1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gizi ibu normal pada masa sebelum dan sesudah hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi sehat, cukup bulan dan BB normal (Nurul, 2012). Mortalitas dan mobilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara berkembang dan Negara miskin sekitar 25-50 persen. Kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan (ramita,2010). Hal itu menjadi dasar kegiatan prioritas Departemen Kesehatan untuk meninggatkan kesehatan Ibu dan anak pada periode 2005-2009. Prioritas lain adalah pelayanan kesehatan untuk kunjungan masyarakat miskin, penanggulangan penyakit menular, gizi buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana, serta peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, dan daerah perbatasan serta pulau-pulau terluar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Indonesia, terdapat resiko kurang energi kronik (KEK). Pada wanita usia subur sebesar 19% sedangkan di jawa timur sendiri terdapat resiko kurang energi kronik pada wanita usia subur sebesar 21,9% dan Surabaya sendiri terdapat resiko kurang energi kronik sebesar 17,3 % (Eka,2014).
1
2
Menurut hasil survey social ekonomi nasional (SUSENAS) 1998 dari 35% wanita pada usia subur kekurangan energi protein (KEP) ada 19% terutama ibu hamil. Sementara data survey kesehatan nasional (SURKERNAS) 2007 menunjukkan adanya kenaikan ibu hamil kurang gizi menjadi 19,9% (albiner,2010). Masalah gizi dalam kehamilan yang dihadapi masyarakat Indonesia adalah KEK pada ibu hamil dimana hal ini disebabkan oleh pengetahuan gizi terhadap ibu hamil yang kurang, ketikmampuan keluarga dalam menyediakan makanan bergizi dan kurangnya kesadaran pada ibu hamil untuk mengkomsumsi makanan dengan gizi seimbang (Manuaba,2002). Penelitian yang di lakukan wijianto pada bulan september sampai dengan desember 2006 di kabupaten banggaan di propinsi Sulawesi tenggah yaitu sebaran responden berkisar antara 18-84 tahun dari semua kuesioner dengan rata-rata >20 tahun dan proporsi terbesar 64,7% pada klompok umur bukan resiko 20-35 tahun. Karena lebih banyak tahu tentang gizi ibu hamil terutama (Eka, 2014). Sebagian besar responden tidak mempunyai pekerjaan atau sebagai ibu rumah tangga 81,5% mempunyai pengetahuan lebih tinggi tentang gizi karena memiliki waktu luang untuk mengatur gizi dan menerima informasi kesehatan. Pendidikan responden bervariasi mulai dari yang tidak sekolah sampai tamat perguruan tinggi, provinsi terbesar 74,8% responden dari pendidikan SLTP keatas. Sebagian besar ibu 68,2% telah mempunyai pengetahuan yang terbaik tentang gizi, minimnya pengetahuan tersebut di peroleh saat ibu memeriksakan kehamilannya di posyandu, polindes, dan puskesmas (Dewi, 2013).
3
Dalam keadaan normal (tidak hamil dan tidak menyusui) kebutuhan energi sebesar 2250 kalori/hari. Pada ibu hamil kebutuhan energi meningkat sebesar 300 kalori. Sehinggga kebutuhan energi pada ibu hamil menjadi =2500 kalori/hari (sutriani,2010). Dengan pemberian KIE tentang nutrisi pada ibu hamil di harapkan seluruh ibu hamil mengerti pentingnya nutrisi pada masa kehamilan. Sehingga dapat meningkatkan status gizi pada ibu hamil. Masalah gizi dalam kehamilan yang dihadapi masyarakat Indonesia adalah KEK pada ibu hamil dimana hal ini disebabkan oleh pengetahuan gizi terhadap ibu hamil yang kurang, ketikmampuan keluarga dalam menyediakan makanan bergizi dan kurangnya kesadaran pada ibu hamil untuk mengkomsumsi makanan dengan gizi seimbang. (Manuaba,2002). Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolism energy, karena itu kebutuhan energy dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energy dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan gizi tertentu yang diperkirakan data hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. (Lubis,2003). Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikomsumsi secara normal melalui proses digesti, aborsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan , pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan
4
energy). Zat Gizi (Nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energy, membangun dan memelihara jaringan serta mengukur proses-proses kehidupan. (Almatsier, 2001). Klinik Heri Ternalem yang memberikan pelayanan khususnya pada kesehatan ibu dan anak.
Masalah yang berkaitan dengan ibu hamil di rumah sakit tersebut
adalah gizi ibu hamil dengan pertambahan berat badan rata-rata pada bulan 1 sampai 4 kenaikannya sedikit, tapi penurunan berat badanya dikarenakan mual, muntah, pola makan yang tidak teratur, dan gizi tidak seimbang. Kemudian pada bulan 5 sampai 9 terjadi penurunan berat badanya meningkat perbulanya 3 kilogram dan dikarenakan bertambahnya berat janin, payudara dan pinggang yang membesar. Survei awal yang dilakukan peneliti di Klinik Heri Ternalem melalui wawancara dengan beberapa ibu hamil diperoleh informasi ternyata dari 10 ibu hamil yang diwawancarai mengenai kebutuhan gizi ibu hamil kurang dari 60 % belum mengetahui kebutuhan gizi hamil.
Oleh karena itu seorang ibu hamil harus
mengetahui factor apa saja yang dapat memperngaruhi kehamilannya.
gizi selama proses
Faktor-faktor tersebut antara lain : umur ibu, berat badan, suhu
lingkungan, aktifitas, status kesehatab, pengetahuan zat gizi dalam makanan, kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan dan status ekonomi (Francin, 2004). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul Hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu hamil dengan pertambahan berat badan selama hamil.
5
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil tentang gizi dan pertambahan berat badan selama hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan, pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus 1.
Untuk mengetahui hubungan, pengetahuan, ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan.
2.
Untuk mengetahui sikap ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan.
3.
Untuk mengetahui tindakan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan.
6
1.4. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Klinik Heri Ternalem simalingkar B sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil bagi ibu hamil.
2.
Bagi responden sebagai masukan dan menambah pengetahuan bagi ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil sehingga tidak terjadi KEK ( kurang energi kronik) dalam masa kehamilan.
3.
Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal yang berkaitan dengan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil.
4.
