BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sepintas, bersepeda mungkin dipandang sebagai olahraga yang mudah dilakukan. Dokter spesialis kedokteran olahraga dari Bagian Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, (Rotikan Tanya), mengingatkan bersepeda termasuk olahraga yang membutuhkan keterampilan. Keterampilan utama yang dibutuhkan dalam latihan fisik ini adalah keseimbangan. Organ yang akan terpengaruh dalam latihan bersepeda termasuk jantung dan paru-paru. Sedangkan otot yang dilatih dengan bersepeda adalah otot tungkai, lengan, perut dan punggung. Cukup membuat tubuh bergerak. Bersepeda adalah salah satu jenis olahraga aerobik, selain senam, joging, dan berenang. Bersepeda bisa dilakukan sebagai aktivitas fisik, sebagai latihan fisik alias exercise, atau juga sebagai sport atau olahraga. Aktivitas fisik meliputi kegiatan sehari-hari yang melibatkan gerakan tubuh. Termasuk semua kegiatan kita seharihari, seperti menulis atau menyapu lantai. Tapi, tentu saja aktivitas fisik tidak optimal dalam memberikan manfaat kesehatan. Lain lagi dengan latihan fisik. Kegiatan yang termasuk latihan fisik ini adalah kegiatan yang memenuhi target denyut jantung tertentu. Misalnya bersepeda dalam jarak tertentu atau kecepatan tertentu. Sedangkan bersepeda sebagai bentuk olahraga biasanya melibatkan kompetisi. Jenis ini tentunya khusus untuk atlet dengan persyaratan
1
tersendiri. Sebagai latihan yang bisa dilakukan semua kalangan, tapi tanpa kompetisi, bersepeda merupakan latihan fisik. Ini berarti bersepeda harus dapat memacu denyut jantung sesuai dengan target. Dengan begitu, fungsinya sebagai latihan yang meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru akan lebih optimal. Target denyut jantung yang biasanya digunakan dalam latihan fisik adalah memenuhi angka 60%-85% dari 220 dikurangi usia. Misalnya, usia kita 20 tahun, berarti target denyut jantung adalah 60% dari 200, yaitu 120 denyut per menit. Bersepeda baik dilakukan jika lengkap dengan pemanasan dan pendinginan, seperti umumnya latihan fisik. Perlu diperhatikan juga, apakah latihan itu dilakukan secara benar.Sebagai olahraga aerobik, bersepeda akan optimal bagi kebugaran tubuh jika dilakukan tiga hingga lima kali dalam seminggu, dengan memenuhi target denyut jantung. Bisa saja orang memulai secara bertahap, satu atau dua kali dulu dalam seminggu. Baru perlahan ditambah. Tentu saja latihan itu dilakukan secara terukur juga. Idealnya latihan bersepeda, seperti latihan aerobik lain, dilakukan 20 hingga 60 menit sehari, misalnya bersepeda 10 menit di pagi hari, dan 10 menit lagi di sore hari. Pembakaran kalori yang terjadi karena bersepeda juga tergantung pada kecepatan, berat badan, dan jenis kelamin. Rata-rata kalori yang terbakar dengan latihan aerobik apa saja adalah 300 hingga 500 kalori per jam. Uraian seputar latihan bersepeda itu berlaku untuk dua tipe bersepeda, yakni bersepeda statis dan bersepeda dinamis. Tentu saja beberapa faktor untuk bersepeda di luar ruang bisa menjadi pertimbangan. Misalnya sinar matahari dan
2
polusi serta radikal bebas. Selain menyenangkan, bersepeda membuat tubuh jadi tetap bugar. Berikut
beberapa
fakta
menarik
seputar
bersepeda.
Mengendarai sepeda bisa menyelamatkan hidup Anda! Sebuah penelitian melibatkan 13.375 perempuan dan 17.285 laki-laki, dan mengikuti kebiasaan mereka bersepeda ke tempat kerja. Seperti diinformasikan (www.nybc.net) kebiasaan tersebut terbukti dapat menurunkan risiko kematian sebesar 40%. Menurut American Heart Association, aktivitas fisik seperti bersepeda yang dilakukan rutin setiap hari akan bermanfaat: 1)Menurunkan risiko terkena penyakit jantung karena bersepeda dapat memperlancar sirkulasi darah ke seluruh tubuh. 2)Menjaga berat badan.3)Menjaga tingkat kolesterol dalam darah. 4)Menghindari dan mengatur tekanan darah yang tinggi.5)Mencegah keropos tulang. 6)Meningkatkan kebugaran dan tenaga. 7)Membantu menghindari stres. 8)Meredakan tekanan atau otot-otot yang tegang. Fungsi sepeda statis adalah sebagai Alat olahraga sepeda. Dengan menggunakan sepeda statis anda tetap bisa melakukan olah raga di rumah ditemani dengan keluarga. Sepeda statis juga bisa anda tempatkan di kantor anda, selain bentuknya yang kecil dan tidak membutuhkan banyak ruangan membuat sepeda statis ini mudah dalam penempatan. Sepeda statis terus mengalami perkembangan baik dalam bentuk maupun dalam segi fungsi. Maka dari itu penulis ingin merancang dan membuat sepeda statis yang ergonomis dengan tidak menghilangkan segi fungsi utamanya sebagai
3
sepeda namun dengan gerakan latihan berbeda yang lebih banyak, sehingga memudahkan untuk melakukan gerakan berbada dalam satu alat. Sepeda statis merupakan sepeda yang biasa digunakan sebagai sepeda olah raga indoor atau didalam ruangan. Sepeda statis sangat mudah dioperasikan dan bisa digunakan oleh usia muda maupun tua, berbeda pada sepeda pada umumnya, sepeda statis tidak membutuhkan keseimbangan yang terlalu jika dibandingkang sepeda pada umunya. Karena sepeda statis hanya memfokuskan pada kayuhan sepeda. Sepeda statis ini dibuat untuk anda yang menginginkan kemudahan dalam olahraga jika anda terbentur dengan waktu anda yang sangat padat atau ingin mempermudah dalam berolahraga maka sepeda statis bisa menjadi solusi bagi anda. Sepeda statis merupakan alat olahraga sepeda yang kaya manfaat, selain mudah dalam penggunaan sepeda statis ini mewakili sebagian besar dari gerakan olahraga sepeda biasa, beberapa manfaat dan fungsi sepeda statis diantaranya : 1. sebagai sarana olahraga sepeda yang murah dan mudah dilakukan 2. mempermudah olahraga kapanpun 3. sepeda statis bisa digunakan oleh usia muda maupun tua 4. mudah dalam perawatan 5. tidak membutuhkan lahan yang luas, cukup di dalam ruangan 6. tidak ada resiko terjatuh yang lebih berat 7. bisa berolahraga kapanpun / olahraga menjadi mudah diatur 8. sebagai sarana olahraga di rumah yang menyehatkan
4
9. melatih gaya hidup sehat pada keluarga sepeda statis merupakan pilihan tepat untuk sarana olahraga sepeda keluarga anda, selain harganya terjangkau dan mudah didapat. ( Brian Aga Murida. Senin 13 februari 2012I14:54, sumber www.vivacyckle.com/web/tag/kesehatan).
