BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas ekonomi jual-beli merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat kita elakkan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap hari kita menjumpai kegiatan jual-beli, baik kita sebagai pelakunya ataupun orang-orang di sekitar kita. Terkadang kita berperan sebagai penjual dan terkadang kita juga berperan sebagai pembeli. Indonesia sebagai negara kesatuan yang terdiri dari ribuan pulau dimana jumlah penduduknya mencapai 200 juta yang terdiri dari berbagai suku budaya dan bahasa yang berbeda. Melihat dari jumlah penduduknya yang cukup padat bahkan menduduki peringkat ke 4 negara dengan penduduk terbanyak di dunia (http://www.uniknya.com/2011/04/20/5-negara-penduduk-terbanyak-di-dunia/), maka tidak heran Indonesia merupakan pangsa pasar yang cukup menjanjikan bagi pedagang dalam maupun luar negeri. Hal ini yang membuat masyarakat Indonesia mendapat julukan sebagai masyarakat dengan budaya konsumerisme yang cukup tinggi. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka cara yang digunakan dalam proses jual-belipun semakin berkembang. Dimulai dari sistem barter yang dilakukan dengan tukar menukar barang secara tatap muka, berkembang menjadi sistem penjualan dengan menggunakan proses pengiriman
Universitas Sumatera Utara
yang memudahkan kegiatan jual-beli tidak hanya dalam lokasi yang sama. Hingga penjualan melalui internet atau yang biasa disebut Bussines Online. Internet merupakan teknologi yang menghubungkan berbagai mesin komputer yang mengolah informasi di dunia ini, baik berupa server, komputer pribadi, handphone, komputer genggam, PDA, dan lain sebagainya. Masing-masing mesin ini bekerja sesuai dengan fungsinya, baik sebagai penyedia layanan atau server maupun sebagai pengguna layanan atau client (Febrian, 2007:2). Internet adalah suatu kumpulan jaringan komputer dari berbagai tipe, yang saling berkomunikasi dengan menggunakan suatu standar komunikasi. Saat ini ada jutaan sistem komputer dengan puluhan juta pengguna di seluruh dunia yang telah tergabung dengan internet (Andi, 2003:1). Selain sebagai layanan penyedia infomasi yang lebih mudah dan cepat, internet juga digunakan para penggunanya sebagai media sosial, seperti Friendster, Blog, Twitter, E-mail, Facebook, dan sebagainya. Selain sebagai tempat berinteraksi para penggunanya, media sosial juga dimanfaatkan sebagai tempat promosi penjualan baik secara kelompok maupun individu. Dalam hal ini penulis tertarik untuk menjadikan media sosial Facebook sebagai penelitian promosi penjualan terhadap minat beli penggunanya, dikarenakan Facebook adalah media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Facebook atau disingkat FB adalah suatu situs jejaring sosial yang populer yang diluncurkan pada tanggal 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, yang merupakan seorang mahasiswa Harvard University. Pada awalnya Facebook ini sendiri keanggotaanya hanya dibatasi untuk mahasiswa dari Harvard saja, karena banyak yang tertarik dengan jejaring sosial ini, maka beberapa tahun kemudian berkembang hingga sampai ke belahan dunia. Berdasarkan situs online
Universitas Sumatera Utara
yang dinamakan socialbackers.com menganalisa bahwa sampai saat ini, Facebook masih menduduki peringkat pertama mengalahkan Texas Holdem Poker di peringkat kedua dan Youtube di peringkat ketiga. Situs tersebut juga mencatat pengguna Facebook di Indonesia tercatat sebanyak 42.919.780 orang. Persentasenya meningkat 0.76% menjadi 17.66% (http://merdeka.com/teknologi/indonesia/). Melihat
dari jumlah pengguna
diatas
maka
banyak
orang
yang