Bagi Instansi Pendidikan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi atau buku bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan Audi Husada Medan.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kehamilan 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo, 2007. Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Jika peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai. 2.1.2. Pertambahan Berat Badan Selama Hamil Perkembangan janin
mengalami masa kritis sejak minngu ke-7. Proses
pembentukan berbagai organ vital janin, sisten saraf pusat dan otak ,jantung, pancaindra , alat kelamin, dan lain-lain dimasa ini. Dimasa tersebut kebutuhan gizi
7
8
akan terus meningkat. Usahakanlah makan setiap 4 jam sekali. Karena, meskipun anda tidak lapar, kemungkinan bayi anda yang lapar. Jangan berdiet di waktu hamil. Malah anda seharusnya berbahagia jika pertambahan badan anda meningkat dari bulan ke bulan. Berat badan selama kehamilan bertambah karena adany janin, cairan amnion, plasenta, darah, pembesaran rahim, dan puyudara. Janin beratnya mencapai kurang lebih 3.375 kg. Pertambahan berat badan sangat bergantung pada berat badan ibu selam hamil. Semakin kurus berat badan ibu, semakin banyak pertambahan berat badan yang harus dicapai. Sebaliknya, semakin gemuk ibu, semakin sedikit pertambahan berat badan. Bila anda tergolong kurus, total pertambahan berat anda menjelang persalina sekitar 12,6 kg hingga 18 kg. jika anda mempunyai berat badan normal anda membutuhkan pertanbahan berat 11,25 kg hingga 15,75 kg. Namun, jika anda tergolong gemuk, anda hanya membutuhkan pertambahan berat 6,75 kg- 11,25 kg. Jika mengandung bayi kembar , pertambahan berat rata-rata adalah 15,75 kg- 20,25 kg . Jika pertambahan berat tidak sesuai dengan yang semestinya dicapai, tandanya pertumbuhan bayi akan terganggu. Pertambahan berat bisa diamati tiap trimester kehamilan. Pada akhit trimester satu, pertambahan berat sekitar 2.25- 3,15 kg. Trimester kedua sekitar 4,5- 6,3 kg. Trimester ketiga juga bertambah berat sekitar 4,5-6,3 kg. jadi kira-kira tiap minggunya anda harus bertambah berat sekitar 0,45 kg. Pertambahan berat tergantung kepada usia. Semakin muda usia,semakin banyak pertambahan berat yang harus dicapai. Menambah berat badan terkadang
9
menjadi hal yang sulit. Ibu hamil umumnya malas makan. Apalgi kalau menderita sindroma morning sickness atau ngidam, semua makan tersa tidak enak. Bila dipaksa makan, akibatnya malah mual dan muntah. Untungnya, ngidam umunya hanya terjadi pada trimester pertama. Makan merupakan cara menambah berat badan yang paling cepat. Tetapi, yang perlu diperhatikan bukan hanya jumlahnya, tetapi komposisi makanannya. Makanan untuk ibu hamil yang sehat dan bukan hanya semata-mata membuaanya kenyang.
2.2. Perilaku Perilaku diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subyek tersebut. Respon ini berbentuk dua macam yakni : a. Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. b. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung (Notoadmodjo, 2003). Menurut Benyamin Blomm (1998) seorang ahli psikologi yang dikutip oleh Natoadmodjo (2003) perilaku dibagi kedalam 3 domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan.
10
2.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagiaan besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “Tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa
yang
dipelajari
antara
lain
menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikaan materi tersebut secara benar. Orang yang telah pahaam terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan. Contoh menyimpulkan, meramalkan, dan sebaginya terhadap objek yang dipelajari.
11
3. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini diartikan aplikasi atau penggunaaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat menggambarkan/membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis
menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
12
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. 2.2.2. Sikap (Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang didalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atu kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 (tiga) komponen pokok yaitu : 1. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). Sikap mempunyai 4 (empat) tingkatan yaitu : a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
13
b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. 2.2.3. Tindakan/Praktek Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Dalam praktek/tindakan terdaapat 4 tingkatan yaitu : 1. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. 2. Respon Terpimpin (guided respons) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang besar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
14
3. Mekanisme (mecanisme) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. 4. Adaptasi (adaptasi) Adaptasi merupakan suatu praaktek/tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran.
2.3. Gizi Selama Hamil Gizi/ Nutrisi adalah makanan yang mengandung nilai gizi sehat bagi ibu hamil (Intan, 2012). Gizi merupakan hal yang penting diperhatian pada masa kehamilan, karena factor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna prtumbuhan dan perkembangan janin (Jannah,2012). Dengan perkiraan kenaikan berat badan selama hamil rata-rata 12,5 kg, maka tubuh
ibu
membutuhkan
tambahan
energy sebesar
70.000-80.000
kalori.
Pertambahan kalori ini sangat di butuhkan pada 20 minggu terakhir masa kehamilan, yaitu pada saat pertumbuhan janin berlangsung sangat pesat. Jika 80.000 kalori dibagi 40 minggu (280 hari) maka tambahan kalori yang di butuhkan 285-300 kalori per hari (Annisa, 2014).
15
Pertumbuhan janin di dalam kandungan di pengaruhi oleh status gizi ibuhamil. Semakin besar janin, makan komposisi dan metabolism tubuh ibu pun berubah, jika ibu hamil status gizinya kurang maka akan mempengaruhi pertumbuhan , pembentukan dan perkembangan organ serta fungsi organ janin menjadi kurang optimal di khawatirkan akan terjadi cacat bawaan pada bayi yang di lahirkan (Febry, 2013) 2.3.1. Menu Seimbang untuk Wanita Hamil A. Kebutuhan Energi Kebutuhan energi pada ibu hamil tergantung pada BB sebelum hamil dan pertambahan BB selama kehamil, karena adanya peningkatan basal metabolism dan pertumbuhan janin yang sangat pesat terutama pada trimester II dan III, di rekomendasikan penambahan jumlah kalori sebesar 285-300 kalori perhari pada trimester II dan III. Dampak kekurangan energi adalah pertumbuhan dalam janin terlambat bahkan bias menyebabkan kematian. B. Protein pertumbuhan janin, uterus, jaringan payudara, hormone, penambahan cairan darah ibu serta persiapan laktasi. 2/3 protein yang di konsumsi sebaiknya berasal dari protein hewani yang mempunyai nilai biologi tinggi. Pertambahan protein yang dibutuhkan selama kehamilan sebanyak 12 gr/hari. Sumberprotein hewani berasal dari daging, ikan, unggas, telur, kerang dan protein nabati banyak terdapat pada kacang-kacangan.