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada dapat dirumuskan sebagi berikut: “Perancangan dan Pembuatan sepeda statis yang ergonomis”.
1.3 Batasan Masalah Untuk mencegah meluasnya bidang pembahasan serta lebihmengarahkan pemecahan masalah pada pokok sasarannya, makapermasalahannya dibatasi sebagai berikut: 1. Produk yang dirancang ulang adalah sepeda statis 2. Produk yang dirancang terbuat dari besi. 3. Data yang digunakan adalah data antropometri. 4. Produk yang dirancang direkomendasikan untuk semua umur. 5. Analisa pegujian sepeda statis sesuai antropometri.
5
1.4 Tujuan dan manfaat penelitian 1.4.1 Tujuan Tujuan dari perancangan adalah untuk: 1. Menciptakan suatu sepeda statis untuk semua kalangan 2. Menganalisis kembali dan mengembangkan sepeda statis yang lebih ergonomis 3. Mengetahui analisis sepeda statis dengan sistem antropometri 1.4.2 Manfaat Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah: 1. Memudahkan pemakai dalam menggunakan sepeda statis. 2. Sebagai masukan bagi mahasiswa untuk bisa lebih kreatif dalam membuat sepeda statis yang lebih ergonomi dan sesuai antropometri. 3. Memberi kemudahan bagi para mahasiswa dan dosen – dosen untuk melakukan olah raga dengan sepeda statis ini.
6
1.5 Sistematika Penulisan Laporan BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat dan tujuan penelitian serta sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang uraian teori-teori yang mendukung yaitu tentang pengertian produk, ergonomi, karakteristik produk, perancangan dan pengembangan produk, penelitian dan pengembangan, perkembangan dan karakteristik produk, aspek dalam menunjang keberhasilan, tahap perancangan dan pengembangan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang obyek penelitian, jenis data metode pengumpulan data, identifikasi responden, dan kerangka pemecahan masalah. BAB IV ANALISA PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SEPEDA STATIS DENGAN METODE ERGONOMI Berisi tentang data deskripsi produk, identifikasi kebutuhan konsumen, data antropometri, pengembangan dan pemilihan konsep, arsitektur produk, konsep produk, data koesioner, seleksi terhadap konsep dan analisa ergonomi. BAB V PENUTUP Yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari perancangan dan pembuatan sepeda statis yang telah dibuat.
7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Produk Produk dapat diartikan sebagai keluaran (output) yang diperoleh dari sebuah proses produksi (transformasi) dan merupakan pertambahan nilai dari bahan baku (material input) dan merupakan komoditi yang dijual perusahaan kepada konsumen (Widodo, 2006; 1). Proses transformasi akan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun dimensi fisik dari bahan baku serta sifat sifat material lainya sesuai dengan rancangannya. Proses transformasi ini baru akan berarti positif apabila diikuti dengan adanya pertambahan nilai (valueadded) dari output yang dihasilkan baik berupa pertambahan nilai fungsional maupun ekonomi.
2.2 Definisi Ergonomi Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGO (kerja) dan NOMOS (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspekaspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, psikologi, fisiologi, engineering, manajemen dan perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, dirumah, dan rekreasi (Nurmianto, 1996; 1). Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja
8
sehingga orang dapat bekerja pada system itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979; 61). Ergonomi merupakan penerapan pengetahuan-pengetahuan terpilih tentang manusia secara sistematis dan perancangan sistem manusia–benda, manusiafasilitas dan manusia–lingkungan. Dengan kata lain perkataan ergonomic adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia berinteraksi dengan obyek-obyek fisik dalam berbagai kegiatan sehari-hari (Madyana, 1996; 4).
2.3 Karakteristik/ciri Produk Berhasil Produk dari tahun ke tahun atau waktu tertentu selalu mengalami perkembangan, baik berdasarkan ide dari dalam ataupun masukan dari luar karena hal ini adalah tuntutan kebutuhan konsumen. Untuk mendesain suatu produk baru, terlebih dahulu harus memahami konsep dalam pengembangan suatu produk. Dalam pandangan perusahaan yang berorientasi pada keuntungan (profit oriented enterprise), kesuksesan perancangan dan pengembangan produk (Widodo, 2006; 4) disesuaikan oleh: Kualitas Produk Produk harus dapat memuaskan keinginan konsumen, reliable dan robust. a. Biaya Produk Produk harus dapat diproduksi dengan biaya yang murah. Biaya disini meliputi harga keseluruhan dan sudah termasuk biaya produksi, biaya pemasaran dan peralatan.
9
b. Waktu pengembangan produk Waktu yang dimaksud adalah waktu yang dibutuhkan pengembang dalam mengembangkan suatu produk. c. Kapabilitas Pengembangan Produk Nilai atau nominal pengembang produk dibandingkan dengan keunggulan yang dimiliki suatu produk.
2.4 Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan produk pada dasarnya merupakan sebuah langkah strategis untuk biasa menghasilkan produk-produk industri yang secara komersial harus mampu dicapai, guna menghasilkan laju pengembalian modal (rate of investment). Ukuran sebuah perancangan produk tidak hanya dilihat dari aspek teknis semata, melainkan harus memenuhi kriteria sukses dalam hal nilai tambah ekonomisnya. Analisa dan evaluasi yang didasarkan pada metode pendekatan tekno-ekonomi tentu saja diperlukan untuk memberikan semacam jaminan agar sebuah rancangan produk mampu memenuhi harapan. Tiga fungsi yang paling penting bagi proses pengembangan produk (Ulrich dan Epingger, 2004) yaitu: 1. Pemasaran Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan, peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi
kebutuhan
pelanggan, menetapkan target harga, merancang peluncuran serta promosi produk.
10
2. Perancangan Perancangan memainkan peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan palanggan, mencakup desain engineering (mekanik, ergonomi dan lain-lain). 3. Manufaktur Fungsi manufaktur bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk. Menurut (Yamit, 1996) pengembangan produk merupakan keharusan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Keharusan ini dikarenakan tidak ada satupun produk yang dapat bertahan untuk selamanya. Hal yang membuat usaha pengembangan produk cukup menantang adalah : 1. Trade-off Aspek pengembangan produk adalah mengetahui, memahami, dan mengendalikan pertentangan (trade-off) dalam rangka memaksimalkan kesuksesan produk 2. Dinamika Merupakan teknologi pengembangan produk baru dari pesaing lingkungan makro ekonomi yang selalu berubah. 3. Detail Mencakup pemilihan komponen yang tepat pada suatu produk sehingga menghemat biaya yang cukup besar atau meningkatkan profit. 4. Tekanan waktu (time pressure)
11
Kesulitan dapat diatasi dengan mudah jika tersedia waktu yang cukup dalam proses pengembangan produk harus diambil dengan cepat tanpa informasi yang kurang lengkap. (Widodo, 2006; 6). Selain uraian diatas perancangan dan pengembangan suatu produk juga terdapat aktifitas produksi lain yang akan melibatkan penanganan pengendalian kualitas, mulai dari pengawasan bahan baku, bahan produksi, sampai barang jadi. Pengendalian kualitas sebagai pengendalian inspeksi atas karakteristik kualitas produksi yang akhirnya didapat kualitas produksi yang tinggi. Proses perancangan dan pengembangan suatu produk atau alat didasari oleh data-data yang diperoleh dari tanggapan responden yang mana mungkin akan memakai alat tersebut, sehingga didapatkan suatu perkiraan tentang sebuah hasil karya yang diinginkan pemakai guna meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerjanya. Yang mana nantinya alat yang kita ciptakan tersebut memiliki berbagai macam keunggulan dari pada produk yang telah ada dipasaran dan sesuai dengan apa yang selama ini diharapkan pemakai. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam perancangan dan pengembangan produk untuk meningkatkan suatu barang atau jasa tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi dibutuhkan kerja sama dari pihak lain untuk mengatur dan mengkombinasikan sehingga diperoleh suatu produk yang diinginkan, seperti halnya mesin, bahan, manusia, dan lain-lain (Ulrich dan Epingger, 2004:37).