memanfaatkan Facebook menjadi tempat pemasaran ataupun promosi berbagai jenis barang. Misalnya saja barang-barang elektronik, kendaraan bermotor, perhiasan hingga sampai penjualan pakaian. Tentu saja dengan adanya Facebook ini dapat memudahkan proses jual-beli yang dilakukan, karena barang-barang yang akan dipasarkan bisa langsung mencantumkan gambar sehingga mempermudah bagi calon pembeli untuk memilih barang yang sesuai. Pakaian merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Dalam sehari-hari manusia selalu menggunakan pakaian dalam berbagai aktivitas. Pakaian berfungsi untuk menutupi aurat, memberikan kenyamanan, dan juga melindungi tubuh dari panas maupun dingin dan sebagai fungsi tambahan, pakaian juga digunakan sebagai alat mempercantik diri khususnya bagi para wanita. Pakaian tidak hanya sebagai kebutuhan hidup manusia saja, tetapi sebagai style atau gaya dalam memperindah penampilan. Dahulu ketika kita pergi untuk berbelanja pakaian yang dibutuhkan, kita dapat pergi membeli ke pasar atau tokotoko pakaian. Tetapi diera yang semakin canggih ini tidak sedikit juga, para
Universitas Sumatera Utara
konsumen memanfaatkan teknologi canggih untuk berbelanja pakaian secara online di internet, yang tidak menghabiskan tenaga dan waktu yang terlalu banyak. Online shop atau belanja online adalah suatu bentuk perdagangan dimana konsumen langsung membeli barang atau jasa langsung dari penjual tanpa melalui perantara dengan dibantu media internet. Promosi penjualan pakaian wanita yang biasanya dilakukan hanya dengan cara memajang pakaian di etalase-etalase toko kini bertambah dengan dengan menggunakan media Facebook. Hal ini sungguh memudahkan
para penjual untuk mempromosikan barang dagangannya. Dengan
adanya penjualan melalui Facebook, kini siapapun bisa menjadi seorang pedagang pakaian tanpa harus memiliki sebuah toko. Jenjang usia pengguna Facebook secara aktif yaitu antara 15 hingga 23 tahun, maka peneliti lebih meneliti pada usia remaja. Hal ini dikarenakan pada usia remaja lebih antusias dalam hal penggunaan pakaian, dan konsumtif dalam berbelanja khususnya pakaian. Sehingga dalam pengumpulan data yang dilakukanpun akan lebih bervariasi (http:\\checkfacebook.com). Melihat dari fenomena di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di Facebook dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan.
Universitas Sumatera Utara
I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : “Sejauhmanakah hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di Facebook dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan?”
I.3. Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka dibutuhkan pembatasan masalah yang jelas dan spesifik. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bersifat mencari dan menjelaskan hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di Facebook, dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan.
2.
Objek yang diteliti adalah promosi pakaian wanita di Facebook.
3.
Subjek penelitian ini adalah siswi SMA Negeri I Medan kelas X-XII.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat beli siswi SMA Negeri I Medan. 3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat promosi penjualan pakaian wanita di Facebook pada siswi SMA Negeri I Medan.
I.4.2. ManfaatPenelitian 1. Secara
akademis, penelitian ini diharapakan dapat menambah dan
memperkaya bahan penelitian, bahan referensi, serta sumber bacaan di lingkungan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diterima penulis selama menjadi Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, dan menambah wawasan penulis mengenai Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook Dengan Minat Beli Siswi SMA Negeri I Medan. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pikiran dan masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
I.5. Kerangka Teori Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu menyusun kerangka teori yang sesuai dengan penelitiannya. Karena kerangka teori merupakan kajian tentang hubungan teori dengan berbagai faktor dalam perumusan masalah tersebut. Hal ini juga berguna untuk, mempermudah peneliti menyusun penelitian dan hasil dari penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan dengan baik. Wilbur Schramm menyatakan teori yaitu, merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan dan diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku (Effendy, 2003:241). Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Komunikasi Massa, Komuniksai Pemasaran, Teori AIDDA, dan Minat Beli.