16
C. Vitamin 1.
Asam folat dan vitamin B12 Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan volume darah janin dan plasenta (pembentukan sel darah), vitamin B12 Merupakan factor penting dalam metabolism protein. Asam folat dapat di temukan pada hati, sereal, kacang kering, asparagus, bayam, jus jeruk, dan padi-padian.Asam folat di anjurkan untuk di konsumsi sebanyak 300-400mcg/hari. Berfungsi untuk mencegah anemia megaloblastik.
2.
Vitamin vitamin B6 Penting dalam pembentukan asam amino dalam tubuh. vitamin B 6 Juga di berikan untuk mengurangi keluhan mual pada ibu hamil.
3.
Vitamin C (Asam Azkorbat) Vitamin C berguna untuk mencegah terjadinya rupture membrane, sebagai bahan semen jaringan ikat dan pembuluh darah. Fungsi lain adalah meningkatkan absorbs zan besi dan profilaksis perdarahan postpartum. Kebutuhannya 10 mg/hari lebih tinggi dari ibu yang tidak hamil.
4.
Vitamin A Berfungsi pada pertumbuhan sel dan jaringan, pertumbuhan gigi dan pertumbuhan tulang, penting untuk mata, kulit, rambut dan mencegah kelainan bawaan. Kebutuhan vitamin A pada ibu hamil adalah 200 RE/hari lebih tinggi dari ibu tidak hamil.
17
5.
Vitamin D Selama kehamilan akan mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan kalsium dan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi. Sumber vitamin D banyak terdapt pada susu dan dibuat sendiri oleh bantuan sinar matahari.
6.
Vitamin E Berfungsi pada pertumbuhan sel dan jaringan dan integrasi sel darah merah.dianjurkan di konsumsi melebihi 2mg/hari.
7.
Vitamin K Jika terjadi kekurangan dapat mengakibatkan gangguan perdarahan pada bayi.
D.
Mineral 1.
Kalsium (Ca) Jumlah Ca janin sekitar 30 gr, terutama di butuhkan pada 20 minggu terakhir kehamilan. Apabila Ca kurang, maka kebutuhan Ca akan di ambil dari gigi, tulang ibu, sehingga tidak jarang pada ibu hamil yang kurang asupan Ca nya sering merasa nyeri pada tulang dan persendian.
2.
Fosfor Fosfor berhubungan erat dengan Ca. Fosfor berfungsi pada pembentukan rangka dan gigi janin serta kenaikan metabolism kalsium ibu. Jika jumlah di dalam tubuh tidak seimbang dapan menyebabkan kram pada tungkai.
18
3.
Zat besi (Fe) Sangat esensial, berhubungan dengan meningkatnya jumlah eritrosit ibu, di butuhkan untuk mencegah terjadinya anemia. Sumberzat besi banyak terdapat pada daging merah, ikan, unggas, kacang-kacangan, kerang, seafood dan lain-lain.
4.
Seng (Zn) Berkaitan dengan pembentukan tulang selubung syaraf tulang belakang. Kadar Zn yang di butuhkan ibu hamil adalah 20mg/hari. Hasil studi menunjukkan bahwa rendahnya kadar Zn dapat menyebabkan persalinan abnormal dan BBLR.
5.
Flour Flour terdapat pada air minum, flour di perlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Bila kurang dari kebutuhan, gigi tidak terbentuk sempurna.
6.
Yodium Defesiensi yodium mengakibatkan kretinisme. Jika kekurang terjadi maka pertumbuhan anak akan terlambat.
7.
Natrium Kebutuhan natrium meningkat sejalan dengan kerja ginjal. Memegang peran penting dalam metabolism air dan bersifat mengikat cairan dalam jaringann, sehingga mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pada ibu hamil.Narium pada ibu hamil bertambah 3,3 gr/ minggu sehingga ibu hamil mengalami edeme (Agria,dkk 2012).
19
2.3.2. Dasar-dasar Pengaturan Gizi Tujuan penataan gizi pada ibu wanita hamil adalah untuk menyiapkan : a. Cukup kalori protein yang bernilai gizi tinggi, vitamin, mineral dan cairan untuk kebutuhan ibu, janin dan plasenta. b. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringantubuh dan bukan lemak. c. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat badan selama kehamilan. d. Perencanaan penatalaksanaan gizi yang tepat bermanfaat untuk ibu hamil janin, dan pasca melahirkan sampai laktasi. e. Perawatan gizi identik untuk mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak di inginkan, seperti mual dan muntah. f. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi selama kehamilan (diabetes kehamilan). g. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makanan yang baik dan dapat di ajarkan kepada anaknya selama hidup. Berbagai kebutuhan zat gizi yang di perlukan ibu hamil antara lain : 1.
Kalori, tambahan kalori untuk wanita hamil kurang lebih 300 kalori
2.
Protein, di butuhkan tambahan 23 gram atau sampai 68% per hari.
3.
Vitamin dan mineral meningkat. Asam folat meningkat 100%, kalsium 50% dan zat besi 200-300% (Badriah, 2011).
per hari.
20
2.3.3. Tujuan Diet Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil a. Untuk mengetahui kebutuhan selama proses pertumbuhan janin. b. Untuk menunjang proses pertumbuhan berbagai organ ibu hamil yang mendukung proses kehamilan seperti pembesaran uterus dan mamae serta pertumbuhan plasenta. c. Menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil tetap optimal selama kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. d. Persiapan laktasi untuk meningkatkan produksi ASI. e. Menghindari cacat bawaan, IUGR, BBLR, prematur ( Maryati, 2009). 2.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil a. Umur Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebuh banyak energi yang di butuhkan. b. Berat badan Di Negara maju pertambahan BB selama hamil sekitar12-14 kg. Kalau ibu kurang gizi pertambahan berat badan hanya 7-8 kg, dengan akibat akan melahirkan bayi BBLR. c. Suhu lingkungan Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan energi yang di perlukan. d. Pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat gizi dalam makanan. Penyusun menu makan ibu hamil di pengaruhi oleh: kemampuan keluarga membeli makanan dan pengetahuan tentang gizi.
21
e. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan. Pada umumnya kaum wanita lebih memberikan perhatian khusus pada keluarga dan anak-anaknya. f.
