelitian suatu pendekatan politik. Jakarta: Renikacipta hal 99
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
1.4.3. Manfaat Sosial Peneliti berharap setelah penelitian ini selesai, masyarakat pada umumnya dapat lebih mengerti bahwa saat ini berangkat Umrah bukanlah masalah yang sulit tapi dengan makin banyaknya travel agent atau perusahaan jasa yang memberikan kemudahan bagi calon jemaah untuk pergi beribadah khusus yang beragama Islam.
http://digilib.mercubuana.ac.id/