BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kecelakaan lalu lintas seakan sudah menjadi hal biasa di negara ini. Bagaimana tidak, hampir setiap hari kita mendengar adanya kecelakaan lalu lintas, baik itu lewat media cetak, televisi, radio, dan sebagainya. Berbagai pembenahan telah dilakukan oleh pemerintah khususnya pihak kepolisian, untuk menekan angka kecelakaan yang tinggi di negara ini. Seperti program safety riding, iklan layanan masyarakat, dan lain sebagainya. Pariyanto (www.wawasandigital.com) mengatakan bahwa, paling tidak ada empat faktor yang saling terkait sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas. Faktor tersebut adalah sisi sumber daya manusia (driver), sarana prasarana, faktor kendaraan, dan alam. Faktor sarana dan prasarana seperti tidak layaknya kondisi jalan dituding oleh sebagian pihak sebagai penyebab utama tingginya tingkat kecelakaan di negara ini. Pemerintah sebagai penyedia sarana dan prasarana tersebut tidak mau disalahkan dalam hal ini. Pemerintah berpendapat bahwa faktor manusia mempunyai peran paling besar sebagai penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Shinduwinata (www.pulsarian.or.id) bahwa tingginya angka kecelakaan kendaraan bermotor di Indonesia disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya faktor kondisi jalan raya dan disiplin pengendara itu sendiri. 1
2
PT Jasa Raharja (persero) mencatat, setiap 15 menit terdapat satu orang yang meninggal dunia di Indonesia karena kecelakaan lalu lintas. Ini terlihat dari tingginya biaya santunan kecelakaan yang diklaim kepada asuransi Jasa Raharja mencapai
Rp
1
triliun
setiap
(www.komisikepolisianindonesia.com),
tahunnya. tingginya
nilai
Menurut
Suntoro
klaim
asuransi
diakibatkan oleh tingginya tingkat kecelakaan yang disebabkan oleh sarana dan prasarana jalan yang tidak seimbang dengan jumlah kendaraan bermotor yang ada saat ini. Apa yang telah dikemukakan di atas tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Tingkat kecelakaan lalu lintas di provinsi ini masih relatif tinggi. Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat mencatat jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi sepanjang tahun 2005 hingga 2.008 mencapai 2.703 kasus dengan 1.427 korban meninggal, 1.269 korban luka berat, dan 2.216 korban luka ringan. Angka tersebut belum termasuk korban yang tidak terdata oleh Jasa Raharja.
Gambar 1.1 Grafik Tingkat Kecelakan Lalu Lintas di Prov. NTB
3
Panjang jalan yang rusak di NTB hingga tahun 2008 mencapai 658,05 km yang tersebar di 9 kabupaten/kota yang ada di NTB. Jumlah pelanggaran yang terjadi dari tahun 2005 hingga tahun 2008 adalah 201.471 kasus, dan jumlah kendaraan baru yang tercatat hingga tahun 2008 di Kepolisian Daerah NTB sebanyak 628.467 unit yang tebagi dalam 4 golongan yaitu mobil penumpang 24.601 unit, mobil barang 25.870 unit, bus 8.570 unit, serta sepeda motor 569.426 unit. Seperti halnya dalam skala nasional, tingginya kecelakaan yang terjadi di Provinsi NTB selain disebabkan faktor kelalaian masyarakat dalam berlalu lintas dan kurang mentaati aturan lalu lintas juga faktor kalayakan kondisi jalan dan jumlah kendaraan bermotor yang banyak disebut-sebut sebagai penyebab utamanya. Perang opini terjadi antara pemerintah dengan masyarakat tentang penyebab utama tingginya jumlah kecelakaan di Prov.NTB. Apakah dikarenakan oleh faktor sarana dan prasarana dalam hal ini kondisi jalan raya yang sudah tidak layak, atau kesadaran manusia dalam berlalu lintas yang mengakibatkan terjadinya human error, atau bahkan jumlah kendaraan bermotor di Prov.NTB yang menjadi penyebab terjadinya hal tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan kajian mengenai opiniopini yang berkembang di masyarakat tentang faktor utama tingginya kecelakan yang terjadi di Provinsi NTB. Model matematika diterapkan untuk mengkaji sejauh mana faktor-faktor yang tersebut di atas berpengaruh terhadap tingkat
4
kecelakaan, serta sejauh mana dampak kecelakaan tersebut terhadap tingginya korban meninggal. Dalam hal ini penulis menggunaan metode Analisis Jalur untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor tersebut. Analisis Jalur (path analysis) merupakan pengembangan dari analisis regresi berganda, dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk khusus dari analisis jalur. Perluasan ini terletak pada kelengkapan hubungan sebab akibatnya. Analisis jalur tidak hanya mengetahui berapa besarnya pengaruh, tetapi juga variabel mana yang merupakan pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung. Analisis Jalur yang diartikan oleh Bohrnstedt (dalam Kusnendi,2005, Ridwan,2008) adalah sebuah teknik mengestimasi pengaruh-pengaruh dari sebuah himpunan variabel bebas terhadap variabel terikat dari sebuah himpunan pada korelasi yang teramati, yang diberikan oleh sebuah himpunan pada hipotesis sebab akibat relasi tak simetris antar variabel-variabel tersebut. Sewall Wright (dalam Somantri dan Muhidin,2006) menyatakan bahwa Path Analysis (Analisis Jalur) digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang terdapat hubungan sebab akibatnya. Tujuannya ialah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Terkait dengan ringkasan studi dan permasalahan yang telah disajikan tentang bagaimana pengaruh antara Panjang Jalan yang Rusak, Jumlah