Aktivitas Setiap aktivitas perlu energi, makin banyak aktivitas yang di lakukan makin banyak energi yang di perlukan tubuh.
g. status kesehatan pada kondisi sakit asupan gizi pada ibu hamil tidak boleh di lupakan. h. Status ekonomi Status ekonomi dan status social mempengaruhi seorang wanita dalam memilih makannya (Intan dkk, 2012). 2.3.5. Fase Kebutuhan Makanan Ibu Hamil pada Tiap Trimester Pada trimester pertama ibu hamil biasanya mengalami penurunan nafsu makan lantaran sering mual dan muntah. Sehingga, turunnya nafsu makan ini menyebabkan pemasukan makanan menurun. Hal itu tentu saja harus di atasi dengan cara mengatur porsi makanan yang lebis sedikit, namun frekuensi makanan harus lebih sering. Sementara itu pada trimester ke dua nafsu makan ibu hamil biasanya meningkat. Kebutuhan terhadap zat tenaga juga lebih banyak di bandingkan dengan kebutuhan saat hamil muda. Demikian juga dengan kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur seperti lauk pauk, sayuran dan buah-buahan. Selanjutnya pada kehamilan trimester ke tiga janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Umumnya nafsu nafsu makan ibu pada masa ini
22
sangat baik, dan ia sering kali merasa lapar. Pada masa ini hindari makan berlebihan agar berat badan tidak naik secara signifikan (banyak). Bahan makanan yang mengandung lemak dan perlu hidrat arang, terutama yang terasa manis dan gorengan perlu di kurangi. Bahan makanan sebagai sumber zat pembangun dan pengatur perlu di berikan lebih banyak dibandingkan kehamilan trimester ke dua, sebab selain untuk pertumbuhan janin yang sangat pesat ibu hamil juga memerlukan zat pembangun dalam persiapan persalinan. Pada masa ini lambung menjadi sedikit terdesak dan ia merasa perutnya penuh. Oleh karena itu konsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering di nilai lebih baik, agar pemenuhan kebutuhan gizi dapat tercapai (Yani,2013). 2.3.6. Makanan yang Harus di Hindari pada Masa Kehamilan Makan merupakan salah satu factor penting dalam membentuk kehamilan yang sehat. Makanan ibu hamil harus memdapat perhatian khusus, karena ia tidak boleh sembarangan makan agar bayi di dalam rahimnya sehat. Dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan gizi yang cukup dapat menjadikan ibu hamil senan tiasa fit dan sehat dalam menjalani kehamilannya. Selain itu janin yang sedang di kandungnya pun akan mendapatkan asupan gizi yang baik sehingga di harapkan ketika lahir menjadi seorang bayi yang sehat dan berkualitas. Perkembangan bayi dalam kandungan tergantung pada sesuatu yang di konsumsi ibu hamil, oleh karena itu anda perlu berhati-hati dan belajar untuk membedakan antara jenis makanan yang baik bagi ibu hamil dan yang tidak.
23
Selain harus mengkonsumsi makanan yang bergizi tetu saja ada pula beberapa makanan yang harus di hindari oleh ibu hamil selama kehamilan. Berbagai jenis makanan memanga sebaiknya di hindari selama kehamilan karena dapat menyebabkan infeksi-infeksi seperti : salmonella, toksoplamosis, listeria dan ekoli yang bias membahayakan bayi dalam kandungan. Adapun jenis- jenis makanan yang harus dihindari adalah sebagai berikut : a.
Daging mentah (sushi) dan daging yang di masak kurang matang. Daging steak atau unggas yang di masak setengah matang beresiko tinggi terkontaminasi bakteri seperti : colliform dan salmonella. Selain itu sushi dan daging yang dimasak kurang matang juga mengandung toksoplasmosis yaitu sebuah parasit yang dapat menyebabkan infksi serius pada janin serta ecoli yang berbahaya pada ibu hamil. Toksoplamosis juga berada pada sayuran yang tidak di cuci dengan baik. Hindari juga kotoran kucing atau bermain-main dengan kucing karena mengandung toksoplamosis. Hati hewan ternak juga tidak aman di konsumsi selama kehamilan. Oleh karena itu ibu hamil harus menghindari mengkonsumsi makanan dengan criteria tersebut. Jika anda ingin mengkonsumsi danging masaklah danging hingga benar-benar matang agar bakteri dalam makanan mati. Hal ini demi menjaga kesehatan janin anda.
b.
Daging ayam dan telur yang di masak kurang matang atau mentah Ibu hamil membutuhkan protein dari telur. Namun yang perlu di perhatikan hindari mengkonsumsi telur yang di masak setengah matang ketika hamil. Sebab
24
telur mentah dan setengah matang mengandung bakteri
yang dapat
membahayakan tubuh. Ibu hamil juga harus menghindari saus mayones karena mengandung telur mentah. Ia pun mesti menghindari konsumsi hati ayam atau danging yang mungkin sebbagai sumber salmonella yang bias menyebabkan diare berat. Selain itu harus di perhatikan pula piring atau alat-alat masakan yang terkena daging ayam mentah. Sebaiknya itu segera di cuci. c.
Ikan natu, steak, ikan kembung, ikan sea bass, shark, king mackerel, hiu dan ikan-ikan berukuran besar semua ikan ini di ketahui mengandung merkuri yang dapan menyebabkan kerusakan saraf dan otak jika di makan dalam jumlah besar.
d.
Keju lunak, serta keju dari susu kambing dan domba Keju lunak, seperti brie dan camembert, bluevied, sheese, serta keju dari susu kambing dan domba harus di hindari oleh ibu hamil. Selain itu jangan minum susu yang tidak di pasteurisasi karena produk tersebut mengandung bakteri listeria, bakteri ini dapat menembus plasenta dan menyebabkan infeksi janin. Bakteri ini juga dapat menyebabkan kaguguran, kelahiran premature dan keracunan dalam darah.
e.
Minuman yang mengandung alcohol
f.
Hindari minuman yang mengandung alcohol. Sebab, minuman tersebut bias menyebabkan kelainan perkembangan pada janin dan problem emosional pada bayi. Selain itu juga dapat menyebabkan keguguran.
g.
