BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Keberadaan sektor perbankan memberikan kontribusi penting dalam keuangan
suatu negara.karena perbankan disini memegang peranan dalam stabilitas ekonomi.Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan (Budisantoso,2006:9). Pengaruh faktor kepercayaan para nasabah akan sangat berdampak pada kemajuan perkembangan perusahaan perbankan tersebut (Shamsuddoha & Alamgir, 2004). Hal ini dikarenakan sektor perbankan merupakan suatu lembaga yang mengemban fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran (Veithzal,dkk. 2007:109). Menurut Brigham et al.(2001:613), tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. Bank menjalankan kegiatan operasionalnya mempunyai tujuan memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Operasional bank merupakan tujuan utama perbankan dalam mencapai tingkat profitabilitas yang optimal. Profitabilitas
merupakan
kemampuan
bank
untuk
menghasilkan
atau
memperoleh laba secara efektif dan efisien. Secara garis besar, laba yang dihasilkan
perusahaan berasal dari penjualan dan pendapatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.Intinya adalah profitabilitas menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir, 2002:44). Salah satu yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja suatu bank adalah melalui laporan keuangan yaitu dengan melihat profitabilitas bank tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari kinerja operasi yang ditunjukkan beberapa indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. (Nasser dan Aryati ,2000) Tingginya profitabilitas suatu bank dapat menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja bank tersebut dapat dikatakan baik, karena diasumsikan bahwa bank telah beroperasi secara efektif dan efisien dan memungkinkan bank untuk memperluas usahanya. Penting bagi bank menjaga profitabilitasnya tetap stabil bahkan meningkat untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang saham, meningkatkan daya tarik investor dalam menanamkan modal, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan kelebihan dana yang dimiliki pada bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah rate of return equity untuk perusahaan pada umumnya dan return on assets pada perusahaan perbankan. Penelitian ini menggunakan ROA karena digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. ROA merupakan proksi yang digunakan dalam penelitian ini. ROA meningkat berarti laba perusahaan meningkat sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas (Valentina, 2011).
ROA adalah salah satu indikator untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya (Siamat, 2004:92). ROA yang meningkat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik kedepannya karena perusahaan memiliki potensi untuk peningkatkan perolehan keuntungan. Alasan dipilihnya ROA sebagai proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karena ROA merupakan sebuah rasio keuangan dimana dalam mencapai sebuah keuntungan terlihat di kinerja bank. ROA yang semakin besar maka akan menunjukkan kinerja perusahaan akan semakin baik. Kinerja bank yang baik dapat terlihat dalam kemampuan manajemen yang mengelolanya. Permodalan menunjukkan kemampuan manajemen bank untuk mengawasi serta mengontrol risiko yang terjadi, yang bisa mempengaruhi besarnya modal bank (Prastiyaningtyas,2010). Rasio kecukupan modal yang sering disebut dengan Capital Adequacy Ratio mencerminkan kemampuan bank untuk menutup risiko kerugian dari aktivitas yang dilakukannya dan kemampuan bank dalam mendanai kegiatan operasionalnya (Idroes, 2008:69). CAR di atas 8% menunjukkan usaha bank yang semakin stabil, karena adanya kepercayaan masyarakat yang besar. Hal ini disebabkan karena bank akan mampu menanggung risiko dari aset yang berisiko (Armelia, 2011). Suatu bank yang memiliki modal yang cukup diterjemahkan ke dalam profitabilitas yang lebih tinggi. Ini berarti bahwa semakin tinggi modal yang diinvestasikan di bank maka semakin tinggi
profitabilitas bank (Hayat, 2008). CAR yang tinggi akan membuat bank semakin kuat dalam menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko dan mampu membiayai operasi bank, sehingga akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Suhardjono dan Kuncoro, 2002:573). Pendapat ini didukung oleh Jantarini (2010) dan Defri (2012) yang menunjukan hasil bahwa CAR berpengaruh pada ROA. Penelitian yang dilakukan Sartika (2012) dan Yoli (2013) menunjukan hasil yang berbeda, bahwa CAR tidak berpengaruh pada ROA. Kredit atau pinjaman merupakan aktiva produktif terbesar sehingga pendapatan bunga yang diperoleh bank dari penyaluran kredit ini merupakan pendapatan terbesar yang diperoleh bank. Loan to Deposit Ratio merupakan ukuran kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2005). LDR menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun bank. Besar kecilnya rasio LDR suatu bank akan mempengaruhi profitabilitas bank tersebut. Semakin besar jumlah dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk kredit maka jumlah dana yang menganggur berkurang dan penghasilan bunga yang diperoleh akan meningkat. Hal ini tentunya akan meningkatkan LDR sehingga profitabilitas bank juga meningkat (Setiadi,2010). Menurut Riyadi (2006:165) semakin tinggi LDR maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank
meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau realitif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa, 1999:23). Menurut penelitian Sapariyah (2010) LDR secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mahardian (2008), Susanthi (2010), Jantarini (2010) dan Rahtini (2011) menemukan bahwa LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dan penelitian lain yang dilakukan oleh Yuliani (2009) menemukan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Salah satu kegiatan utama dalam sebuah bank untuk meningkatkan profitabilitas adalah dengan penyaluran kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bagi sebuah bank dan besarnya jumlah yang disalurkan akan menentukan besarnya keuntungan yang akan diperoleh bank. Untuk dapat meningkatkan laba, maka bank harus meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan (Siamat, 2005:349). Kredit juga merupakan jenis kegiatan penanaman dana yang sering menjadi penyebab utama suatu bank dalam menghadapi masalah besar, maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa usaha bank sangat dipengaruhi oleh keberhasilan mereka mengelola kredit. Kegiatan perbankan yang kompleks memiliki potensi risiko yang tinggi. Terkait risiko ini, dalam dunia perbankan terdapat istilah Non Performing Loan merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menangung risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Darmawan,2004). Bank yang memiliki tingkat NPL yang tinggi menjadi lebih berisiko mengalami kerugian dalam
pemberian kredit (Tracey,2010). Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank mengandung risiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kembali kredit yang akan mempengaruhi kinerja bank. Menurut Mahmoedin (2001:14) NPL berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) yang dapat dilihat dari kualitas kredit, apabila NPL semakin tinggi maka profitabilitasnya (ROA) semakin menjadi rendah. Penelitian yang dilakukan Alhaq,dkk (2012) dan Suhardi (2013) menunjukan hasil yang berbeda, bahwa NPL tidak berpengaruh pada ROA Berdasarkan beberapa penelitian yang terdahulu yang diuraikan di sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Terdapat perbedaan hasil penelitian antara beberapa peneliti dengan variabel yang sama, hal ini menyebabkan ketertarikan penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai capital adequacy ratio,loan to deposit ratio dan non performing loan serta pengaruhnya terhadap return on assets . 1.2
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah 1)
Apakah capital adequacy ratio berpengaruh signifikan terhadap return on assets?
2)
Apakah loan to deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap return on assets ?
3)
Apakah non performing loan berpengaruh signifikan terhadap return on assets?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh capital adequacy ratio terhadap return on assets.
2)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh loan to deposit ratio terhadap return on assets.
3)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh non performing loan terhadap return on assets
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis
sebagai berikut:
1)
Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan yang berupa tambahan bukti empiris bagi akademisi dan peneliti lain terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap return on assets pada bank yang ada di Indonesia.
2)
Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi bagi pihak
bank
dalam
menentukan
strategi
dan
dalam
mempertahankan/menguatkan kinerja keuangan khususnya ROA.
1.5
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab. Secara garis besar, isi dari masing-masing bab
dijelaskan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
BABII KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan skripsi ini, hipotesis penelitian dan kerangka pemikiran. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, yang meliputi lokasi penelitian atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan.
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai karakteristik sampel, deskripsi variabel penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan teknik analisis data yang digunakan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup yang memuat simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.