1.5.1. Komunikasi Massa, Media Baru, dan Media Sosial Dalam kehidupan bermasyarakat kita selalu berkomunikasi untuk menjalin sebuah hubungan. Karena dengan adanya komunikasi kita akan mengetahui tentang sesuatu hal masing-masing antara satu dengan yang lainnya. Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Coummunis yang berarti sama atau menjadikan milik brrsama. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang atau sekelompok kepada seseorang atau kelompok lain. Menurut Mulyana (2007:80), komunikasi dikategorikan berdasarkan tingkat
Universitas Sumatera Utara
(level) yang lazim digunakan untuk melihat konteks komunikasi. Ada empat tingkat komunikasi yang disepakati oleh para pakar yaitu: komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komuniaksi organisasi, dan komunikasi massa. Kegiatan komunikasi meliputi komponen – komponen seperti sumber, pesan, saluran, penerima, gangguan, proses penyampaian, arus balik dan efek. Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan – pesan komunikasi yang sama dan mengartikan massa sebagai semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran (Wiryanto, 2005:59). Sedangkan ciri –ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann (Wiryanto, 2005:62) adalah sebagai berikut: a. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis b. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi
Universitas Sumatera Utara
c. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim d. Mempunyai publik yang secara tersebar. Pesan-pesan media tidak dapat dilakukan secara langsung artinya jika kita berkomunikasi melalui surat kabar, maka komunikasi kita tadi harus diformat sebagai berita atau artikel, kemudian dicetak, didistribusikan, baru kemudian sampai ke audien. Antara kita dan audien tidak bisa berkomunikasi secara langsung, sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Konsekuensinya adalah, karakteristik yang kedua, tidak terjadi interaksi antara komunikator dengan audien. Komunikasi berlangsung satu arah, dari komunikator ke audien, dan hubungan antara keduanya impersonal. Karakteristik pokok ketiga adalah pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka, artinya pesan-pesan dalam komunikasi massa bisa dan boleh dibaca, didengar, dan ditonton oleh semua orang. Karakteristik keempat adalah adanya intervensi pengaturan secara institusional antara si pengirim dengan si penerima. Dalam berkomunikasi melalui media massa, ada aturan, norma, dan nilai-nilai yang harus dipatuhi. Beberapa aturan perilaku normatif ada dalam kode etik, yang dibuat oleh organisasi-organisasi jurnalis atau media. Dengan demikian, komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak.
Universitas Sumatera Utara
Media Baru (New Media) Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Manfaat media adalah memudahkan seseorang untuk memperoleh pesan atau informasi secara cepat. Media baru atau new media adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai “media baru” adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Beberapa contoh dari media baru tersebut seperti internet, website, komputer multimedia, permainan komputer, CDROMS, dan DVD. Media baru bukanlah televisi, film, majalah, buku, atau publikasi kertas
(http://new-media.kompasianna.com?2010/02/05/memahami-istilah-media-
baru-new-media/). Internet merupakan alat teknologi komunikasi yang banyak dipakai masayarakat pada saat ini. Media internet ini sangat melekat dimasyarakat, karena dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat dari dalam negeri hingga ke luar negeri tanpa batas, dan produsen juga dapat berbisnis untuk mempromosikan barang ataupun jasa yang ditawarkan kepada konsumennya. Menurut Lee M dan Carla Johnson (2007:382-383), internet juga dirujuk sebagai ruang maya atau informasi super cepat (information superhigway), dan memungkinkan transfer informasi secara elektronik. Ini merupakan jaringan global
Universitas Sumatera Utara
dari komputer-komputer yang saling terhubungkan dimana satu jaringan yang terhubung dengan sebuah jaringan, dari ribuan komputer lain, dan terhubungkan dengan berbagai jaringan. Tanpa tergantung dari sistem operasi jaringan yang lain atau komputer pribadi, internet menawarkan beberapa mode pertukaran informasi : a. E-mail, merupakan sumber dominan lalu lintas dan sarana penyampaian yang mudah disesuaikan. b. World Wide Web (WWW), merupakan anjungan multimedia pertama. Pada umumnya masyarakat mengetahui istilah ini sebagai website. (Misalnya: www.facebook.com, www.yahoo.com, dan sebagainya). c. IRC (Internet Relay Chat), merupakan percakapan berbasis teks secara langsung.