Minuman yang mengandung cafein, seperti kopi
25
Konsumsi kafein selama kehamilan telah menjadi perdebatan. Beberapa hasil penelitian menerangkan bahwa konsumsi kcafein dapat menyebabkan keguguran. Oleh karena itu di anjurkan kepada ibu hamil agar menghindari minuman tersebut, karena dapat menyebabkan kurangnya penyerapan zat besi, berat badan rendah pada bayi, dan biasa pula keguguran (Yani, 2013).
2.4. Kerangka Konsep Adapun hubungan, pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan ialah : Variabel Independent
-
Variabel Dependent
Pengetahuan tentang gizi pertambahan berat badan
-
Sikap tentang gizi selama hamil
- Tindakan tentang gizi
Gambar 2.1. Kerangka Konsep
26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil di klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan dengan alasan belum pernah ada penelitian tentang hubungan, pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil dengan gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil diklinik tersebut. 3.2.2. Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari- April tahun 2014.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang ada di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan yaitu sebanyak 100 orang.
26
27
3.3.2. Sampel Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang diperoleh dengan rumus Notoadmojo,2005 yaitu : n=
𝑁 1 + N (d)2
n=
100 1 + 100(0,1)2
n=
100 1 + 100 (0,01)
n=
100 1+1
n=
100 2
n = 50 Keterangan : n = Besar Sampel N = Besar populasi d = Tingkat kesalahan/penyimpangan yang dipilih (d= 0.1) Dalam pengambilan sampel digunakan teknik sistematik random sampling dimana jumlah populasi dibagi dengan jumlah sampel yang diinginkan, yakni 100 : 50 = 2 , maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan no urut kelipatan 2, seperti 4, 6, 8, 16, …… hingga mencapai 50 orang.
28
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data a. Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung dengan menyebarkan kuesioner. b. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari Klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Independen 1.
Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil. Alat ukur : kuesioner Kategori : 0.Buruk 1.Baik Untuk mengukur variabel Pengetahuan maka disusun 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban “ya dan tidak”. Jika responden menjawab “ya” maka diberi skor 1, jika responden menjawab “tidak” maka diberi skor 0. Maka nilai tertinggi adalah 10 dan nilai terendah adalah 0.
29
0. Buruk, jika jawaban responden memiliki total skor < 76 % dari 10 = 0-7 1. Baik, jika jawaban responden memiliki total skor ≥ 76 % dari 10 = 8-10 (Nursalam, 2011). 2.
Sikap Sikap adalah suatu reaksi ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil. Alat ukur : kuesioner Kategori : 0.Negatif 1.Positif Untuk mengukur variabel Sikap ibu hamil tentang gizi denagn pertambahan berat badan disusun sebanyak 10 pernyataan dengan jawaban “Sangat setuju (bobot nilai 3)”, “Setuju (bobot nilai 2)” dan “tidak setuju (bobot nilai 1)”, maka total skor untuk variabel pengetahuan adalah 30, Jadi :
3.
1.
Negatif, jika jawaban responden memiliki total skor ≤ 76% dari 10 = 0-7
2.
Positif, jika jawaban responden memiliki total skor > 76% dari 10 = 8-10
Tindakan Tindakan adalah suatu pelaksaan dari informasi yang diterima responden tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil. Alat ukur : kuesioner Kategori : 0.Tidak dilakukan 1.Dilakukan
30
Untuk mengukur Tindakan maka disusun 10 pernyataan dengan pilihan jawaban “ya dan tidak”. Jika responden menjawab “ya” maka diberi skor 1, jika responden menjawab “tidak” maka diberi skor 0. Maka nilai tertinggi adalah 10 dan nilai terendah adalah 0, jadi: 0.
Tidak Dilakukan, jika jawaban responden memiliki total skor ≤ 76% dari 10 = 0 -7
1.
Dilakukan, jika jawaban responden memiliki total skor > 76% dari 10 = 8-10
3.5.2. Variabel Dependen 1.
Pertambahan Berat Badan Pertambahan berat badan adalah hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan pada tubuh. Kategori pertambahan berat badan : 0.Tidak Bertambah 1. Bertambah
31
3.6. Metode Pengukuran Tabel 3.1. Variabel, Cara, Alat, Skala dan Hasil Ukur Variabel Variabel Bebas Pengetahuan Sikap Tindakan Variabel Terikat Pertambahan Berat Badan
Cara dan Alat Ukur Wawanncara (Kuesioner) Wawancara (Kuesioner) Wawancara (Kuesioner)
Wawancara (Kuesioner)
Skala Ukur Ordinal Ordinal Ordinal
Ordinal
Hasil Ukur 0.Buruk 1.Baik 0.Negatif 1.Positif 0.Tidak dilakukan 1.Dilakukan
0.Tidak bertambah 1.Bertambah
3.7. Pengolahan Data 1.
Editing Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat diperoleh pada tahap pengumpulan data atau setelah pengumpulan data terkumpul.
2.
Coding Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan data analisis data menggunakan komputer.Biasanya dalam pemberian kode ini di buat juga kode dan artinya dalam satu buku (kode book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari satu variabel.
32
3.
Data Entry Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master table dan data base komputer kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat kontigensi.
4.
Tabulating Dalam melakukan analisi data,khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis.
3.8. Analisa Data Analisa data diolah dengan menggunakan komputer dengan perangkat lunak paket statistik SPSS dengan langkah-langkah : 1.
Analisa univariat Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh distribusi frekuensi pengetahuan,
sikap, dan tindakan ibu hamil tentang gizi dengan penambahan berat badan selama hamil. 2.
Analisa bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan anatara
variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan Uji- Chi square.
33
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Klinik bersalin Heri Ternalem berlokasi di Jalan Pintu Air IV No.209 Simalingkar B Medan, memiliki dari 3 ruangan yaitu ruangan periksa, ruangan bersalin dan ruangan inap untuk pasien post partum. Adapun tenaga Kesehatan terdiri dari Bidan penanggung Jawab bidan Tenang Ukur, Am.Keb, Dokter Penanggung Jawab dr.A.Kaban,SpoG.
