1
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Sekarang ini tingkat permintaan akan bahan bakar fosil semakin
meningkat. Kondisi pasar berada pada kondisi dimana permintaan yang sangat tinggi sedangkan ketersediaan semakin menurun (IEO, 2010). Dalam hal ini eksplorasi menjadi hal yang sangat penting tidak terkecuali PT. EMP Malacca Strait yang berkeinginan untuk melakukan eksplorasi lanjut pada daerah yang sudah di produksi, dalam hal ini pada Lapangan “Sasenka” yang di teliti oleh peneliti. Lapangan Sasenka sendiri merupakan salah satu lapangan yang memproduksi minyak dan gas yang berada pada bagian baratdaya blok Production Sharing Contract (PSC) Malacca Strait. Daerah ini termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Tengah (CST) yang sudah dikenal sebagai salah satu cekungan penghasil hidrokarbon terbesar di Indonesia. Batuan reservoar yang menjadi target utama di daerah ini adalah Formasi Sihapas, Namun di beberapa lapangan Grup Pematang juga berperan sebagai batuan reservoar, demikian dengan lapangan Sasenka. Grup Pematang pada Blok PSC Selat Malaka ini, yang juga menjadi salah satu batuan reservoar, menjadi objek pembahasan dalam penelitian yang dilakukan. Di beberapa sumur yang terdapat di Lapangan “Sasenka” ini sudah terbukti terdapat kandungan hidrokarbonnya dan beberapa sudah melakukan produksi. Hal tersebut juga menjadi salah satu latar belakang dilakukannya penelitian ini, yaitu untuk mengetahui persebaran fasies pengendapan Grup Pematang tersebut.
2
Selain itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah analisis fasies yang sudah dilakukan oleh Longley et al., (1990) pada Formasi Brown Shale di bagian utara blok PSC Malacca Strait menyebar secara merata pada bagian selatan blok, yang merupakan daerah penelitian. Lapangan ini pada dasarnya merupakan lapangan yang sudah diproduksi namun ingin dilakukan eksplorasi lanjut dimana belum terdapat studi yang dilakukan
secara
mendetail
untuk
mengetahui
fasies
dan
lingkungan
pengendapannya. Oleh karena ketiadaan studi tersebut, peneliti melakukan penelitian yang berkaitan dengan fasies dan analisa lingkungan pengendapan pada daerah ini. Studi ini merupakan pionir untuk terus mengembangkan dan mengeksplor lebih dalam mengenai geologi daerah ini karena lapangan ini merupakan salah satu lapangan yang termasuk masih muda. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan menjadi pedoman untuk mengetahui persebaran Grup Pematang pada Lapangan “Sasenka” serta untuk menentukan titik-titik pengeboran selanjutnya.
I.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang seperti dijabarkan di atas, rumusan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana distribusi fasies pengendapan Grup Pematang di daerah penelitian? 2. Bagaimana rekonstruksi lingkungan pengendapan Grup Pematang pada tiap sikuennya di daerah penelitian?
3
I.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kondisi geologi
reservoar bawah permukaan Grup Pematang di daerah penelitian. Sedangkan maksudnya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analisis fasies pada Grup Pematang. 2. Merekonstruksi model lingkungan pengendapan pada Grup Pematang.
I.4
Lokasi Penelitian Daerah penelitian terletak di Kabupaten Bengkalis yang merupakan bagian
dari Propinsi Riau. Lapangan “Sasenka” merupakan wilayah operasi dari PT. EMP Malacca Straits Tbk. (Gambar 1.1)
Daerah Penelitian PEKANBARU
Gambar 1.1 Wilayah kerja PT. EMP Malacca Strait Tbk (PT. EMP Malacca Strait Tbk, 2008).
4
I.5
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah gambaran untuk membatasi metode
pengolahan, analisa data hingga hasil penelitian secara detail. Berikut merupakan ruang lingkup dari penelitian : 1.
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data yang dilakukan selama kegiatan di perusahaan dibatasi sebagai berikut:
a.
Deskripsi batuan inti serta kandungan fosil yang terdapat dan ulasan pengamatan petrografi pada laporan.
b.
Korelasi data batuan inti dengan log sumur.
c.
Analisis litofasies data asosiasi fasies batuan inti yang dikorelasikan dengan pola log sumur untuk membentuk elektrofasies dengan komparasi model fasies terkini.
d.
Analisis lingkungan pengendapan dan melakukan komparasi terhadap lingkungan pengendapan terkini.
e.
Analisis stratigrafi sikuen dengan kaidah konsep dan hierarkinya.
f.
Korelasi stratigrafi antar sumur.
g.
Rekonstruksi lingkungan pengendapan.
2.
Hasil Penelitian yang diharapkan Hasil penelitian yang merupakan produk akhir dari penelitian ini akan tersaji sebagai berikut:
-
Kolom deskripsi batuan inti,
-
Analisis hasil korelasi elektrofasies,
5
-
Korelasi stratigrafi dari log sumur,
-
Peta isopach,
-
Gambar model 3D lingkungan pengendapan.
I.6
Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi hingga bagaimana distribusi fasies pengendapan dan
rekonstruksi lingkungan pengendapan pada interval penelitian, Grup Pematang pada Lapangan “Sasenka”, Cekungan Sumatera Tengah. Dengan ketersediaan data sebagai berikut: a.
Batuan inti. Terdapat batuan inti pada 2 sumur dengan 3 interval berbeda.
b.
Log sumur. Data log sumur meliputi, log gamma ray,log caliper, log SP, log resistivitas, log densitas, log neutron, dan log sonik.
c.
Seismik. Data ini merupakan data sekunder karena data merupakan hasil analisis perusahaan seperti interpretasi horizon dan seismik atributnya.
d.
Paleontologi. Berupa laporan mengenai deskripsi dan analisa paleontologi pada batuan inti, dan serbuk bor.
I.7
Manfaat Penelitian Berikut adalah manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ditinjau dari
segi akademisi dan industri: Ditinjau dari segi akademisi, penelitian ini dapat membantu peneliti memahami dan mengaplikasikan konsep dasar stratigrafi serta stratigrafi sikuen. Selain itu juga dapat membantu menambah pendalaman pemahaman mengenai
6
konsep stratigrafi sikuen terutama stratigrafi sikuen non-marine di Indonesia yang masih termasuk jarang. Terlaksananya penelitian ini juga dapat menambah informasi lebih detail mengenai informasi geologi Grup Pematang di Lapangan “Sasenka”. Jika ditinjau dari sisi industri, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan mengenai distribusi fasies pengendapan dan analisis lingkungan pengendapan. Hal tersebut dapat menjadi salah satu acuan untuk menentukan daerah prospek dan lokasi pengeboran selanjutnya di daerah penelitian.