BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari gejala-gejala alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan berupa fakta, konsep, dan proses penemuan tentang interaksi gejala-gejala itu satu sama lain. Fisika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang memiliki tujuan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah didalam kehidupan sehari-hari. Mengingat akan pentingnya fisika, pemerintah terus berupaya dalam peningkatan mutu pendidikan fisika serta meningkatkan kompetensi siswa dalam menghadapi
perkembangan
ilmu
dan
pengetahuan,
salah
satunya
adalah
penyempurnaan kurikulum sains secara nasional serta meningkatkan kompetensi siswa dalam menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) melalui Kurikulum 2013. Dimana pada kurikulum ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam belajar. Namun, upaya yang dilakukan pemerintah tersebut ternyata belum mampu memenuhi harapan dan target pendidikan fisika yang diharapkan. Dalam proses pengembangan mutu pendidikan disekolah, pembelajaran merupakan kegiatan yang paling penting untuk diperhatikan, karena keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran di 1
2
sekolah, jika proses belajar mengajar tidak optimal maka hasil belajar yang dicapai siswa juga akan rendah. Namun usaha peningkatan mutu pendidikan itu belum menampakkan hasil yang maksimal seperti pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk mata pelajaran Fisika. Perencanaan dan tata laksana pendidikan fisika diharapkan dapat mencapai hasil pendidikan yang memuaskan, baik yang menyangkut kualitas maupun lingkup kuantitasnya. Namun pada kenyataannya menunjukkan bahwa masih banyak dijumpai hasil pendidikan (pengajaran) fisika yang ditandai oleh hasil belajar fisika yang rendah. Mata
pelajaranfisikatermasukmatapelajaran
yang
kurangdisukaiolehkebanyakansiswa.Padaumumnya, siswamenemukanbanyakkesulitandalambelajarfisikasehinggabanyaksiswa
yang
memilikihasilbelajarfisika yang rendah.Hasilbelajardipengaruhiolehbeberapafaktor, baikfaktordaridalam
(faktorinternal)
MenurutSuryabratadalamEkawarna
maupunfaktordariluar (2009),
adalahfaktorfisiologisdanfaktorpsikologis
yang
(faktoreksternal).
termasukfaktor
internal
(misalnyamotivasiberprestasi,
kecerdasandankemampuankognitif), sedangkanfaktoreksternaladalahfaktorlingkungandanfaktor instrumental (misalnya guru, kurikulumdan model pembelajaran). Berdasarkan hasil observasi penulis yang dilakukan di SMAN 11 Kota Jambi, terungkap bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran fisika belum memenuhi hasil belajaryang
memuaskan.
Sebelummelakukantindakan,
penelitimelakukanobservasiawaluntukmengidentifikasimasalah
yang
dihadapiolehsiswakelas XI MIASMAN 11 Kota Jambi.Adapunmasalah yang
3
terdapatselama Hal
proses
observasiadalahrendahnyamotivasisiswadalambelajarfisika.
inidipengaruhiolehkurangbervariasinya
model
pembelajaran
yang
dipergunakandalam proses belajarmengajar. Olehkarenaitu, perludiadakannya proses pembelajaranfisika yang mampumeningkatkanmotivasibelajarsiswa di dalamkelas. Untuk mengetahui motivasi belajar awal siswa dalam proses belajar fisika sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka peneliti menyebarkan angket pratindakan kepada siswakelas XI MIA serta mewawancarai beberapa siswa sebelum penelitian dimulai guna mengetahui seberapa besar motivasi siswa dalam pembelajaran fisika. Angket pratindakan ini dibuat sebanyak 25 item, yang telah disesuaikan sebelumnya dengan kisi-kisi angket yang dibuat. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-ratamotivasi angket siswa pada kelas XI MIA di SMAN 11 Kota Jambi tahun ajaran 2015/2016 seperti pada tabel 1.1 di bawah ini: Tabel 1.1 Nilai Rata-rata MotivasiAngketPraTindakansemester ganjil fisika untuk kelas XI SMAN 11 Jambi Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas
Jumlah Siswa
Nilai rata-rata
XI MIA 1
37
63%
XI MIA 2
38
75%
XI MIA 3
37
52%
XI MIA 4
37
49%
XI MIA 5
38
50%
(Sumber: AngketPratindakankelas XI MIA SMAN 11 Jambi)
Berdasarkan hasil angket motivasi belajar siswa pratindakan ternyata siswa kelas XI MIA4 SMAN 11 Kota Jambi memiliki motivasi belajar yang
4
rendahdapatdikategorikan sedang dengan rata-rata nilai motivasi belajar siswa sebesar 49% (Lampiran 25). Salah satu upaya peneliti untuk meningkatkan motivasi siswa yang sesuai dengan kurikulum 2013 adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin dalam Isjoni (2014), cooperative learning merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya. Pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada penelitian tindakan kelas ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Isjoni (2014) mengatakan, “STAD (Student Team Achievement Division) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantaranya siswa untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal” . Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MIA4 SMAN 11 Kota Jambi”.
1.2 Identifikasi Masalah 1. Siswakurangmemperhatikan guru danributsaat proses KBM berlangsung 2.Kenyataan kurangbervariasi
dilapanganbahwapenggunaanmodelpembelajaran
yang
5
3. Siswakurangtermotivasisetiappembelajaranfisika.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat ditingkatkan motivasi belajar siswa kelas XI MIA4 SMAN 11 Kota Jambi?”.
1.4 TujuanPenelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran fisika di kelas XI MIA4 SMAN 11 Kota Jambi tahun ajaran 2015/2016 semester ganjil.
1.5 Manfaat Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagisiswa, dapatmenumbuhkanminatdanmenarikperhatiansiswadalampembelajaransehingg adapatmeningkatkanmotivasibelajarsiswa 2. Bagi
guru,
sebagaimasukanuntukmengajarfisikasehinggadalam
belajarmengajar dikelas, motivasibelajarsiswadapatditingkatkan.
proses
6
3.
Bagipeneliti,
untukmenambahpengetahuandanpengalamansebagaicalonpendidiksertasyaratmeny elesaikan program S1 pendidikanfisika.
1.6 RuangLingkupdanKeterbatasanPenelitian Agar
penelitianinidapatterarahdansesuaidengantujuan
yang
diharapkan,
makabatasanmasalahdalampenelitianiniadalah: 1. Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Subjekdalampenelitianiniadalahsiswakelas XI MIA4 SMAN11 Kota Jambi. b. Materipembelajarandalampenelitian ini adalah usaha dan energi. 2. Keterbatasan masalah ini adalah sebagai berikut : a. Model
pembelajaran
yang
digunakandalam
proses
belajarmengajaradalahModel Pembelajarankooperatif tipe STAD. b. Aktivitas
yang
ditelitiadalahmotivasibelajarsiswaselama
proses
belajarmengajar. c. Angket
yang
digunakandalampenelitianiniadalahangketlangsung
yang
diambildari Devi Nababan (2014).
1.7
Definisi 1. Motivasimerupakandorongan internal daneksternalpadapesertadidik yang sedangbelajaruntukmengadakanperubahanperilaku.
7
2. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. 3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantaranya siswa untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran fisika guna mencapai prestasi belajar yang maksimal.