4.2. Analisa Univariat Gambaran umum responden dalam penelitian meliputi pengetahuan, sikap, tindakan, gizi dan pertambahan berat badan. 4.2.1. Pengetahuan Untuk melihat pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B medan dapat dilihat pada tabel 4.1: Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi dengan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B No 1 2
Tingkat Pengetahuan Buruk Baik Jumlah
f 29 21 50
33
% 58.0 42.0 100
34
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pengetahuan responden yang buruk sebanyak 29 responden (58.0%) dan minoritas baik sebanyak 21 responden (42.0%). 4.2.2. Sikap Untuk melihat sikap ibu hamil dan tentang gizi dan pertambahan berat badan selama hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil tentang Gizi dan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B No 1 2
Sikap Negatif Positif Jumlah
f 30 20 50
% 60.0 40.0 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas sikap ibu yang Negatif sebanyak 30 responden (60.0%) dan minoritas Positif sebanyak 20 responden (40.0%). 4.2.3. Tindakan Untuk melihat tindakan ibu hamil dan tentang gizi dan pertambahan berat badan selama hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B medan dapat dilihat pada tabel 4.3:
35
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tindakan Ibu Hamil dan tentang Gizi dan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B No 1 2
Tindakan Dilakukan Tidak Dilakukan Jumlah
f 27 23 50
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tindakan
% 54.0 46.0 100 ibu mayoritas
adalah tidak dilakukan sebanyak 27 responden (54.0%) dan yang dilakukan ibu minoritas adalah sebanyak 23 responden (46.0%). 4.2.4. Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan Untuk melihat gizi ibu hamil dan tentang gizi dan pertambahan berat badan selama hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B medan dapat dilihat pada tabel 4.4: Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Penambahan Berat Badan Ibu Hamil dan Tentang Gizi dan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar No 1 2
Penambahan Berat Badan Tidak bertambah Bertambah Jumlah
f 27 23 50
% 54.0 46.0 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penambahan berat badan selama kehamilan mayoritas yang tidak bertambah adalah sebanyak 27 responden (54.0%) dan minoritas adalah bertambah sebanyak 23responden (46.0%).
36
4.3. Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara pengetahuan, sikap, tindakan dan gizi menggunakan uji chi-square dengan hasil sebagai berikut. 4.3.1. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi terhadap Penambahan Berat Badan Selama Hamil Tabel 4.5.
No 1. 2.
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi terhadap Penambahan Berat Badan Selama Hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingka B Medan
Pengetahuan Buruk Baik
Pertambahan Berat Badan Tidak Bertambah Bertambah n % n % 14 48,3 15 51,7 14 66,7 7 33,3
Total n 29 21
% 100 100
Ρ
0,000
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 29 orang ibu hamil yang pertambahan berat badan yang tidak bertambah dengan berpengetahuan buruk diperoleh sebanyak 14 orang (48,3%) dan bertambah sebanyak 15 orang (51,7%), sedangkan dari 21 ibu hamil yang pertambahan berat badan yang tidak bertambah dengan pengetahuan baik sebanyak 14 orang (66,7%), dan yang bertambah sebanyak 21 orang (77,8%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukan bahwa probabilitas (0,005) <α= (0,05). Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan responden berhubungan dengan Pertambahan berat badan selama hamil.
37
4.3.2. Hubungan Sikap Ibu Hamil tentang Gizi terhadap Penambahan Berat Badan Selama Hamil Tabel 4.6. Hubungan Sikap Ibu Hamil tentang Gizi terhadap Penambahan Berat Badan Selama Hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan
No
Sikap
1. 2.
Negatif Positif
Pertambahan Berat Badan Tidak Bertambah bertambah n % n % 20 66,7 10 33,3 8 40,0 12 60,0
Total n 30 20
Ρ
% 100 100
0,000
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 30 orang ibu hamil yang pertambahan berat badan yang tidak bertambah dengan bersikap negatif diperoleh sebanyak 20 orang (66,7%) dan bertambah sebanyak 10 orang (33,3%), sedangkan dari 20 ibu hamil yang pertambahan berat badan yang tidak bertambah dengan bersikap positif sebanyak 8 orang (40,0%), dan yang bertambah sebanyak 12 orang (60,0%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukan bahwa probabilitas (0,005) <α= (0,05). Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan responden berhubungan dengan Pertambahan berat badan selama hamil. 4.3.3. Hubungan Tindakan Ibu Hamil tentang Gizi terhadap Penambahan Berat Badan Selama Hamil Tabel 4.7. Hubungan Tindakan Ibu Hamil tentang Gizi terhadap Penambahan Berat Badan Selama Hamil di Klinik Heri Ternalem Simalingkar B Medan
No 1. 2.
Tindakan Tidak dilakukan Dilakukan
Pertambahan Berat Badan Tidak Bertambah Bertambah n % n % 15 55,6 12 44,4
n 27
% 100
13
23
100
56,3
10
43,0
Total
Ρ
0,000
38
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 orang ibu hamil yang pertambahan berat badan
yang tidak bertambah dengan tindakan tidak dilakukan
diperoleh
sebanyak 15 orang (55,6%) dan bertambah sebanyak 12 orang (44,4%), sedangkan dari 23 ibu hamil yang pertambahan berat badan yang tidak bertambah dengan dengan tindakan tidak dilakukan sebanyak 13 orang (56,3%), dan yang bertambah sebanyak 110 orang (43,3%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukan bahwa probabilitas (0,005) <α= (0,05). Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan responden berhubungan dengan Pertambahan berat badan selama hamil.