Media Sosial (Social Media) Media sosial adalah sebuah media online dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi. Media sosial meliputi blog, jejaring sosial, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia (http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial). Media sosial meghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan media sosial ini manusia dimungkinkan untuk
Universitas Sumatera Utara
berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka berada dan kapanpun, tidak perduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak perduli siang ataupun malam. Media sosial memiliki dampak besar pada kehidupan kita saat ini. Seseorang yang asalnya “kecil” bisa seketika menjadi besar dengan media sosial, begitupun sebaliknya orang “besar” dalam sedetik bisa menjadi “kecil” dengan media sosial. Apabila kita dapat memanfaatkan media sosial, banyak sekali manfaat yang kita dapat, sebagai media pemasaran, dagang, mencari koneksi, dan memperluas pertemanan. Apabila kita yang dimanfaatkan oleh media sosial baik secara langsung ataupun tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian yang akan di dapat seperti kecanduan, sulit bergaul di dunia nyata dan tidak dapat berinteraksi. Jejaring sosial yang banyak digunakan adalah Facebook. Adapun fitur-fitur yang terdapat di dalam Facebook (Andi, 2008:44-58) ialah: a. Profil b. Wall/dinding c. Pertemanan d. Inbox/pesan e. Megunduh/berbagi f. Tag/ Menandai
Universitas Sumatera Utara
I.5.2. Komunikasi Pemasaran Komunikasi merupakan bagian yang terpenting dari kehidupan manusia. Ini dapat dilihat dari interaksi antar satu orang dengan yang lainnya. Dalam pengertiannya sendiri komunikasi ialah proses pertukaran pesan atau informasi, dari komunikator dengan komunikan. Seiring perkembangannya komunikasi telah menembus batasan geografis dan menjadikan seluruh titik dunia ini saling terhubung. Di era yang semakin modern ini, komunikasi tidak hanya dengan cara tatap muka saja tetapi dapat melalui teknologi yang canggih untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Seiring berjalannya waktu, lompatan dan revolusi teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai hal, terutama dalam bidang pemasaran. Kata pemasaran tentunya sudah dikenal, dan juga sering didengar orang.
Pengertian
pemasaran yang paling populer adalah penjualan. Pengertian lain mengenai pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait dengan iklan, promosi, atau penjualan secara eceran. Jika di masa lalu pemasaran dan promosi berjalan dengan sendirisendiri, sekarang semakin banyak perusahaan besar ataupun secara pribadi yang menyatukan pemasaran dan promosi ke dalam sebuah saluran komunikasi pemasaran. Maksud dari hal tersebut ialah agar produk yang dilempar ke pasar bukan saja bertindak sebagai sarana membangun hubungan yang erat dan jika memungkinkan, adanya ikatan emosional yang baik dengan para produsen, supplier, pengecer, dan bahkan para pelanggan sebagai sarana mengukuhkan citra merek dan perusahaan itu sendiri (Morissan, 2010:12). Pada dasarnya pemasaran mencakup segala kegiatan. Berbagai kegiatan seperti pembujukan, promosi, publikasi merupakan kegiatan dari pemasaran Pemasaran bukanlah semata-mata dari kegiatan seperti menjual atau mempromosikan
Universitas Sumatera Utara
saja tetapi, bagaimana seseorang memiliki ide yang kreatif, mental yang kuat, dan tentunya sikap yang berpikir untuk membimbing orang lain untuk melakukan inovasi gagasan yang memiliki nilai lebih. Pengertian komunikasi pemasaran itu sendiri adalah salah satu kegiatan pemasaran
yang
berusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi,
dan
ataumeningkatkan pasar sasaran atas perusahan maupun produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen.
Promosi Penjualan Kata promosi tentunya sudah diketahui, dan sering didengar oleh orangorang. Promosi biasanya dikaitkan dengan penjualan dalam memperkenalkan suatu produk, ataupun jasa yang dikemas secara menarik. Kata promosi digunakan dalam pengertian yang lebih luas, yang mengacu pada kegiatan pemasaran dari suatu organisasi dan perusahaan. Michael Ray mendefenisikan promosi sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan (Morissan, 2010:16). Promosi penjualan adalah insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa (Kotler & Armstrong, 2004:660). Dalam promosi penjualan, ada beberapa bagian atau alat dalam mempromosikan penjualan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a.