12
2.5 Penelitian dan Pengembangan Tahap pengembangan adalah melakukan penelitian terhadap sepeda statis yang sudah ada atau beredar, untuk dikembangkan lebih jauh agar memiliki tingkat kegunaan yang lebih tinggi dan lebih disukai pemakai. Dan dipakai sebagai dasar untuk meningkatkan hasil yang diperoleh. Penelitian dan pengembangan produk diharapkan dapat menghasilkan produk baru, adapun yang dimaksud produk baru adalah produk yang mempunyai salah satu atau lebih dari kriteriakriteria berikut ini (Assauri, 1985; 26): a. Terdapat perubahan kecil dari produk yang telah diproduksi. b.Terdapat perubahan total dari produk yang telah diproduksi, missal perubahan sistem atau sub sistem produk. c. Produk yang sudah diproduksi oleh perusahaan lain tetapi belum pernah diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan. d. Produk yang belum pernah diproduksi oleh perusahaan dalam negeri, walaupun produk tersebut sudah ada dan sudah di pasarkan di negara lain. e. Produk yang sama sekali belum pernah di produksi baik dalam negeri maupun luar negeri. Produk semacam ini benar-benar merupakan produk baru atau penemuan baru.
13
2.6 Perkembangan dan Karakteristik produk Untuk merancang sesuatu terlebih dahulu kita harus mengetahui pemahaman konsep awal mengenai apa yang perlu dirancang atau perlu dilakukannya perbaikan terhadap perkembangan suatu produk, sehingga hasil yang akan diperoleh akan maksimal, setelah memperhitungkan baik buruknya dalam melakukan perancangan atau pengembangan produk, juga perlu menentukan karakteristik produk, adapun karakteristik yang digunakan sebagai pembanding antara lain: a. Kualitas bahan Membandingkan bagaimana kualitas bahan yang baru dibandingkan dengan kualitas bahan yang sudah ada. b. Biaya produksi Yang dimaksud dengan biaya produksi adalah keseluruhan harga yang dipergunakan dalam perancangan dan pengembangan yang sudah digunakan termasuk biaya peralatan dan bahan. c. Waktu Pengerjaan Artinya adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan atau waktu yang dibutuhkan dalam pengoperasian produk yang kita rancang dengan produk yang sudah ada. d. Kelebihan dan kekurangan produk Yang dimaksud adalah membandingan keunggulan dan kekurangan produk yang kita kembangkan dengan produk yang sudah ada, dalam hal ini adalah
14
sepeda statis. Dari beberapa uraian di atas maka kita dapat malakukan perancangan dalam pengembangan suatu produk dengan memperhitungkan beberapa karakteristik tersebut.
2.7 Aspek Dalam Menunjang Keberhasilan Selain beberapa karakterisik diatas, masih ada beberapa aspek yang juga dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu perancangan. Dan itu juga dapat mempengaruhi dalam menentukan nilai harga dari hasil perancangan yang dilakukan. Aspek-aspek tersebut antara lain: a. Aspek Ergonomis Arti dari ergonomi itu sendiri adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman. (Sutalaksana, 1979; 61). Dan secara arti luas adalah konsep perancangan bagaimana hasil perancangan tersebut dapat terasa nyaman dan aman bagi pengguna, dan itu dapat ditentukan dengan menganalisa data antropometri yang diperoleh dari penelitian terhadap para pemakai atau pangguna. b. Aspek Ekonomis Memperhitungkan atau membandingkan antara jumlah biaya yang dikeluarkan selama dalam proses pembuatan produk dengan manfaat yang
15
diperoleh dalam penggunaan rancangan produk yang baru tersebut, seperti yang telah dijelaskan diatas aspek ekonomi tersebut antara lain dengan memperhitungkan biaya operasional, dalam hal ini masalah minimasi jumlah tenaga kerja. c. Aspek Respon Pasar Didalam aspek ini menitik beratkan pada target atau sasaran, serta keinginan pemakai tentang suatu bentuk desain produk yang barudan itu bisa diketahui dengan mangadakan penelitian terhadap produk dikalangan yang bersangkutan dalam hal ini pemakai sepeda statis.
2.8 Tahap Perancangan dan Pengembangan 2.8.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Untuk mendukung keberhasilan dalam suatu perancangan dan pengembangan produk, serta sebagai langkah untuk mewujudkan keinginan pemakai mengenai suatu bentuk desain produk yang baru agar lebih praktis dalam penggunaan, antara lain harus mengidentifikasikankebutuhan dari pelanggan, dan dalam identifikasi kebutuhan pelanggan ada 4 tahap yang harus diperhatikan (Ulrich dan Eppingger, 2004, 36). Tahap-tahap tersebut antara lain: a. Pengumpulan data mentah dari pelanggan (data kuantitatif) Konsistensi dengan filosofi dasar, yaitu menciptakan jalur informasi yang berkualitas dari pemakai tidak hanya melakukan pengamatan secara
16
langsung dengan parta pemakai kruk, namun juga melakukan pendekatan dengan melakukan penyebaran dalam bentuk lembaran atau kuesioner yang berisi seputar kekurangan dari produk yang sudah ada sehingga proses pengumpulan data yang dipaparkan akan mencakup kontak dengan pemakai secara langsung. Selanjutnya dari data tersebut kita dapat mengidentifikasi kebutuhan pemakai. b. Menginterprestasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan Kebutuhan pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan merupakan hasil interprestasi kebutuhan yang berupa data mentah yang diperoleh dari pengguna produk. Setiap pernyataan atau hasil observasi dapat diterjemahkan menjadi nomor berapapun sebagai kebutuhan pelanggan. Griffin dan
Hauser
menemukan
bahwa
beberapa
analisis
mungkin
saja
menerjemahkan wawancara yang sama menjadi kebutuhan yang berbeda, sehingga memiliki lebih dari satu anggota tim untuk melaksanakan proses penerjemahan. c. Pengelompokan Dengan melakukan pengelompokan dapat memudahkan kita dalam mengolah data dan menentukan suatu yang akan kita teliti, karena daftar kebutuhan para pemakai banyak mengandung interprestasi yang subyektif, untuk itu kita harus dapat menerapkan sebagian rangkaian spesifikasi yang mengungkap detail-detail yang tepat dan teratur. Langkah-langkah dalam pengelompokan:
17
1. Ekspresikan kebutuhan yang sesuai dilakukan produk. 2. Ekspresikan kebutuhan sama dengan spesifikasi data mentah. 3. Ekspresikan kebutuhan sebagian atribut dari produk. 4. Hindarkan kata-kata harus atau mesti. d. Menganalisa hasil dan proses Langkah terakhir dalam metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah menggambarkan kembali hasil dan proses. Walaupun proses identifikasi kebutuhan merupakan suatu metode yang terstruktur, metode tersebut bukanlah ilmu pasti. Tim harus menguji hasilnya untuk menyakinkan hasil tersebut konsisten dengan pengetahuan dan intuisi yang telah dikembangkapn melalui interaksi yang cukup lama dengan pengalaman.