39
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi dengan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil Berdasarkan hasil penelitian bahwa ibu hamil dengan pengetahuan buruk sebanyak 29 orang (58,0%). Hasil pengujian dengan uji statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan pengetahuan ibu hamil dengan pertambahan berat badan selama hamil (<0,05) mengaju pada hal tersebut semakin buruk pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat al-fatah (2007) Kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat gizi seimbang selama hamil dapt menyebabkan bayi kekurangan gizi sangat penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena
faktor gizi sangat
berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta pertumbuhan dan perkembangan janin, pertumbuhan janin di dalam kandungan di pengaruhi oleh status gizi ibu hamil. Semakin besar janin, maka komposisi dam metabolisme tubuh ibu pun berubah, jika ibu hamil status gizi nya kurang maka akan mempengaruhi pertumbuhan, pembentukan, dan perkembangan organ serta fungsi organ janin menjadi kurang optimal dikhatirkan akan terjadi cacat bawaan pada bayi yang akan di lahirkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut notoadmojo (2007) adalah tingkat
pendidikan,informasi, berat badan, lingkungan, aktivitas, 39
40
ekonomi.pada penelitian ini , berat badan dan ekonomi mempengaruhi pengetahuan responden tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil. Menurut rogers (2009) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Rogers dalam notoadmojo (2009) mengemukakan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru ada lima proses yang dilakukan yaitu proses kesadaran (awarnes)dimana orang tersebut mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus, proses merasa tertarik dimana seseorang merasa tertarik terhadap stimulus, prosese evaluasi diman seseorangtelah menilai stimulus baik atau tidak bagi dirinya,proses trial diman seseorang mencoba melakuakn sesuatu dengan apa yang di kehendaki oleh stimulus dan terakhir adalah proses adopsi diman seseorang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Asumsi peneliti mengatakan adanya responden yang mengatakan pengetahuan buruk dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam melakukan tindakan, kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi selama hamil dapat mengakibatkan kuragnnya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, sehingga dia akan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
41
5.2. Hubungan Sikap Ibu Hamil tentang Gizi dengan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil Berdasarkan hasil penelitian bahwa ibu hamil dengan sikap negatif tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil sebanyak 30 orang. Hasil pengujian dengan uji statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan sikap ibu hamil dengan pertambahan berat badan selama hamil (<0,05) mengaju pada hal tersebut semakin buruk pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil. Penelitian ini juga di dukung oleh Rahayuningsi (2007) sikap ibu hamil mempengaruhi ibu hamil terhadap pertambahn berat badan selama hamil, dimana suatu sikap ibu hamil mendasari ibu tersebut terhadap pertambahan berat badan selama hamil . Apabila sikap ibu positif atau setuju maka pemenuhan gizi dengan pertambahan berat badan akan terpenuhi dan sikap ibu negatif atau tidak setuju tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil tidak terpenuhi. Menurut azwar (2008), sikap akan terwujud dalam tindakan tergantung pada situasi yang terjadi saat ini, dan biasanya sikap akan diikuti/ tidak diikuti oleh tindakan oleh tindakan yang mengacu pada pengalaman orang lain ataupun tindakan yang berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang, sikap dapat membatasi dan memudahkan serta menerapkan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil.
42
Asumsi peneliti adanya responden yang memilih sikap negatif disebabkan kurangnya pengetahuan responden terhadap pertambahan berat badan selama hamil akan mengakibatkan gizi selama hamil tidak terpenuhi.
5.3. Hubungan Tindakan Ibu Hamil tentang Gizi dengan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil Berdasarkan hasil penelitian tindakan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil yang tidak dilakukan sebanyak 27 orang. Hasil pengujian dengan uji statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan tindakan ibu hamil dengan pertambahan berat badan selama hamil (<0,05) mengaju pada hal tersebut semakin buruk pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil. Dari data tersebut sebagian responden mengetahui perawatan tentang gizi dengan pertambahan berat badan dengan benar. Ditinjau dari tingkat pendidikan dan ekonomi, ibu hamil tersebut tergolong yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Namun ada juga beberapa diantaranya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi disertai ekonomi yang baik. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak selamanya tingkat pendidikan yang tinggi mampu menggerakkan kesadaran seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Fakta lainnya yaitu kesadaran ibu dalam mengkonsumsi gizi. Secara global, saat ini sudah banyak orang yang mengetahui tentang manfaat gizi untuk pertambahan berat badan selama hamil. Banyak media yang juga sering menginformasikan berbagai jenis gizi dan serta manfaatnya untuk menambah berat badan selama hamil.
43
Menurut Louis, seorang ibu hamil yang bertindak baik dilihat dari suatu pelaksanaan dalam menjaga kesehatan dirinya serta mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bermanfaat bagi kesehatannya. Menurut Manceaux, seorang ibu hamil yang bertindak buruk dapat diketahui adanya suatu praktek yang kurang diketahui untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Menurut Notoadmodjo (2010) bahwa tindakan adalah suatu perbuatan atau praktek seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sebelum seseorang mampu melakukan tindakan yang benar tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil. Tujuan pendidikan kesehatan adalah terjadinya perubahan perilaku, dari perilaku yang tidak atau kurang sehat menjadi perilaku yang sehat. Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek diluarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut. Setelah mendapatkan pengetahuan, selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahui. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau objek. Asumsi peneliti mengatakan bahwa tindakan lebih banyak tidak melakukan karena ditinjau dari tingkat pendidikan dan ekonomi, namun ada juga yang memiliki tingkat pendidikan dan ekonomi yang baik,
44
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN 1. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berta badan selam hamil di klinik Heri Ternalem simalingkar B Medan. 2. Ada hubungan sikap ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berat badan selam hamil di klinik Heri Ternalem simalingkar B Medan. 3. Ada hubungan Tindakan ibu hamil tentang gizi dengan pertambahan berta badan selam hamil di klinik Heri Ternalem simalingkar B Medan.
6.2. SARAN 1. Diharapkan pada ibu hamil agar aktif datang ke Klinik atau Puskesmas untuk memperoleh pengetahuan tentang pentingnya manfaat gizi untuk pertambahan berat badan selama kehamilan. 2. Di harapkan kepada petugas kesehatan supaya memberi masukan kepada ibu hamil tentang pentingnya manfaat gizi bagi ibu hamil untuk pertambahan berat badan. 3. Di harapkan kepada institusi pendidikan untuk menambah referensi dan sumber informasi terutama tentang gizi ibu hamil dengan pertambahan berat badan selama hamil.
44
45
DAFTAR PUSTAKA
46
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL DI KLINIK HERI TERNALEM SIMALINGKAR B MEDAN I. Identitas Responden 1. Nama Ibu
:
2. Alamat
:
3. Umur
:
4. BB sebelum hamil 5. BB sekarang 6. Usia kehamilan
: : :
II. Petunjuk Pengisian
Isi identitas dengan lengkap
Pertanyaan ini hanyalah bertujuan untuk memperoleh data penelitian
Baca pertanyaan dengan cermat dan teliti
47
Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan memberikan tanda silang A. Kuesioner Pengetahuan Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai menurut saudara pada kolom yang tersedia dibawah ini : Y : Ya T : Tidak NO 1 2 3 4 5
6 7
8
9. 10
PERNYATAAN Vitamin B6 juga diberikan untuk mengurangi keluhan mual pada ibu hamil. Selama hamil ibu dianjurkan untuk mengkomsumsi tablet zat besi. Selam hamil sebaiknya ibu hamil mengurangi aktivitas yang berat . Selama hamil ibu hamil harus cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berta badan selama kehamilan. Gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil. Vitamin B12 penting dikomsumsi untuk ibu hamil untuk mencengah anemia Vitamin A penting untuk dikomsumsi oleh ibu hamil karena membantu penglihatan yang baik, diferensial sel serta mencengah penyakit kelainan bawaan. Ibu yang hamil biasanya proses pertumbuhan berbagai organ ibu hamil didukung dari pembesaran uterus dan mamae serta pembesaran plasenta. Adanya peningkatan berat badan selama kehamilan merupakan hal yang alamiah. Pada trimester pertama ibu hamil mengalami penurunan nafsu makan.