Contoh produk (sample) adalah tawaran produk sejumlah tertentu produk untuk percobaan.
b. Diskon (discount) adalah pengurangan langsung terhadap harga atas pembelian selama satu periode tertentu. c. Imbalan kesetiaan (patronage award) adalah hadiah dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk lain yang sebanding dengan besarnya kesetiaan pembeli kepada penjual atau kelompok penjual tertentu. d. Hadiah pelanggan (prize) adalah uang tunai atau hadiah lain atas penggunaan regular produk atau jasa tertentu perusahaan.
I.5.3. Teori AIDDA Teori AIDDA disebut juga A-A Procedure atau from attention to actionprocedure. AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (tindakan/kegiatan). Adapun keterangan dari elemen-elemen dari model ini adalah: 1. Perhatian (Attention), keinginan seseorang untuk mencari dan melihat sesuatu. 2. Ketertarikan (Interest), perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang suatuhal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen. 3. Keinginan (Desire), kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian.
Universitas Sumatera Utara
4. Keputusan (Decision), kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal. 5. Tindakan (Action), suatu kegiatan untuk merealisasikan keyakinan dan ketertarikan terhadap sesuatu.
Komunikasi yang diawali dengan membangkitkan perhatian (Attention) akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikan tidak terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (Interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat (Desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hal ini belum cukup, untuk itu harus dilanjutkan dengan munculnya keputusan (Decision) yaitu keputusan untuk melakukan kegiatan (Action) sebagaimana diharapkan komunikator. Dalam model AIDDA ini hal utama yang harus dilakukan adalah membangkitkan dan menumbuhkan perhatian dan minat komunikan, berhasil tidaknya hal tersebut tergantung oleh attractiveness (ketertarikan) dari komunikan karena perhatian tersebut adalah efek pada tahap permulaan dalam diri seorang komunikan (Effendy, 2003 : 305).
1.5.4. Minat Beli Seorang komunikator dikatakan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku dari komunikannya apabila komunikan merasa adanya persamaan antara komunikator dengan komunikannya, yang dapat menimbulkan simpati komunikan
Universitas Sumatera Utara
terhadapnya. Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian merupakan langkah awal suksesnya sebuah komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat yang merupakan lanjutan dari perhatian. Minat adalah sikap yang dapat menimbulkan hasrat dan perhatian terhadap sesuatu dan timbul keinginan untuk membeli sesuatu. Pada dasarnya, minat dalam diri seseorang/konsumen memiliki unsur-unsur sebagai berikut (As’ad, 1991:54): 1. Terjadinya sesuatu hal yang menarik. 2. Terdapat kontras yaitu antara hal yang satu dengan yang lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian. 3. Terdapatnya harapan akan mendapatkan keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksud. Menurut Reber (Muhibbin Syah, 1995:136), faktor-faktor yang mempengaruhi minat individu, antara lain: 1. Faktor Internal Faktor internal adalah sesuatu yang membuat individu berminat yang datangnya dari dalam diri sendiri. Faktor internal ini terdiri dari empat unsur yaitu : a. Pemusatan perhatian, suatu keadaan kreativitas jiwa yang dipertinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek, hal ataupun benda. b. Keingintahuan, yaitu timbulnya inisiatif untuk mengumpulkan informasi agar dapat memperjelas perhatian yang hendak dituju.
Universitas Sumatera Utara
c. Motivasi, yaitu dorongan dari dalam diri untuk menetapkan tujuan dan mengambil tindakan terhadap suatu hal setelah mendapatkan informasi. d. Kebutuhan, yaitu bagian dari dalam diri yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat individu berminat yang datangnya dari luar diri. Faktor eksternal ini terdiri dari tiga unsur yaitu: a. Dorongan dari teman (orang lain), yaitu adanya suatu dorongan maupun dukungan yang lebih mengarah terhadap suatu tujuan. b. Fasilitas yang memadai, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai atau menunjang keinginan individu untuk melakukan suatu tindakan. c. Keadaan lingkungan, bagian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan individu terfokus melakukan suatu kegiatan.