5
Pelanggaran Lalu Lintas, dan Jumlah Kendaraan Bermotor yang dalam hal ini sebagai variabel bebas (independent variable) terhadap Tingginya Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas serta dampaknya terhadap Tingginya Angka Korban Meninggal akibal kecelakaan lalu lintas sebagai variabel terikat (dependent variable), maka judul yang dipilih adalah “Penerapan Analisis Jalur untuk Mengetahui Penyebab Tingginya Kecelakaan Lalu Lintas serta Dampaknya Terhadap Tingkat Kematian Akibat Kecelakaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat”. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan permasalahan dalam penulisan ini sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk regresi linier antara panjang jalan yang rusak, jumlah pelanggaran lalu lintas yang terjadi, jumlah kendaraan bermotor, dan jumlah kecelakaan yang terjadi serta jumlah korban meninggal di Provinsi Nusa Tenggara Barat? 2. Bagaimana hubungan saling mempengaruhi antara panjang jalan yang rusak, jumlah pelanggaran lalu lintas yang terjadi, dan jumlah kendaraan bermotor terhadap jumlah kecelakaan yang terjadi serta dampaknya terhadap tingginya jumlah korban meninggal akibat kecelakaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat? 3. Faktor apa yang menjadi penyebab utama tingginya tingkat kecelakaan yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat?
6
4. Seberapa besar pengaruh dari jumlah kecelakaan terhadap tingginya jumlah korban meninggal akibat kecelakaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat? 1.3 TUJUAN PENULISAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulisan ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui bentuk regresi linier antara panjang jalan yang rusak, jumlah pelanggaran lalu lintas yang terjadi, dan jumlah kendaraan bermotor, dan jumlah kecelakaan serta jumlah korban meninggal yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2. Mengetahui hubungan saling mempengaruhi antara panjang jalan yang rusak, jumlah pelanggaran lalu lintas yang terjadi, dan jumlah kendaraan bermotor, dan jumlah kecelakaan yang terjadi serta dampaknya terhadap tingginya jumlah korban meninggal akibat kecelakaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. 3. Mengetahui faktor yang menjadi penyebab utama tingginya tingkat kecelakaan yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. 4. Mengetahui seberapa besar pengaruh dari jumlah kecelakaan terhadap tingginya jumlah korban meninggal akibat kecelakaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. 1.4 MANFAAT PENULISAN Melalui kajian studi ini, penulis berharap memperoleh pemahaman yang lebih terhadap konsep matematika pada umumnya dan analisis jalur pada khususnya, serta memberikan sumbangan kajian lanjutan terhadap peneliti
7
lainnya tentang penerapan analisis jalur. Selain itu juga penulis dapat menunjukkan faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab tingginya jumlah kecelakaan yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. 1.5 BATASAN MASALAH Batasan masalah dilakukan untuk memberikan keakuratan dalam menarik suatu kesimpulan dari kajian yang dilakukan. Adapun batasan masalah yang di berikan adalah hanya mencakup tentang bagaimana penerapan analisis jalur untuk mengetahui penyabab tingginya kecelakaan lalu lintas di Provinsi Nusa Tenggara Barat . 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan, serta penjelasan tentang variabel-variabel yang digunakan dalam penulisan ini. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Untuk menunjang informasi akan teori-teori yang mendukung persamaanpersamaan yang digunakan dalam pembahasan, diperoleh dari buku-buku bacaan yang relevan.
8
BAB III : PENERAPAN MODEL ANALISIS JALUR DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG LALU LINTAS Membahas tentang penerapan analisis jalur dalam menyelesaikan masalah di bidang lalu lintas. Melakukan pengujian-pengujian hipotesis dan asumsiasumsi klasik yang harus dipenuhi dalam model analisis jalur. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pembahasan dan penerapan analisis jalur untuk mengetahui penyebab serta dampak dari tingginya kecelakaan lalu lintas di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain itu, pada bab ini juga akan dipaparkan pendapat penulis berdasarkan pembahasan tersebut. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan-pembahasan sebelumnya, maka akan ditarik beberapa kesimpulan yang terkait serta saran-saran dari penulis berdasarkan tugas akhir yang disusun.