2.8.2 Desain Produk Desain produk merupakan skema dimana elemen-elemen fungsional dan produk disusun menjadi beberapa kumpulan komponen yang berbentuk fisik. Pendesainan ditetapkan selama fase pengembangan konsep dan perancangan tingkatan sistem ( Ulrich dan Eppinger, 2004; 171). Motode untuk menetapkan desain produk terdiri beberapa tahap, yaitu: a. Membuat skema produk. b. Mengelompokan elemen-elemen yang terdapat pada skema. c. Membuat rancangan geometris yang masih kasar.
18
2.8.3 Desain dan Proses Manufakturing Perancangan dalam proses manufaktur membantu dalam mengurangi biaya manufaktur serta secara simultan (atau paling tidak menjanjikan) kualitas produk, waktu pengembangan, dan biaya pengembangan. Metode dalam desain untuk proses manufaktur terdiri dari lima langkah, lima langkah tersebut menurut (Ulrich dan Eppinger, 2004; 212) antara lain: a. Memperkirakan biaya manufakturing. b. Mengurangi biaya komponen. c. Mengurangi biaya perakitan. d. Mengurangi biaya pendukung produksi. e. Mempertimbangkan pengaruh keputusan Desain For Manufacturing pada faktor-faktor lainnya.
2.9 Kualitas Alat Kualitas secara singkat dapat dikatakan bahwa yang menunjukkan sifatsifat fisik dan material yang dipergunakan dari produksi. Demikian pula dapat dikatakan bahwa kualitas dari suatu produksi dapat diartikan atau didefinisikan sebagai sifat-sifat yang saling berhubungan seperti bentuk, dimensi, komposisi, finishing. Kualitas suatu produk atau alat adalah karakteristik dari engineering (desain) Manufacturing (pembuatan) produk yang dibuat dengan tingkat tertentu, akan ditunjukan untuk memperoleh penghargaan tertentu pula dari pamakai.
19
2.10 Prosedur Perancangan Tahap produk yang diikuti dalam melakukan Engineering design adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan Adanya kebutuhan yang dinyatakan secara jelas yang didasarkan atas permasalahan pokok, merupakan tahap awal prosedur perancangan. b. Ide atau alternatif Dengan pernyataan kebutuhan yang jelas dapat dikembangkan sejumlah ide atau gagasan untuk memecahkan suatu permasalahan. Sebagaimana telah dikemukakan dan tentunya alternatif maupun ide-ide haruslah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan. c. Keputusan Setelah ide atau gagasan dikembangkan, maka melalui proses analisis kemudian dipilih satu alternatif pemecahan masalah yang lebih baik agar memperoleh hasil yang maksimal. d. Tindakan Tindakan merupakan tahap akhir dalam perancangan setelah kita mengembangkan suatu ide atau gagasan, setelah mengubah sejumlah alternatif masalah menjadi kenyataan melalui proses produksi.
20
2.11 Antropometri 2.11.1 Pengertian Antropometri Antropometri adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan
dari
data
tersebut
untuk
penanganan
masalah
desain
(Wignjosoebroto, 1995). Data antropometri yang telah diperoleh dapat diaplikasikan sebagai perancangan, antara lain : a. Perancangan area kerja (work station, interior mobil, dan lain-lain). b. Perancangan peralatan kerja mesin ( mesin, perkakas, perlengkapan dan sebagainya ) c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja dan sejenisnya. d. Perancangan lingukngan fisik Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menemukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan produk tersebut. Ada 2 cara pengukuran dalam kaitan posisi tubuh manusia yaitu: a. Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimensions). Di sini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tegak). Istilah lain dari pengukuran ini dikenal dengan“staticanthropometry”. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi
21
tubuh dalam posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri/ duduk, panjang lengan dan sebagainya. b. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimensions) Di sini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Hak pokok yang ditekankan dalam pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-gerakan tertentu. Berbeda dengan cara pengukuran yang pertama yang mengukur tubuh dalam posisi tetap, maka cara pengukuran kali ini dilakukan pada saat tubuh melakukan gerakan-gerakan kerja atau dalam posisi yang dinamis. Salah satu usaha untuk mendapatkan informasi banyak dilakukan melalui penyelidikan dan pembahasan, dalam penyelidikan itu terdapat empat kelompok besar sebagai berikut (Sutalaksana, 1979;64) 1. Penyelidikan tentang tampilan (display) Display merupakan suatu perangkat antara (interface) yang mampu menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan dan mengkonsumsikan pada manusia dalam bentuk tanda, angka dan lambang. 2. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendalian. Dalam hal ini diselidiki tentang aktifitas manusia ketika bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut.
22
3.Penyelidikan mengenai tempat kerja Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti kata sesuai dengan kemampuan dan kerterbatasan manusia, maka ukuran tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia. 4. Penyelidikan mengenai lingkungan kerja Yang dimaksud lingkungan fisik disini meliputi ruangan dan fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia, serta kondisi lingkungan kerja, yang kedua-duanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia.
2.11.2 Antropometri yang dipakai dalam Perancangan Produk Dalam perancangan sebuah produk atau alat dalam hal ini sepeda statisuntuk
menentukan
tingkat
ergonomi
atau
kenyamanan
dalam
bentukataupun desain dapat ditentukan dengan menganalisa dari data antropometri, dengan cara mengukur bentuk anatomi tubuh manusiayang berhubungan
dengan
yang
akan
dilakukan
perancangan.
Dandalam
pengembangan sepeda statis ini yang akan dilakukan pengukuran antaralain: 1. Tinggi Pantat/Tempat duduk Tinggi pantat duduk diukur dalam posisi, yang diukur dari pantat sampai kaki saat duduk. 2. Jangkauan Tangan Jangkauan diukur dalam posisi duduk tangan pada waktu memegang stang sepeda
23
ukuran yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara: a. Untuk suatu dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu produk umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar seperti 90, 95 atau 99. b. Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai percentile yang paling rendah yaitu 1, 5 atau 10 dari distribusi data anthropometri.