1.6. Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil yang dicapai dan dapat menghantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1995:40). Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang
Universitas Sumatera Utara
diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk berbagai fenomena yang sama (Kriyantono, 2006:149). Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Agar konsepkonsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan menggunakan variabel. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan, atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah promosi penjualan pakaian wanita di Facebook. b. Variabel terikat (Y) Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli siswi SMA Negeri I Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.7. Model Teoritis Model
teoritis
merupakan
paradigma
yang
mentransformasikan
permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan yang lainnya. Variabelvariabel yang ada telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut: Gambar I. Model Teoritis
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Facebook
Minat Beli pada Siswa SMA Negeri 1 Medan
1.8. Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka untuk lebih memudahkan penelitian, diperlukan suatu operasional variabel terkait, yakni sebagi berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel I.1 Operasional Variabel Variabel Teoritis
Variabel Operasional
Variabel Bebas (X)
Alat-alat Promosi Penjualan
Alat-Alat Promosi Penjualan
a. Contoh Produk (sample) b. Diskon (discount) c. Hadiah Pelanggan d. Imbalan Kesetiaan
Variabel Terikat (Y)
Minat Beli Siswi
Karakteristik Responden
1. Faktor Internal a. Pemusatan perhatian b. Keingintahuan c. Motivasi d. Kebutuhan 2. Faktor Eksternal a. Dorongan dari teman (orang lain) b. Fasilitas yang memadai c. Keadaan lingkungan a. Kelas b. Usia c. Uang saku d. Frekuensi belanja online di Facebook
Universitas Sumatera Utara
1.9 Defenisi Operasional Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti yang lain yang menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006:46). Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel (X) Alat-Alat Promosi Penjualan, meliputi: a. Contoh produk (sample) adalah tawaran produk sejumlah tertentu produk untuk percobaan. b. Diskon (discount) adalah pengurangan langsung terhadap harga atas pembelian selama satu periode tertentu. c. Imbalan kesetiaan (patronage award) adalah hadiah dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk lain yang sebanding dengan besarnya kesetiaan pembeli kepada penjual atau kelompok penjual tertentu. d. Hadiah pelanggan (prize) adalah uang tunai atau hadiah lain atas penggunaan regular produk atau jasa tertentu perusahaan. 2. Variabel Terikat (Y) Minat Beli, meliputi : 1. Faktor Internal
Universitas Sumatera Utara
Faktor internal adalah sesuatu yang membuat individu berminat yang datangnya dari dalam diri sendiri. Faktor internal ini terdiri dari empat unsur yaitu : a. Pemusatan perhatian, suatu keadaan kreativitas jiwa yang dipertinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek, hal ataupun benda. b. Keingintahuan, yaitu timbulnya inisiatif untuk mengumpulkan informasi agar dapat memperjelas perhatian yang hendak dituju. c. Motivasi, yaitu dorongan dari dalam diri untuk menetapkan tujuan dan mengambil tindakan terhadap suatu hal setelah mendapatkan informasi. d. Kebutuhan, yaitu bagian dari dalam diri yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat individu berminat yang datangnya dari luar diri. Faktor eksternal ini terdiri dari tiga unsur yaitu: a. Dorongan dari teman (orang lain), yaitu adanya suatu dorongan maupun dukungan yang lebih mengarah terhadap suatu tujuan.
Universitas Sumatera Utara
b. Fasilitas yang memadai, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai atau menunjang keinginan individu untuk melakukan suatu tindakan. c. Keadaan lingkungan, bagian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan individu terfokus melakukan suatu kegiatan.
I.10 Hipotesis Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan memuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian (Bungin, 2005:75). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti (Suyanto, 2005:43). Adapun perumusan hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagaiberikut: Ho
: Tidak terdapat hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di Facebook dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan.
Ha
: Terdapat hubungan antara promosi penjualan pakaian wanita di Facebook dengan minat beli siswi SMA Negeri I Medan.
Universitas Sumatera Utara