Y
T
48
B. Kuesioner Sikap Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai menurut saudara pada kolom yang tersedia dibawah ini : S : Setuju TS : Tidak Setuju NO 1 2 3 4
5 6 7 8
9. 10
PERNYATAAN Ibu hamil harus mengkomsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi. Ibu harus mengkomsumsi vitamin A,D,E,dan K Ibu hamil harus cukup kalori dan zat besi untuk memenuhi pertambahan berta badan. Pada kehamilan trimester III janin mengalami pertumbuhan pesat, sehingga ibu harusmemperhatiakan pola makna yang baik. Ibu hamil sebaiknya memperhatikan makannya,agar bayi dalam kandunganya sehat. Ibu hamil perlu berhati-hati dan belajar untuk membedakan makanan yang baik dan tidak. Ibu hamil harus mengkomsusmsi makana yang sehat dan bukan semat-mata membuatnya kenyang. Ibu hamil harus memperhatikan pola makan yang baik pada trimester II karena janin mengalami pertimbuhan yang pesat. Ibu hamil sudah mengkomsusmsi protein,vitamin,dan mineral yang cukup. Ibu hamil harus makan setiap jam sekali
Y
T
49
C. Tindakan Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai menurut saudara pada kolom yang tersedia dibawah ini : Y : Ya (1) T: Tidak (0) NO 1 2 3 4 5 6 7
8 9.
10
PERNYATAAN Ibu menjaga pola makan dan istirahat. Ibu menghindari makanan setengah matang. Ibu hamil sudah mengatur porsi makan yang lebih sedikit,namun makanya harus lebih sering. Ibu mengkomsumsi tablet zat besi yang telah dianjurkan. Ibu mengurangi aktivitas berat selama kehamilan. Ibu sebaiknya menghindari minuman yang beralkohol dan mengandung cafein. Ibu sudah memperhatikan perawatan gizi yang baik selama kehamilan guna membantu pengobatan pentulit yang terjadi selama hamil. Ibu hamil sudah mempersiapkan laktasi untuk meningkatkan produksi Asi. Ibu hamil sudah mengurangi makan setengah matang seperti daging mentah,daging ayam,dan telur setengah matang. Ibu hamil sudah mengatur porsi makan yang lebih sedikit,namun makanya harus lebih sering.
Y
T
50
Lampiran 2. Master Data No
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
Pertambahan Berat Badan 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
51
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0
1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
52
Lampiran 3. Frekuensi Frequencies Statistics Pengetahuan N
Valid
Sikap
Pertambahan Berat Badan
Tindakan
50
50
50
50
0
0
0
0
Missing Frequency Table
Pengetahuan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Buruk
29
58.0
58.0
58.0
Baik
21
42.0
42.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Sikap Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
negatif
30
60.0
60.0
60.0
positif
20
40.0
40.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Tindakan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak dilakukan
27
54.0
54.0
54.0
dilakukan
23
46.0
46.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
53
Pertambahan Berat Badan
Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Tidak bertambah
27
54.0
54.0
54.0
bertambah
23
46.0
46.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Pengetahuan * Pertambahan Berat Badan
50
100.0%
0
.0%
50
100.0%
Sikap * Pertambahan Berat Badan
50
100.0%
0
.0%
50
100.0%
Tindakan * Pertambahan Berat Badan
50
100.0%
0
.0%
50
100.0%
Pengetahuan * Pertambahan Berat Badan Crosstab Pertambahan Berat Badan Tidak bertambah Pengetahuan
Buruk
Count % within Pengetahuan
Baik
Count % within Pengetahuan
Total
Count % within Pengetahuan
bertambah
Total
14
15
29
48.3%
51.7%
100.0%
14
7
21
66.7%
33.3%
100.0%
28
22
50
56.0%
44.0%
100.0%
54
Chi-Square Tests Value
Asymp. Sig. (2-sided)
df
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided) sided)
Pearson Chi-Square
1.672a
1
0.01
Continuity Correctionb
1.009
1
0.05
Likelihood Ratio
1.691
1
0.13
Fisher's Exact Test N of Valid Cases
.254
b
.158
50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,24. b. Computed only for a 2x2 table Sikap * Pertambahan Berat Badan Crosstab Pertambahan Berat Badan Tidak bertambah Sikap
negatif
Count % within Sikap
positif
Count % within Sikap
Total
Count % within Sikap
bertambah
Total
20
10
30
66.7%
33.3%
100.0%
8
12
20
40.0%
60.0%
100.0%
28
22
50
56.0%
44.0%
100.0%
55
Chi-Square Tests Value
Asymp. Sig. (2-sided)
df
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided) sided)
Pearson Chi-Square
3.463a
1
0.05
Continuity Correctionb
2.466
1
0.05
Likelihood Ratio
3.482
1
0.01
Fisher's Exact Test N of Valid Casesb
.085
.058
50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,80. b. Computed only for a 2x2 table Tindakan * Pertambahan Berat Badan Crosstab Pertambahan Berat Badan Tidak bertambah Tindakan
tidak dilakukan Count % within Tindakan dilakukan
Count % within Tindakan
Total
Count % within Tindakan
bertambah
Total
15
12
27
55.6%
44.4%
100.0%
13
10
23
56.5%
43.5%
100.0%
28
22
50
56.0%
44.0%
100.0%
56
Chi-Square Tests Value
Asymp. Sig. (2-sided)
df
Pearson Chi-Square
.005a
1
0.05
Continuity Correctionb
.000
1
0.01
Likelihood Ratio
.005
1
0.05
Fisher's Exact Test N of Valid Casesb
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided) sided)
1.000 50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,12. b. Computed only for a 2x2 table
.586