24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek pengamatan dan penelitiannya adalah sepeda statis, yaitu dengan melakukan inovasi sepeda statis yang praktis dan ergonomis.
3.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Observasi Melakukan pengamatan langsung dilapangan artinya mengamati secara langsung terhadap sepeda statis yang digunakan. 2. Data Antropometri Untuk mengetahui data antropometri, yaitu dengan cara mengukur dimensi tubuh populasi sampel untuk mendapatkan ukuran data yang dibutuhkan. Disini penulis menggunakan data antropometri. 3. Simulasi dan analisis Dalam pengujian produk ini akan di uji kekuatan mengenai beban dan tekanan dalam pemakaiannya dengan menggunakan sistem antropometri. 4. Studi Pustaka Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan melalui literatur, bahan kuliah.
25
3.3 Identifikasi Responden Identifikasi responden merupakan langkah awal dalam penelitian, yang bertujuan untuk menentukan siapa yang menjadi responden guna keperluan pengambilan data melalui penyebaran kuesioner. Dan itu dari awal kita sudah menentukan bahwa yang akan menjadi responden dalam penelitian ini adalah pemakai sepeda statis.
3.4 Mendesain Konsep Alat Memberikan uraian yang tepat mengenai bagaimana alat tersebut bekerja dan merupakan bentuk yang didasari pada terjemahan dari kebutuhan pengguna melalui data kuesioner, antara lain: a. Tingkat Ergonomi Memberikan uraian mengenai kenyamanan dari produk tersebut yang menyebabab kepuasan dalam penggunaan dibanding dengan produk yang sudah ada. b. Tingkat Ekonomis Memberi uraian mengenai tingkat biaya ekonomi dengan membandingkan biaya yang dimiliki dari produk yang sudah ada. c. Respon Pasar Melakukan pendesainan konsep alat dengan didasari pada kemungkinan respon pasar, apakah akan memakai atau tidak.
26
3.5 Perancangan / Desain Melakukan perancangan/desain dengan mempertimbangkan segi ergonomis yang diketahui dari pengolahan data antropometri dan menentukan bagianbagian yang perlu ditambah atau diganti, serta dengan melihat syarat-syarat perancangan produk yang baik.
3.6 Keragka Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah Identifikasi kebutuhan konsumen
mulai
Studi pustaka
Survei lapangang
Identivikasi kebutuhan konsumen
Perancangan / desain Pengembangan konsep Arsitektur produk Pemilihan konsep Seleksi terhadap konsep
27
Rancangan produk
Analisa kelayakan pakai dengan sistem antropometri
Kesimpulan dan saran
selesai
28
3.6.1 Gambar dan perencanaan pembuatan sepeda statis
29
Data spesifikasi sepeda statis diatas : Dimensi
Ukuran
Tinggi sadel maksimal
80 cm
Tinggi sadel minimal
50 cm
Jari – jari gir depan
9 cm
Jari – jari roda
25 cm
Panjang tuas pedal
11 cm
Panjang stang
30 cm
3.6.2 Anggaran biaya pembuatan sepeda statis Baha-bahan yang digunakan : Bahan 1. Sepeda biasa yang bekas 2. Besi kolom/pipa diameter 2cm 3. Besi balok diameter 2x3cm 4. Spidometer digital 5. Cat/spet 6. Kertas gosok 7. dempul Alat – alat 1. Gergaji besi 2. Grenda
30
3. Tang 4. Las 5. Obeng
Biaya material :
Bahan
ukuran
Harga satuan
Harga total
(Rupiah)
(Rupiah)
Banyak
Sepeda bekas
24”
1 buah
70.000
70.000
Besi kolom/pipa
ᶲ 2 cm
1 lonjor
20.000
20.000
Besi balok
ᶲ 2x3 cm
1 lonjor
25.000
25.000
Spidometer digital
Cateye 5
1 buah
150.000
150.000
Cat/pilok
½ kg
4
20.000
100.000
Kertas gosok kasar
200
2.000
8.000
Dempul
1.5 kg
20.000
20.000
4 lembar 1
Jumlah
Rp. 393.000
Biaya pembelian komponen/acsessoris
bahan
Ukuran
Hargasatuan
Harga total
(Rupiah)
(Rupiah)
banyak
Sadel
25x7 cm
1 buah
25.000
25.000
Pedal
24”
1 pasang
5.000
5.000
31
Crank
24”
1 pasang
30.000
30.000
Plindung stir
30 cm
1 pasang
10.000
10.000
jumlah
Rp. 70.000
Biaya las + grinda dikerjakan di bengkel las Rp. 100.000 Biaya untuk tukang, dikerjakan selama 4 minggu pada hari sabtu dan minggu Tukang 2 orang Rp 50.000 = Rp 100.000 x 8 hari dalam 4 minggu ( seminggu 2 kali) = Rp. 800.000 Jadi total pembuatan sepeda statis ini Rp. 393.000+Rp. 70.000 + 800.000 = Rp. 1.236.000,Pembuatan sepeda statis dikerjakan dengan 2 orang tukang Tukang pertama : mengerjakan garpu depan untuk penyangga ban. Mulai dari memotong garpu yang asli kemudian disambung lagi sesuai kebutuhan, dengan cara mengelas besi tersebut. memotong bagian belakang / menghilangkan roda belakang, dan dibuatkan penyangga yang langsung menyentuh ke lantai tukang ke dua : merangkai bagian-bagian yang sudah dibuat atau dibeli misalnya roda, stang, pedal, sadel, ger pengayuh. Finising dilakukan bersama-sama untuk mengecat.
32
Setiap tukang mengerjakan selama 6 jam. Mulai pukul 08.00 sampai pukul 14.00 WIB. Istirahat 30 menit jam 12.00 – 12.30.
3.6.3 Jadwal pelaksanaan no
Kegiatan
Minggu ke 1
4
1
Pembelian bahan
2
Penjadwalan
3
Pemotongan dan pengelasan Perangkaian
kompenen
2
3
4
–
komponen 5
Pengecatan
33
BAB IV ANALISA PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SEPEDA STATIS DENGAN METODE ERGONOMI
Perancangan dan pembuatan sepeda statis adalah penelitian kuantitatif, yang menitik beratkan pada nilai perancanganya. 4.1 Data Deskripsi 4.1.1 Deskripsi Produk Di pasaran telah dikembangkan berbagai macam sepeda statis mulai yang terbuatdari alumunium dan ada juga yang terbuat dari besi dan berbagai model dan ukuran sehingga dapat memudahkan konsumen untuk memilih diantara model sepeda statis yang ada. Produk tersebut biasanya sudah ada di tempat olahraga ( fitnes ) dan di toko olahraga . Dari beberapa model yang tersedia mempunyai bentuk yang hampir sama yaitu dapat dilihat seperti gambar dibawah ini: .
Gambar 4.1Sepeda statis platinum 34
4.1.2 Pernyataan misi Dalam menciptakan suatu produk, perancang harus mampu mengetahuikeinginan dari konsumen atau pelanggan. Hal ini dilakukan agar nantinya produk yang dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konsumen. Sebelum membuat rancangan produk perancang harus mengetahui tentang produk itu sendiri, segmen pasar yang akan dituju sehingga akan memudahkan dalam mengambil kebijakan selanjutnya. Untuk diskripsi pernyataan misinya dapat tabel dibawah ini : Tabel 4.1. Pernyataan Misi Pernyataan misi : sepeda statis Deskripsi Produk
Sepeda statis terbuat dari besi / dari sepeda bekas ( sepeda biasa ) agar mudah dalam pembuatan dan penyimpanan
Segmen pasar
Semua orang yang menggunakan sepeda statis dari umur 10 tahun keatas
Asumsi – asumsi
Bahan baku dari sepeda bekas (besi) Mudah dalam penyimpanan Praktis dalam pembuatan Dapat digunakan untuk umur 10th dan keatas Harga terjangkau
Pihak yang terkait
Pengguna produk perancang
35
4.1.3 Identifikasi Kebutuhan Konsumen Daftar kebutuhan konsumen yang didapat dari survei yang telahdilakukan . Ini semua didasarkan pada keinginan para konsumen dan saranperbaikan para konsumen juga dapat dijadikan pertimbangan daftar kebutuhankonsumen yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Pernyataan Keinginan Pemakai Pertanyaan Kendala
Jawaban yang
terjadi
sering
interpretasi
Alat yang mahal
Alat yang murah
Sulit diperbaiki sendiri
Mudah di renovasi/di perbaiki sendiri
Kekurangan alat
Sulit digunakan bagi
Mudah
anak diusia 10 th
untuk anak usia 10 th
Kurang ergonomis
Tidak
praktis
Alat
yang
nyaman
digunakan
dalam
pembawaan
digunakan
Alat
yang
mudah
dibawa
Ukuran kurang pas
Setelan yang ukuran pas
Usulan perbaikan
Lebih simpel, rigkas
Desain yang simpel
36
Alat yang murah
Ukuran
bisa
yang
disesuaikan
secara
Lebih ergonomis Ukuran alat yang bisa distel otomatis
otomatis
Mudah
diperbaiki
sendiri
Alat
yang
mudah
diperbaiki sendiri
4.1.4 Pengelompokan keinginan pemakai Dengan melakukan pengelompokan dapat memudahkan kita dalam mengelolah data dan suatu yang akan kita teliti, karena daftarkebutuhan para
pemakai kebanyakan mengandung interprestasi yang subyektif, untuk itu kita harus dapat menerapkan sebagian rangkaian spesifikasi yang mengungkap detail-detail yang tepat. Untuk tabel pengelompokan pemakai bisa dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4.3 tabel Pengelompokan Pemakai No
Pengelompokan kebutuhan
1
Desain yang praktis digunanakan
2
Alat yang mudah dibawa
Alat yang dapat distel sesuai keinginan
Harga yang murah
37
3
Kenyamanan dalam penggunaan
4
Alat yang ergonomis
Bahan yang mudah didapat
4.2 Data Antropometri Adapun data antropometri yang digunakan adalah jangkauan kaki (JK), jangkauan kaki yang diukur mulai sadel sampai pedal, jangkauan tangan (JT) dari tempaat duduk ke stang/stir sepeda. Untuk data antropometri yang diperoleh dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 4.4 Anthropometri masyarakat indonesia yang didapat dari interpolasi masyarakat Britsh dan hongkong (Pheasant, 1986) terhadap masyarakat indonesia (suma’mur, 1989) serta istilah dimensionalnya dari (Nurmianto, 1991a ;Nurmianto 1991b). Dimana : G= nilai rata-rata (mean), T = nilai standart deviasi (SD), 5% = nilai 5 presentil, 95% = nilai 95 presentil. Tabel 4.4 Antropometri Tangan pria
wanita
Dimensi tubuh 5% Jarak genggaman tangan 649
X
90%
S.D
5%
X
90%
S.D
708
767
37
610
661
712
31
(grip) kepunggung pada
38
posisi tangan kedepan (horisontal Rata-rata
708
661
Tabel 4.5 Antropometri Kaki PRIA
WANITA
Dimensi tubuh 5%
X
90%
S.D
5%
X
90%
S.D
Jarak Pantat kelutut
500
545
590
27
488
537
586
30
Tinggi Lutut
448
496
544
29
428
472
516
27
Rata-rata
1041
1109
4.2.1 Data Perancangan konsep produk Dalam rancangan dan pembuatan sepeda statis perlu diperhatikan ukuran dari pengguna karena alat ini nantinya tidak hanya digunakan oleh ukuran tubuh tertentu saja, melainkan dapat juga digunakan oleh siapa saja dari mulai anak-anak usia 13 th sampai dewasa. Untuk persentil yang digunakan dalam pembuatan produk ini dapat dilihat dibawah ini.Penghitungan menggunakan program microsoft exel.
39
Tabel 4.6 Tabel Rekapitulasi Presentil No
Deskripsi data
Pria dan wanita
1
Jangkauan tangan
684,5
2
Jangkauan kaki
107,5
4.2.2 Analisis Perhitungan Presentil dan Penentuan Dimensi Perancangan
No
Deskripsi data
Presentil
yang nilai
Nilai
digunakan
pembulatan
1
Jangkauan tangan
P50
684,5
60 cm
2
Jangkauan kaki
P50
107,5
107 cm
dengan adanya data presentil diatas makauntuk penentuan dimensi perancangan dan pembuatan dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Jangkauan tangan pada saat memegang stir/stang Penentuan
jangkauan
tangan
didasarkan
pada
hasil
perhitungan
antropometri jangkauan tangan (JT). Hal ini didasarkan bahwa pemakaian sepeda statis pada saat duduk posisi mengendarai sepeda dengan memegang stir/stang, dengan ketentuan tersebut maka jangkauan tangan ke stir/stang sepeda adalah 60 cm
40
2. Jangkauan kaki Untuk jangkauan kaki disisni didasarkan pada saat pengendara mengayuh dengan menggunakan data antripometri jangkauan kaki (JK) Berdasarkan penentuan tersebut maka jarak jangkauan kaki adalah 107 cm
4.3 pengembangan dan pemilihan konsep 4.3.1 Desain konsep Konsep produk merupakan gambaran secara ringkas bagaimana produk yang dibuat dapat memuaskan akan kebutuhan yang diharapkan oleh pelanggan. Sehingga konsep produk dapat diartikan sebagai perkiraan prinsip kerja dan bentuk produk. Dalam suatu konsep biasanya ditampilkan dalam bentuk gambar atau sebuah sketsa gambar beserta keterangan secara ringkas. 1. Konsep Awal Dalam konsep awal ini ditawarkan produk sepeda statis seperti yang ada dipasaran. Dalam pemakaian sepeda statis tersebut terdapat keluhan keluhan dari pelanggan, diantaranya alatnya yang terlalu mahal dan berat kalau dipindah-pindah ke tempat lain. 2. Konsep Perbaikan Berdasarkan analisis konsep yang ada, kemudian dipilih satu konsep yang dapat dianggap mewakili kriteria produk yang terbaik dari pembangkitan
41
konsep yang telah dilakukan. Proses ini dilakukan untuk mengetahui dominasi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dari analisa kebutuhan pelanggan dapat disimpulkan point kriteria produk yang diinginkan konsumen. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Alat yang dapat distel sadelnya
2.
Alat yang murah dan ergonomis
3.
Mudah dalam pemakaian dan penyimpanan
4.3.2 Alternatif-alternatif pemilihan desain pembuatan sepeda statis Dari analisa kebutuhan pelanggan dapat disimpulkan alternatif-alternatif yang diinginkan konsumen. Adapun alternatif-alternatif tersebut antara lain : 1. Alat yang dapat distel Alternatif untuk alat yang dapat distel disini dimaksudkan dapat diatur sesuai ukuran pemakai. Untuk itu dari setiap part harus ada pengencang untuk pengatur panjang pendeknya batang tersebut ( sadel ). Untuk mengencangkan disini memakai jenis klem dan baut. 2. Alat yang murah dan ergonomis Alternatif untuk alat yang murah disini dimaksudkan bahan yang mudah didapat dan murah harganya, disini pnenulis memakai bahan sisa dari sepeda bekas. Yang terpenting bahan dari sepeda bekas yang digunakan tidak keropos dan berkarat.
42
3. Mudah dalam pemakaian dan penyimpanan Sepeda statis yang mudah dalam pemakaian dan penyimpanan. Alat yang mudah digunakan untuk siapa saja asalkan usianya 10 th sampai dewasa, bisa menggunakan sepeda statis ini. Alat ini mudah disimpan karena alat ini ringan dan ringkas.
4.4 Arsitektur Produk Dari produk sepeda statis yang kami buat mempunyai beberapa komponen dan dari komponen tersebut memunyai fungsi sendiri-sendiri. Adapun komponen sepeda statis tersebut terdiri dari 1. Fungsi Stelan Ketinggian dapat diatur sesuai ukuran yang dikehendaki dengan fungsi stelan. Dengan fungsi stelan disini berbentu baut dan mur yang dapt mengencangkan part yang distel tinggi dan rendah sadelnya. 2. Fungsi penopang depan ( garpu depan ) Penopang depan berfungi untuk mengangkat ban depan agar tidak menepel di lantai 3. Fungsi penopang belakang Berfungsi sebagai penopang berat tubuh dan sebagai penyeimbang dari penopang depan. 4. Fungsi pemberat
43
Pemberat disini berfungsi sebagai pelengkap dari sepeda statis,
4.5 konsep Produk Setelah diketahui arsitektur produk yang kemudian diteruskan dengan pembuatan konsep yaitu dengan mengkombinasikan antara fungsi yang ada. Arsitektur produk yang telah dilakukan didapatkan konsep-konsep sebagai berikut : 4.5.1 Gambaran konsep produk 1
37 Pandangan samping GGa
Gambar 4.2. Gambar Konsep Produk Sepeda Statis
44
Gambar 4.3. Produk Jadi Sepeda Statis
no
Dimensi produk
ukuran
1
Desain
24”
2
Rangka terbuat dari besi
Spesifikasi : 1. Rangka terbuat dari besi 2. Sadel dapat distel tinggi randahnya 3. Stir dibuat melengkung
45
4.5.2Gambaran konsep produk yang sudah ada
4.4. Sepeda Statis Platinum
no
Dimensi produk
1
Desain 24”
2
Rangka terbuat dari aluminium
ukuran 24”
Spesifikasi : 1. Batang terbuat dari aluminium
3. Batang stir dibuat lurus naik keatas
2. Sadel dapt diatur tinggi rendahnya
46
4.6
data kuesioner Data kuesioner didapat dari penyebaran kuesioner kepada konsumen yaitu
kepada semua orang yang bisa mengendarai sepeda dan kepada para pemakai sepeda statis. Kuesioner ini juga ditujukan kepada semua jenis kelamin pria dan wanita. Karena dengan produk ini dipakai untuk semua orang baik pria maupun wanita, maka perlu sekali untuk pemilihan konsep. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 20 buah. Kuesioner disebar dengan tujuan memilih salah satu produk dari kedua produk yang ditawarkan. Juga untuk mengetahui perbaikan-perbaikan yang diinginkan oleh konsumen terhadap bentuk dan bahan baku. Kuesioner ini disebarkan kbususnya bagi kalangan menengah kebawah. Adapun untuk format dan data kuesioner dapat dilihan dibagian lampiran.
4.7 Seleksi Terhadap Konsep Dari yang ada kemudian dilakukan penyeleksian yaitu dengan cara menanyakan langsung kepada konsumen tentang desain mana yang meraka suka. Kemudian hasilnya nanti akan terpilih yang nantinya akan dibuat menjadi produk jadi. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi dari hasil wawancara yang dilakukan. Tabel 4.7 Table Kuesioner Produk 1 tabel kuesioner jenis no
nama
pertanyaan produk 1
usia
Ʃ kelamin
A
B
C
D
E
47
1
khoiron
37
P
4
2
4
4
4
18
2
mufid
32
P
3
3
4
3
4
17
3
antok
34
P
4
4
3
3
3
17
4
martono
36
P
3
3
3
4
3
16
5
rifqi
23
P
2
2
2
3
4
13
6
linda
23
L
3
4
4
4
4
19
7
dira
24
L
4
3
2
3
3
15
8
yemima
22
L
3
2
4
4
3
16
9
tono
27
P
2
4
3
4
4
17
10
hari
26
P
4
4
4
3
3
18
11
iwan
26
P
3
3
3
3
4
16
12
toni
28
P
2
3
4
4
3
16
13
agos
28
P
3
4
3
3
2
15
14
junaidi
27
P
4
3
4
4
4
19
15
heru
32
P
3
4
3
2
3
15
16
yongki
16
P
3
3
2
4
2
14
17
fajar
14
P
4
4
4
3
4
19
18
fitriya
13
L
2
3
2
4
2
13
19
janus
28
P
4
4
3
3
3
17
20
didikƩ
30
P
2
4
4
4
4
18
Ʃ
62
66
65
69
66
328
Mean
3,1
3,3
3,25
3,45
3,3
48
Tabel 4.8 Tabel kuesioner Produk 2
jenis no
nama
pertanyaan produk 2
usia
Ʃ kelamin
A
B
C
D
E
1
khoiron
37
P
3
2
3
2
3
13
2
mufid
32
P
4
3
3
3
4
17
3
antok
34
P
3
4
4
3
3
17
4
martono
36
P
4
4
2
4
3
17
5
rifqi
23
P
3
2
4
3
4
16
6
linda
23
L
4
2
2
4
3
15
7
dira
24
L
4
3
2
3
3
15
8
yemima
22
L
3
3
3
4
3
16
9
tono
27
P
3
2
3
4
4
16
10
hari
26
P
4
2
2
3
3
14
11
iwan
26
P
4
3
3
3
4
17
12
toni
28
P
3
2
4
4
3
16
13
agos
28
P
3
4
3
3
2
15
14
junaidi
27
P
2
3
4
4
4
17
15
heru
32
P
2
3
3
2
3
13
16
yongki
16
P
4
2
2
4
2
14
17
fajar
14
P
2
3
4
3
3
15
49
18
fitriya
13
L
4
2
3
3
2
14
19
janus
28
P
2
3
3
3
3
14
20
didikƩ
30
P
2
4
4
2
4
16
Ʃ Mean
63
56
61
64
63
3,15
2,8
3,05
3,2
3,15
307
Tabel 4.9 Tabel nilai bobot produk 1
produk 1 no
jumlah
nama bobot
rata-rata
bobot
1
desain
0,25
3,1
0,775
2
kepraktisan
0,2
3,2
0,64
3
setelan
0,1
3,25
0,325
4
kenyamanan stir
0,2
3,45
0,69
5
keawetan
0,25
3,3
0,825
jumlah
1
3,255
50
Tabel 4.10 Tabel nilai bobot produk 2
produk 1 no
jumlah
nama bobot
rata-rata
bobot
1
desain
0,25
3,15
0,7875
2
kepraktisan
0,2
2,8
0,56
3
setelan
0,1
3,05
0,305
4
kenyamanan stir
0,2
3,2
0,64
5
keawetan
0,25
3,15
0,7875
jumlah
1
3,08
Tabel 4.11 Tabel penentuan nilai rangking tertinggi
no
poduk 1
produk 2
bobot
bobot
nama
1
desain
0,775
0,7875
2
kepraktisan
0,64
0,56
3
setelan
0,325
0,305
4
kenyamanan stir
0,69
0,64
5
keawetan
0,825
0,7875
3,225
3,08
1
2
jumlah rangking
51
Jadi produk yang dibuat adalah produk 1 dengan nilai rangking 3,225. 4.7.1 Uji Validitas Setelah diketahui produk 1 yang akan dibuat maka akan dilakukan uji validitas, uji validitas dilakukan dengan sofware SPSS 15.Langkah-langkah uji validitas dan realibility da di lampiran. Lihat tabel dibawah ini.
Correlations
A A
Pearson Correlation
B 1
,036
,477(*)
,592
,369
,169
,879
,033
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,128
1
,137
-,321
-,078
,373
Sig. (2-tailed)
,592
,565
,168
,742
,105
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,212
,137
1
,194
,502(*)
,834(**)
Sig. (2-tailed)
,369
,565
,413
,024
,000
20
20
20
20
20
20
-,320
-,321
,194
1
,036
,160
,169
,168
,413
,881
,500
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,036
-,078
,502(*)
,036
1
,607(**)
Sig. (2-tailed)
,879
,742
,024
,881
20
20
20
20
20
20
,477(*)
,373
,834(**)
,160
,607(**)
1
,033
,105
,000
,500
,005
20
20
20
20
20
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N E
N TOTAL F
TOTAL F
-,320
N
D
E
,212
N
C
D
,128
Sig. (2-tailed)
B
C
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,005
20
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
52
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (A, B, C, D, E) dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni A=0,477, B=0,373, C=0,834, D=0,160, E=0,6077. 4.7.2 Uji Realibility Setelah dilakukan uji validitas diteruskan dengan uji realibility, lihat tabel dibawah Case Processing Summary
N Cases
Valid
% 5
100,0
0
,0
5
100,0
Excluded( a) Total
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items ,387
3
Hasil perhitungan menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha = 0,387yang lebih besar dari 0,30 berarti instrumen penelitian dikatakan reliabel
53
Item-Total Statistics
bobot rata-rata jumlah bobot
Scale
Corrected
Cronbach's
Scale Mean if
Variance if
Item-Total
Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
3,9110
,054
,744
-,029(a)
,8510
,066
-,049
,721
3,4600
,018
,437
-,278(a)
a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
4.8 Analisis Ergonomi Atau Analisa Perbandingan Produk Dari beberapa produk yang telha dirancang dan dibuat diperoleh hasil untuk menentukan produk mana yang paling ergonomis dan disukai oleh masyarakat. Analisinya sebagai berikut : 1. Desain mirip sepeda biasa, dikarenakan perancang tidak menghilangkan konsep dari sepeda biasa. Dibuat seperti layaknya desain sepeda biasa dikarenakan bila ada kerusakan bisa diperbaiki sendiri dan dimodel sendiri oleh pemiliknya. 2. Bahan dari sepeda statis yang kami buat didapat dari sepeda biasa yang kemudian dirubah menjadi sepeda statis, ini yang merupakan inti dari keergonomisan dari sepeda statis yang kami buat ini. Meskipun dari sepeda bekas bukan berarti besi yang digunakan adalah esi yang keropos atau karatan.
54
3. Selain keunggulan diatas keunggulan lain adalah biaya perancangan dan pembuatan dari sepeda statis yang kami buat lebih murah dibandingkan dengan sepeda statis yang sudah ada dipasaran. Perbandingan biaya pembuatan sepeda statis yang kami buat dengan sepeda statis yang sudah ada bisa dilihat di lampiran.
55
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah disebarkannya kuesioner untuk perbandingan produk sepeda statis yang kami buat dengan sepeda statis yang sudah ada di pasaran, ternyata banyak konsumen yang memilih sepeda statis yang kami buat dengan berbagai alasan diantaranya sebagai berikut : Produk sepeda statis yang dirancang dengan sepeda statis yang sudah ada memiliki perbandingan yang tidak terlalu berbeda hanya saja pada sepeda statis yang dirancang memiliki beberapa kelebihan seperti rangka penyangga yang kuat terbuat dari besi. Kelebihan lain yaitu : 1. Harganya yang murah dibanding dengan produk lain yang sudah ada di pasaran.
2. Bagi kalangan menengah kebawah, dengan model seped statis yang menyerupai sepeda biasa banyak yang suka. 3. Model tidak terlalu ribet dan bisa digunakan untuk semua konsumen pria dan wanita dari umur 10 tahun sampai keatas. 4. Mudah perawatanya dan mudah dalam pemakaiannya
56
5.2 Saran Dari hasil perancangan dan pembuatan sepeda statis yang kami buat, mungkin belum sempurna. Maka kami selaku perancang dan pembuat ingin meminta saran dan masukan agar pembuatan sepeda statis ini bisa menjadi lebih baik lagi dan tentunya lebih ergonomis. .
Daftar pustaka Madyana, 1996, ”Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi”, Universitas Atmajaya Yogyakarta Press, Yogyakarta. Nurmianto, E., 1996, ”Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi”, ITS, PT Guna Widya, Surabaya. Ulrich, K.T dan Eppinger, S.D., 2004, ”Perancangan dan Pengembangan Produk”,Edisi Ketiga, Salemba Teknik, Jakarta. Widodo, I.D., 2006, “Perancanaan dan Pengembangan Produk”, UII Press, Yogyakarta. Wignjosoebroto, S., 1995, ”Pengantar Teknik Industri”, PT Guna Widya, Jakarta.
57